Peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam Perlindungan Nasabah Bank
interaksi antarlembaga jasakeuangan di dalam sistem keuangan.Selain itu, banyaknyapermasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang
meliputitindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasakeuangan, dan terganggunya stabilitas sistem keuangan.
87
Sebagaimana diketahui bahwa sebelum lahirnya Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan, model pengaturan dan pengawasan jasa keuangan terdapat
diberbagai instansi seperti pengawasan perbankan dilaksanakan oleh Bank Indonesia, sedangkan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan dilakukan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK Kementerian Keuangan.
88
1. Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor
jasa keuangan yang independen, dan dibentuk denganUndang-Undang. Pembentukan Undang-Undang OJK ini dimaksudkan untukmemisahkan
fungsi pengawasan perbankan dari bank sentral ke sebuahbadan atau lembaga yang independen di luar bank sentral. Dasar hukumpemisahan fungsi pengawasan
tesebut yaitu Pasal 34 Undang-UndangBank Indonesia yang menyatakan:
2. Pembentukan lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2012 Bicara mengenai perlindungan yang diberikan oleh OJK, maka
sebelumnya harus dijabarkan perlindungan terhadap apa saja? 1.
Ketidak terbukaan PUJK, atas produk, fitur, informasi dan syarat ketentuan yang dapat merugikan konsumen
2. Tindakan sepihak PUJK yang bisa merugikan nasabah
87
Zulkarnain Sitompul, Konsepsi dan Transformasi Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Legisasi Indonesia Vol. 9 No.3, 2012.
88
Abu Samman Lubis, Op.Cit.,hal. 51
3. Pengalihan tanggung jawab dari PUJK kepada nasabahpihak ketiga
4. Kerahasiaan datainformasi tentang nasabah akan terjaga.
Dalam melaksanakan perannya dalam perlindungan nasabah bank yang dikenal juga sebagai konsumen fungsi edukasi dan perlindungan konsumen
merupakan pilarpenting dalam perbankan sektor jasa keuangan.Dalam pelaksanaannya, konsepedukasi dan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan
nasabah bank di OJKdikelompokkan menjadi dua, yaikni bersifat preventif dan bersifat represif.
89
Represive actions dilakukan dalam bentuk penyelesaian pengaduan,fasilitasi penyelesaian sengketa, penghentian kegiatan atautindakan lain, dan pembelaan
1. Bersifat preventif preventive actions Preventive actions dilakukandalam bentuk pengaturan danpelaksanaan di
bidang edukasidan perlindungan konsumen.Edukasi dilakukan melaluiberbagai media dan cara.Edukasi bersifat preventifdiperlukan sebagai langkahawal untuk
memberikanpemahaman yang baik kepada konsumen peserta didik,masyarakat umum, komunitas tertentu. Edukasi yang diberikanoleh OJK juga merupakan
salah satu bentuk pelayanan konsumen.Dalam kegiatan preventif ini, OJK juga harus memastikan bahwaproduk dan jasa yang disediakan lembaga jasa keuangan
memenuhi5 prinsip perlindungan konsumen.Kelima prinsip pokok tersebut yakni: transparansi, perlakuan yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan
datainformasi konsumen, serta penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.
2. Bersifat represif represive actions
89
Wawancara Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank, OJK, Saryo. Tanggal 23-3-2015
hukum untuk melindungikonsumen. OJK melakukan tindakan preventif dan represif yangmengarah pada financial inclusion dan stabilitas sistem
keuangan.Pelaksanaan fungsi OJK di bidang edukasi dan perlindungankonsumen diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa percayadiri masyarakat untuk
menggunakan produk dan jasa keuanganserta menciptakan pasar yang wajar dan teratur. Kepercayaan dankeyakinan konsumen pada suatu pasar keuangan yang
berfungsi secara baik merupakan prasyarat dalam menjaga stabilitas,pertumbuhan, efisiensi, dan inovasi keuangan dalam jangkapanjang.
90
Sebagai sebuah bentuk nyata dari implementasi amanat undang-undang OJK dalam upaya memberikan edukasi dan perlindungan konsumen dan
masyarakat terhadap pelanggaran atas UU dan peraturan di sektor keuangan yang menjadi kewenangan OJK maka dibentuklah “Layanan Konsumen Terintegrasi”
90
OJK, Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan, 2014, hal. 19- 20
Ada tiga jenis Layanan Konsumen OJK yang bisa didapatkan masyarakat.Pertama, Layanan Konsumen OJK bisa menjadi tempat bagi
konsumenkeuangan dan masyarakat untuk meminta informasi.Kedua, menjaditempat untuk menyampaikan informasi. Ketiga, menjadi tempat
bagikonsumen untuk menyampaikan pengaduan yang berkaitan denganproduk danatau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh lembaga jasakeuangan di bawah
kewenangan OJK.Khusus untuk penyampaian pengaduan, kelengkapan dokumen yangdiperlukan adalah sebagai berikut:
1. Bukti telah menyampaikan pengaduan kepada LJK terkait danatau
jawabannya; 2.
Identitas diri lengkap; 3.
Deskripsi pengaduan; dan 4.
Dokumen pendukung jika ada. Pelayanan Konsumen Keuangan Terintegrasi menerapkan fasilitasdengan
sistem: 1. Trackable
Dengan sistem trackable, setiap saat konsumen dapat mengetahuiperkembangan penyelesaian pengaduan yang disampaikan
kepadaOJK.Interaksi untuk mengetahui perkembangan layanan tersebutdapat diakses lembaga jasa keuangan ataupun konsumen secaraonline melalui website
http:konsumen.ojk.go.id.Selain itu, untukmengetahui perkembangan penyelesaian pengaduan, konsumenjuga dapat memanfaatkan nomor telepon
layanan konsumen OJK500655. 2. Traceable
Dengan sistem traceable, Lembaga Jasa Keuangan LJK dapatmengetahui proses penyelesaian pengaduan atau sengketa yang tidak dapat diselesaikan antara
lembaga jasa keuangan dankonsumennya, dan dimohonkan fasilitasi penyelesaiannya olehkonsumen kepada OJK.