Lingkup Perlindungan Nasabah Bank atas Jasa-Jasa Bank oleh Otoritas

2. Tanggung jawab PUJK untuk melakukan penilaian kesesuaian produk dan atau layanan dengan risiko yang dihadapi oleh konsumen keuangan. 3. Prosedur yang lebih sederhana dan kemudahan konsumen keuangan untuk menyampaikan pengaduan dan penyelesaian sengketa atas produk dan atau layanan PUJK. 91 Dalam memasarkan produknya, pelaku jasa keuangan diharuskan menyampaikan informasi yang akurat, jujur, jelas, tidak menyesatkan yang kemudian dituangkan dalam dokumen atau sarana lain yang fungsinya sebagai alat bukti. Informasi tersebut wajib disampaikan pada saat memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai hak dan kewajibannya, saat membuat perjanjian dengan konsumen, dan bisa dimuat melalui media antara lain melalui iklan di media cetak atau elektronik vide Pasal 4 POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memberikan informasi mengenai biaya yang harus ditanggung konsumen mengenai suatu produk dan dilarang memberikan fasilitas secara otomatis yang mengakibatkan biaya tanpa persetujuan tertulis dari konsumen vide Pasal 10 POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Sebagai contoh larangan Pelaku Usaha Jasa Keuangan dalam memberikan fasilitas secara otomatis yang mengakibatkan tambahan biaya tanpa persetujuan tertulis dari Konsumen adalah sebagai berikut: Pelaku Usaha Jasa Keuangan Bank mempunyai fasilitas short message system banking yang diberikan kepada nasabahnya tanpa persetujuan tertulis dengan memberikan tambahan biaya. 91 Muliaman D, Hadad, sambutan POJK, UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK, Jakarta, 2013 Kemudian pada Pasal 14 POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan bahwa PUJK wajib menyelenggarakan edukasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan akses di sektor jasa keuangan kepada Konsumen danatau masyarakat. Berbeda dengan sektor usaha lain, kepercayaan masyarakat terhadap bank tertentu bukanlah merupakan sesuatu yang dapat berdiri sendiri serta terlepas dari kepecayaan terhadap bank lainnya dan sistem perbankan secara keseluruhan. Dalam beberapa kejadian, hilangnya kepercayaan terhadap suatu bank seringkali menjalar secara cepat kepada bank lainnya, yang secara jelas-jelas tidak mempunyai hubungan sedikit pun dengan bank yang pertama. Untuk dapat memelihara tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan diperlukan seleksi yang ketat terhadap manajemen yang akan mengolah bank. 92 92 Adrian Sutedi,Op.Cit.,hal. 148. Sejalan dengan pendapat diatas, maka padaPasal 17 POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan bahwa PUJK dilarang menggunakan strategi danlayanan yang merugikan konsumen dengan memanfaatkan kondisi pilihan lain dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, Konsumen yang sedang mengalami musibah anaknya sakit dan Konsumen sedang tidak mempunyai uang, pada saat yang bersamaan Konsumen ditawari oleh pegawai Pelaku Usaha Jasa Keuangan Kredit Tanpa Agunan karena Konsumen tidak memiliki uang untuk biaya rumah sakit akhirnya Kredit tersebut diambil juga tanpa memikirkan kemampuan untuk membayarnya. Tujuan pengawasan bank tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajemen bank dalam melakukan dan mengambil keputusan bisinis.Sebagai suatu unit ekonomi yang mandiri, bank tetap diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan demi memelihara kesinambungan eksistensinya.Batasan dan nilai-nilai yang mungkin diberikan dimaksudkan untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan bank, yaitu dalam arti memengaruhi pemikiran dan perilaku manajemen sehingga kegiatannya diarahkan pada tujuan yang dikehendaki bersama. Meskipun ada pengaturan-pengaturan, arah pengembangan yang ingin dicapai bank sepenuhnya merupakan perwujudan dari keputusan independen yang diambil oleh manjemen. Pengaturan ini dibuat bukan untuk menjadi dinding pembatas yang menyebabkan terhentinya perkembangan bank, akan tetapi sebagai upaya untuk menghindari suatu kondisi bank yang tidak sehat.

C. Perlindungan Nasabah Bank oleh Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan

Perjanjian Baku Perlindungan Konsumen adalah perlindungan dengan cakupan perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan.Cakupan perilaku tersebut mengisyaratkan bahwa tujuan dari peraturan OJK ini bukan hanya melindungi kepentingan konsumen industri jasa keuangan dan masyarakat, namun disisi lain juga menjaga pertumbuhan lembaga dan industri sektor jasa keuangan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa Bank dengan Nasabah merupakan kedua pihak yang saling membutuhkan, dengan demikan sudah semestinya kedudukan kedua pihak harus seimbang, Namun kenyataanya secara fakta dan secara hukum, konsumen ada dalam posisi yang lemah dibanding dengan PUJK, antara lain ditunjukan adanya kurang kuatnya daya tawar konsumen kurang paham dan kurang pengetahuan atas produkjasa yang ditawarkan, sedangkan PUJK lebih kuat posisi tawarnya. Sebagai ilustrasi konsumen dititik lemah: Perjanjian Kredit Bank A dengan Debiturnya dibuat dalam bentuk formulir yang telah dibakukan. Calon debitur hanya dimintakan persetujuannya atas kalusula-klausula yang telah dibuat oleh Bank A. Apabila calon debitur setuju dengan isi perjanjian, maka akan menandatangani surat perjanjian kredit tersebut. Sedangkan apabila calon debitur menolak klausula-klausula yang ada dalam surat perjanjian kredit, maka tidak perlu menandatangani surat perjanjian tersebut. Akan tetapi debitur tersebut berada dalam posisi lemah karena debitur sangat membutuhkan dana yang diberikan oleh bank melalui kredit. Oleh sebab itu debitur tidak banyak menuntut kepada bank karena takut bank tidak akan mencairkan kredit yang dimohonkan tersebut. Demikian pula pada saat penandatanganan debitur tidak membaca klausula-klausula yang tercantum dalam perjanjian kredit tersebut, melainkan langsung menandatangani surat perjanjian kredit. Dalam era globalisasi ini pembakuan syarat-syarat perjanjian merupakan metode yang tidak dapat dihindari. Bagi para pengusaha mungkin ini merupakan cara mencapai tujuan ekonomi yang efisien, praktis, dan cepat tidak bertele-tele. Tetapi bagi konsumen justru merupakaan pilihan yang tidak menguntungkan karena hanya dihadapkan pada suatu pilihan, yaitu menerima walaupun dengan berat hati. Menghadapai situasi semacam ini tentunya pemerintah tidak tinggal diam, tetapi begantung juga pada sistem ekonomi yang berlaku disetiap negara

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat dari Kepailitan

3 95 116

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

3 71 96

ANALISIS YURIDIS INDEPENDENSI OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN) DALAM UPAYA PENGAWASAN BANK Analisis Yuridis Independensi Ojk (Otoritas Jasa Keuangan) Dalam Upaya Pengawasan Bank.

0 2 16

ANALISIS YURIDIS INDEPEDENSI OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN) DALAM UPAYA PENGAWASAN BANK Analisis Yuridis Independensi Ojk (Otoritas Jasa Keuangan) Dalam Upaya Pengawasan Bank.

0 5 12

Cover Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

0 0 8

Abstract Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

0 0 1

Chapter I Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

0 0 13

Reference Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

0 0 4

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN NASABAH BANK A. Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan 1. Asas Perbankan - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Me

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan

0 0 13