Pemahaman Konsep Data dan Analisis Data

kesalahpahaman konsep berkaitan dengan teori, akan tetapi peneliti tidak terlibat jauh dalam mencapai kesepakatan akhir siswa. Setelah semua masalah selesai didiskusikan dan tidak ada lagi pertanyaan dari setiap kelompok, peneliti mengakhiri diskusi kelas dan mempersilahkan semua siswa duduk kembali di tempat duduk masing-masing. kegiatan selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal posttest dan tes 2 kemampuan proses. Soal posttest yang diberikan adalah soal yang sama dengan soal pretest, sedangkan soal tes 2 kemampuan proses ilmiah disesuaikan dengan materi yang dibahas pada pertemuan kedua. Siswa diminta mengerjakan soal posttest dan tes 2 kemampuan proses ilmiah sampai bel berbunyi. Di akhir pembelajaran, ketika semua siswa telah mengumpulkan jawabannya, sebelum mengakiri pelajaran dan meninggalkan kelas, peneliti berpamitan dan tidak lupa mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

B. Data dan Analisis Data

1. Pemahaman Konsep

a. Nilai Pretest Tabel 4.2 Nilai Pretest Kode Siswa Nilai Pretest Tingkat Pemahaman 1 17 Tidak paham 2 19 Tidak paham 3 27 Tidak paham 4 27 Tidak paham Kode Siswa Nilai Pretest Tingkat Pemahaman 5 43 Tidak paham 6 34 Tidak paham 7 26 Tidak paham 8 27 Tidak paham 9 33 Tidak paham 10 32 Tidak paham 11 27 Tidak paham 12 13 Tidak paham 13 22 Tidak paham 14 19 Tidak paham 15 22 Tidak paham 16 19 Tidak paham 17 22 Tidak paham 18 28 Tidak paham 19 17 Tidak paham 20 19 Tidak paham 21 27 Tidak paham 22 22 Tidak paham 23 27 Tidak paham 24 22 Tidak paham 25 19 Tidak paham 26 22 Tidak paham 27 19 Tidak paham 28 17 Tidak paham 29 12 Tidak paham 30 22 Tidak paham 31 27 Tidak paham 32 22 Tidak paham 33 19 Tidak paham 34 22 Tidak paham Nilai akhir pretest dihitung berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimal. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 13 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 43. Nilai rata-rata pretest adalah 23,11. Nilai rata-rata 45, sehingga tingkat pemahaman siswa termasuk dalam tidak paham. Nilai pretest ini dapat dikualifikasikan dengan interval nilai seperti tabel berikut ini: Tabel 4.3 Persentase kualifikasi nilai pemahaman siswa pada nilai pretes Interval Nilai Kalifikasi Frekuensi Persentase 80-100 Sangat paham 65-79 Paham 55-64 Cukup paham 45-54 Kurang paham 45 Tidak paham 34 100 Untuk lebih jelasnya, kualifikasi pemahaman siswa pada nilai pretes ditunjukan dalam diagram berikut: Diagram 4.1 Kualifikasi tingkat pemahaman siswa pada nilai pretes 34 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 4 5 Ju m la h S is w a Kualifikasi Sangat paham Paham Cukup paham Kurang paham Tidak paham Dari 34 siswa yang mengikuti pretest, seluruh siswa tingkat pemahamannya adalah tidak paham dengan persentase 100. Pemahaman siswa dikualifikasikan tidak paham, dikarenakan siswa belum pernah belajar tentang materi gerak lurus beraturan glbb sebelumnya. b. Nilai Posttest Tabel 4.4 Nilai posttest Kode Siswa Nilai Posttest Tingkat Pemahaman 1 60 Cukup paham 2 55 Cukup paham 3 65 Paham 4 60 Cukup paham 5 75 Paham 6 75 Paham 7 65 Paham 8 75 Paham 9 75 Paham 10 70 Paham 11 70 Paham 12 55 Cukup paham 13 70 Paham 14 60 Cukup paham 15 75 Paham 16 70 Paham 17 75 Paham 18 75 Paham 19 75 Paham 20 75 Paham 21 80 Sangat paham 22 70 Paham 23 70 Paham 24 80 Sangat paham 25 65 Cukup paham 26 80 Sangat paham Kode Siswa Nilai Posttest Tingkat Pemahaman 27 60 Cukup pajam 28 75 Paham 29 55 Cukup paham 30 65 Paham 31 60 Cukup paham 32 65 Paham 33 55 Cukup paham 34 70 Paham Nilai terendah yang diperoleh siswa pada soal posttest adalah 55 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80. Nilai rata-rata posttes adalah 67,26. Nilai rata-rata posttest ini termasuk dalam tingkat paham. Hasil nilai posttest ini dapat