Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan deposito masing-masing sebesar 7,1 dan 21,2,
sementara giro mengalami penurunan sebesar 6,2.
Sebagai dampak dari pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
penghimpunan DPK, Loan to Deposit Ratio LDR pada tahun 2014 meningkat dibandingkan periode
sebelumnya, yaitu sebesar 85,3 pada akhir tahun 2013 menjadi sebesar 87,8 pada akhir tahun 2014.
Tingkat likuiditas yang dicerminkan oleh LDR tersebut, berada dalam kisaran yang ditetapkan oleh Regulator,
dan menunjukan bahwa tingkat likuiditas dapat dikelola dengan baik dan dijaga pada level yang sehat.
Pengelolaan permodalan dilakukan dengan baik sesuai dengan karakteristik, serta skala dan kompleksitas
usaha, dimana tingkat permodalan yang dicerminkan dengan Capital Adequacy Ratio CAR dapat dijaga di
atas batas minimal yang ditetapkan oleh Regulator. Permodalan Bank pada tahun 2014 dinilai lebih kuat
dibandingkan periode sebelumnya, ditunjukan dengan CAR pada tahun 2014 sebesar 16,2 yang lebih
tinggi dibandingkan CAR pada tahun 2013 sebesar 15,1.
Pengelolaan risiko telah dilakukan dengan baik dan memadai. Kemungkinan kerugian yang dihadapi
dari risiko yang melekat pada bisnis Bank tergolong rendah, dan Kualitas Penerapan Manajemen
Risiko KPMR dinilai memadai meskipun terdapat kelemahan minor yang perlu mendapat perhatian
Manajemen.
Selain laporan hasil pengawasan atas kinerja Perseroan tahun 2014, Dewan Komisaris memandang
perlu untuk menyampaikan laporan kepada para pemangku kepentingan sebagai berikut:
1. Penambahan Anggota Dewan Komisaris
Pada tanggal 1 April 2014, Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan Perseroan
Tahun Buku 2013 telah memutuskan untuk mengangkat Sdr. Kiagus Ahmad Badaruddin
sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan, yang berlaku efektif pada tanggal 15 September
2014 setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test dan memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Penetapan Akuntan Publik
Salah satu hasil keputusan RUPS Tahun Buku 2013 tanggal 1 April 2014 adalah memberikan
kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan KAP yang
melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan untuk tahun buku 2014 serta menetapkan besarnya honorarium dan
persyaratan lainnya bagi KAP tersebut, selain itu juga menetapkan KAP Pengganti dalam hal KAP
yang ditunjuk karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit atas Laporan Keuangan
Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku
2014.
Dengan mempertimbangkan rekomendasi Komite Audit, Dewan Komisaris telah menetapkan KAP
Tanudiredja Wibisana dan Rekan - irma anggota jaringan global PwC untuk melakukan pemeriksaan
Laporan Keuangan Konsolidasian BNI, Laporan Keuangan Program Kemitraan BUMN dengan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Laporan Keuangan dan Laporan Portfolio Investasi
DPLK, Operasi Kustodian, Evaluasi Kinerja, dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement
System BI S4 untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2014. Penetapan KAP tersebut
dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Pemberian Kredit
Selama tahun 2014 Dewan Komisaris telah menyampaikan saran dan pendapat berkenaan
dengan keputusan Direksi untuk memberikan fasilitas kredit kepada debitur dengan besar
maksimum fasilitas masing-masing di atas Rp750 miliar kepada 29 dua puluh sembilan debitur,
yang terdiri dari 6 enam perusahaan BUMN dan 23 dua puluh tiga perusahaan swasta. Selain hal
tersebut, dengan pertimbangan bahwa Direksi telah melakukan kajian dan memberikan usulan
melalui proses yang sesuai dengan ketentuan, Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan
atas penyediaan dana kepada 6 enam Pihak Terkait, yang terdiri dari 2 dua debitur institusi
dan 4 empat debitur perorangan.
4. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Program BNI Reformasi 1.0 telah dijalankan sejak akhir tahun 2009, secara umum pelaksanaannya
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
31
BNI Laporan Tahunan 2014
dinilai cukup baik dan sesuai dengan tahapan- tahapan berdasarkan rencana yang telah disusun.
