Universitas Sumatera Utara
Profesionalitas kerja yang ditunjukkan oleh E.K dapat diwujudkan melalui kinerja yang dilakukan pada saat
flight. Menjaga kesolidan tim dan melakukan yang terbaik adalah dua hal yang kerap dilakukan oleh
E.K. Sekalipun pada suatu saat terdapat permasalahan baik antara E.K dan
purser maupun terhadap sesama FA, hal tersebut tidak pernah dimunculkan pada saat terbang. E.K selalu mencoba memahami
kepribadian masing-masing dan berusaha tidak menyakiti atasan maupun rekan sesama
FA. Kendala yang mungkin timbul adalah tentang ego masing-masing
individu.Namun hal ini tidak cukup untuk menghambat kinerja E.K karena masalah yang demikian adalah menyangkut pribadi masing-
masing dan hendaknya tidak dicampur adukkan ke dalam urusan pekerjaan. Sejauh ini E.K sudah cukup berhasil dalam menjalankan apa
yang menjadi tujuan dari komunikasi dan proses dari komunikasi itu sendiri dapat dilaksanakan E.K dengan baik.
3. Informan 3
Nama : A.D.J
Tanggal Wawancara : 3-4 April 2015 Media Komunikasi
: Bbm, email A.D.J adalah pramugari paling senior diantara pramugari lainnya
yang dijadikan informan oleh peneliti pada penelitian ini.Awal karir A.D.J adalah sebagai
FA haji pada tahun 2008, setahun kemudian barulah A.D.J menjabat sebagai
FA regular di GA. Sepanjang perjalanannya bersama awak kabin lainnya di GA, A.D.J merasakan komunikasi antara
FA dan purser ataupun antara FA dengan FA berjalan harmonis dan nyaris tanpa kendala.
Strategi komunikasi yang dijalankan oleh seorang purser H.W mampu memberikan motivasi kepada para awak kabin khususnya
terhadap A.D.J sendiri. Kesan santai namun tegas yang ditampilkan H.W
Universitas Sumatera Utara
pada saat pre flight briefing maupun pada saat post flight briefing
membuat para awak kabin dapat menangkap makna pesan dari informasi yang dibagikan. Model komunikasi dua arah dari purser memungkinkan
bagi para awak kabin lainnya untuk member tanggapan baik berupa pertanyaan maupun ide atau saran.Dengan demikian A.D.J mampu
menjalani semua aktivitas baik safety maupun service-nya dengan
nyaman tanpa merasa terbeban dan terpaksa. Informasi yang disampaikan oleh
purser dapat diterima dan ditangkap maksud serta tujuannya sehingga semangat kerja dapat dijaga
kualitasnya. Ditambah lagi dengan pembinaan dan pengawasan terhadap maksud dari apa yang disampaikan oleh
purser. Kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dimengerti oleh FA ataupun kendala
yang sedang dihadapi selalu terbuka untuk dikemukakan baik pada saat pre dan post flight briefing.
Komunikasi terhadap anggota awak kabin lainnya selalu dapat dilaksanakan dengan baik oleh A.D.J sekalipun pada setiap kali terbang
anggota awak kabin dapat berganti-ganti. Perkenalan dan penyesuaian diri dengan watak dan cara kerja terhadap
FA yang baru dilakukan dengan mengusung profesionalitas kerja dan mengesampingkan urusan
pribadi demi tercapainya suasana kerja yang kondusif. Hal tersebut membawa dampak terhadap pelayanan kepada para pax yang harus selalu
lebih diutamakan sebagai SOP dari GA itu sendiri. Keramah-tamahan para awak kabin tidak hanya dikhususkan bagi
para pax, namun yang tidak kalah penting juga terhadap sesama awak
kabin.Jika sesama anggota awak kabin mampu melaksanakan komunikasi dengan baik sudah tentu komunikasi terhadap para
pax dapat pula berjalan sukses.Sehingga standar
safety dan service yang ditentukan GA dalam SOP perusahaan dapat diraih dengan pencapaian yang maksimal.
Yang jelas dari aspek keramahtamahannya dan kualitas cabin crew nya…
4. Informan 4