Proses Penelitian dan Hasil

Universitas Sumatera Utara • • • • • • • • • • • • • • Sumber : www. Garuda Indonesia.com

4.1.2 Proses Penelitian dan Hasil

Penelitian dimulai dengan mencari satu orang individu untuk dijadikan sebagai informan yang sesuai dengan karakteristik dari subjek penelitian seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Peneliti menemukan informan pertama dari salah satu media sosial twitter, kemudian peneliti Universitas Sumatera Utara melakukan wawancara secara mendalam kepada informan pertama tersebut berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun. Wawancara pertama yang dilakukan dengan informan pertama yaitu H.W adalah via phone. Peneliti menghubungi informan pertama by phone dan bertanya seputar strategi yang dilakukan oleh awak kabin Garuda Indonesia. wawancara dilakukan pada hari Selasa 24 Maret 2015 sore hari setelah sholat Ashar. Peneliti melakukan wawancara via phone mengingat informan yang tinggal di Jakarta dan tidak menentu keberadaannya ini. Sebelumnya peneliti sempat ke Jakarta dan bahkan disana peneliti tidak bisa bertemu dengan sang informan dikarenakan beliau sedang berada diluar kota waktu itu. Peneliti memang belum pernah bertatap muka secara langsung, tetapi peneliti sudah mengenal informan lumayan lama dan sering mengobrol di media sosial seputar dunia penerbangan setelah kemudian akhirnya meminta personal contact lainnya seperti email, WhatsApp¸ dan pin BBM. Setelah selesai mewawancarai informan pertama H.W, peneliti meminta rekomendasiinforman kedua kepada H.W sebagai kelanjutan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. H.W menunjuk E.K sebagai informan kedua yang ber profesi sebagai pramugari GA. H.W memberikan alamat emailE.K kepada peneliti. Pada tanggal 2 April 2015, peneliti mencoba untuk menghubungi E.K sebagai informan keduamelaui pesan elektronik sesuai alamat email yang diberikan oleh H.W kepada peneliti. Sapaan awal tidak lupa dilayangkan peneliti terhadap E.K sembari menjelaskan maksud dan tujuan dari peneliti untuk menghubungi E.K. Peneliti juga menegaskan bahwa E.K adalah orang yang di rekomendasikan oleh informan pertama, H.W kepada peneliti untuk dimintai data dan informasi yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Selang beberapa waktu setelah email dikirimkan, E.K menyambut baik dan membalas email tersebut. Pertanyaan-pertanyaan pada saat proses mewawancarai informan kedua ini dijawab dengan ramah-tamah. E.K juga bersedia mengirimkan foto dirinya ketika masih menggunakan Universitas Sumatera Utara pakaian dinas sebagai pramugari GA, hal tersebut perlu sebagai bukti dalam proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selagi wawancara berlangsung via email maupun via bbm, peneliti meminta rekomendasi kepada E.K supaya menunjuk lagi teman se profesinya yang juga berada di bawah naungan GA, dan dengan senang hati E.K menunjuk A.D.J sebagai informan ketiga. Peneliti mendapatkan personal contact dari A.D.J yaitu pin BB dan alamat email yang diberikan oleh E.K kepada peneliti di sela-sela berlangsungnya wawancara tersebut. Hubungan dimulai dari proses perkenalan yang dilakukan peneliti terhadap A.D.J melalui komunikasi via Blackberry Messager. Namun, kesibukan A.D.J dalam melakukan aktivitas dan rutinitas pekerjaannya membuat pesan tersebut belum terjawab dalam rentang waktu beberapa lama.Selain melalui BBM, peneliti juga berusaha menghubungi A.D.J lewat email dan berharap pesannya kali ini dapat ditanggapi oleh A.D.J. Pada keesokan harinya, yaitu tanggal 3 April 2015 pesan email yang dikirimkan oleh peneliti dibalas A.D.J yang berisi tentang tanggapan atas sapaan dan maksud dari peneliti untuk meminta informasi dan data terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Beberapa pertanyaan dijawab oleh A.D.J dengan baik dan ramah sebagai komitmen dari para awak kabin GA. Pada hari tersebut, A.D.J hanya menjawab dan memberikan beberapa informasi saja dari keseluruhan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan karena A.D.J memiliki jadwal penerbangan Jakarta-Singapura pagi itu dan berjanji akan melanjutkan lagi wawancara tersebut esok hari. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan ketiga ini sembari melakukan kontak lewat BBM kepada E.K, informan kedua yang me rekomendasi A.D.J yang pada hari itu tidak ada jadwal penerbangan. Ini dilakukan oleh peneliti mengingat jadwal pekerjaan dari para informan yang padat dan peneliti berusaha menggali informasi yang sebanyak- banyaknya terkait data yang dibutuhkan pada saat para awak GA memiliki waktu luang. Universitas Sumatera Utara Hari selanjutnya, yaitu pada tanggal 4 April 2015 A.D.J kembali mengirimkan jawaban atas informasi yang diperlukan oleh peneliti. Beberapa pertanyaan yang belum tuntas pada hari wawancara sebelumnya di selesaikan pada hari tersebut. Wawancara dilakukan secara mendalam oleh peneliti terhadap A.D.J dan diselingi beberapa pertanyaan yang bersifat ringan namun tetap mengacu kepada pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti. Komunikasi