Faktor-Faktor Pembentukan Karakter Entrepreneurship Hambatan Pembentukan Karakter Entrepreneurship Upaya Peningkatan Karakter Entrepreneurship

37 atau rugi, barang tidak laku atau tak tak ada order. Harus dihadapi dengan penuh keyakinan. Dia membuat perkiraan dan perencanaan yang matang, sehingga tantangan dan risiko dapat diminimalisir. h. Creative kreatif menangkap peluang, sikap yang tajam tidak hanya mampu melihat peluang, tetapi juga mampu menciptakan peluang. i. Healthy Competitor menjadi pesaing yang baik. Kalau berani memasuki dunia usaha, harus berani memasuki dunia persaingan. Persaingan jaringan membuat stres, tetapi harus dipandang untuk membuat lebih maju dan berpikir secara lebih baik. Sikap positif membantu untuk bertahan dan unggul dalam persaingan. j. Democratic leader pemimpin yang demokratis, memiliki kepemimpinan yang demokratis, mampu menjadi teladan dan inspirasi bagi yang lain. Mampu membuat orang lain bahagia, tanpa kehilangan arah dan tujuan, dan mampu bersama orang lain tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri.

7. Faktor-Faktor Pembentukan Karakter Entrepreneurship

Slamet Hetty 2014 menjelaskan terdapat 2 faktor yang terbentuknya karakter entrepreneurship. a. Efikasi diri Merupakan keyakinan seseorang dapat sukses menjalankan proses menjadi entrepreneurship. 38 b. Persepsi atas keinginan Merupakan ukuran di mana seorang individu memiliki evaluasi disukai atau tidak disukai atas hasil dari kegiatan entrepreneurship yang dilakukannya.

8. Hambatan Pembentukan Karakter Entrepreneurship

Menurut Soemanto 2006 para ahli pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah diharapkan memberikan sumbangan positif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berikut beberapa macam sikappandangan sementara pendidik yang kurang menunjang usaha perwujudan karakter entrepreneurship di sekolah. a. Adanya pendidik yang memandang rendah terhadap arti pendidikan. Pemberian isu pendidikan yang berkualitas rendah terlihat dalam pemikiran bahwa tamatan sekolah mulai dari SD hingga perguruan tunggi dianggap sebagai pencari kerja bukan pencipta lapangan pekerjaan. b. Adanya pandangan yang keliru dari pendidik mengenai sumber utama pendidikan. Para pendidik masih beranggapan bahwa sumber utama pendidikan berasal dari luar diri siswa seperti buku, guru dan masyarakat. Akibatnya guru justru melupakan sumber pendidikan yang paling potensial, yaitu potensi siswanya. c. Adanya sikap pesimis dari pendidik mengenai perubahan sikap mental siswa. 39

9. Upaya Peningkatan Karakter Entrepreneurship

Ciputra, Tanan Waluyo 2011 mengatakan dalam meningkatkan karakter entrepreneurship, pendidikan dan pelatihan entrepreneurship sangat penting dilakukan. Tentunya terdapat upaya yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan entrepreneurship, yakni sebagai berikut: a. Konsep dan struktur program pendidikan yang akan mengantar peserta didik menjadi to be entrepreneur inovatif bukan hanya sekedar tahu tentang entrepreneurship to know. Pendididikan ini dapat dirancang untuk memberikan pengalaman belajar experiential learning bagi peserta didik. Pendidikan entrepreneurship juga perlu dibuat untuk memberikan waktu yang cukup bagi pembelajaran melalui pengalaman langsung. b. Pendidikan dan pelatihan peningkatan karakter entrepreneurship harus melibatkan pelatih yang memiliki pengalaman nyata mulai dari penciptaan bisnis, pengelolaan bisnis, dan pengembangan bisnis. c. Pendidikan dan pelatihan peningkatan entrepreneurship perlu membangun semangat dan kecakapan karakter entrepreneurship dengan waktu yang cukup. Pendidikan karakter entrepreneurship sangat perlu dilakukan sejak dini hingga sepanjang proses belajarr peserta didik. Pendekatan pendidikan merupakan mekanisme yang paling berpengaruh dalam menerapkan budaya entrepreneurship. Oleh karena itu diperlukan juga adanya program-program sekolah untuk 40 menumbuhkan karakter entrepreneurship. Seperti yang dijelaskan Mustari, 2014 bahwa terdapat 3 program yang dapat digunakan dalam menumbuhkan jiwa entrepreneurship meliputi program pengembangan budaya berpikir, program pemupukan sikap positif usahawan, dan program ilmu pengetahuan dan teknologi. Program-program pembangunan kewirausahaan pun harus terus dilancarkan oleh pihak pemerintah dari berbagai tingkatan dan kementerian. Peranan orang tua di rumah sangat signifikan dalam memupuk jiwa wirausaha dalam diri anak-anak mereka. Media massa ikut berperan penting dalam memupuk jiwa kewirausahaan di kalangan masyarakat.

C. Hakikat Remaja

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Minat belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VIII SMP al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan

0 18 71

Pengaruh penggunaan pendekatan active learning dalam pembelajaran Matematika terhadap sikap asertif siswa (studi eksperimen di SMP Binong Permai Tangerang)

7 53 65

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama islam terhadap kreativitas siswa

2 5 136

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 9

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 5 37