39
BNI Laporan Tahunan 2014
1. Adi Setianto
Direktur Jaringan Layanan
2. Suwoko Singoastro
Direktur Tresuri FI
3. Sutanto
Direktur Risiko Perusahaan
4. Honggo Widjojo Kangmasto
Direktur Operasional TI
5. Yap Tjay Soen
Direktur Keuangan
6. Gatot M. Suwondo
Direktur Utama
7. Felia Salim
Wakil Direktur Utama
8. Krishna R. Suparto
Direktur Bisnis Banking
9. Ahdi Jumhari Luddin
Direktur Hukum Kepatuhan
10. Darmadi Sutanto
Direktur Konsumer Ritel
Dari kiri ke kanan
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
Strategi 2014
Arah Kebijakan Bank
Untuk mewujudkan visi dan misinya, Bank telah menetapkan arah bisnisnya
untuk mewujudkan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan. Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, Bank telah menetapkan kebijakan strategis
yang dilaksanakan dalam tahapan inisiatif strategis, dengan mempertimbangkan
faktor eksternal dan internal Bank.
Strategi Bank pada 2014 ditujukan untuk meningkatkan kemampuan internal bagi
Bank dalam menghadapi dinamika politik dan ekonomi yang diperkirakan akan
mempengaruhi berbagai regulasi terkait aktivitas Bank, sekaligus menyiapkan
Bank untuk berkompetisi dalam jangka panjang di kawasan Asia Tenggara dalam
rangka mengantisipasi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA atau
ASEAN Economic Community AEC pada akhir 2015, dan implementasi MEA untuk
industri keuangan pada 2020.
Langkah-langkah Strategis 2014
Langkah-langkah strategis yang telah ditempuh dalam rangka
mengimplementasikan Arah Kebijakan Bank adalah sebagai berikut:
• Ekspansi bisnis pada sektor industri
unggulan dan potensi industri unggulan pada masing-masing
wilayah, serta turut serta dalam mendukung MP3EI Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
• Mengoptimalkan value chain nasabah
existing untuk memperdalam dan memperluas jangkauan pembiayaan
dan layanan perbankan. • Mengoptimalkan jalur distribusi
bank dan anak perusahaan baik berupa isik maupun e-channel untuk
meningkatkan proitabilitas.
Kebijakan Strategis 2014
Langkah-langkah strategis tersebut telah dituangkan dalam Kebijakan Strategis
Manajemen 2014 yang terdiri dari 5 lima butir Kebijakan Strategis, sebagai berikut:
Sinergi Business Banking, Consumer Retail dan
Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan keuntungan
melalui pendekatan Value Chain
Meningkatkan eisiensi operasional dan efektivitas biaya
Mengoptimalkan customer engagement dan channel untuk
meningkatkan penjualan dan transaksi
Meningkatkan kapabilitas karyawan dan teknologi
informasi untuk memperkuat daya saing
Pertumbuhan aset dan liabilities yang sehat
Pertumbuhan Keuangan yang
Berkelanjutan
41
BNI Laporan Tahunan 2014
Pertumbuhan pinjaman Bank telah diusahakan seoptimal mungkin untuk menghasilkan
keuntungan yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor kondisi politik yang dinamis,
ekonomi makro yang mengalami perlambatan, dinamika regulasi, tekanan inlasi, meningkatnya
biaya dana, dan nilai tukar mata uang asing yang terus meningkat. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal tersebut, kinerja aset dan liabilitas Bank 2014 adalah sbb:
− Pertumbuhan pinjaman mencapai 10,8 dari
target antara 14 sampai dengan 17 di mana pertumbuhan kredit segmen Business
Banking mencapai 8,7 dari target antara 15 sampai dengan 18 sedangkan pertumbuhan
sektor Consumer Retail mencapai 9,1 dari target antara 14 sampai dengan 16.
− Pertumbuhan kredit syariah mencapai 33,3 melampaui target 30,0.
− Efektivitas fungsi intermediari bank telah ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio LDR
yang mencapai 87,8 sedikit lebih tinggi dari target antara 85 sampai dengan 87.
− Kualitas kredit berhasil ditingkatkan yang tercermin dari Non Performing Loan NPL
sebesar 1,96 yang berada di kisaran target antara 1,8 sampai dengan 2,2.
− Kemampuan bank menyerap risiko berhasil ditingkatkan dari periode sebelumnya dari
128,5 per 2013 menjadi 130,1 di tahun 2014. Pencapaian tersebut sedikit di atas
target antara 127 - 130.
• Mengoptimalkan customer engagement dan
channel untuk meningkatkan penjualan dan transaksi
Upaya meningkatkan penjualan dan transaksi melalui customer engagement yang di dalamnya
termasuk aktivitas cross selling, referral, dan value chain ditujukan untuk meningkatkan aktivitas
transaksi yang menghasilkan fee based income dan dana murah. Peningkatan transaksi didorong
baik dari nasabah Business Banking maupun Consumer Retail melalui seluruh channel Bank
terutama e-channel yang diperkaya dengan itur dan kerjasama sarana transaksi keuangan dengan
pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
Strategi optimalisasi customer engagement dan channel telah berhasil meningkatkan recurring
fee sebesar 22,7 dari target 19 - 21. Dari sisi dana, terjadi peningkatan dana pihak ketiga
• Sinergi Business Banking, Consumer Retail
dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan keuntungan melalui pendekatan
Value Chain
BNI secara proaktif telah menciptakan sinergi melalui pendekatan value chain antara nasabah
Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak. Optimalisasi keuntungan dicapai
melalui peningkatan share of wallet dari nasabah melalui up selling, cross selling, dan bundling
product, serta peningkatan fee based income antara lain melalui penjualan bancassurance,
produk investasi, trade inance, dan produk tresuri.
Outcome dari sinergi Business Banking, Consumer Retail dan Perusahaan Anak
tercermin dari realisasi proitabilitas 2014 sesuai target yang telah ditetapkan, yaitu:
− Return on Asset ROA mencapai 3,5 dari
target 3,4-3,6. − Return on Equity ROE mencapai 23,6
melampaui target 21-23. − Return on Equity ROE perusahaan anak
syariah yang mencapai 10,4 dari target 10.
Selain itu, rasio Net Interest Margin NIM Bank juga mengalami peningkatan, dari 6,1 di periode
2013 menjadi 6,2 di periode 2014.
• Pertumbuhan aset dan
liabilities yang sehat
Pertumbuhan aset yang sehat diupayakan dengan fokus ekspansi untuk segmen Business Banking
pada pemain utama di sektor-sektor unggulan BNI dengan tetap berkomitmen dalam mendukung
pembiayaan MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,
khususnya di bidang infrastruktur, ketahanan pangan, dan energi. Fokus ekspansi untuk segmen
Consumer Retail dengan memperkuat penjualan produk dan layanan yang mempunyai fee based
income dan marjin keuntungan tinggi. Dari sisi kualitas aset, Bank secara konsisten selalu
mengintensifkan upaya-upaya peningkatan kualitas kredit yang dilakukan dengan mengawasi kredit
Pra-NPL Non Performing Loan secara ketat, dan mengutamakan remedial untuk perbaikan
kolektibilitas. Pemantauan risiko terhadap debitur diintensifkan sebagai early warning untuk
mengantisipasi rencanaaction plan mitigasi risiko terhadap gejala-gejala yang berdampak negatif
pada bisnis nasabah, baik pengaruh dari prospek usahanya maupun pengaruh dari kondisi ekonomi
yang tidak diharapkan.