dikualifikasikan dengan interval nilai seperti tabel berikut ini: Tabel 4.5 Persentase kualifikasi nilai pemahaman siswa pada nilai posttest Interval Nilai Kalifikasi Frekuensi Persentase 80-100 Sangat paham 3 8,8235 65-79 Paham 21 61,7645 55-64 Cukup paham 10 29,411 45-54 Kurang paham 45 Tidak paham Untuk lebih jelasnya, kualifikasi pemahaman siswa pada nilai posttest ditunjukan dalam diagram berikut: Diagram 4.2 Kualifikasi tingkat pemahaman siswa pada nilai posttest Dari 34 siswa yang mengikuti postest, hasilnya menunjukan bahwa siswa yang tingkat pemahamannya dikualifikasikan sangat paham sebesar 8,823, kualifikasi paham sebesar 61,764, kualifikasi cukup paham sebesar 29,411, kualifikasi kurang paham dan tidak paham sebesar 0. Secara umum pemahaman siswa dikualifikasikan paham, hal ini dikarenakan siswa telah belajar dan memiliki pemahaman tentang materi gerak lurus berubah beraturan glbb melalui metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs. c. Uji Test-t Nilai Pretest dan Postest Untuk mengetahui perbedaan nilai Pretest dan Posttest, menggunakan analisis stastistik Test-T, yaitu untuk menguji satu kelompok yang di tes dua kali Suparno, 2010:97. Perhitungan 3 21 10 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 Ju m lah s is w a Kualifikasi Sangat paham Paham Cukup paham Kurang paham Tidak paham dilakukan dengan menggunakan SPSS agar meminimalis terjadinya kesalahan dalam menghitung. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs. Tabel 4.6 Nilai pretes dan posttest Kode Siswa Pretest Posttest 1 17 60 2 19 55 3 27 65 4 27 60 5 43 75 6 33 75 7 27 65 8 27 75 9 33 75 10 32 70 11 27 70 12 13 55 13 22 70 14 19 60 15 22 75 16 19 70 17 22 75 18 28 75 19 17 75 20 19 75 21 27 80 22 22 70 23 27 70 24 22 80 25 19 65 26 22 80 27 19 60 28 17 75 29 12 55 30 22 65 31 27 60 Kode Siswa Pretest Posttest 32 22 65 33 19 55 34 22 70 Data diatas kemujian diuji menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan analisis Sample Test-T didapatkan output sebagai berikut: Dari analisis statistik diatas maka diperoleh nilai probabilitas P atau Sig. 2-tailed adalah sebesar P = 0.000 dan t = -34.515 dengan level signifikan  = 0.005. Untuk mengetahui rata-rata nilai pretest dan posttest dilihat pada tabel output pertama. Hasil mean pretest sebesar 23.2941 dan mean posttest sebesar 68.3824. Untuk lebih jelas melihat perbedaannya, berikut ini disajikan diagram nilai rata-rata pretest dan posttest: Bagan 4.3 Perbandingan nilai pretes dan posttest Menurut Suparno 2010, apabila nilai Sig.2-tailed kurang dari , maka hasilnya adalah signifikan. Signifikan artinya terdapat perbedaan atau pengaruh. Karena Karena nilai P= 0.000 maka P  sehingga hasilnya adalah signifikan yang bearti bahwa terdapat perbedaan yang mencolok secara statistik pada nilai pretest dan posttest. d. Kesimpulan Secara keseluruhan, pemahaman siswa pada materi gerak lurus berubah beraturan glbb mengalami peningkatan. terjadi peningkatan nilai yang diperoleh siswa yaitu dengan nilai rata-rata pretest siswa 23,294 meningkat menjadi 68,382 pada nilai posttest. Peningkatan ini juga dibuktikan dengan hasil analisis nilai pretest dan posttest siswa kelas X MIA 4 dimana dari hasil uji Test-T yang 10 20 30 40 50 60 70 Pretest Posttest 23.2941 68.3824 N il a i ra ta -r a ta Tes dilakukan didapatkan nilai P= 0.000  = 0.05 , maka hasilnya signifikant. 2. Kemampuan Keterampilan Proses Ilmiah a. Keadaan Awal Kemampuan Proses Ilmiah Tabel 4.7 Hasil tes keadaan awal keterampilan memprediksi Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 1 2 √ 1 3 4 √ 1 5 6 √ 1 7 8 √ √ 2 9 10 11 √ 1 12 13 √ 1 14 √ 1 15 16 √ 1 17 18 √ 1 19 20 √ 1 21 √ 1 22 23 24 √ 1 25 26 27 √ 1 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 28 √ √ 2 29 √ 1 30 √ 1 31 √ 1 32 33 √ 1 34 √ 1 ∑ ���� 5 16 21 Presentase