Program BNI Reformasi 1.0 telah ditutup pada tahun 2014, dan implementasinya akan dilanjutkan
sebagai inisiatif strategis dalam business plan pada tahun 2015. Transformasi organisasi yang
telah ditata sesuai dengan To be Operating Model BNI Reformasi 1.0 perlu terus dilakukan
evaluasi dan penyempurnaan, sehingga dapat tercipta organisasi yang efektif dan eisien untuk
mendukung kebutuhan dan tujuan utama Bank.
Kemampuan dan kualitas SDM terus diupayakan untuk mendukung kebutuhan organisasi dan
strategi Bank, melalui program-program terstruktur dan terencana dalam rangka meningkatkan
kompetensi dan kapabilitas global. Inisiasi penambahan pegawai difokuskan pada pencapaian
target bisnis yang ditunjang oleh peningkatan produktivitas pegawai. Program talent pool yang
telah dilaksanakan agar disosialisasikan secara memadai kepada pegawai, untuk mendorong
motivasi pegawai yang lebih tinggi.
5. Persetujuan Rencana Bisnis Bank RBB dan Laporan Pengawasan Realisasi RBB
Dewan Komisaris bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite
Remunerasi Nominasi senantiasa memantau Manajemen dan melakukan penilaian secara
seksama atas kinerja Perseroan berdasarkan Rencana Bisnis Bank dan Corporate Plan yang
telah ditetapkan.
Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap Rencana Bisnis Bank, Dewan Komisaris
telah melakukan kajian dan memberikan persetujuan atas Rencana Bisnis Bank Tahun
2015-2017 yang diajukan Direksi pada bulan November 2014. Selain hal tersebut, Dewan
Komisaris juga telah menyampaikan Laporan Pengawasan Pelaksanaan Rencana Bisnis
Bank untuk periode Semester II Tahun 2013 di bulan Februari 2014, dan Laporan Pengawasan
Pelaksanaan Rencana Bisnis Bank untuk periode Semester I Tahun 2014 di bulan Agustus 2014
kepada OJK.
Langkah ke Depan
Pelaksanaan aktivitas bisnis dengan mengedepankan prudential banking dan memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang dikeluarkan oleh Regulator, serta kemampuan untuk melakukan adaptasi dengan
kondisi pasar, dipandang merupakan kunci keberhasilan bagi BNI untuk survive di tengah indikasi
perkembangan ekonomi global yang masih rentan terhadap ketidakpastian, dan merupakan kunci
keberhasilan bagi BNI dalam menghadapi persaingan yang dipandang akan semakin ketat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghadapi tantangan di tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Selain memperhatikan target-target yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja agar
memperhatikan pertumbuhan di industri perbankan secara keseluruhan terutama
pertumbuhan peers group, sehingga secara strategis BNI dapat mengejar ketertinggalannya
dan meningkatkan positioning terutama terkait assets size dan market cap. Berkaitan dengan
hal tersebut, perlu disusun strategi antisipatif dan langkah-langkah terobosan yang terencana dalam
mengoptimalkan sumber daya dan teknologi yang dimiliki, yang didukung dengan accountability
yang jelas dan tegas dari setiap sektor, sehingga pencapaian target dan kinerja menjadi lebih fokus
dan terarah.
2. Dalam rangka meningkatkan proitabilitas Bank, optimalisasi pencapaian NIM agar dilakukan
melalui penerapan strategi dan upaya yang berkelanjutan dalam penetapan dan penyesuaian
tingkat suku bunga pinjaman yang kompetitif dan sesuai dengan situasi pasar, serta pengendalian
biaya dana dengan meningkatkan komposisi Current Account Saving Account CASA. Bisnis
treasury, trade inance, serta layanan dan solusi transaksional lainnya agar terus ditingkatkan,
sehingga dapat memberikan kontribusi Fee Based Income yang optimal.
3. Bank perlu mengupayakan eisiensi biaya dengan melakukan pengendalian biaya cost control
dan memperhatikan anggaran yang ditetapkan. Penerapan role model untuk menciptakan budaya
eisiensi agar terus diupayakan dan dilaksanakan secara optimal. Intensiikasi akuisisi dan retensi
nasabah melalui program-program pemasaran, agar dilakukan dengan tetap memperhatikan upaya
yang efektif dan biaya yang eisien. Anggaran investasi yang telah ditetapkan agar direalisasikan
secara optimal dengan memenuhi prinsip- prinsip GCG dan ketentuan yang berlaku, serta
mengutamakan kebutuhan yang terkait dengan peningkatan kinerja operasional dan layanan
perbankan yang mengarah pada peningkatan daya saing Bank.