dilaksanakan dengan akrab dan santai sehingga para informan tidak merasa seperti diinterogasi sehingga dalam memberikan informasi mereka tidak merasa terganggu atau terbebani. Setelah peneliti merasa cukup dalam mendapatkan data dan informasi, tidak lupa peneliti kembali meminta petunjuk kepada siapa lagi hendaknya peneliti melakukan wawancara ini. A.D.J menunjuk M.A seorang pramugara GA yang selanjutnya akan menjadi informan keempat.M.A dimintai jawabannya oleh peneliti melalui pesan emailyang alamatnya diberikan oleh A.D.J kepada peneliti. Pada hari itu juga peneliti mencoba menghubungi M.A dan membuat janji akan melaksanakan wawancara setelah sebelumnya berbasa-basi di awal pembicaraan. Proses wawancara terhadap M.A yang dilakukan oleh peneliti didahului dengan meminta data-data pribadi informan yang dengan senang hati diberikan oleh informan keempat ini. Sekalipun antara peneliti dan informan ini berlainan jenis kelamin tetapi tidak mengurangi keakraban komunikasi yang dijalin diantara keduanya.Terlebih pada saat peneliti menceritakan bahwa A.D.J merekomendasikan M.A sebagai informan selanjutnya dan hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitiannya. Wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti terhadap M.A berlangsung lewat surat elektronik atau email.Sampai pada informan keempat ini, komunikasi yang terjalin belum ada yang dilangsungkan secara face to face.Hal tersebut tidak mungkin dilakukan mengingat domisili peneliti dan para informan berlainan kotaditambah lagi jadwal penerbangan para informan yang estafet dari satu kota ke kota lain atau Universitas Sumatera Utara bahkan dari satu negara ke negara lain. Peneliti merasa pengumpulan data yang diperoleh melalui komunikasi dan pelaksanan wawancara via personal contact sudah cukup untuk keperluan penelitian yang sedang dijalani oleh peneliti. Sampai di informan keempat ini belum ada hambatan yang berarti yang dialami oleh peneliti. Sejauh ini proses wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti terhadap para informannya berlangsung lancar. Seperti para informan terdahulu, M.A pun dapat diajak menjalin komunikasi dengan baik dan berkenan meluangkan waktu di sela-sela kesibukan dan jadwal terbangnya.M.A memberikan jawaban dari semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bahkan bersedia memberikan foto dirinya sebagai bukti yang dibutuhkan peneliti dalam penelitiannya. Setelah seluruh informasi yang dibutuhkan sudah diberikan M.A kepada peneliti, langkah selanjutnya yang diambil oleh peneliti adalah kembali meminta rekomendasi satu orang lagiteman seprofesi M.A atau siapapun yang bisa dijadikan informan berikutnya. Dengan senang hati M.A memberikan rekomendasi salah seorang pramugari GA yang dianggap dapat membantu peneliti dalam pengumpulan informasi penelitiannya. Adalah S.R.W yang biasa dipanggil K oleh teman-temannya menjadi informan kelima sekaligus informan terakhir pada proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti kali ini. M.A memberikan kontak pribadi S.R.W kepada peneliti dan rencana untuk menghubunngi informan terakhir ini adalah keesokan harinya. Pada tanggal 6 April 2015, peneliti berhasil menghubungi S.R.W dan membuat janji untuk berinteraksi melalui BBM dan email.Bagai gayung bersambut, S.R.W menyetujui dan bisa meluangkan sedikit waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti. Pada hari saat wawancara sedang berlangsung, S.R.W sedang transit dan baru akan melanjutkan penerbangannya sekitar dua jam lagi. Waktu yang tidak banyak tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh peneliti untuk melakukan wawancara mendalam terhadap informan terakhir ini.Semua pertanyaan, data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dapat dijawab oleh S.R.W, hal ini Universitas Sumatera Utara sangat membantu dalam pengumpulan data penelitian.Waktu dua jam tidak terasa hampir habis, namun segala yang dibutuhkan oleh peneliti demi kepentingan penelitiannya sudah dirasa cukup untuk dilaporkan hasilnya. Ucapan terimakasih meluncur melaui pesan email masing- masing dan berjanji untuk terus menjalin pertemanan sekalipun sudah tidak ada lagi hal keperluan penelitian. Peneliti masih membutuhkan satu orang lagi informan yang dimintakan rekomendasinya kepada S.R.W. Adalah F.I sebagai informan terakhir dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.F.I merupakan seorang pramugari haji yang juga tergabung dalam maskapai GA dan aktif sampai tahun 2014. Ke enam informan merupakan para awak kabin Garuda Indonesia yang berstatus aktif sampai tahun 2014. Masing-masing informan mengakui bahawa strategi komunikasi yang digunakan oleh GA merupakan sebuah cara yang baik dan efektif sehingga GA hingga saat ini masih dan terus menjadi maskapai kebanggaan Indonesia. Keramah- tamahan dan senioritas yang rendah mampu menjaga hubungan yang solid diantara para awak kabin GA. Adapun hasil dari wawancara peneliti terhadap enam orang informan dapat dilihat sebagai berikut :