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
DPK sebesar 7,5 dari target antara 12 sampai dengan 13, di mana dana dari Giro dan
TabunganCurrent Account Saving Account CASA tumbuh 7,1 dari kisaran target antara 13
sampai dengan 15. Namun demikian, komposisi CASA tahun 2014 masih mendominasi dengan
proporsi sebesar 64,5 dari total dana pihak ketiga DPK di 2014.
• Meningkatkan eisiensi operasional dan efektivitas biaya
Dalam rangka menghadapi kompetisi perbankan, suatu bank diharapkan untuk dapat melayani
nasabah secara efektif dengan cara operasional perbankan yang eisien sehingga menghasilkan
laba yang maksimal. Dalam rangka mencapai hal tersebut, Bank mengambil inisiatif untuk
melakukan optimalisasi terhadap sumber daya manusia, logistik, dan infrastruktur yang dimiliki.
Bank melakukan penajaman beban promosi dengan melakukan targeted campaign sesuai
segmen bisnis, melakukan perbaikan proses bisnis, dan menurunkan cost to serve melalui
migrasi transaksi nasabah ke e-channel. Hasil dari upaya-upaya Bank untuk eisiensi dan
efektivitas operasional adalah menurunnya Cost to Income Ratio CIR dari 46,7 di 2013 menjadi
43,8 di 2014 lebih eisien dari target 44- 46.
• Meningkatkan kapabilitas karyawan dan
teknologi informasi untuk memperkuat daya saing
Daya saing suatu bank antara lain ditentukan oleh adanya kapabilitas karyawan dan teknologi
informasi yang mendukung. Untuk memperkuat daya saing tersebut, Bank terus melakukan
peningkatan layanan dengan perbaikan sarana dan prasarana pendukungnya yang berupa
sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi agar mampu bersaing dalam melayani
dan memenuhi kebutuhan nasabah. Indikator kepuasan pelanggan tercermin dalam survei
oleh pihak independen yaitu Marketing Research Indonesia yang menunjukkan bahwa Bank
berhasil mencapai Top 2 di tahun 2014 tanpa mengorbankan sisi produktivitas karyawan dengan
pencapaian earning per employee EPE yang tumbuh 17,1 dari tahun 2013 dari target 8 -
12.
Strategi 2015
Sesuai dengan tahapan dalam rencana jangka panjang yang telah ditetapkan, Bank berkomitmen
untuk melanjutkan tahapan sebelumnya dalam menciptakan pertumbuhan keuangan yang
berkelanjutan dan meningkatkan kemampuan Bank dalam menghadapi persaingan antar bank di kawasan
Asia Tenggara. Untuk menciptakan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan dan peningkatan daya
saing tersbut, maka selama 2015 Bank bermaksud untuk meningkatkan sinergi bisnis antara segmen
Business Banking, Consumer Retail, dan Anak Perusahaan dalam bentuk BNI Financial Service
Group yang mampu menangkap kebutuhan nasabah dan menciptakan solusi keuangan yang terintegrasi
bagi nasabah serta mengoptimalkan e-channel untuk memperkuat integrasi transaksi seluruh channel Bank
menuju digital banking dalam menciptakan solusi yang terintegrasi tersebut, selain meningkatkan
tingkat kinerja yang telah dihasilkan pada periode sebelumnya.
Adapun Kebijakan Strategis Manajemen 2015 yang terdiri dari 5 lima butir yang bertujuan untuk
mencapai pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan adalah sebagai berikut:
43
BNI Laporan Tahunan 2014
Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail,
dan Perusahaan Anak melalui pendekatan value chain untuk
mengoptimalkan keuntungan
Optimalisasi sumber daya yang ada dan simpliikasi proses
guna meningkatkan eisiensi dan efektivitas
Mengoptimalkan penjualan dan volume transaksi dengan
mengoptimalkan customer engagement, memperkuat
jaringan, dan mengembangkan aliansi bisnis
Meningkatkan customer experience melalui perbaikan
proses dan business model menuju digital banking
Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur pendanaan
yang optimal
Pertumbuhan Keuangan yang
Berkelanjutan
• Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan
value chain untuk mengoptimalkan keuntungan. • Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur
pendanaan yang optimal. • Meningkatkan penjualan dan volume transaksi
dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan, dan mengembangkan
aliansi bisnis. • Optimalisasi sumber daya yang ada dan
simpliikasi proses guna meningkatkan eisiensi dan efektivitas
• Meningkatkan customer experience melalui
perbaikan proses dan business model menuju digital banking.
Sasaran 2015
Bank bermaksud untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan
bangkit kembali setelah mengalami dinamika di bidang politik dan ekonomi, sehingga dapat meraih
kinerja yang lebih baik yang ditandai dengan sinergi antara Bank dan perusahaan anak yang meningkat,
proitabilitas yang dipertahankan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan, pertumbuhan aset
Bank baik kredit dan dana pihak ketiga DPK sesuai pertumbuhan industri, tingkat layanan nasabah yang
tetap memuaskan nasabah, eisiensi operasional yang meningkat, dan volume aktivitas perbankan yang
meningkat. Di samping hal tersebut, Bank bermaksud untuk
optimal dalam menjalankan fungsi intermediari perbankan dan mendukung program-program
pembangunan negara terutama energi, industri, dan infrastruktur serta meningkatkan penetrasi layanan
perbankan dan edukasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat sehingga mewujudkan pemerataan
pendapatan masyarakat.
Target Bisnis 2015
Dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal seperti kondisi perekonomian Indonesia dan
persaingan perbankan, maka beberapa target bisnis untuk tahun 2015 ditetapkan sebagai berikut:
1. ROA 3,5-3,6, ROE 23,0-24,0, sedangkan
ROE anak perusahaan 5,0-6,0. 2. Coverage Ratio 130,0-135,0, pertumbuhan
kredit 14,0-16,0, pertumbuhan DPK ditargetkan 13-16, LDR 86,0-88,0, rasio
NPL terjaga di level 1,9- 2,1. 3. Pertumbuhan Fee Based Income 19,0-21,0, .
4. Rasio CIR 43,0-45,0 dan BOPO 64,0-66,0, Earning per Employee Rp470 juta.
5. Service level minimal peringkat kedua.
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
BNI Reformasi 1.0 -
Memimpin Pasar Dengan Kapabilitas Baru
Seiring dengan meningkatnya globalisasi yang menjadikan dunia seolah tanpa batas, sasaran jangka panjang kami adalah menempatkan BNI sebagai bank nasional yang mampu menjembatani Indonesia ke dunia dan dunia ke
Indonesia. Untuk menjadi pemimpin pasar, BNI memperbaiki kualitas kerja di seluruh lini organisasi dalam rangka mengukuhkan posisi perusahaan sebagai penyedia solusi keuangan total total inancial solution kepada para
nasabah.
Sejalan dengan upaya tersebut, BNI telah mengevaluasi dan mengembangkan kapabilitasnya melalui sebuah program multi years yang dijalankan melalui pendekatan proyek. Program tersebut dikenal dengan nama BNI
Reformasi 1.0.