11.76 47,058

12,352 Tabel 4.8 Hasil tes keadaan awal keterampilan menjelaskan Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap 1 2 √ 1 3 √ √ 2 4 5 6 √ 1 7 8 √ 1 9 10 √ 1 11 √ 1 12 13 14 √ 1 15 √ 1 16 17 √ 1 18 √ 1 19 √ 1 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap 20 √ 1 21 √ 1 22 23 √ 1 24 √ 1 25 26 27 √ 1 28 29 √ 1 30 √ 1 31 32 √ 1 33 √ 1 34 ∑ ���� 3 18 21 Presentase 8,823 52,941 12,352 Dari hasil tes keadaan awal kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan, didapatkan persentase nilai kemampuan memprediksi sebesar 12,352, dan keterampilan menjelaskan sebesar 12,352. b. Kemampuan Keterampilan Proses Ilmiah Setelah Pembelajaran 1 Tabel 4.9 Hasil tes ke-2 keterampilan memprediksi Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 1 √ √ √ 3 2 √ √ √ √ √ 5 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 3 √ √ 2 4 √ √ 2 5 √ √ √ √ √ 5 6 √ √ √ 3 7 √ √ 2 8 √ √ √ 3 9 √ √ √ 3 10 √ √ √ √ √ 5 11 √ √ √ √ 4 12 √ √ 2 13 √ √ √ √ 4 14 √ √ √ 3 15 √ √ 2 16 √ √ √ √ 4 17 √ √ √ 3 18 √ √ 2 19 √ √ √ √ 4 20 √ √ √ 3 21 √ √ 2 22 √ √ √ √ √ 5 23 √ √ √ √ √ 5 24 √ √ √ 3 25 √ √ 2 26 √ √ √ √ 4 27 √ √ √ 3 28 √ √ √ √ 4 29 √ √ √ 3 30 √ √ √ 3 31 √ √ 2 32 √ √ √ √ 4 33 √ √ √ √ 4 34 √ √ √ 3 ∑ ���� 20 21 24 13 32 110 Presentase 58,82 3 61,764 70,588 38,235 94,117 64,705 Tabel 4.10 Hasil tes ke-2 keterampilan menjelaskan Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap 1 √ √ √ √ 4 2 √ √ 2 3 √ √ √ 3 4 √ √ 2 5 √ √ √ √ 4 6 √ √ √ √ 4 7 √ √ 2 8 √ √ √ √ √ 5 9 √ √ 2 10 √ √ √ 3 11 √ √ √ 3 12 √ √ √ 3 13 √ √ 2 14 √ √ 2 15 √ √ √ √ √ 5 16 √ √ √ 3 17 √ √ 2 18 √ √ √ √ √ 5 19 √ √ 2 20 √ √ √ √ 4 21 √ √ √ √ 4 22 √ 1 23 √ √ √ 3 24 √ √ √ 3 25 √ √ √ √ 4 26 √ √ √ 3 27 √ √ √ √ 4 28 √ √ 2 29 √ √ √ √ 4 30 √ √ 2 31 √ √ 2 32 √ √ √ √ √ 5 33 √ √ 2 34 √ √ 2 ∑ ���� 19 23 14 34 14 104 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap Presentase 55,88 2 64,705 38,235 100 41,176 60 Dari hasil tes ke-2 kemampuan proses ilmiah, didapatkan persentase nilai kemampuan memprediksi sebesar 64,705, dan keterampilan menjelaskan sebesar 60. c. Kemampuan Keterampilan Proses Ilmiah Setelah Pembelajaran 2 Tabel 4.11 Hasil tes ke-3 keterampilan memprediksi Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 1 √ √ √ √ 4 2 √ √ √ √ 4 3 √ √ √ √ √ 5 4 √ √ √ 4 5 √ √ √ √ √ 5 6 √ √ √ √ 4 7 √ √ √ √ 4 8 √ √ √ 2 9 √ √ √ √ 4 10 √ √ √ √ 4 11 √ √ √ √ √ 5 12 √ √ √ 3 13 √ √ √ √ √ 5 14 √ √ √ 3 15 √ √ √ √ 4 16 √ √ √ √ 4 17 √ √ √ √ 4 18 √ √ √ √ 4 19 √ √ √ √ 4 20 √ √ √ √ 4 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 21 √ √ √ √ 4 22 √ √ √ √ √ 5 23 √ √ √ √ 4 24 √ √ √ √ 4 25 √ √ √ √ √ 5 26 √ √ √ 3 27 √ √ √ √ 4 28 √ √ √ √ 4 29 √ √ √ √ √ 5 30 √ √ √ √ 4 31 √ √ √ √ 4 32 √ √ √ √ √ 5 33 √ √ √ √ √ 5 34 √ √ √ √ 4 ∑ ���� 34 25 28 19 34 140 Presentase 100 73,529 82,352 55,882 100 82,352 Tabel 4.12 Hasil tes ke-3 keterampilan menjelaskan Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap 1 √ √ √ √ 4 2 √ √ √ √ 4 3 √ √ √ 3 4 √ √ √ √ 4 5 √ √ √ √ 4 6 √ √ √ 3 7 √ √ √ √ √ 5 8 √ √ √ 3 9 √ √ √ 3 10 √ √ √ √ √ 5 11 √ √ √ √ √ 5 12 √ √ 2 13 √ √ √ √ √ 5 14 √ √ √ 3 Kode Siswa Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar Penjelasan lengkap 15 √ √ √ √ √ 5 16 √ √ √ 3 17 √ √ √ √ √ 5 18 √ √ √ √ √ 5 19 √ √ 2 20 √ √ √ √ 4 21 √ √ √ √ 4 22 √ √ 2 23 √ √ √ √ 4 24 √ √ √ √ √ 5 25 √ √ √ 3 26 √ √ √ √ 4 27 √ √ √ √ 4 28 √ √ √ 3 29 √ √ √ √ 4 30 √ √ √ √ 4 31 √ √ √ √ 4 32 √ √ √ √ 4 33 √ √ √ 3 34 √ √ √ √ 4 ∑ ���� 26 27 20 34 22 129 Presentase 55,88 2 64,705 38,235 100 41,176 75,882 Dari hasil tes ke-3 kemampuan proses ilmiah, didapatkan persentase nilai kemampuan memprediksi sebesar 82,325, dan keterampilan menjelaskan sebesar 75,882. d. