65
ngomong kayak gitu yang tujuannya buat nyakitin hati. Udah tahu sama tahu lah. Dan kita juga udah saling
percaya lah. Jadi paling menurutku mereka cuma candaan aja. Apalagi sama temen2 yang sesama gay. Nggak
mungkin banget. Udah jelas banget mereka bercandaan. Dibuat lucu2an aja.
” S3.W2.B221-231
b. Dukungan Instrumental
Perilaku yang dipersepsi informan sebagai dukungan instrumental adalah perilaku melegalkan pernikahan sesama jenis.
Perilaku ini hanya muncul pada hasil wawancara dengan informan 1.
c. Dukungan Informasi
Perilaku yang dipersepsi informan sebagai dukungan informasi adalah perilaku memberikan saran ketika informan sedang ada
masalah. Perilaku ini diangggap sebagai dukungan oleh semua informan. Pada informan 1, informan menambahkan bahwa
pemberian saran yang baik adalah pemberian saran yang sama seperti ketika sedang memberi saran kepada heteroseksual,
“Kaya aku cerita aku tengkar sama ini, kayak gini gini gini. Ya mereka menanggapi ceritaku seperti mereka
menanggapi seseorang yang mayoritas itu menurutku udah suatu dukungan
” S1.W2.B50-53
Selain itu, pada informan 1 juga dibandingkan mengenai pemberian saran yang bersifat menolak orientasi seksualnya ketika diberikan
oleh teman dan orang yang tidak dekat dengan informan. Informan lebih bisa menerima ketika pemberian saran yang bersifat menolak
66
orientasi seksualnya, diberikan oleh teman dibandingkan oleh orang lain yang tidak begitu dikenalnya.
“Kecuali emang temen yang udah tau dalem-dalemnya aku, dia ngasih tau mbok kamu tu kayak gini, jangan sama
cewe atau apa, aku lebih bisa nerima daripada kalau dia stranger.
” S1.W2.B65-68
Pada informan 4, pemberian saran ketika informan ada masalah bisa dilakukan oleh teman sesama homoseksual dan
keluarga. Informan menjelaskan bahwa anggota keluarga, khususnya mama, memberikan saran kepada informan mengenai maslaah relasi
romantisnya.
“Mama aku selalu mendukung, selalu tau pacar aku siapa. Loh kenapa gak sama ini lagi? Iya mah putus. Oh
yaudah jangan
berantem2, selalu
bina hubungan
silaturahmu yang baik” S4.W1.B186-188
d. Dukungan Pertemanan
Perilaku yang merupakan dukungan pertemanan hanya muncul pada hasil wawancara tiga informan Informan 1, 3, dan 4. Secara
umum, perilaku yang dipersepsi oleh ketiga informan tersebut sebagai dukungan pertemanan ialah perilaku saling mengobrol atau
bercerita. Selain itu perilaku yang merupakan dukungan pertemanan adalah didengarkan. Perilaku dukungan pertemanan yang muncul
pada informan 4 adalah ketika bertemu dan ditemani oleh teman dekatnya.
67
“Oohh, ada. Temen2 deket, temen2 main. Karena tiap hari ketemu ya pastinya ada. Kerjaanku bukan kerjaan
kantoran gitu jadi pasti ada. Ditemenin atau apa gitu pasti ada” S4.W1.B132-134
Menurut informan 3, perilaku saling cerita lebih dianggap sebagai dukungan jika dilakukan oleh teman dibandingkan oleh
orang yang tidak dekat dengan informan. Hal ini disebabkan karena perilaku saling cerita kemungkinan besar tidak akan muncul bersama
dengan orang yang tidak dekat dengan informan
“Hem… kalo posisinya sama orang yang nggak deket sih, aku nggak bakal cerita duluan sih sama mereka. Karena
itu kan masalah pribadi, terus pentingnya apa ke mereka, ke aku juga kalo aku ngomongin hal-hal yang kaya gitu. Tapi
kalo orangnya itu tau aku gay, dan aku lagi mencari bahan obrolan sih, bisa-bisa aja. Tapi kayaknya kalo aku nggak
temen deket sih kayaknya nggak deh. Lebih ke nggak.” S3.W2.B207-213
e. Dukungan Lain
Dari perilaku-perilaku yang sudah disebutkan oleh informan, terdapat perilaku yang tidak dapat dikategorikan ke dalam keempat
jenis dukungan sosial di atas. Perilaku-perilaku tersebut kemudian disusun sehingga dapat digolongkan menjadi satu perilaku umum
yaitu perilaku dibiarkan atau dibebaskan untuk menjadi homoseksual Perilaku dipersepsi oleh keempat informan sebagai dukungan sosial.
“Ketika sosial memandang kita berbeda, kan kita juga menjadi beban to. Nah itu semacam menjadi.. ya itu beban.
Ketika orang membiarkan aku menjadi seperti ini aku menganggap itu sebagai dukungan” S1.W1.B60-63