with another bank. As to letters of credit, a buyer or other person who causes an issuer to issue credit or a bank which procures issuance or confrimation on behalf
of that bank’s customer.
35
Nasabah.Dalam perbankan, setiap orang yang memiliki rekening dalam suatu bank, orang yang menggunakan jasa penyimpanan benda
pada bank dan termasuk juga pengiriman rekening antar bank.Seperti letter of credit, melakukan permohonan kredit untuk kepentingan nasabah.Customer
Nasabah Langganan: suatu pihak orang atau perusahaan yang mengatakan deposito atau memiliki rekening Koran atau hal-hal serupa lainnya pada sebuah
bank. Istilah untuk ini lebih tepat “Nasabah”.
36
Berdasarkan rumusan Pasal 1 Angka 17Undang-Undang perbankan, yang dimaksud sebagai “nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan
Atas pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap orang maupun perusahaan yang bertransaksi dengan bank yang menjadikan bank tersebut untuk
menempatkan dananya atau memanfaatkan jasa-jasalayanan yang dimiliki oleh bank adalah merupakan nasabah bank.
2. Penggolongan Nasabah Bank
Telah di jabarkan sebelumnya bahwa bank memiliki dua fungsi, yakni berfungi sebagai penampung dana nasabah dan sebagai penyalur dana nasabah,
berdasarkan kedua fungsi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah dibagi menjdai dua golongan, yaitu:
1. Nasabah bank sebagai penyimpan
35
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Minnesota: West Publishing Co., 1983, hal. 203
36
Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi: Uang Bank, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, hal 74
dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan”.
Dalam arti sederhana, setiap orang yang menyimpan uangnya di bank disebut sebagai nasabah penyimpan. Dalam arti yuridis, nasabah penyimpan
adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Jika dicermati
obyek perjanjian simpanan berupa giro, deposito, dan tabungan, maka tidak ditemukan baik dalam KUH Perdata maupun KUH Dagang. Namun sebagai
perjanjian, terdapat ketentuan umum dalam Pasal 1319 KUH Perdata yang berbunyi “Semua persetujuan, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang
tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat di dalam bab ini dan bab yang lalu”.
37
37
Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Bandung: PT. Alumni. Bandung, 2003, hal. 22
2. Nasabah bank sebagai penerima kredit
Berikutnya dirumuskan pula dalamPasal 1 Angka 18 Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, yang dimaksud nasabah sebagai penerima kredit atau “nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syari’ah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan”. Adapun fasilitas yang bisa
diperoleh oleh nasabah debitur, misalkan penggunaan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah, dan sebagainya.
D. Hubungan Bank dan Nasabah