Penghujung 2014 menjadi penanda berakhirnya lima tahun perjalanan program BNI Reformasi 1.0 sekaligus sebagai turning point BNI untuk memimpin pasar dengan kapabilitas baru. BNI telah menyelesaikan lebih dari
150 proyek yang berisi inisiatif-inisiatif pengembangan serta perbaikan business strategy dan operating model. Penyelarasan strategi organisasi organization design, customer centric business model, dan sejumlah kapabilitas
baru telah diimplementasikan selama kurun waktu 4,5 tahun, lebih cepat dari rencana awal yaitu 5 tahun.
Implementasi kapabilitas baru tersebut mendiferensiasikan BNI sebagai bank pilihan utama dengan kualitas terbaik yang mampu memenuhi jasa layanan perbankan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pasar. Hal
tersebut menjadikan BNI semakin dekat pada tujuannya untuk menjadi sebuah bank lokal dengan kemampuan global.
Hasil dari program BNI Reformasi terbukti dengan adanya peningkatan kinerja BNI yang mampu mengimbangi kinerja bank-bank setara peers group lainnya. Pencapaian kinerja tersebut merupakan wujud dari empat obyektif
atau empat pilar tujuan BNI Reformasi 1.0, yakni peningkatan pendapatan, perbaikan kualitas aset, peningkatan eisiensi, serta pencapaian skala ekonomis.
Peta Bisnis Wilayah Transactional Banking
Market Intelligence BB-RM
Model TAP
Trade Finance Remittance
Propensity Model Branch Model
BBC-BFC Global FI
Segmentation Global Treasury
CR-Model Sinergy BB, CR,
Subsidiaries Value Proposition
Sales Model Farmer, Hunter
SAPM Enhancement Credit Model Credit
Service Early Warning System
SABAK Forum System
Integrator Pelatihan RM CA
Remedial Recovery ACPS
Collection Management
Common Collection Risk Culture
Credit Committee Evaluation
Risk Based Performance Mgt
Planing Budgeting Video Conference
ARCI Model Multi Channel Bank
Branch Model BBC-BFC Capital Allocation
Trade Finance Remittance
FTP-CPR Performance
Management Middle Ofice
Organization Design SI-EDWH
IDM IT Capability
Workforce Planning Talent Management
LDP Program Individual Dev.
Program Dual CPM Suc.
Planning KPI
GAM Supply Chain
Financing Learning Catalogue
Regulatory Capital Allocation
HC Mgt Global Policy Risk Apettite
Online Assesment Assesment Center
REVENUE UPLIFT NPL REDUCTION
COST OPTIMIZATION ECONOMIES OF SCALE
NII EAT
EPE FBI
NPL CIR
Indikator Kinerja
2013 Rp19,1 triliun
Rp9,1 triliun Rp347 juta
Rp9,4 triliun 2,17
46,65 2014
Rp22,4 triliun Rp10,8 triliun
Rp406 juta Rp10,7 triliun
1,96 43,85
45
BNI Laporan Tahunan 2014
Felia Salim
Wakil Direktur Utama
“BNI Reformasi 1.0: Fondasi Kokoh bagi Pertumbuhan Berkelanjutan
Hasil-hasil yang telah dicapai sejauh ini melalui BNI Reformasi 1.0 telah
memberikan fondasi yang kokoh bagi BNI untuk mendorong pertumbuhan
secara berkelanjutan dalam jangka panjang ke depan. Dengan terus tumbuh
dan berkembang, BNI akan mampu mewujudkan komitmennya untuk
melayani nasabah dengan lebih baik lagi dalam menghadirkan pengalaman
perbankan yang melebihi ekspektasi nasabah.”
Pada lini consumer retail banking, pembangunan sales culture dan penyelarasan serta penguatan
fungsi penjualan sales management telah diimplementasikan diseluruh Cabang. Inisiatif strategis
yang mampu menciptakan customer experience ini dibangun dengan mengoptimalkan peran Cabang
untuk mengedepankan layanan dan solusi secara menyeluruh total solution kepada para nasabah.
Fokus utama pendekatan model bisnis baru ini adalah mengembangkan kapabilitas analitis untuk
merumuskan strategi penjualan yang fokus pada penyediaan produk dan layanan sesuai dengan
kebutuhan dan perilaku nasabah pada seluruh siklus kehidupannya.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, BNI mampu meningkatkan laba dari yang sebelumnya hanya
sebesar Rp4,1 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp10,8 triliun pada tahun 2014. BNI juga telah
berhasil menekan tingginya rasio kredit bermasalah dari 4,3 di tahun 2010 menjadi 2,0 di tahun
2014. Membaiknya cost to income ratio juga menjadi bentuk pencapaian BNI dalam meningkatkan eisiensi
perusahaan. Selama kurun waktu tersebut, BNI mampu meningkatkan product holding ratio baik
untuk sektor business banking maupun consumer retail sebagai bukti bahwa BNI telah mencapai skala
ekonomis perusahaan.
Peningkatan pendapatan
Melalui pendekatan model bisnis baru pada lini business banking, BNI semakin mampu menggali
potensi nasabah di industri-industri pilihan baik secara nasional maupun di wilayah. Kemampuan
market intelligence semakin berkembang dan proses pembelajaran dalam memahami segmen
semakin tajam. Hal ini penting agar seorang banking oficer atau Relationship Manager BNI dapat
menggali kebutuhan nasabah dalam menyediakan solusi keuangan terintegrasi. Implementasi model
relationship management dengan pendekatan account planning yang lebih terstruktur juga telah berhasil
meningkatkan share of wallet melalui aktivitas cross selling. Dalam aktivitas pemberian kredit atau
pembiayaan aktivitas usaha kini dilengkapi dengan penawaran jasa dan layanan perbankan lainnya seperti
transaksi pembayaran dan penerimaan melalui cash management, trade inance, foreign-exchange fx,
trustee, dan lain lain.
“BNI telah mengalokasikan sumber dayanya untuk kegiatan market intelligence. Kegiatan
ini tak lain bertujuan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai
pasar dan tingkat persaingan dengan kompetitor. Melalui informasi tersebut,
BNI mengetahui apa yang sebaiknya perlu dilakukan ke depan”
Ikhtisar Utama
BNI Laporan Tahunan 2014
BNI Reformasi 1.0
diawali dari kerangka kebijakan risk appetite yang disepakati dan mekananisme kontrol “Three Line
of Defense” dengan mengedepankan pentingnya penguatan lini depan yang handal. Untuk itu, selama
4,5 tahun terakhir BNI telah melakukan rekrutmen dan melatih lebih dari 2.000 relationship manager dan
credit analyst. Sejalan dengan upaya meningkatkan efektivitas proses kontrol dan review, framework
sistem integritas telah dibangun guna menyelaraskan berbagai komponen dalam organisasi.
Eisiensi
Terbentuknya desain organisasi baru BNI di tingkat Kantor Besar dan Kantor Wilayah berdasarkan
pendekatan fungsi yang ditatalaksanakan sesuai model ARCI Accountable, Responsible, Consulted,
Informed memperjelas pembagian tugas, peran, dan tanggung jawab serta kewenangan dalam
setiap proses bisnis. Hal ini telah terbukti dapat mempercepat proses pengambilan keputusan yang
secara tidak langsung berdampak pada eisiensi biaya.