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
4. Kualitas aset agar dikelola dan dijaga dengan baik dengan penerapan manajemen risiko yang
memadai, dan memperhatikan prinsip prudential banking. Pengelolaan kualitas aset terutama
pada segmen kredit menengah dan kecil, serta ritel perlu ditingkatkan dan ditindak-lanjuti secara
khusus, melalui langkah-langkah yang terprogram secara komprehensif dan berkelanjutan. Kebijakan
pencadangan yang mempengaruhi pembentukan Coverage Ratio agar dilakukan secara memadai,
sehingga dapat mengantisipasi potensi kerugian dan permasalahan di kemudian hari.
5. Pemberian kredit agar dilakukan secara selektif dengan memperhatikan karakteristik risiko yang
ada. Peningkatan implementasi manajemen risiko yang komprehensif agar diutamakan, sehingga
diharapkan dapat meminimalisir potensi kredit bermasalah dan mewujudkan pertumbuhan
kredit yang berkualitas. Prinsip kehati-hatian agar dijadikan sebagai dasar dalam penyaluran kredit,
dimana komposisi portofolio pada masing-masing segmen dan penyaluran kredit pada sektor-sektor
unggulan agar senantiasa dilakukan evaluasi, sehingga setiap perubahan yang terjadi pada
segmen dan sektor tertentu dapat diantisipasi dan proil risiko perkreditan dapat dijaga dengan baik.
6. Portofolio kredit segmen korporasi yang besar dan mendominasi sebagian besar total portfolio kredit
Bank secara keseluruhan, memerlukan perhatian khusus untuk dikelola dan disesuaikan dengan
risk appetite yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut dan terkait dengan upaya
menjaga proil risiko perkreditan, strategi inisiatif untuk memperkuat sinergi business banking dan
consumer retail melalui pendekatan value chain agar diterapkan secara optimal melalui program-
program yang terstruktur dengan baik, sehingga diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan
kredit pada segmen lainnya dan menurunkan concentration risk yang terlalu besar pada segmen
korporasi.
7. Sehubungan dengan pengelolaan Program Kredit Usaha Rakyat KUR, perlu diupayakan untuk
melakukan perbaikan yang komprehensif dan menyeluruh terhadap kebijakan dan prosedur
penyaluran KUR, kualitas SDM, serta infrastruktur pendukung, sehingga diharapkan ke depan Bank
dapat memperbaiki dan meningkatkan penyaluran KUR.
8. Untuk mengoptimalkan struktur pendanaan dan memperbaiki komposisi dana, penghimpunan
dana agar diprioritaskan pada penghimpunan giro dan tabungan yang merupakan sumber dana
berbiaya murah, melalui program-program yang terstruktur terkait intensiikasi akuisisi dan retensi
nasabah, serta dana-dana ritel yang tidak sensitif terhadap suku bunga. Pengembangan solusi dan
layanan transaksional, serta akses e-channel yang terintegrasi terkait business model menuju digital
banking agar dilakukan secara konsisten, sehingga ke depan BNI dapat menjadi Bank Transaksional
yang menjadi basis penghimpunan DPK.
9. Dampak krisis global yang diperkirakan masih berlangsung hingga tahun 2015, berpotensi
mempengaruhi stabilitas perekonomian global dan kondisi perekonomian Asia secara langsung.
Berkaitan dengan hal tersebut, kebijakan manajemen risiko likuiditas dan penerapannya,
khususnya untuk valuta asing agar dilaksanakan dengan lebih hati-hati dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pengelolaan likuiditas yang baik. Pengelolaan keseimbangan antara tingkat DPK
dan penyalurannya agar dilakukan secara cermat dan terencana, sehingga tingkat likuiditas dapat
dijaga pada level yang sehat dan ideal. Selain hal tersebut, diperlukan adanya strategi yang
terencana dalam memperkuat struktur funding jangka panjang untuk meminimalisir risiko
likuiditas.
10. Dalam rangka memenuhi ketentuan penyediaan modal minimum yang ditetapkan Regulator,
perhitungan permodalan agar mempedomani ketentuan dan persyaratan komponen modal yang
diatur berdasarkan PBI No.1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum. Selain hal tersebut, sejak awal agar dipersiapkan pembentukan
tambahan modal sebagai penyangga buffer yang dipersyaratkan oleh PBI No.1512PBI2013
tanggal 12 Desember 2013 dan mulai diberlakukan pada tahun 2016.