4.1.3 Profil Informan

Dokumen yang terkait

DIMENSI KUALITAS LAYANAN PEMBENTUK KEPUASAN KONSUMEN P.T. GARUDA INDONESIA AIRLINES DIMENSI KUALITAS LAYANAN PEMBENTUK KEPUASAN KONSUMEN P.T. GARUDA INDONESIA AIRLINES.

0 2 15

SKRIPSI Evaluasi Program Sosialisasi Budaya Perusahaan Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Pilot dan Awak Kabin Perusahaan Penerbangan (Kasus: Sosialisasi Budaya Perusahaan FLY-Hi PT. Garuda Indonesia).

0 3 12

PENDAHULUAN Evaluasi Program Sosialisasi Budaya Perusahaan Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Pilot dan Awak Kabin Perusahaan Penerbangan (Kasus: Sosialisasi Budaya Perusahaan FLY-Hi PT. Garuda Indonesia).

1 13 35

PENUTUP Evaluasi Program Sosialisasi Budaya Perusahaan Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Pilot dan Awak Kabin Perusahaan Penerbangan (Kasus: Sosialisasi Budaya Perusahaan FLY-Hi PT. Garuda Indonesia).

0 2 42

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN GARUDA INDONESIA AIRLINES (Study Kasus Pada Konsumen Garuda Indonesia Airlines Kelas Ekonomi Di Bandara Juanda).

0 1 122

Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines Sehingga Mendapat Predikat Sebagai The World’s Best Cabin Crew 2014 Oleh Skytrax)

0 1 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Kajian Penelitian - Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines Sehingga Mendapat Predikat Sebagai The World’s Best Cabi

0 0 28

STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN GARUDA INDONESIA AIRLINES (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax) SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN GARUDA INDONESIA AIRLINES (Study Kasus Pada Konsumen Garuda Indonesia Airlines Kelas Ekonomi Di Bandara Juanda)

0 0 22

Garuda Indonesia Airlines: Providing Emotional Experience to Retain Customer Loyalty

0 0 16