Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning

54 terstruktur serta mensimulasikan pengalaman nyata. Kemudian pengalaman ini memberikan kesempatan untuk merefleksikan kegiatan tersebut. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa experiential learning adalah suatu pendekatan yang dipusatkan pada pengalaman belajar. Individu yang telah mengalami proses pembelajaran, diberikan kesempatan untuk dapat memaknai hasil belajarnya.

2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning

Tujuan model pembelajaran experiential learning adalah untuk memberikan pengaruh siswa melalui tiga cara, yaitu mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa dan memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Ketiga hal tersebut yang menjadi fokus pendekatan experiential learning Baharudin dan Wahyuni: 2010 Samani Hariyanto 2013 menyatakan bahwa tujuan experiential learning dapat membentuk karakter peserta didik melalui pengalaman belajar. Pengembangan nilai karakter tersebut melalui empat pilar penting yakni pembelajaran di kelas, kegiatan keseharian di sekolah, kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler, serta kegiatan keseharian di rumah. Empat pilar tersebut sebagai objek peserta didik memperoleh pengalaman belajar bagi dirinya.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning

55 Pfeiffer Jones 1979, dalam Supratiknya, 2011 mendeskripsikan bahwa model pembelajaran ini meliputi suatu experiential learning cycle atau siklus belajar dari pengalaman yang terdiri dari lima tahapan pengalaman seperti disajikan dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1 Experiential Learning Cycle Lebih lanjut, penjelasan siklus experiential learning sebagai berikut: a. Experiencing Mengalamimelakukan aktivitas tertentu Tahap ini, siswa terlibat dalam kegiatanaktivitas tertentu, seperti melakukan, mengamati, mengungkapkan sesuatu entah secara individu atau kelompok. Pfeiffer dan Jones Supratiknya, 2011 mengingatkan, jika model ini berhenti di sini, maka kegiatan pembelajrannya hanya menjadi sekedar fun and games 56 alias ketawa-ketiwi atau hura-hura belaka. Maka, pada tahap ini mesti diikuti oleh tahap selanjutnya yakni tahap membagikan pengalaman. b. Publishing Membagikan pengalaman Tahap ini, siswa membagikan hasil pelaksanaan tugas pribadi dan hasil pengamatanya atas pengalaman kegiatan yang baru dialami baik berupa pikiran dan perasaan kepada peserta lain baik dalam kelompok-kelompok kecil maupun kepada seluruh peserta. Pada tahap ini siswa saling men-sharing-kan atas pengalaman pribadinya. Pfeiffer dan Jones menyebut tahap ini sebagai tahap menciptakan datainformasi. c. Processing Memproses pengalaman Pada tahap ini, siswa mengolah data yang dibagikan dengan cara mendiskusikan atau memikirkan bersama-sama, menafsirkan dan memaknai, membandingkan tanggapan siswa satu dengan yang lain, menemukan hubungan antar makna atau pola dan dinamika yang muncul dari pengalaman hasil bersama peserta lain. Pfeiffer dan Jones menyebut tahap ini sebagai tahap kunci dari pengalaman terstruktur dan menyarakan agar fasilitator mengalokasikan waktu yang cukup leluasa untuk tahap ini. Selanjutnya, agar hasil belajar ini dapat dialihkan atau diterapkan ke situasi kehidupan nyata, maka siswa diajak masuk ke tahap merumuskan kesimpulan. 57 d. Generalizing Merumuskan kesimpulan Tahap ini siswa dibantu untuk menyimpulkan prinsip- prinsip, merumuskan hipotesis, hikmah atau manfaat berdasarkan hasil penafsirannya untuk didiskusikan atau dipikirkan bersama dalam tahap terakhir yaitu tahap menerapkan. e. Applying Menerapkan Tahap ini fasilitator perlu untuk memastikan bahwa para siswa sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna- manfaat dari pelatihan yang baru dijalani. Kemudian siswa membentuk tekad,niat, dan merencanakan perilaku baru sebagai implementasi atas hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan hasil belajar dalam bentuk perilaku nayata akan menjadi pengalaman yang sekaligus menjadi awal dari siklus pembelajaran eksperiensial yang baru.

4. Kegiatan Inti dalam Experiential Learning

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Minat belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VIII SMP al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan

0 18 71

Pengaruh penggunaan pendekatan active learning dalam pembelajaran Matematika terhadap sikap asertif siswa (studi eksperimen di SMP Binong Permai Tangerang)

7 53 65

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama islam terhadap kreativitas siswa

2 5 136

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 9

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 5 37