11. Dalam rangka meningkatkan ekspansi dan pertumbuhan menuju BNI Financial Group,
perlu disusun rencana corporate action yang komprehensif dengan memperhatikan pemilihan
mitra strategis yang dapat memberikan nilai tambah dan memperkuat daya saing BNI,
sehingga dapat mempercepat ekspansi serta mempertahankan dan memperkuat eksistensi BNI
di industri.
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
33
BNI Laporan Tahunan 2014
12. Pengelolaan SDM agar dilaksanakan secara efektif, antara lain melalui pelatihan, coaching
mentoring, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga dapat mendorong
peningkatan kapabilitas dan kinerja pegawai yang lebih baik. Berkenaan dengan regenerasi dan
kaderisasi pemimpin di masa yang akan datang, talent pool agar dipersiapkan secara memadai.
Monitoring pelaksanaan kinerja melalui supervisi yang kuat dan penerapan sistem reward and
punishment, serta upaya-upaya untuk memperkuat pemahaman pegawai mengenai risk culture dan
risk awareness, agar dilakukan secara memadai dan konsisten, sehingga dapat meningkatkan
integritas pegawai dan mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Perencanaan dan
rekrutmen pegawai, serta pemanfaatan tenaga kerja asing hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis dan memperhatikan indikator rasio Earning per Employee EPE, sehingga dapat
eisien dalam pengendalian biaya pegawai.
13. Pengelolaan ixed asset agar dilakukan secara memadai dan dioptimalkan untuk mendukung
aktivitas bisnis Bank, dimana atas aset-aset yang tidak produktif agar dioptimalkan dengan
mempedomani Peraturan Bank Indonesia No.1415PBI2012 tanggal 24 Oktober 2012
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, dan Peraturan Menteri BUMN No.PER-13
MBU092014 tanggal 10 September 2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan
Usaha Milik Negara.
14. Kinerja Perusahaan Anak dinilai belum memberikan kontribusi yang optimal bagi BNI.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan penyusunan kebijakan dan strategi yang
komprehensif untuk memperkuat Perusahaan Anak, sehingga Perusahaan Anak dapat
berkembang dan mampu memiliki daya saing dalam industri, serta memberikan kontribusi
yang optimal bagi BNI. Program kerja terkait strategi pengembangan bisnis dengan melakukan
sinergi Business Banking, Consumer Retail dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan
keuntungan melalui pendekatan Value Chain, agar disusun secara komprehensif dan secara
konsisten dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan
sinergi bisnis yang saling menguntungkan dapat terealisasi dengan baik.
15. Temuan-temuan hasil pemeriksaan auditor eksternal maupun internal agar dijadikan
perhatian khusus, dan segera ditindaklanjuti secara menyeluruh melalui corrective action yang
komprehensif ke arah sistem dan prosedur untuk memperkuat internal kontrol, sehingga temuan-
temuan hasil pemeriksaan auditor dimaksud dapat segera diselesaikan, dan meminimalisir terjadinya
kesalahantemuan berulang di kemudian hari.
Dewan Komisaris berharap upaya-upaya perbaikan dan peningkatan untuk mengejar berbagai ketertinggalan
dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui pendekatan dan kebijakan yang menyeluruh dan
terintegrasi. Dewan Komisaris percaya bahwa Direksi dan jajaran pimpinan BNI telah memiliki strategi untuk
mengatasi tantangan-tantangan tersebut, sehingga kerja keras yang telah dicapai di tahun 2014 dapat
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Hasil kinerja tahun 2014 merupakan hasil dedikasi dan kerja keras dari seluruh jajaran manajemen dan
pegawai Perseroan. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi kepada Direksi atas keberhasilan
kepemimpinannya, kepada seluruh pegawai atas dedikasinya, dan kepada segenap pemangku
kepentingan BNI atas dukungan yang tiada henti.
Peter B. Stok
Komisaris UtamaKomisaris Independen
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
Yang Terhormat Para Pemegang Saham, Sepanjang tahun 2014, Indonesia dan BNI menghadapi berbagai peluang dan tantangan.