Yang terpenting, BNI secara sukses telah menerapkan disiplin manajemen proyek dalam setiap pelaksanaan
aktivitasnya, diuraikan secara jelas dan terukur dalam alur inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan pengakhiran atau penyelesaian. Terbukti, alur ini mampu menghasilkan output secara efektif dan
eisien melalui keberhasilan BNI dalam mengelola proses peningkatan kemampuan setiap pegawai
selama tahun 2014. Dengan alokasi biaya yang sama, BNI mampu menyelenggarakan pelatihan sebanyak
dua kali lipat dari jumlah pelatihan tahun 2013.
Skala ekonomis
Di sektor consumer retail, BNI juga telah membangun kerangka dasar building blocks
kapabilitas sistem Customer Relationship Management, yakni kapabilitas dalam mengidentiikasi
nasabah sejak awal dengan “insight” nasabah. Pengembangan kapabilitas tersebut mendukung BNI
dalam mengembangkan “bundled product” berikut dengan kampanye pemasaran sesuai segmen yang
dituju sekaligus perumusan strategi penjualan, pilihan channel distribusi dan layanan sesuai kekhususan
tiap-tiap segmen. Secara operasional, sistim ini lebih eisien dan risiko lebih terkendali.
Pada lini tresuri, pengelolaan fungsi tresuri dengan Kantor Cabang Luar Negeri KCLN telah terintegrasi
global treasury. Aktivitas bisnis tresuri BNI dalam negeri maupun Kantor KCLN telah dikelola dalam
konsep satu tim, satu sistem, satu portfolio, satu risiko, dan satu PL. Sejalan dengan mekanisme
global treasury, BNI juga telah mengembangkan kebijakan global liquidity yang bertujuan untuk
mengkoordinasikan semua kegiatan fund raising BNI dibawah Divisi Tresuri, sehingga tidak terjadi benturan
kepentingan antara Head Ofice dengan KCLN maupun antar KCLN.
Perbaikan kualitas aset
Dari sisi kualitas aset telah terjadi peningkatan yang ditandai dengan penurunan non performing loan NPL
pada tahun 2014. Dengan pertumbuhan kredit yang optimal, tren NPL tercatat membaik dalam 5 tahun
terakhir. Hal ini merupakan dampak dari implementasi credit model dengan pendekatan fungsi four eyes dan
segregation of duty yang diaplikasikan melalui komite kredit.
Credit model yang diimplementasikan telah mengubah berbagai hal yang sangat mendasar. Desain organisasi
serta operasionalisasi dalam pemrosesan kredit didasarkan pada four eyes principle. Berbagai
ketentuan internal secara komprehensif dirancang ulang, sebuah fungsi khusus telah dibentuk yakni
Policy GovernancePGV. Perbaikan kualitas aset
“Segregation of duty; pemisahan tugas yang jelas untuk memastikan adanya
mekanisme pengendalian yang independen atas fungsi bisnis, fungsi risiko, fungsi credit
service atau administrasi kredit, dan fungsi collection”
“BNI menerapkan ARCI Model sebagai sebuah matriks untuk seluruh aktivitas atau
otorisasi keputusan yang dikaitkan dengan seluruh pihak atau posisi yang terlibat”
“BNI Digital Learning Space sebagai mitra strategis untuk mencapai misi dan strategi
BNI menuju organisasi berkarakter melalui pengembangan budaya pembelajaran
berkelanjutan dengan medium teknologi digital sebagai tulang punggungnya”
47
BNI Laporan Tahunan 2014
• Formulasi KPI Posisi yang sejalan dengan KPI BNI dan KPI Unit, review metode penilaian kinerja
pegawai yang sukses dengan menerapkan merit system sehingga memberikan hasil yang lebih
adil dan proporsional dan telah sesuai dengan implementasi kurva normal bell curve. Artinya
penetapan besarnya tunjangan kinerja harus berbasis kinerja, bobot pekerjaan dan peringkat
grade masing-masing jabatan.
• Strategi remunerasi yang mendorong serta memotivasi pegawai untuk berkinerja tinggi atau
performance based melalui peningkatan proporsi variable pay yang berbasis kinerja perusahaan,
unit, dan individu. Artinya, strategi remunerasi BNI sudah mampu bersaing dengan pasar.
Hasil atas semua inisiatif pengembangan kapabilitas tersebut tereleksi dari peningkatan produktivitas
pegawai yang dicerminkan melalui rasio earning per employee. Pada tahun 2014, earning per employee
meningkat 17 dibanding tahun sebelumnya, yakni dari Rp347 juta menjadi Rp406 juta. Artinya,
produktivitas pegawai membaik seiring dengan semakin membaiknya kinerja keuangan perusahaan.
Pada tahun 2014, BNI telah melakukan Employee Engagement Survey untuk mengetahui tingkat
loyalitas dan monitoring hasil program-program yang telah dijalankan terhadap tingkat loyalitas
tersebut. Engagement level pegawai BNI tahun 2011 sebesar 48.77, sedangkan pada tahun 2014
menjadi sebesar 46.88. Perubahan persentase ini relatif stabil dibandingkan dengan hasil penelitian
Aon Hewitt
1
tahun 2013 yang menyatakan bahwa proses transformasi bisnis oleh sebuah perusahaan
akan mengurangi tingkat engagement pegawai rata-rata sebesar 9. Kami memandang persentase
engagement level BNI tahun 2014 masih dalam koridor yang wajar, mengingat BNI tengah melakukan
proses transformasi dalam kurun waktu tersebut.
Melalui sejumlah kapabilitas baru, kami percaya bahwa BNI Reformasi 1.0 sebagai basic architecture
telah meletakkan fondasi yang kuat untuk melakukan proses transformasi selanjutnya. Sebagai komitmen
kami untuk terus melakukan perbaikan, proses perubahan di BNI akan terus bergulir dan tidak akan
berhenti selama BNI masih tegak berdiri melayani negeri.
Berbagai upaya transformasi mulai dari desain organisasi, dan penerapan berbagai kapabilitas
seperti yang diutarakan pada ketiga pilar diatas telah memberikan hasil positif dalam meningkatkan skala
ekonomis perusahaan. Efek multiplier juga dapat dirasakan dengan semakin efektifnya penerapan
berbagai proyek multi years dari Rencana Strategis Teknologi Informasi seperti Enterprise Data
Warehouse, Integrated Data Management, dan IT Capability Transformation.
Selanjutnya, pengembangan kapabilitas sumber daya manusia telah berhasil meningkatkan skala ekonomis
yang tereleksi dari peningkatan produktivitas pegawai. Berbagai inisiatif pengembangan kapabilitas
sumber daya manusia melalui implementasi Human Capital Transformation Roadmap yang komprehensif,
sistematis, terstruktur, dan selaras dengan kebijakan strategis BNI telah direalisasikan melalui:
• Proporsi pegawai yang mengarah ke komposisi
ideal yang lebih didominasi posisi-posisi yang berhubungan langsung dengan ekspansi bisnis,
outletchannel, dan pengelolaan nasabahdebitur • Optimalisasi
sourcing channels rekrutmen pegawai yang efektif dan sesuai nilai-nilai
generasi Y yang akan mendominasi proil karyawan BNI, pemanfaatan teknologi informasi
e-recruitment, sosial media, networking dengan memperhatikan Employee Value Proposition yang
optimal.
• Pemetaan dan pelaksanaan asesmen kompetensi untuk seluruh Vice President VP BNI dan seluruh
Pimpinan Cabang BNI sebagai ujung tombak bisnis dan layanan BNI.
