Prestasi Belajar KAJIAN PUSTAKA

dapat diukur dengat alat tes prestasi belajar.Tujuan dari tes tersebut semata-mata untuk memberi gambaran terhadap keberhasilan siswa dalam belajar dan pengambilan keputusannya. Berpangkal dari pengertian para ahlidapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam mengukur keberhasilan siswanya setelah siswa melakukan usaha belajarnya yang meliputi ranah psikologisnya dan alat yang digunakan disebut tes prestasi belajar. 2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Ketiga ahli Muhibbin 2003:110, Sardiman 1986:50, dan Winkel 1996:50 mengungkapkan hal yang senada bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah dibedakan menjadi dua. Yang pertama, faktor internadalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendirimeliputi: kecerdasaninteligensi, bakat, minat dan motivasi. Yang kedua faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, meliputi: keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan masyarakat. Kecerdasaninteligensimenurut Winkel 1996:138 adalah kemampuan berfikir seseorang dalam mencapai prestasi sekolah. Prestasi tidak akan didapat oleh siswa jika siswa itu sendiri tidak mengalami proses berfikir. Ketika anak dihadapkan dalam masalah maka anak akan memecahkan masalah. Di dalam masalah terjadi proses berfikir. Namun anak belum bisa dikatakan cerdas jika belum dites oleh orang yang berkompeten dibidangnya.Tes kecerdasan tersebut dikenal dengan tes IQ IntelligenceQuestion. Hasil test biasanya berupa angka- angka dan memcerminkan taraf intelengensi. Semakin tinggi angka itu maka semakin tinggi pula taraf intelegensinya.Sama halnya dengan Reber dalam Muhibbin 2003:147 mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk mereaksi rangsangan di lingkungan dan dengan cara yang tepat dalam hubungannya dengan psiko-fisik otak.Otak bukan saja satu-satunya alat penentu inteligensi seseorang karena otak tidak bekerja sendirian, otak memerlukan organ-organ tubuh lainnya.Namun otak dalam kaitannya dengan intelegensi sangat menonjol karena otak merupakan menara pengontrol bagi sebagian aktivitas manusia.Jadi di dalam otak terjadi kegiatan berfikir, kegiatan ini membawa anak menjadi cerdas.Cerdas memberi peluang bagi siswa untuk berprestasi meraih sukses. Faktor intern yang kedua yaitu menurut Winkel 1996:54berpendapat bakat adalah kemampuan seseorang yang belum muncul oleh karenanya perlu diasah dan dikembangkan melalui belajar sehingga menjadi kecakapan yang nyata.Menurut Chaplin dalam Muhibbin 2003:150 bakat adalah pencapaian keberhasilan dengan potensi yang dimiliki pada masa yang akan datang. Peneliti sependapat dengan dua ahli diatas, bahwa bakat perlu diasah guna pencapaian keberhasilan yang akan datang. Namun tidak dipungkiri biasanya siswa tidak sadar akan potensi dalam dirinya dan orang tua juga tidak peka terhadap potensi yang dimiliki anaknya. Kebanyakan orang tua memaksakan kehendak untuk memilihkan keahlian pada bidang yang disenangi.Oleh karena itu adalah hal yang tidak bijaksana jika orang tua memaksakan kehendak untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa menyelidiki lebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya.Pemaksaan kehendak dan ketidakpastian siswa terhadap jurusanyang sebenarnya bukan bakatnya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Minatmenurut Winkel 1996:24 adalah ketertarikan seseorang dalam bidang tertentu dan merasa senang melakukan hal pada bidang tersebut.Muhibbin juga berpendapat mengenai bakat yaitu kegairahan dan keinginan seseorang yang besar terhadap sesuatu.Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan individu pada sesuatu hal dan individu tersebut merasa nyaman melakukan hal yang dia inginkan.Kemudian faktor intern yang terakhir adalah mengenai motivasi. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi ini sudahdibahas pada subtopik sebelumnya. Lingkungan keluarga menurut Hasbullah 2006:39 merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama. Pertama maksudnya bahwa anak lahir karena hubungan antara kedua orang tuanya. Mereka harus bertanggungjawabterhadap pemeliharaannya karena merekatermasukorang dewasa.Kemudian utama, maksudnya anak lahir mempunyai ketergantungan dengan orangtua oleh karena itu orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dengan corak warna yang dikehendaki terdapat anaknya. Keadaan sekolah menurut Hasbullah 2006:47, Muhibbin 2003:48 dan Winkel 1996:25 menyebutkan bahwa sekolah merupakan pendidikan kedua setelah keluarga dan bersifat pendidikan formal. Dikatakan formal karena terjadi serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisasi dalam proses belajar- mengajar di kelas. Pendidikan sekolah sangat diperlukan dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak.Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan kesanggupan memberikan pendidikan oleh karena itu sekolah dibutuhkan guna menyerahkan tanggungjawabnya kepada sekolah. Terakhir Lingkungan masyarakat menurutDriyarkara dan Moh.Nor Syam dalam Hasbullah 2006:55 merupakan sekumpulan orang di suatu daerah yang senasib dan mempunyai tata nilai dan tata budaya sendiri. Masyarakat mempunyai andil yang luas terhadap pendidikan karena ketika anak-anak lepas dari pengasuhan orang tua dan pendidikan sekolah, mereka akan bersama masyarakat dalam pergaulan yang berbeda-beda. Jika lingkungan belajar anak-anak di masyarakat terdapat teman sebaya dan mempunyai kondisi belajar yang baik maka dapat dipastikan bahwa anak-anak akan mendapatkan hak belajar yang sesuai. Sedangkan jika lingkungan tersebut terdapat anak-anak nakal, maka siswa akan terpengaruh dampak buruk dan siswa tidak akan mendapat haknya dalam belajar. Mengacu pada faktor-faktor prestasi belajar yang sudah dibahas diatas, yang akan penulis tindak lanjuti dan sesuai dengan penelitian yaitu mengenai motivasi belajar siswa karena motivasi yang optimal akan menunjang prestasi belajar siswa yang optimal juga. 2.3.3 Cara mengukur prestasi belajar Teknik pengukur prestasi belajar siswa yaitu menggunakan tes karena prestasi belajar belum dapat diamati menggunakan alat indera. Alat ukur prestasi belajar yang paling cocok dan mudah diaplikasikan menggunakan tes pilihan ganda.Tes pilihan ganda yaitu sejumlah pertanyaan yang memuat sejumlah item yang jawabannya harus dipilih yang paling tepat.Yang harus diperhatikan dalam pembuatan soal ini adalah sebelum diuji cobakan kepada siswa harus melalui tahapan yang sesuai karena hasil bejar harus benar-benar mewakili suatu objek dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Tes buatan guru harus diuji validitas dan reliabilitasnya.Hadi 1995:122 dan Masidjo 1995:208 Yang dimaksud reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatus tes mampu menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam pengukuran. Sedangkan validitas adalah taraf sampai dimana mampu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas yang akan peneliti pakai yaitu validitas isi, dimana validitas isi mampu mengukur secara tepat apa yang seharusnya diukur dandibuktikan dengan kisi-kisi soal.