Tahun 2014 merupakan tahun di mana rakyat Indonesia memilih wakil rakyat dan presiden Republik Indonesia ke tujuh. Sebagian besar negara penggerak ekonomi dunia
harus menghadapi perlambatan ekonomi, sedangkan negara-negara berkembang masih menghadapi situasi yang penuh tantangan akibat belum stabilnya harga komoditas,
sedangkan kebijakan peningkatan suku bunga Bank Indonesia di tahun 2013 yang lalu mulai terasa dampaknya terhadap perekonomian nasional. Tingkat inlasi tetap
terjaga di sepanjang tahun, sebelum mengalami peningkatan di kuartal keempat seiring pengurangan subsidi bahan bakar, sedangkan nilai tukar mata uang Rupiah
terhadap Dollar AS mengalami peningkatan volatilitas di akhir tahun. Faktor-faktor di atas menyebabkan menurunnya PDB mencapai 5,0, sedangkan industri perbankan
harus mengalami perlambatan pertumbuhan yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Industri perbankan harus menghadapi penurunan pertumbuhan kredit menjadi 11,6 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 21,6. Pertumbuhan dana pihak ke tiga juga
melambat di angka 12,3 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 13,6. Selain mengalami perlambatan pertumbuhan kredit, tingkat suku bunga meningkat
signiikan yang berakibat pada kenaikan beban dana pihak ke tiga, terutama untuk dana deposito.
BNI terus meningkatkan pertumbuhan asetnya, dengan tetap memperhatikan aspek kualitas aset delapan sektor unggulan. Di tahun 2014, kami telah meraih pertumbuhan
kredit sebesar 10,8. Segmen Perbankan Bisnis yang terdiri dari kredit korporasi, menengah dan kecil meraih pertumbuhan sebesar 8,7, sedangkan Perbankan
Konsumer Retail meraih pertumbuhan sebesar 9,1. Tren positif kualitas aset terus
Laporan Direksi
35
BNI Laporan Tahunan 2014
dipertahankan selama 7 tahun terakhir dengan menurunnya rasio NPL menjadi 1,96,yang
merupakan hasil dari upaya pengawasan dan pendekatan kepada para nasabah selama masa
perlambatan ekonomi ini. Kami juga berhasil memperkuat neraca BNI melalui peningkatan
Coverage Ratio hingga mencapai 130,1 dari 128,5 di tahun 2013.
Di sisi liabilitas, BNI harus menghadapi tekanan makro ekonomi dalam bentuk kenaikan tingkat suku bunga
deposito. Produk tabungan tumbuh Rp8,0 triliun atau 7,5, sedangkan komposisi dari produk tabungan dan
giro, sedikit menurun menjadi 64,5 ketika nasabah mulai mengalihkan dananya ke produk deposito.
Di tengah melambatnya perekonomian dan proses politik di tahun 2014, BNI berhasil meraih peningkatan
kualitas hasil usaha, pertumbuhan kredit dan pendanaan yang berkelanjutan, peningkatan kualitas
aset, serta mencatatkan Laba Bersih sebesar Rp10,8 triliun atau Rp578 per saham, meningkat 19,1
dibandingkan pencapaian tahun 2013. Di tahun 2008, manajemen BNI mentargetkan pertumbuhan
Laba Bersih sebesar dua digit di tahun 2015. Target tersebut berhasil dicapai satu tahun lebih awal
bersamaan dengan hari jadi BNI ke 68.
Arah Strategis dan Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI terus melaksanakan strategi utamanya yang telah ditetapkan di tahun
2010. Kami tetap memfokuskan pada pengembangan BNI tidak untuk saat ini saja, tetapi untuk
berkelanjutan di tahun-tahun mendatang. Di tahun 2014, kami memprioritaskan upaya pertumbuhan
dengan mengidentiikasi nasabah yang loyal dan sehat dengan memanfaatkan model supply chain.
Upaya tersebut didukung oleh strategi masing- masing wilayah dan industri, yang dikembangkan agar
segmen Perbankan Bisnis bisa tetap tumbuh dengan
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
Laporan Direksi
NPL yang rendah. Di segmen Perbankan Konsumer, kami fokuskan upaya pada pertumbuhan kredit yang
berkualitas serta inisiatif pengembangan produk, antara lain melalui perluasan penawaran anak usaha
BNI Life didukung oleh mitra baru kami Sumitomo Life, sehingga secara jangka panjang BNI dapat terus
memberikan dukungan dan berkembang bersama segmen konsumer Indonesia.
