UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
colony forming unit dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat. Pengukuran dilakukan pada
plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300. Keuntungan: sederhana, mudah, dan sensitif karena menggunakan colony counter
sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air, ataupun tanah. Kerugian:
harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel
Pratiwi, 2008.
4. Pengukuran dengan Menggunakan Teknik Filtrasi Membran membrane filtration technique.
Sampel akan dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan bantuan vakum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada
media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan: dapat menghitung sel hidup dan sistem penghitungannya langsung. Kerugian:
tidak ekonomis Pratiwi, 2008.
2.13.2 Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme Secara Tidak Langsung
1. Pengukuran Kekeruhanturbidity Bakteri yang bermultifikasi pada media cair akan menyebabkan
media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas
optik optical density antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri Pratiwi, 2008.
2. Pengukuran Aktivitas Metabolik Metode ini berdasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolik
tertentu, misalnya asam atau CO
2
, menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam media. Misalnya pengukuran produksi asam untuk
menentukan jumlah vitamin yang dihasilkan mikroorganisme Pratiwi, 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Pengukuran Berat Sel Kering BSK Biasanya digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi
berfilamen. Miselium selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering desikator dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat
konstan yang dihitung sebagai berat sel kering BSK Pratiwi, 2008.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Sediaan Steril dan Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian akan berlangsung mulai Maret 2015.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Cawan petri Normax, batang spreader, labu ukur Pyrex, erlenmeyer Schott Duran, gelas kimia Pyrex, tabung reaksi Pyrex, tabung eppendorf,
kaca objek, pipet volume Pyrex, corong, jarum ose, batang pengaduk, spatula, cawan penguap, mikropipet Bio-Rad, rak tabung reaksi, oven Memmert, api
bunsen, autoklaf digital ALP, Jepang, inkubator, shaker incubator, lemari pendingin Sanyo, Jepang, pipet tetes, alumunium foil, vortex, coloni counter
Rocker, timbangan analitik Ogawa Seiki, laminar air flow Ogawa Seiki, Jepang, digimatic micrometer Mitutoyo, Jepang, sentrifugator, magnetic stirrer,
oven, mikroskop optik Motic, termometer, api bunsen, kertas saring, pH meter Horiba, Jepang, dan jarum suntik Terumo no. 30 G.
3.2.2 Bahan
Mikroorganisme yang digunakan adalah Lactobacillus casei ATCC 393 yang didapatkan dari PT. DIPA Pharmalab Intersains. Bahan kimia yang
digunakan, yaitu: Natrium alginat yang diproduksi oleh Shadong Bio-Technologi dengan spesifikasi terlampir pada lampiran 6, CaCl
2
, medium MRS agar Oxoid, Inggris, medium MRS broth Oxoid, Inggris, buffer fosfat, HCl, NaCl 0,9
Otsuka, Jepang, dan akuadestilasi.