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Setiap Pertemuan 1 Kemampuan memprediksi Berikut adalah tabel persentase tiap kriteria keterampilan proses ilmiah Memprediksi pada tes ke-1, 2 dan 3. Tabel 4.13 Persentase skor tiap kriteria keterampilan memprediksi Kemampuan Proses Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Keadaan awal Tes 2 Tes 3 Memprediksi 1. Disertai gambar 58,823 100 2. Kelengkapan data 61,764 73,529 3. Berdasarkan teori yang relevan 70,588 82,352 4. Hubungan sebab akibat 14,705 38,235 55,882 5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 47,058 94,117 100 ∑ �� � � � � � 12,352 64,705 82,352 Untuk melihat peningkatan keterampilan proses ilmiah memprediksi, disajikan pada bagan berikut: Bagan 4.4 Peningkatan persentase nilai tiap kriteria keterampilan memprediksi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 14.705 47.058 58.823 61.764 70.588 38.235 94.117 100 73.529 82.352 55.882 100 P e rs e n ta se p e n ja w a b Keadaan awal Setelah pertemuan 1 Setelah pertemuan 2 Kelengkapan data Berdasarkan teori yg relevan Menggunakan b.ind yg baik benar Hubungan sebab-akibat Disertai gambar Berdasarkan bagan di atas, dari masing-masing kriteria penilaiaan keterampilan memprediksi, kriteria yang mendapatkan peresntase nilai tertinggi hanya kriteria menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan bahwa dalam pembelajaran pada umumnya, guru selalu mengajak siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi ketika pembelajaran fisika siswa belum pernah di ajak untuk melakukan keterampilan proses ilmiah. Untuk lebih jelas melihat peningkatan kemampuan memprediksi, disajikan bagan bagan berikut: Bagan 4.5 Peningkatan keterampilan proses memprediksi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 12,352 64,705 82,352 P e rs e n ta se Tes Keadaan awal Setelah pertemuan 1 Setelah pertemuan 2 Dari bagan di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan memprediksi mengalami peningkatan secara bertahap, baik peningkatan setiap kriteria maupun peningkatan secara umum. 2 Kemampuan Menjelaskan Berikut adalah tabel presentase tiap kriteria keterampilan menjelaskan pada tes ke-1, 2 dan 3. Tabel 4.14 Persentase skor tiap kriteria keterampilan menjelaskan Kemampuan Proses Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Tes 1 Tes 2 Tes 3 Menjelaskan 1. Disertai gambar 55,882 76,470 2. Sesuai dengan teori yang relevan 64,705 79,411 3. Hubungan sebab akibat 8,823 38,235 58,823 4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 52,941 100 100 5. Penjelasan lengkap 41,176 64,705 ∑ �� � � � � 12,352 60 75,882 Untuk melihat peningkatan keterampilan proses ilmiah menjelaskan , disajikan pada bagan berikut: Bagan 4.6 Peningkatan persentase nilai tiap kriteria keterampilan menjelaskan Sama dengan keterampilan memprediksi, keterampilan menjelaskan dari masing-masing kriteria penilaiaan, kriteria yang mendapatkan persentase nilai tertinggi hanya kriteria menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk