4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejarah probiotik tidak terlepas dari gagasan revolusioner Louis Pasteur yang menyatakan bahwa mikroba merupakan agen penting penyebab penyakit
pada manusia yang membawa pola pikir masayarakat dengan menemukan pencegahan dan pengobatan dengan membuat antiseptik, vaksin, dan antibiotik
Michail, 2009. Kemudian murid dari Louis Pasteur, Elie Metchnikoff, menemukan bahwa penggembala Kaukasian memiliki rata-rata usia hidup yang
lebih lama dibandingkan penduduk di Paris dan Amerika. Dia berpendapat bahwa usia panjang pada penggembala Kaukasian tersebut karena susu fermentasi yang
mereka konsumsi yang terdiri atas mikroorganisme yang “baik” dan “tidak mudah mengalami pembusukan”. Dalam bukunya “The prolongation of life” 1907-1908
Metchnikoff menyatakan bahwa tidak semua mikroorganisme merusak kesehatan manusia dan bahwa mikroba di usus bergantung pada makanan yang mengubah
sifat mikroba menjadi bermanfaat Malago, 2011. Pada tahun 1925, produk “yogurt” terjual dipasaran Malago, 2011.
Kemudian tahun 1930 peneliti Jepang, Minoru Shirota mengisolasi bakteri asam laktat dari feses bayi sehat. Lima tahun berikutnya, salah satu produk minuman
fermentasi susu yang menunjang kesehatan pencernaan diproduksi dengan nama “Yakult” yang sukses beredar di pasar Asia selama beberapa tahun. Sekarang ini
banyak produk makanan probiotik yang mengandung Bifidobacillus danatau Lactobacillus dikonsumsi jutaan warga di dunia Goktepe, 2006.
2.2 Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti hidup. Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup, yang jika diberikan atau dikonsumsi
dalam jumlah tertentu akan memberikan manfaat kepada inang FAOWHO, 2001. Probiotik merupakan suplemen makanan yang mengandung mikroba hidup
dan bermanfaat bagi kesehatan konsumen dengan cara mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan mikroba dalam usus Saarela, 2000. Istilah probiotik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
meliputi mikroorganisme, terutama bakteri dan jamur. Hal tersebut dikarenakan mikroorganisme tersebut dapat bertahan hidup sampai usus dan memiliki efek
menguntungkan pada inang yang sehat. Bakteri asam laktat lactic acid bacteriaLAB, bakteri non-asam laktat, dan jamur dapat dikatakan sebagai
probiotik. Bakteri asam laktat merupakan probiotik yang paling penting dan paling memberikan efek yang menguntungkan terhadap saluran pencernaan
manusia Holzapfel dkk, 2001; Anal dan Singh, 2007. Berdasarkan “Guidelines on probiotics dan prebiotics”, karakteristik
probiotik dijelaskan sebagai berikut: 1. Tidak boleh kehilangan sifat aslinya selama masa penyimpanan.
2. Secara normal harus berada dalam saliran pencernaan manusia. 3. Harus dapat bertahan hidup barrier lambung, dapat bertahan terhadap
kerja pencernaan asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu, serta harus berkoloni di dalam usus.
4. Harus dapat melekat dan berkoloni pada dinding usus: Struktur membran bakteri berperan dalam mekanisme perlekatan dan
berpasangan langsung dengan mukosa, permukaan protein, dan mungkin dengan beberapa lainnya yang berlendir.
5. Harus menimbulkan fungsi metabolik pada pencernaan, yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, dan antagonis mikroorganisme
patogen dengan memproduksi zat anti-mikroba 6. Tidak boleh menyebabkan reaksi berbahaya dan aman terhadap sistem
imun terdapat status GRAS. 7. Resisten terhadap antibiotik atau mutasi gen.
8. Harus diberikan pada dosis yang memenuhi syarat dan memiliki nilai efikasi biaya yang tepat Malago, 2011.
Mekanisme kerja bakteri probiotik diantaranya: 1. Modulasi imun. Jaringan limfoid usus memiliki ukuran yang besar
dibandingkan jaringan lain dalam tubuh sehingga bakteri dapat berkembang dan berfungsi pada sistem imun dengan mekanisme
pertahanan terhadap bakteri patogen Cebra, 1999, Falk dkk, 1998. Jaringan limfoid usus kontak dengan makanan, antigen, dan dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bakteri “baik” atau bakteri patogen. Antigen, yang dapat memicu respon imun, masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus yang penting
dalam mengatur pertahanan terhadap bakteri patogen. Antigen akan dikeluarkan saat kontak pertama kali dengan mukosa usus Sanderson
dkk., 1993. Imunoglobulin A merupakan antibodi yang memeiliki peran penting dalam imunitas mukosa. Pada gambar dibawa ini,
diperlihatkan hipotesis efek modulasi dan respon imun dari probiotik:
Gambar 2.1 Efek Bakteri Probiotik pada Sistem Imun
Sumber: Corcionivoschi dkk., 2009
Melalui reseptor TLR Toll Like Receptor, sel dendrit, dan sel T, probiotik akan mengurangi sekresi TH1 limfosit yang terlibat dalam
respon imun ditingkatkan, IL12 interleukin, diproduksi oleh sel dendrit, TNFα merangsang sitokin, dan IFN-γ sitokin yang penting
dalam imunitas. Mekanisme modulasi imun ini antara bakteri probiotik akan berbeda Neish dkk., 2000. Karakteristik probiotik
mempengaruhi sistem imun dan memiliki sifat imunomodulator yang berbeda tiap bakteri. Probiotik dapat mempengaruhi sistem imun
dengan metabolit yang berbeda, komponen sel, dan DNA yang berbeda Corcionivoschi dkk, 2010.
2. Menghambat bakteri patogen. Bakteri probiotik akan menghambat bakteri patogen dengan berbagai cara: menghambat bakteri dengan
memproduksi zat dan bersaing dengan bakteri patogen dan toksin pada epitel usus, meningkatkan kekebalam tubuh, dan modulasi patogen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menyebabkan inflamasi dengan jalur sinyal TLR Toll Like Receptor, mengatur homeostatis epitel usus dengan meningkatkan
ketahanan sel, meningkatkan fungsi barrier, dan merangsang respon pelindung Corcionivoschi dkk, 2010. Dibawah ini skema yang
menggambarkan kerja probiotik pada usus:
Gambar 2.2 Skema Kerja Probiotik pada Usus
Sumber: Corcionivoschi dkk, 2009
Bakteri probiotik B akan mengikat patogen C dalam jaringan epitel usus A. Selanjutnya, akan diproduksi asam laktat D yang
menurunkan pH, berinteraksi dengan toksin yang dikeluarkan bakteri patogen E. Penurunan pH tersebut diikuti dengan produksi hidrogen
peroksida F dan sintesis bakteriosin G. Produksi bakteriosin ini akan meningkatkan kemampuan bakteri probiotik untuk menempel
pada mukosa usus Corcionivoschi dkk, 2010.
2.3 Strain Bakteri Probiotik