25
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan
makna dalam suatu topik tertentu.
13
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikitkecil. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
14
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai respondenya itu intonasi suara, kecepatan berbicara, dan
sensitivitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non verbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu auto
anamnesis wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden dan aloanamnesisi wawancara dengan keluarga responden. Beberapa
tips saat melakukan wawancara yaitu mulai dengan pertanyaan sangat mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple,
jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol
emosi negatif.
15
4. Metode Angket Questioner
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur reponden. Dengan angket ini dapat diketahui tentang
keadaan data diri, pengalaman dan pengetahuan sikap yang dimilikinya. Angket yang penulis sebarkan kepada anak-anak CCE sebagai reponden
13
Ibid, h. 317.
14
Lexy J. Meleong, MetodologiPenelitianKualitatif, Bandung, PT RemajaRosdakarya, 2013, h. 186.
15
Juliansyah, op. cit., h. 139.
26
peneliti. Melalui penyebaran angket ini diharapkan akan dapat data tentang peran pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak jalanan
di CCE yang kurang lebih berjumlah 20. Questioner adalah suatu alat pengumpulan data atau informasi sebagai instrument pengumpulan data
dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pada responden.
16
Jenis kuesioner yang dapat digunakan dalam peroses pengumpulan data, yaitu kuesioner tertutup.
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk pilihan ganda, jadi kuesioner jenis ini responden tidak
diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat. Contoh: penerapan skala likert
Bagaimana pendapat saudara mengenai sistem yang ada di Charity Of Children Education ini?
1 Selalu
2 Sering
3 Kadang-kadang
4 Tidak pernah
Metode pengumpulan data melalui teknik kuesioner memiliki kelebihan dan kekurangan seperti halnya pada metode pengumpulan data
yang lain. Kelebihan teknik kuesioner antara lain: a.
Jumlah responden dalam jumlah yang besar dalam cakupannya cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim melalui pos
b. Biaya yang digunakan dengan teknik ini relative murah
c. Responden tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan
wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993, cet. IX, hal. 202.
27
Kekurangan teknik kuesioner , antara lain: a.
Tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim melalui pos b.
Tekhnik kuesioner hanya dapat diberikan kepada respondenyang dapat membaca
c. Bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditafsirkan oleh salah
satu seseorang responden, maka hasil penelitian tidak akurat Petunjuk-petunjuk yang harus di ikuti saat memilih bahasa dalam
peroses pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut: a.
Gunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah dipahami responden
b. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
c. Pertanyaan harus singkat
d. Dalam pemilihan kata-kata hindari pemilihan dalam kata-kata ganda
e. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat maksudnya
orang-orang yang mampu merespon jangan berasumsi mereka tau banyak
f. Pastikan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tekhnis cukup
akurat sebelum menggunakannya Adapun kisi-kisi yang ditanyakan kepada responden diantaranya:
a Mengenai metode apa yang digunakan Pembina Charity Of
Children Education untuk membina dan mengarahkan anak-anak jalanan
b Problem yang dihadapi pada saat menerapkan Pendidikan Agama
Islam terhadap anak jalanan c
Bagaima perilaku anak jalanan pada saat berlangsung Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
28
Kisi-kisi Instrument Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku
terpuji anak jalanan :
Tabel 3.1 Variabel
Indikator Nomer
Butir Jumlah
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Menanamkan moral
keislaman, mematuhi peraturan yang ada di
Charity Of Children Education
Mengaplikasihkan pelajaran yang telah
di dapat di Charity Of Children Education
1,2,3,4,5 5 soal
Perilaku Terpuji
anak jalanan
Di Charity
Of Children
Education Sopan santun tata
krama dan kedisiplinan .
6,7,8,9,10 5
soal
D. Teknik Pengolahan dan Analisis
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,
berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Artinya, data dari awal
sudah mulai dianalisis, karena data tersebut terus bertambah dan berkembang,
29
dan jika data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat segera dilengkapi.
17
Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari,
menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-
teknik pengumpulan data lainnya.
18
Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling
tumpang tindih.Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi
sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh. Analisi data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima,
maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
19
Untuk menganalisis data yang terkumpul, maka data itu perlu dianalisa langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengelolah dan menganalisis
data adalah sebagai berikut: 1.
Editing, mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang terkumpul. Memeriksa angket yang telah terisi apakah telah terisi dengan sempurna
atau belum. 2.
Tabulating dan Scoring, merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisis data. Degan membuat tabulasi maka data lapangan akan
17
ZainalArifin, Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma Baru, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011, Cet. I, h.171.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: CV. Alfabeta, 2009, cet.IX, h.244.
19
Ibid, h. 245.
30
tersusun dalam suatu tabel sehingga dapat mudah dianalisa, setelah data dibuat dalam tabel kemudian semua pertanyaan angket diberi skor nilai
setiap itemnya dengan cara jawaban yang berupa huruf akan dirubah menjadi nilai angka.
3. Analiting dan Interprestasi,langkah selanjutnya adalah menganalisis
data, setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif, kemudian dipersentasikan dengan
rumus : P= Angka
F= Frekuensi yang sedang dicari N= Number Of Cases Jumlah responden atau banyaknya
individu Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya penulis mengkategorikan
hasil angket mengenai angket Pembelajaran Pendidikan Agama Islam anak yang berada di Charity Of Children Education berdasarkan skor
yang diperoleh, yaitu: 1
Skor 60-52 baik sekali 2
Skor 51-43 baik 3
Skor 42-34 sedanglcukup 4
Skor 24-15 rendah sekali.