Kami akan melanjutkan strategi kami untuk membangun dan mengembangkan basis pendanaan
berkelanjutan yang tangguh. Kami kembali menambah jumlah cabang di tahun ini, serta memindahkan
beberapa cabang ke lokasi yang lebih strategis. Jaringan ATM terus dikembangkan melalui
penambahan lebih dari 14.000 ATM dengan itur-itur baru, termasuk itur setoran tunai.
BNI telah menjadi bank Indonesia pertama yang memasang mesin ATM di luar negeri, yakni di BNI
cabang Singapura dan BNI cabang Hong Kong. Layanan perbankan digital juga terus dikembangkan,
baik untuk layanan perbankan internet maupun mobile banking, sehingga BNI berhasil meraih peringkat
sebagai Bank ke dua terbaik di Indonesia di bidang Layanan Nasabah.
Kinerja positif di tahun 2014 terutama disumbangkan oleh perencanaan reformasi jangka panjang Bank.
BNI telah melakukan investasi yang signiikan untuk memperkuat dan meningkatkan proses perbankan
serta sumber daya manusianya. Selama 7 tahun terakhir, kami telah menginvestasikan lebih dari 13
juta jam pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, operasional dan layanan nasabah
kepada sumber daya manusia BNI. Upaya reformasi tersebut juga telah menghasilkan penurunan Rasio
Beban terhadap Laba Bersih sebesar 10,3 sejak tahun 2008, pencapaian yang terbaik dibandingkan
bank setara lainnya. BNI juga tetap mempertahankan komitmennya menjadi bank nasional yang
menghubungkan Indonesia dengan dunia. Dengan lokasi kantor cabang yang strategis, seperti Singapura,
Hong Kong, Tokyo, Osaka, London dan New York, BNI memiliki keunikan diantara perbankan Indonesia.
Kami terus meningkatkan kapabilitas cabang BNI di luar negeri guna menawarkan lebih banyak layanan
agar dapat memenuhi kebutuhan para nasabah domestik yang berada di luar negeri, serta para
investor dan nasabah asing yang mencari peluang investasi dan pengembangan usaha di Indonesia.
Japan desk BNI berhasil meraih pertumbuhan volume usaha hingga dua kali lipat di tahun 2014.
Melalui kemitraan dan cabang BNI di Jepang, BNI berhasil memfasilitasi investasi langsung, kredit dan
pendanaan luar negeri mencapai US400 juta ke Indonesia.
Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial
BNI tetap mempertahankan komitmennya terhadap praktek tata kelola perusahaan yang solid sebagai
bagian dari strategi jangka panjang Bank. Di tahun 2014, kami terus mengimplementasikan
proses baru yang dibutuhkan, mengevaluasi dan menyempurnakan proses yang sudah ada, serta
terus mencari gagasan dan sumber daya baru guna meningkatkan kinerja dan tata kelola BNI. Kami
juga menjalankan program-program pelatihan untuk seluruh jajaran organisasi sebagai bagian dari upaya
kami, serta untuk ketiga kalinya secara berturut- turut kami berhasil meraih penghargaan Good
Corporate Governance Award dari IICG dan SWA. Kami juga terus mendukung pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan perlindungan lingkungan. Melalui program Kampoeng BNI, kami menjalin kemitraan
dengan para wirausahawan kecil setempat untuk membangun usaha-usaha berkelanjutan sehingga
meraih pencapaian positif di tahun 2014. Kami juga telah meningkatkan dukungan dan upaya di bidang
pengembangan masyarakat, program kemanusiaan, serta perlindungan lingkungan melalui Program
Kemitraan, Sosial dan Kemasyarakatan. Komitmen kami pada program penanaman satu miliar pohon atau
One Billion Indonesian Trees OBIT telah mendukung penanaman lebih dari 7 juta pohon selama 7 tahun
terakhir.
Prospek 2015
Memasuki tahun 2015, kami telah memperbaharui optimisme pada prospek jangka panjang
Indonesia, dengan tetap waspada terhadap kondisi perekonomian dan perbankan jangka pendek.
