Gambar 4. Struktur Propilen Glikol Anonim, 1995a
Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa sedikit tajam, dan higroskopik. Karena sifatnya yang higroskopik, maka sebaiknya
disimpan pada wadah yang tertutup rapat. Propilen glikol dapat campur dengan air, alkohol, aseton, dan kloroform Anonim, 1995a.
Propilen glikol digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1 - 5, stabil pada pH 3-6 dan harus mengandung pengawet Allen, 2002. Propilen
glikol merupakan bahan yang tidak berbahaya dan aman digunakan dalam produk kosmetik dengan konsentrasi sampai 50 Loden, 2001.
Fungsi propilen glikol adalah sebagai humectant, pelarut, dan plasticizer. Fungsi lain propilen glikol adalah sebagai pengawet pada konsentrasi 15-30,
hygroscopic agent , desinfektan, stabilizer vitamin, dan pelarut pengganti yang
dapat campur dengan air, misal pengganti gliserin Anonim, 1983; Anger, Rupp, Lo, 1996.
F. Radikal Bebas dan Antioksidan
Radikal bebas adalah atom atau molekul kumpulan atom yang memiliki elektron tidak berpasangan unpaired electron. Reaktivitas radikal bebas
merupakan upaya untuk mencari pasangan elektron. Dampak kerjanya, akan terbentuk radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang
elektronnya diambil untuk berpasangan dengan radikal sebelumnya. Target utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Asam lemak tak jenuh adalah yang paling rentan
terhadap serangan radikal bebas Winarsi, 2007. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan,
memiliki BM kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan
senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan dihambat. Tubuh
manusia memiliki sistem antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas. Kelebihan jumlah senyawa oksigen reaktif akan menyerang komponen lipid,
protein, maupun DNA sehingga mengakibatkan kerusakan stres oksidatif Winarsi, 2007.
G. Sinar UV dan SPF Sun Protection Factors
Sinar matahari terdiri dari tiga kategori berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu UV, sinar tampak, dan infra merah. UV dekat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu UVA 320 – 400 nm, UVB 290 – 320 nm, dan UVC 200 – 290 nm. Sinar UVC memiliki panjang gelombang paling pendek sehingga
terserap seluruhnya di lapisan ozon. Sinar UVB memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada UVC sehingga masih dapat melewati lapisan ozon
sekitar 10. Sinar UVA memiliki panjang gelombang yang paling panjang sehingga sinar ini paling banyak mencapai permukaan bumi karena dapat
melewati lapisan ozon Anonim, 2005a ; Lucas et al., 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UVB merupakan sinar UV yang paling bertanggung jawab mengakibatkan sunburn di kulit. Sinar ini hanya mampu menembus kulit sampai
pada lapisan epidermis. UVB akan merangsang sel melanosit untuk membentuk melanin lebih banyak, akibatnya kulit akan menjadi lebih gelap yang sering
disebut terbakar, atau jika ukurannya sangat kecil biasa disebut titik atau flek hitam Anonim, 2005a.
Tingkat perlindungan efektivitas produk sunscreen terhadap sinar UV dilihat dari nilai SPF Sun Protection Factors. SPF dapat mengindikasikan
lamanya seseorang yang menggunakan sunscreen dapat bertahan di bawah sinar matahari tanpa menimbulkan eritema sebagai salah satu akibat dari sunburn
Anonim, 2007. Kemanjuran suatu produk sunscreen dapat ditentukan dengan nilai SPF
Sun Protection Factor yang tercantum pada label kemasan. Semakin besar nilai SPF, semakin besar pula perlindungan terhadap paparan radiasi UV yang dapat
diberikan Stacener, 2006. SPF mengukur efektivitas sunscreen terhadap paparan radiasi UVA dan UVB. SPF merupakan perbandingan antara jumlah radiasi UV
yang diperlukan untuk menghasilkan eritema Minimal erythema dose = MED pada kulit yang terlindungi dengan kulit yang tidak terlindungi sunscreen.
SPF = skin
protected -
non in
MED skin
protected in
MED 1
Walters et al., 1997 Metode in vitro untuk mencari nilai SPF merupakan hubungan antara SPF
dan absorbansi yang ditunjukkan pada persamaan berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
− =
Io I
A
10
log 2
A = – log
10
SPF 1
= log
10
SPF 3 Walters et al., 1997
H. Spektrofotometri UV–Vis