31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya CCE Charity Of Children
Education
Charity Of Children Education Community CCE Community merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa lintas Universitats se-
JABODETABEK. Komunitas ini bertujuan untuk menghadapi segala permasalahan dan tantangan yang ada pada negara ini terutama mengenai
pendidikan bagi anak-anak kurang mampu serta mewujudkan apa yang dicita-citakan mereka untuk negaranya. Komunitas ini berencana mendirikan
dan mengaktifkan “School of Life” bagi anak-anak yang tidak mampu,
memberikan dorongan semangat kepada mereka tentang penting kehidupan, dan memberikan pengajaran yang baik kepada mereka.
School of Life merupakan sebuah program pembelajaran bersifat non formal yang diberikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Definisi
dariSchool Of Life ini sendiri adalah sebuah sarana pembelajaran yang dibuat agar menciptakan kehidupan ditengah masyarakat yang “Mati”. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah lingkungan dimana pendidikan sangat minim didapatkan, yaitu dilingkungan anak-anak yang kurang mampu .
Selain mengajarkan beberapa mata pelajaran formal, dalam SOFL School Of Life ini juga memberikan tentang arti pentingnya sebuah
pendidikan untuk masa depan bagi anak-anak tidak mampu. Pembelajaran integrasi kecerdasan emosional ini diharapkan nantinya melahirkan
pemimpin-peminpin bangsa yang berkarakter, humanis, dan mencintai bangsa beserta rakyatnya. Program kami sebagai langkah awal untuk
mrmbuat SOFL School Of Life adalah dengan mengadakan pengajaran di
lapak pemulung yang terletak di Jl. Kebagusan 1 Rt 06Rw 01, Gang Waru, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
1
Karena keterbatasan perekonomian, membuat sebagian besar orangtua, warga lapak pemulung kebagusan berpendapat untuk lebih mengedepankan
mata pencaharian dari pada pendidikan untuk anaknya. Diharapkan dari langkah awal ini kami akan dapat membuat lingkungan sekitar mengenali
konsep dari School Of Life ini sendiri mengerti betapa pentingnya sebuah pendidikan.
2. Visi dan Misi
a. Visi
a Membangun generasi yang berkualitas dan mandiri.
b. Misi
a Memberikan program pembelajaran pendidikan formal sesuai dengan
mata pelajaran di sekolah. b
Memberikan program pembelajaran pendidikan nonformal untuk pengembangan diri.
c Memberikan program keterampilan untuk mereka.
2
1
Hasil Observasi dan Dokumentasi di CCE Charity Of Children Education
2
Ibid.,
3. Struktur Kepengurusan
Ketua Pengurus Asep Roby Sulaeman
Bendahara Febri Dwi Rahmawati
Staf Pengajar Syahrial Sukoco
Eka Apriana Dian Febriani
Errica Syamara Febri Dwi Rahmawati
Fitri Apriliani Hadiansyah Ismawan
Sarah Khairini Tsuwaybatul Aslamiyah
Abdul Latief Fikry Mega Ulan Nurmaysari
Dwi Handayani Dicky Mahsardi
Pendidikan Wulan Sari Rahayu
Sekretaris Joni Asmara
Humas Adjeng Septi Wulandari
4. Program CCE Charity Of Children Education
1 Sekolah Kehidupan
Sekolah kehidupan adalah School OF Life merupakan sebuah program pembelajaran bersifat non formal yang diberikan bagi anak-anak
yang kurang mampu. Definisi dari School Of Life ini sendiri adalah sebuah sarana pembelajaran yang dibuat agar menciptakan kehidupan di
tengah masyarakat yang mati. Dalam hal ini yang dimaksud adalah lingkungan dimana pendidikan sangat minim di dapatkan, yaitu
dilingkungan anak-anak yang kurang mampu. Selain mengajarkan beberapa pelajaran formal, dalam sekolah
kehidupan ini juga memberikan tentang arti sebuah pentingnya pendidikan untuk masa depan bagi anak-anak tidak mampu. Pembelajaran
integrasi kecerdasan emosional ini diharapkan nantinya melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang berkarakter, humanis, dan mencintai
bangsa beserta rakyatnya. Program kami sebagai langkah awal untuk membuat sekolah kehidupan terletak di Jl. Kebagusan 1 Rt 06Rw 01,
Gang Waru, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena keterbatasan perekonomian, membuat sebagian besar orang tua, warga lapak pemulung
kebagusan berpendapat untuk lebih mengedepankan mata pencaharian dari pada pendidikan anaknya.
Diharapkan dari langkah awal ini kami akan dapat membuat lingkungan sekitar mengenali konsep dari School Of Life ini sendiri
mengerti betapa pentingnya sebuah pendidikan. Konsep School Of Life antara lain adalah:
a. Pelatihan Kewira Usahaan adalah program pelatihan dan pengelolaan
bagi anak-anak jalanan untuk mempunyai usaha mandiri sesuai dengan kemampuan mereka. Pelatihan kewirausahaan ini diharapkan mampu
meningkatkan taraf hidup kesejahteraan bagi anak-anak jalanan