• Peningkatan kemampuan pegawai BNI melalui penataan kembali Learning Framework, Learning
Catalog. Navigasi Learning Journey melalui inisiatif pelatihan berbasis kompetensi competency based
learning program, knowledge management, advance performance management coaching
skill, pengembangan e-learning, world class certiication, dan BNI Digital Learning Space.
Pendekatan yang dilakukan dalam merancang peningkatan kemampuan pegawai adalah “self-
driven competency development” melalui aktivitas “individual development plan” yang terintegrasi
dengan pengembangan dan pilihan karir pegawai dalam koridor kebijakan career matrix.
1 Hewitt, Aon. 2013. Managing Employee Engagement During Times of Change
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Analisis Pembahasan
Manajemen
Melalui optimalisasi sumber daya, efisiensi pengelolaan
biaya, serta cermat dalam mengantisipasi dan
merespon dinamika pasar perbankan, BNI mampu
membukukan peningkatan laba bersih yang untuk
pertama kalinya menembus angka dua-digit.
BNI Laporan Tahunan 2014
49 BNI
Laporan Tahunan 2014
49 BNI Laporan Tahunan 2014
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Perekonomian Indonesia Tahun 2014
Tahun 2014 kembali menjadi tahun yang penuh dinamika dan tantangan bagi perekonomian
nasional. Perlambatan ekonomi yang mulai terjadi pada tahun 2013, terus berlanjut ke tahun
2014. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 yang hanya mencapai 5,0 yoy,
jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 yang sebesar 5,6 yoy.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang paling
utama adalah kondisi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang belum kunjung membaik.
Masih lemahnya ekspor Indonesia di tengah impor yang cenderung tetap kuat menjadi penyebab
utama neraca transaksi berjalan Indonesia masih tertekan. Pada akhir Desember 2014, defisit
neraca transaksi berjalan mencapai 2,8 sehingga
Tinjauan Keuangan
Rp
10,8
triliun
Laba bersih BNI tahun 2014,
meningkat 19,1 dibandingkan tahun
sebelumnya.
51 BNI
Laporan Tahunan 2014
total sepanjang 2014 defisit neraca transaksi berjalan mencapai 3,0, membaik dibandingkan posisi Juni
2014 yang mencapai 4,1, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan posisi sebelum tahun 2012
di mana neraca transaksi berjalan Indonesia kerap mencatatkan surplus. Kurang baiknya kondisi neraca
transaksi berjalan ini menyebabkan kinerja mata uang Rupiah relatif tetap tertekan sepanjang 2014. Pada
akhir Desember 2014, kurs tengah Bank Indonesia masih tertahan di posisi Rp12.440 per USD, jauh
lebih rendah di banding kurs Rupiah pada pertengahan tahun 2013 yang masih di bawah Rp10.000 per USD.
Kurang sehatnya fundamental ekonomi Indonesia ini telah mendorong pemerintah, Bank Indonesia,
dan juga Otoritas Jasa Keuangan untuk menelurkan berbagai bauran kebijakan dengan tujuan utama
memperkuat dan mempersehat fundamental ekonomi Indonesia, namun berakibat pada perlambatan
ekonomi.
Tahun 2014 juga diwarnai dengan pesta rakyat Pemilihan Umum legislatif dan presidensial.
Sayangnya aktivitas Pemilu yang awalnya diharapkan menjadi salah satu motor pendorong pertumbuhan
ekonomi di 2014, ternyata efeknya terhadap konsumsi domestik tidak setinggi yang dibayangkan
semula. Bahkan, dinamika politik yang terjadi menjelang dan pasca dilaksanakannya Pemilu turut
berkontribusi dalam menciptakan keragu-raguan di pasar. Akibatnya, kinerja Rupiah dan juga Indeks
Harga Saham Gabungan IHSG sepanjang 2014 relatif tertahan. Namun demikian, terpilihnya Presiden dan
Wakil Presiden baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk periode 2014-2019 cukup ditanggapi positif oleh
para pelaku usaha, dan diharapkan dapat membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia di masa
mendatang.
Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2014 adalah inflasi yang
kembali cukup tinggi akibat kenaikan BBM bersubsidi. Bila awalnya inflasi 2014 diperkirakan hanya akan
mencapai 5,3 di akhir tahun, maka pasca kenaikan
Yap Tjay Soen
Direktur Keuangan Pertumbuhan BNI, dan sektor perbankan
pada umumnya, cenderung melemah pada tahun 2014 sebagai dampak dari
perlambatan ekonomi nasional. Namun demikian, dengan kualitas aset yang tetap
baik serta struktur modal yang relatif kuat, BNI akan mampu memacu ekspansi
usaha saat peluang untuk itu ada di tahun mendatang.
harga BBM bersubsidi di November 2014, inflasi ternyata menembus angka 8,4 di akhir tahun 2014,
tidak jauh berbeda dibanding inflasi 2013.
Kinerja Sektor Perbankan Tahun 2014
Dengan kinerja perekonomian yang melambat dan target pertumbuhan industri perbankan yang lebih
rendah oleh regulator, maka kinerja sektor perbankan pada 2014 cenderung menunjukkan pelambatan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pinjaman yang diberikan sepanjang 2014 hanya mencatatkan
pertumbuhan sebesar 11,6 yoy, sementara Dana Pihak Ketiga DPK hanya tumbuh 12,3 yoy.
Kondisi ini jauh dibandingkan tahun 2013 yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,6
yoy untuk pinjaman yang diberikan dan 13,6 untuk DPK. Melambatnya laju pertumbuhan pinjaman yang
diberikan ini juga diikuti dengan peningkatan NPL. Walaupun masih di bawah ambang batas maksimal
yang ditetapkan oleh regulator, NPL bruto perbankan
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
pada 2014 tercatat mencapai 2,0, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2013 yang sebesar
1,8.
Kondisi ini tentunya terefleksi juga dari profitabilitas industri perbankan nasional sepanjang 2014.
Walaupun masih cukup solid, Return on Assets ROA perbankan tercatat mencapai 2,9 pada 2014,
turun dari 3,1 pada akhir 2013. Sementara itu Net Interest
Margin NIM perbankan juga tertekan ke level
4,2, turun dibandingkan posisi akhir tahun 2013 yang masih sebesar 4,9.
Kinerja 2014
Tahun 2014 menjadi tahun yang penuh tantangan dimana kondisi perekonomian domestik dipengaruhi
oleh adanya faktor politik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Meski dengan kondisi
tersebut BNI berhasil mencapai kinerja keuangan yang gemilang. Laba BNI berhasil tumbuh sebesar 19,1
dari tahun sebelumnya Rp9,1 triliun naik menjadi Rp10,8 triliun, keberhasilan ini merupakan hasil atas
optimalisasi sumber daya, efisiensi efektifitas pengelolaan biaya, tanggap terhadap kondisi industri
perbankan dengan tetap menjaga kualitas aset.
Aset BNI tumbuh sebesar 7,7 dari tahun 2013 sebesar Rp386,7 triliun menjadi Rp416,6 triliun
ditahun 2014, pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh tumbuhnya dana pihak ketiga sebesar 7,5
menjadi Rp313,9 triliun ditahun ini, yang diikuti oleh pertumbuhan pinjaman yang diberikan sebesar 10,8
menjadi Rp277,6 triliun dengan LDR yang tetap terjaga sebesar 87,8.