lebih jelas melihat peningkatan kemampuan memprediksi, disajikan bagan bagan berikut: 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 8.823 52.941 55.882 64.705 38.235 100 41.176 76.47 79.411 58.823 100 64.705 P e rs e n ta se P e n ja w a b Keadaan awal Setelah pertemuan 1 Setelah pertemuan 2 Disertai gambar Sesuai dgn teori yg relevan Hub sebab- akibat Meng b.Ind yg baik benar Penjelasan lengkap Bagan 4.7 Peningkatan keterampilan menjelaskan Dari bagan di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan menjelaskan mengalami peningkatan secara bertahap, baik peningkatan setiap kriteria maupun peningkatan secara umum. e. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis data kemampuan keterampilan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan pada siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan, setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs pada topik gerak lurus berubah beraturan glbb, dapat disimpulkan bahwa metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs mampu meningkatkan kemampuan proses ilmiah siswa. 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 12,352 60 75,882 P e rs e n ta se Tes Keadaan awal Setelah pertemuan 1 Setelah pertemuan 2 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan penelitian serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan glbb pada siswa kelas X MIA 4 SMA N 1 Prambanan, rata- rata nilai setelah menigikuti pembelajaran lebih baik secara signifikan daripada rata-rata nilai sebelum mengikuti pembelajaran yang dibuktikan dengan uji Test-T. 2. Metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs efektif dalam meningkatkan keterampilan memprediksi. Terlihat dari persentase keadaan awal kemampuan memprediksi sebesar 12,352, meningkat menjadi 64,705 setelah pembelajaran pertama, dan meningkat lagi menjadi 82,352 setelah pembelajaran kedua. 3. Metode Conceptual Understanding Prosedures CUPs efektif dalam meningkatkan keterampilan menjelaskan. Terlihat dari persentase keadaan awal kemampuan menjelaskan sebesar 12,352, meningkat menjadi 60 setelah pembelajaran pertama, dan meningkat lagi menjadi 75,882 setelah pembelajaran kedua.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CURIOSITY SISWA PADA PELAJARAN FISIKA

1 9 217

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ( CUPS ) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP MATERI PENCEMARAN LINGKUNGA

11 34 186

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ( CUPS ) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 13 175

PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kartoharjo Ngawi).

0 1 8

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DAN AUDITORY INTELLECTUALY REPETITION (AIR) DITIN

0 0 17

PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK Penerapan Metode Conceptual Understanding Procedurs (CUPs) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 1 14

Pengambangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi gerak lurus berubah beraturan dan pelaksanaannya di kelas X pada sebuah SMA di Yogyakarta.

0 2 139

gerak lurus berubah beraturan

0 1 2

Perubahan pemahaman siswa kelas X-5 SMA Negeri I Dukun Magelang tentang gerak lurus berubah beraturan melalui pembelajaran dengan simulasi komputer - USD Repository

0 5 227