Universitas Sumatera Utara
pada saat pre flight briefing maupun pada saat post flight briefing
membuat para awak kabin dapat menangkap makna pesan dari informasi yang dibagikan. Model komunikasi dua arah dari purser memungkinkan
bagi para awak kabin lainnya untuk member tanggapan baik berupa pertanyaan maupun ide atau saran.Dengan demikian A.D.J mampu
menjalani semua aktivitas baik safety maupun service-nya dengan
nyaman tanpa merasa terbeban dan terpaksa. Informasi yang disampaikan oleh
purser dapat diterima dan ditangkap maksud serta tujuannya sehingga semangat kerja dapat dijaga
kualitasnya. Ditambah lagi dengan pembinaan dan pengawasan terhadap maksud dari apa yang disampaikan oleh
purser. Kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dimengerti oleh FA ataupun kendala
yang sedang dihadapi selalu terbuka untuk dikemukakan baik pada saat pre dan post flight briefing.
Komunikasi terhadap anggota awak kabin lainnya selalu dapat dilaksanakan dengan baik oleh A.D.J sekalipun pada setiap kali terbang
anggota awak kabin dapat berganti-ganti. Perkenalan dan penyesuaian diri dengan watak dan cara kerja terhadap
FA yang baru dilakukan dengan mengusung profesionalitas kerja dan mengesampingkan urusan
pribadi demi tercapainya suasana kerja yang kondusif. Hal tersebut membawa dampak terhadap pelayanan kepada para pax yang harus selalu
lebih diutamakan sebagai SOP dari GA itu sendiri. Keramah-tamahan para awak kabin tidak hanya dikhususkan bagi
para pax, namun yang tidak kalah penting juga terhadap sesama awak
kabin.Jika sesama anggota awak kabin mampu melaksanakan komunikasi dengan baik sudah tentu komunikasi terhadap para
pax dapat pula berjalan sukses.Sehingga standar
safety dan service yang ditentukan GA dalam SOP perusahaan dapat diraih dengan pencapaian yang maksimal.
Yang jelas dari aspek keramahtamahannya dan kualitas cabin crew nya…
4. Informan 4
Universitas Sumatera Utara
Nama : M.A
Tanggal Wawancara : 5 April 2015 Media Komunikasi
: Bbm, email
M.A merupakan salah seorang pramugara haji pada maskapai Garuda Indonesia yang bergabung pada tahun 2011 lalu.Selama menjadi
FA haji, M.A hampir tidak merasakan kendala apapun dalam hal komunikasi baik terhadap
purser maupun sesama awak kabin lainnya.Seorang purser sangat mempengaruhi M.A dalam melaksanakan
prosedur yang sudah ditetapkan dan komunikasi yang dilakukan purser kepada M.A mampu memberikan motivasi dalam menjalankan kewajiban
pada saat terbang. Pemahaman yang disampaikan oleh Captain FO, selalu mengenai
hal-hal yang wajib diketahui oleh FA seperti waktu total penerbangan, cuaca, mereview kembali prosedur wajib dan lain-lain yang dianggap
penting.
Terhadap anggota awak kabin yang baru, M.A melakukan komunikasi tanpa strategi khusus. Hal tersebut karena semua awak kabin
sudah terbiasa dan terlatih menggunakan cara berkomunikasi yang sudah memiliki standard an ketetapan yang ditentukan. Komunikasi dengan
atasan juga dilakukan M.A sesuai dengan SOP perusahaan yaitu antara lain dengan cara memberikan senyuman lebar, memperkenalkan diri
kemudian menyampaikan maksud dan tujuan yang bersangkutan. Seorang purser bagi M.A bersikap professional baik dalam kondisi terbang
maupun tidak terbang.Hal ini yang mempengaruhi dan memotivasi M.A untuk selalu menjunjung tinggi sikap professional di dalam dan di luar
lingkungan GA. Terkadang kendala atau permasalahan yang mungkin timbul pada
saat on duty dapat diselesaikan oleh awak kabin dengan mengacu
kembali pada SOP yang diberlakukan oleh GA. Sehingga bisa dikatakan bahwa M.A melakukan komunikasinya secara rutin esuai
dengan standard an SOP yang ada.
Universitas Sumatera Utara
5. Informan 5
Nama : S.R.W
Tanggal Wawancara : 6 April 2015 Media Komunikasi
: Bbm, email
Perempuan yang akrab disapa K oleh teman-temannya ini baru bergabung di GA pada tahun 2013 lalu. Dalam pengalaman yang
dirasakan K selama ini belum ada masalah dan kendala yang cukup berarti dalam hal berkomunikasi baik kepada purser maupun kepada
sesama awak kabin yang lain. Hubungan yang berjalan baik dan komunikasi dapat terlaksana sehingga informasi yang disampaikan dapat
ditangkap makna dan tujuannya. Seorang purser bagi K harus mampu menjadi contoh dan
memberikan motivasi kepada awak kabin yang lain. Walaupun pada setiap kali terbang jabatan purser bisa disandang oleh orang yang tidak
sama namun pada dasarnya seorang purser harus mampu menjadi atasan
yang bukan hanya bisa memerintah tapi juga harus mampu mendengarkan suara dari bawahannya. Informasi dari purser hendaknya dapat sampai
dan dapat dimengerti awak kabin lainnya.Pesan dan informasi yang sudah disampaikan tersebut kemudian dibina dan diawasi pelaksanaannya,
apakah sudah cukup untuk memotivasi bawahan atau hanya dilaksanakan saja tanpa ada rasa tanggung jawab dari bawahannya.
Setiap purser mempunyai gaya yang berbeda dalam komunikasi, tapi yang penting inti dari komunikasi yang diberikan purser lebih ke
safety dan service serta memberikan masukan dan kritik dari pola kerja kita...
Sejauh ini, K tidak mendapati adanya kendala komunikasi bagi sesama awak kabin lainnya.Hal ini karena pada saat sebelum terbang
selalu ada briefing untuk menyamakan persepsi dalam bekerja. Suasana
kekeluargaan juga ditampilkan dalam menjalin hubungan kepada awak kabin yang baru bergabung maupun yang sudah sering bersama di dalam
satu tim terbang. Jika terdapat suatu permasalahan diantara sesama awak
Universitas Sumatera Utara
kabin, mereka sudah mengetahui cara menghadapi dan menyelesaikannya karena sudah diajarkan pada saat
training yang rutin diadakan oleh GA.
6. Informan 6