Indonesia telah menutup tahun 2014 dengan perlambatan pertumbuhan PDB, nilai tukar yang
bergejolak, serta jatuhnya harga minyak dunia. Kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga global
yang merupakan antisipasi keputusan bank sentral Amerika Serikat di tahun 2015, juga berdampak pada
pandangan jangka pendek kami. Kami berharap bahwa dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia
akan terasa hanya di semester pertama tahun 2015,
37
BNI Laporan Tahunan 2014
Gatot M. Suwondo
Direktur Utama
sedangkan di semester ke dua kita akan memasuki masa peningkatan pertumbuhan PDB jangka panjang.
Di tahun 2015 kami akan terus memfokuskan kegiatan di sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan jangka
panjang yang berkelanjutan. Kami akan melanjutkan keberhasilan BNI dalam memanfaatkan pendekatan
supply chain untuk meningkatkan basis nasabah yang berkualitas tanpa mengesampingkan kehati-hatian
dalam pemberian kredit. Inisiatif strategis untuk perusahaan anak juga telah ditetapkan untuk meraih
peningkatan di tahun mendatang dan penyempurnaan layanan nasabah serta pengembangan kinerja yang
eisien dan efektif.
Untuk meningkatkan layanan nasabah terhadap fasilitas keuangan secara meyeluruh, BNI bersama
dengan anak-anak perusahaan yaitu BNI Life, BNI Securities, BNI Syariah dan BNI Multiinance
membentuk BNI Financial Services Group. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan nasabah terutama
generasi Y yang lebih berorientasi pada teknologi, kedepannya BNI mengembangkan konsep digital
banking.
Kami percaya, tahun 2015 akan menjadi tahun peningkatan di bidang pertumbuhan yang berkualitas,
layanan nasabah dan kinerja inansial.
Kemajuan Selama 7 Tahun
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menengok 7 tahun ke belakang pengabdian kepada
BNI. Di tahun 2007, banyak orang yang meragukan prospek BNI. Dengan dukungan sumber daya manusia
internal dan eksternal, kami membangun sebuah tim yang telah memimpin berbagai pencapaian signiikan
bagi BNI. Keberhasilan meningkatkan layanan nasabah dari peringkat ke-8 menjadi peringkat ke-2 merupakan
salah satu pencapaian yang menggembirakan. Kami juga telah memperluas jaringan ATM BNI dengan
menambah sekitar 11.000 unit dan membuka lebih dari 700 cabang guna melayani nasabah di seluruh
Indonesia. Selama 7 tahun terakhir, BNI juga telah membangun landasan yang solid bagi perkembangan
layanan perbankan digital, serta mengembangkan Layanan Keuangan yang komprehensif termasuk
perbankan Syariah, perluasan produk asuransi, Sekuritas dan wealth management, sebagai inti
kegiatan perbankan BNI bagi para nasabah kini dan di masa mendatang.
Kami juga berupaya untuk memelihara kesehatan BNI dan memiliki proses yang sesuai untuk menjadi
institusi penting bagi masa depan Indonesia. Selama 7 tahun terakhir, BNI juga berhasil meraih
hampir sebesar US1,5 miliarRp18 triliun ekuitas eksternal baru untuk BNI dan perusahaan anak,
guna memelihara pertumbuhan dan dukungan bagi Indonesia. Dibandingkan bank-bank lain yang setara,
BNI telah meraih tingkat permodalan yang tertinggi sejak tahun 2008, termasuk Tier 1 yang tumbuh lebih
dari 50. Selain memperkuat basis permodalannya, BNI juga telah meraih peningkatan Return on Equity
ROE yang lebih tinggi dari bank lain, dari 7,5 di tahun 2007 menjadi lebih dari 23,6 tahun 2014.
Bagi para pemegang saham, sejak tahun 2008, kerja keras kami telah membuahkan imbal hasil lebih dari
10 kali lipat nilai investasi mereka dalam kurun waktu 7 tahun, atau lebih dari dua kali lipat pencapaian bank
lain yang setara.
Penutup
Saya ingin sampaikan ucapan terima kasih kepada para karyawan atas upaya yang luar biasa sepanjang
tahun 2014. Saya juga sampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta
Dewan Komisaris untuk dukungan dan bimbingannya selama tahun 2014. Akhirnya, ucapan terima kasih
bagi para nasabah dan pemangku kepentingan untuk kepercayaan dan dukungannya selama tahun
2014 dan juga tahun-tahun sebelumnya maupun mendatang.
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
Direksi
39
BNI Laporan Tahunan 2014
1. Adi Setianto