Peningkatan pinjaman yang diberikan pada tahun 2014 diiringi dengan kualitas pinjaman yang diberikan
terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dengan menurunnya NPL menjadi 1,96 dengan coverage
ratio
sebesar 130,1. Dengan didorong kenaikan laba, total ekuitas BNI meningkat sebesar 28,0.
Pencapaian Target 2014
Secara umum, pada tahun 2014, BNI telah menunjukkan kinerja yang memuaskan, terlihat pada
beberapa pencapaian kinerja kunci sebagai berikut: 1. Profitabilitas yang diukur menggunakan rasio
ROA dan ROE mencapai target dengan realisasi sebesar 3,5 dan 23,6.
2. Pertumbuhan pinjaman BNI mencapai 10,8 diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dengan
rasio NPL 1,96, coverage ratio 130,1. 3. LDR terjaga sebesar 87,8.
4. Peningkatan recurring fee sebesar 22,7 dan dana pihak ketiga sebesar 7,5 dengan service
level pada posisi top 2.
5. Membaiknya efisiensi operasional dengan CIR sebesar 43,8.
6. Pertumbuhan EPE dengan realisasi sebesar 17,1.
Perbandingan Target dan Realisasi Kebijakan Strategis
Target 2014
Pencapaian
Sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan
keuntungan melalui pendekatan Value Chain. ROA: 3,40 - 3,60
ROE: 21,0 - 23,0 ROA: 3,49
ROE: 23,64 Pertumbuhan Aset dan liabilitas yang sehat.
- Pertumbuhan Pinjaman: 14,0 - 17,0
- Coverage Ratio: 127,0 - 130,0
- NPL gross: 1,80 - 2,20 - LDR: 85,00 - 87,00
- Pertumbuhan Pinjaman: 10,8 - Coverage Ratio: 130,11
- NPL gross: 1,96 - LDR: 87,81
Mengoptimalkan customer engagement dan channel
untuk meningkatkan penjualan dan transaksi.
- Pertumbuhan Recurring Fee: 19,0 - 21,0
- Petumbuhan DPK: 12,0 - 13,0 - Service Level: Top 2
- Pertumbuhan Recurring Fee: 22,7 - Petumbuhan DPK: 7,5
- Service Level: Top 2
Meningkatkan efisiensi operasional dan efektivitas biaya.
CIR: 44,0 - 46,0 CIR: 43,85
Meningkatkan kapabilitas karyawan dan teknologi informasi untuk memperkuat daya
saing. Pertumbuhan EPE: 8,0 - 12,0
Pertumbuhan EPE: 17,1
Tinjauan Keuangan
53 BNI
Laporan Tahunan 2014
Target 2015
Dalam mencapai pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan BNI telah menetapkan strategi dan
target pertumbuhan sebagai berikut: 1. Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer
Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan
value chain untuk meningkatkan keuntungan.
2. Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal.
3. Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement,
memperkuat jaringan, dan mengembangkan aliansi bisnis.
4. Optimalisasi sumber daya yang ada dan simplifikasi proses guna meningkatkan efisiensi
dan efektivitas. 5. Meningkatkan customer experience melalui
proses dan business model menuju digital banking
. Kebijakan Strategis Target 2015
Kebijakan Strategis Target 2015
Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan Value Chain untuk
meningkatkan keuntungan. ROA: 3,4 - 3,6
ROE: 21,0 - 23,0 Pertumbuhan Aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang
optimal. - Pertumbuhan Pinjaman: 14,0 - 16,0
- Coverage Ratio: 130,0 - 135,0 - NPL gross: 1,90 - 2,10
- LDR: 86,0 - 88,0
Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan dan
mengembangkan aliansi bisnis. - Pertumbuhan Fee Based Income: 19,0 - 21,0
- Petumbuhan DPK: 13,0 - 16,0 Optimalisasi sumber daya yang ada dan simplifikasi proses guna
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. CIR: 43,0 - 45,0
Pertumbuhan EPE: 8,0 - 12,0 Meningkatkan customer experience melalui proses business model
menuju digital banking. Service Level
: Top 2
Tinjauan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Neto 15.459
19.059 22.376
23,3 17,4
Pendapatan Operasional Lainnya 8.446
9.441 10,715
11,8 13,5
Total Pendapatan Operasional 23.905
28.500 33.091
19,2 16,1
Beban Operasional 12.739
14.573 16,103
14,4 10,5
Total Pendapatan Operasional Sebelum Pembentukan CKPN
11.166 13.927
16.988 24,7
22,0
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN
2.525 2.708
3,642 7,2
34,5
Laba Operasional 8.641
11.219 13.346
29,8 19,0
Pendapatan Bukan Operasional Neto 258
59 178
77,1 201,7
Laba Sebelum Beban Pajak 8.899
11.278 13,524
26,7 19,9
Beban Pajak 1.851
2.220 2,695
19,9 21,4
Laba Bersih Setelah Pajak Penghasilan 7.048
9.058 10.829
28,5 19,6
Laba tahun berjalan diatribusikan kepada: - Kepentingan Non-Pengendali
2 4
46 100,0
1.075,0 - Pemilik Entitas Induk
7.046 9.054
10.783 28,5
19,1
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Laporan Laba Rugi Komprehensif
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Laba bersih setelah pajak penghasilan 7.048
9.058 10.829
28,5 19,6
Pendapatan Kerugian komprehensif lain tahun berjalan-setelah pajak
154 2.814
1.086 1.927,3
138,6 Laba Komprehensif tahun berjalan
7.202 6.244
11.915 13,3
90,8 Laba Komprehensif tahun berjalan diatribusikan
kepada: - Kepentingan Non-Pengendali
- Pemilik Entitas Induk 2
7.200 4
6.240 46
11.869 100,0
13,3 1.075,0
90,2
Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah
Secara keseluruhan, pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat dari Rp26,5 triliun ditahun 2013 menjadi Rp33,4 triliun ditahun 2014 atau sebesar 26,1. Pertumbuhan ini meningkat signifikan jika dibandingkan
dengan pertumbuhan ditahun 2013 yang hanya mencapai 16,5.
Pertumbuhan Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Pinjaman yang diberikan 17.758
21.226 26.666
19,5 25,6
Obligasi Pemerintah dan Efek-efek 2.432
2.519 3.111
3,6 23,5
Margin, pendapatan bagi hasil dan bonus syariah 978
1.331 1.916
36,1 44,0
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain 936
629 752
32,9 19,6
Wesel ekspor dan tagihan lainnya 204
248 151
21,7 39,1
Lain-lain 397
498 769
25,4 54,4
Total 22.705
26.451 33.365
16,5 26,1
Pendapatan Bunga atas Pinjaman yang Diberikan
Pendapatan bunga yang berasal dari pinjaman yang diberikan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp5,4 triliun dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai Rp21,2 triliun. Pertumbuhan ditahun 2014
tersebut lebih tinggi 6,1 dibandingkan dengan pertumbuhan ditahun 2013 yang tercatat sebesar 19,5.
Pendapatan Bunga atas Obligasi Pemerintah dan Efek-efek
Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah dan efek-efek mengalami kenaikan Rp592,2 miliar atau 23,5. Kenaikan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan efek-efek Rp4,2 triliun atau sebesar 49,4 dan kenaikan kupon
obligasi pemerintah dan efek-efek dengan tingkat suku bunga mengambang pada tahun 2014.
