7. Contour plot adalah profil respon daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel UV protection.
8. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi formula
optimum gel UV protection.
D. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah perasan umbi wortel Daucus carota, L., hexan kualitas p.a., aseton kualitas p.a., sorbitol kualitas
farmasetis, propilen glikol kualitas farmasetis, Carbopol
®
940 kualitas farmasetis, aquadest, standar beta caroten E. Merck
®
, triethanolamine TEA. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas PYREX-
GERMANY, juicer Miyako, mixer Phillips dengan kecepatan 400 rpm, Viscotester seri VT 04 RION-JAPAN, Spectrophotometer UV–Vis Genesys
TM
10 THERMOSPECTRONIC-USA, Spectrophotometer UV–Vis Perkin-Elmer λ 20, lemari pendingin Refrigerator Toshiba.
E. Tata Cara Penelitian
1. Ekstraksi beta karoten dalam endapan perasan umbi wortel Daucus
carota , L.
Dicuci bersih wortel segar dan dipotong – potong untuk mempermudah proses, lalu ditimbang kurang lebih 1 kg wortel kemudian
dijus menggunakan juicer. Hasil jus disaring menggunakan saringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemudian hasil saringan dipisahkan dengan sentrifugasi kecepatan 4000 rpm selama 15 menit sehingga didapatkan filtrat dan endapan wortel. Diambil
bagian endapan sebagai zat aktif dari gel UV protection wortel. Ditimbang seksama 0,50 gram endapan perasan wortel lalu dilarutkan
dengan 2 x 25 mL aseton dan distirrer dengan kecepatan 700 rpm selama 5
menit. Hasilnya disaring dengan kertas saring dan diletakkan dalam Erlenmeyer. Sisa endapan ditambahkan 25 mL heksan dan distrirrer selama 1
menit. Fase aseton dihilangkan dengan 5 x 100 mL aquadest dalam corong pisah 250 mL. Fraksi heksan lapisan atas diambil, lalu dimasukkan dalam
labu ukur 25 mL kemudian ditambahkan pelarut aseton : heksan = 1:9 sampai tanda Anonim, 1995. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
2. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel secara
spektrofotometri
a. Pembuatan larutan induk beta karoten Ditimbang seksama 10,0 mg baku beta karoten, lalu masukkan ke
dalam beaker glass dan dilarutkan dengan pelarut aseton : heksan 1:9, diaduk hingga larut sempurna. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
25 mL dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan 1:9 hingga tanda. b. Pembuatan larutan intermediet beta karoten
Diambil 2,5 mL larutan induk beta karoten, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan
1:9 hingga tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pembuatan seri larutan baku beta karoten 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm Diambil 1,25; 2,50; 3,75; 5,00; dan 6,25 mL larutan intermediet
beta karoten, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan 1:9 hingga tanda.
d. Penentuan panjang gelombang maksimum baku beta karoten Scanning
serapan larutan baku beta karoten 2, 6, dan 10 ppm pada panjang gelombang 390 – 500 nm. Tentukan panjang gelombang saat
serapan maksimum beta karoten dari spektrogram yang diperoleh. Panjang gelombang saat serapan maksimum ditandai dengan nilai serapan yang
paling besar. e. Pengukuran seri larutan baku beta karoten
Seri larutan baku beta karoten 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm diukur pada panjang gelombang maksimum yang didapat, dimulai dari konsentrasi
yang paling kecil. Kemudian dibuat persamaan regresi linier antara konsentrasi dengan absorbansi Y = bX + a.
f. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel Pengukuran absorbansi sampel endapan perasan wortel dari hasil
ekstraksi diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan
kurva baku yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Prediksi nilai SPF endapan perasan wortel pada spektra UV