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Davinson dan Kroll dalam Nur Asma 2006:11 pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajarsiswa dalam kelompok dimana siswa saling bertukar ide dan bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.Siswa belajar dalam suatu kelompok dan menghadapi masalah.Berdasarkan kemampuan tiap individu, mereka berbagi ide guna memecahkan masalah belajar sedangkan menurut Cooper dan Heninich dalam Nur Asma 2006:11, Pembelajaran kooperatif melibatkan kelompok kecil yang berbeda dan pencapaian tujuan dari tugas akademik sambil belajar keterampilan kolaboratif dan sosial.Kelompok belajar diatur oleh guru agar meratanya kesempatan belajar dari siswa pintar dan yang kurang pintar. Siswa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang dicapai dan siswa juga belajar cara berkelompok antar anggota serta memupuk kepedulian sosial antar anggota. Kemudian Anita Lie 2008:28mengatakan bahwa kooperatif adalah suatu sistem dimana siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas tersruktur pembelajaran gotong royong. Tugas terstruktur dibuat oleh guru agar ketika siswa bekerjasama mempunyai arah yang jelas dan tidak ada siswa yang bercanda atau bermalas-malasan. Ahli yang lain yaitu Slavin dalm Isjoni dan Arif Ismail 2008:150, Pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang merangsang siswa untuk belajar dalam kelompok kecil secara kolaboratif.Sebaiknya dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok terdiri dari 4-6 0rang agar setiap siswa mampu membina hubungan belajar bersama kelompoknya secara optimal.Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni dan Arif Ismail 2008:152, Model pembelajaran kooperatif adalah suatu cara untuk mendorong siswa bekerjasama dalam proses pembelajaran dengan serangkaian strategi.Pembelajaran disini menuntut siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah dengan menggunakan cara-cara yang disepakati oleh kelompok. Setiap kelompok akan mempunyai strategi yang berbeda-beda, disinilah proses pembelajaran kelompok berlangsung. Terakhir menurut Agus Suprijono 2009:54, Model pembelajaran kooperatif adalah kerja

Dokumen yang terkait

Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP islam YKS Depok

0 21 78

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (studi Penelitian pada anak Yatim di SMP YPMS Kedaung)

0 12 77

Hubungan persepsi siswa terhadap disiplin guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam

6 30 101

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode advokasi di MTs Yaspina Rempoa Tangerang Selatan

0 9 243

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42