Pendapatan Bunga atas Margin, Pendapatan Bagi Hasil dan Bonus Syariah
Pendapatan bunga atas margin, pendapatan bagi hasil dan bonus syariah pada tahun 2014 mengalami kenaikan Rp585,2 miliar atau 44,0 dibandingkan pada tahun 2013.
Pendapatan Bunga atas Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
Pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp123,0 miliar atau 19,6 dibandingkan dengan tahun 2013.
Tinjauan Keuangan
55 BNI
Laporan Tahunan 2014
Pendapatan Bunga atas Wesel Ekspor dan Tagihan Lainnya
Pendapatan bunga atas Wesel Ekspor dan tagihan lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari Rp248,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp151,2 miliar di tahun 2014 atau sebesar 39,1.
Komposisi Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah
79,9 5,7
2,3 0,5
2,3
9,3 2,4
9,5 5,0
0,9 1,9
80,2
2013 2014
Pinjaman yang diberikan Obligasi Pemerintah
dan Efek-efek Margin, pendapatan bagi hasil
dan bonus syariah Wesel ekspor dan tagihan lainnya
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Lain-lain
Beban Bunga dan Beban Syariah
Penghimpunan dana murah adalah salah satu strategi BNI dalam menekan biaya atas dana masyarakat, namun dengan adanya perubahan kondisi perekonomian mendorong Bank Indonesia untuk mengubah kebijakan
moneter dengan meningkatkan suku bunga acuan di tengah tahun 2013. Ketatnya likuiditas juga menyebabkan strategi tersebut belum dapat menahan peningkatan beban bunga dan beban syariah, hal ini tercermin dengan
meningkatnya beban bunga dan beban syariah di tahun 2014 sebesar 48,6.
Beban Bunga dan Beban Syariah
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Simpanan nasabah dan bank lain 6.369
6.305 9.504
1,0 50,7
Pinjaman yang diterima 343
332 413
3,2 24,5
Bagi hasil Mudharabah
300 418
657 39,4
57,0 Efek-efek yang diterbitkan
213 306
390 43,7
27,6 Bonus
Wadiah 21
31 25
47,6 19,4
Total 7.246
7.392 10.989
2,0 48,6
Beban Bunga atas Simpanan Nasabah dan Bank Lain
Beban bunga atas simpanan nasabah dan bank lain mengalami peningkatan dari Rp6,3 triliun di tahun 2013 menjadi Rp9,5 triliun di tahun 2014 atau sebesar 50,7, hal tersebut disebabkan peningkatan yang cukup
signifikan pada deposito yang tumbuh sebesar 21,2 dan adanya penyesuaian tingkat suku bunga.
Beban Bunga atas Pinjaman yang Diterima
Beban bunga atas pinjaman yang diterima mengalami peningkatan dari Rp331,9 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp413,2 miliar pada tahun 2014 atau sebesar 24,5. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan atas suku bunga
pinjaman Rupiah dari 3,00-4,00 pada tahun 2013, menjadi 5,00-10,50 di tahun 2014. Sedangkan suku pinjaman USD naik dari 0,77-2,99 di tahun 2013, menjadi 0,30-4,49 pada tahun 2014.
Beban Bunga atas Efek-efek yang Diterbitkan
Beban bunga atas efek-efek yang diterbitkan mengalami peningkatan dari Rp305,6 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp390,0 miliar atau sebesar 27,6. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar
Rupiah terhadap USD.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Beban Bunga Syariah
Beban bunga atas bagi hasil mudharabah meningkat dari Rp418,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp657,0 miliar pada tahun 2014 atau sebesar 57,0 yang sebagian besar dipengaruhi oleh tumbuhnya deposito mudharabah
sebesar 81,1. Sedangkan beban bunga bonus wadiah menurun dari Rp31,3 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp25,0 miliar di tahun 2014 atau sebesar 19,4.
Komposisi Beban Bunga dan Beban Syariah
86,5 6,0
3,5 0,2
3,8 4,1
4,5 5,7
0,4
85,3
2013 2014
Simpanan nasabah dan Bank Lain Pinjaman yang diterima
Bagi hasil Mudharabah Bonus Wadiah
Efek-efek yang diterbitkan
Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Neto
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah neto meningkat 17,4, dari Rp19,1 triliun di tahun 2013 menjadi Rp22,4 triliun di tahun 2014 sehingga BNI mampu menjaga rasio NIM tetap stabil dikisaran 6,20. Pertumbuhan
pada beban bunga dan beban syariah sebesar Rp3,6 triliun dapat diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang tumbuh lebih tinggi sebesar Rp6,9 triliun.
Pendapatan Operasional Lainnya
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Provisi dan komisi lainnya
3.156 4.000
5.027 26,7
25,7
Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan
2.038 2.137
1.856 4,9
13,2
Pendapatan premi asuransi
1.190 1.582
1.475 33,0
6,7
Keuntungan dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan
57 40
417 29,8
942,5
Keuntungan dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual dan dimiliki
untuk diperdagangkan
1.134 497
482 56,2
3,0
Laba selisih kurs neto
205 531
693 158,9
30,5
Lain-lain
666 654
765 1,8
17,0
Total
8.446 9.441
10.715 11,8
13,5
Pendapatan operasional lainnya tumbuh 13,5 di tahun 2014 menjadi Rp10,7 triliun dari Rp9,4 triliun di tahun 2013.
Provisi dan Komisi
Provisi dan komisi masih memiliki komposisi terbesar dari total pendapatan operasional lainnya yang mencapai 46,9 dan mengalami pertumbuhan 25,7 di tahun 2014 atau menjadi Rp5,0 triliun dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya Rp4,0 trilliun. Pendapatan provisi dan komisi sebagian besar berasal dari transaksi bisnis kartu, pengelolaan rekening nasabah, kerjasama ATM, pengelolaan kartu debit, produk bancassurance, LC dan
bank garansi.
Tinjauan Keuangan
57 BNI
Laporan Tahunan 2014
Penerimaan Kembali Aset yang telah Dihapusbukukan
Komposisi terbesar kedua adalah pendapatan atas penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan sebesar 17,3. Namun mengalami penurunan sebesar 13,2 dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp2,1 triliun menjadi
Rp1,9 triliun di tahun 2014. Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan ini merupakan penerimaan atas hapus buku yang dilakukan sebelum tahun 2014.
Pendapatan Premi Asuransi
Pendapatan premi asuransi yang berasal dari BNI Life memiliki komposisi 13,8 dari total pendapatan operasional lainnya. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 6,7 yaitu dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,5
triliun.
Keuntungan dari Aset Keuangan yang Dimiliki untuk Diperdagangkan
Komponen pendapatan operasional lainnya yang berasal dari keuntungan dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp39,6 miliar menjadi
Rp416,8 miliar.
Keuntungan dari Penjualan Aset Keuangan yang Diklasifikasikan Tersedia untuk Dijual
Terdapat sedikit penurunan pada pendapatan keuntungan dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual sebesar Rp15,0 miliar dari tahun sebelumnnya sebesar Rp496,7 miliar menjadi Rp481,7
miliar di tahun ini.
Laba Selisih Kurs
Laba selisih kurs bersih di tahun 2014 sebesar Rp692,6 miliar naik sebesar 30,5 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp530,7 miliar. Laba selisih kurs timbul sebagai akibat adanya aktivitas tresuri berupa
trading maupun aktivitas banking dalam pengelolaan forex.
Pendapatan Operasional Lainnya
Komponen lainnya pada pendapatan operasional lainnya mengalami kenaikan sebesar 17,0 dari Rp654,1 miliar di tahun 2013 menjadi Rp765,1 miliar pada tahun 2014. Pendapatan lainnya antara lain terdiri dari pendapatan jasa
layanan, kerja sama dengan pihak lain, service level agreement, penyelenggaraan kliring dan jasa-jasa lainnya yang disediakan oleh bank.
Komposisi Pendapatan Operasional Lainnya
5,3 4,5
16,8 13,8
42,4 46,9
0.4 3,9
5,6 6,5
6,9 7,1
22,6 17,3
2013 2014
Provisi dan komisi Penerimaan kembali aset yang telah
dihapusbukukan Pendapatan premi asuransi
Keuntungan kerugian dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual
Keuntungan kerugian dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan
Laba selisih kurs bersih Lainnya
Beban Operasional Lainnya
Pada tahun 2014 BNI berhasil mengelola beban operasional lainnya secara lebih efisien dengan peningkatan sebesar 10,5 dibandingkan dengan peningkatan di tahun 2013 yang mencapai 14,4 ditandai juga dengan menurunnya
CIR di tahun 2014 menjadi sebesar 43,85 dari 46,65 di tahun 2013. Pertumbuhan beban operasional lainnya tersebut dikompensasi oleh pertumbuhan total pendapatan operasional yang lebih tinggi yaitu sebesar 16,1.
Komposisi terbesar dari beban operasional lainnya adalah beban gaji dan tunjangan yang mencapai 42,1, selanjutnya diikuti oleh beban umum dan administrasi yang mencapai 31,6. Sedangkan 26,3 lainnya adalah
beban underwriting asuransi, beban promosi, beban premi penjaminan, serta beban lain-lain.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Beban Operasional Lainnya
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Beban gaji dan tunjangan
5.578 6.084
6.781 9,1
11,5
Umum dan administrasi
3.921 4.540
5.091 15,8
12,1
Underwriting asuransi
934 1.088
1.343 16,5
23,4
Beban promosi
820 935
844 14,1
9,7
Premi penjaminan
463 509
587 10,0
15,2
Lain-lain
1.023 1.417
1.457 38,5
2,8
Total
12.739 14.573
16.103 14,4
10,5
Beban Gaji dan Tunjangan
Gaji dan tunjangan meningkat sebesar Rp697,2 miliar atau 11,5 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan
tersebut sedikit meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2013 yang tercatat sebesar
9,1.
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi meningkat Rp551,1 miliar atau 12,1 dibandingkan tahun 2013.
Peningkatan tersebut didominasi oleh naiknya beban tenaga kerja outsourcing, beban komunikasi, dan
beban sewa seiring dengan meningkatnya kebutuhan bisnis BNI.
Beban Underwriting Asuransi
Underwriting Asuransi meningkat sebesar Rp255,0 miliar atau 23,4 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya bisnis BNI Life.
Beban Promosi
Dengan semangat melakukan cost eficiency dan mempertimbangkan skala prioritas terhadap
penggunaan beban promosi, BNI berhasil menekan biaya promosi di tahun 2014 sehingga turun sebesar
Rp90,5 miliar atau 9,7 jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Beban Premi Penjaminan
Premi penjaminan meningkat sebesar Rp77,7 miliar atau 15,2 miliar jika dibandingkan periode tahun
sebelumnya, seiring dengan tumbuhnya dana pihak ketiga BNI.
Beban Lain-Lain
Beban Lain-lain meningkat sebesar Rp40,3 miliar atau 2,8 dibandingkan dengan periode tahun 2013.
Beban Penyisihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN
Ditengah menurunnya GDP Indonesia pada tahun 2014, secara makro akan mempengaruhi kualitas
aset perbankan sehingga perbankan dituntut untuk melakukan pencadangan biaya atas kemungkinan
terjadinya risiko yang lebih tinggi. Pada tahun 2014, beban penyisihan Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai CKPN BNI dibukukan sebesar Rp3,6 triliun atau meningkat 34,5 dibandingkan tahun
sebelumnya. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya aset BNI yang tumbuh sebesar
7,7. Selain itu manajemen BNI juga meningkatkan coverage ratio
sesuai dengan strategi perusahaan menjadi 130,1.
Laba Sebelum Beban Pajak
Laba Sebelum pajak penghasilan BNI meningkat dari Rp11,3 triliun di tahun 2013 menjadi Rp13,5 triliun di
tahun 2014 atau sebesar 19,9. Hal tersebut seiring dengan lebih tingginya pertumbuhan total pendapatan
operasional dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasionalnya.
Pajak Penghasilan
Berdasarkan UU No.36 tahun 2008, Peraturan Pemerintah No. 77 tanggal 21 November 2013
tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk
Perseroan Terbuka” dan Peraturan Menteri Keuangan
Tinjauan Keuangan
59 BNI
Laporan Tahunan 2014
No. 238PMK.032008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan
Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan
Terbuka”, menyatakan bahwa tarif tunggal untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya adalah 25 dan
bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak
penghasilan sebesar 5 lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada. Syarat perolehan
fasilitas tersebut adalah Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40 dari jumlah keseluruhan saham
yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan masuk dalam penitipan kolektif
di lembaga penyimpanan dan penyelesaian dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 tiga ratus
pihak dan masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5 dari keseluruhan saham
ditempatkan disetor penuh. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan
Terbuka dalam waktu paling singkat 183 seratus delapan puluh tiga hari kalender dalam jangka waktu
1 satu tahun pajak.
Perhitungan pajak sebagaimana ditetapkan pada Undang-Undang UU No. 7 Tahun 1983 mengenai
Pajak Penghasilan yang diubah untuk keempat kalinya dengan UU No.36 Tahun 2008 tanggal 23 September
2008. Berdasarkan ketentuan tersebut, beban pajak BNI pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp2,7
triliun meningkat 21,4 bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba Bersih Setelah Pajak Penghasilan
Laba bersih setelah pajak penghasilan BNI di tahun 2014 tumbuh menjadi Rp10,8 triliun atau tumbuh
sebesar 19,1 dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp9,1 triliun. Pertumbuhan laba tersebut
seiring dengan meningkatnya bisnis BNI serta efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan biaya
operasional.
Pendapatan Komprehensif
Pendapatan komprehensif lain Setelah Pajak antara lain terdiri dari:
1. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, untung sebesar Rp53,1
miliar. 2. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang
memenuhi lindung nilai arus kas menghasilkan keuntungan sebesar Rp43,5 miliar.
3. Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual-
bersih sejumlah Rp1,3 triliun. 4. Pajak Penghasilan terkait pendapatan
komprehensif lainnya sejumlah Rp314,6 juta.
Total Laba Komprehensif
Total laba komprehensif BNI untuk periode tahun 2014 setelah membertimbangkan pendapatan
komprehensif adalah sebesar Rp11,9 triliun naik sebesar 90,2 dari posisi Rp6,2 triliun di tahun 2013.
Total laba komprehensif BNI mengalami peningkatan signifikan dikarenakan perbaikan nilai wajar efek-efek
dan obligasi pemerintah tersedia untuk dijual.
Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang tersedia bagi pemegang
saham biasa laba residual dengan jumlah rata-rata tertimbang lembar saham biasa yang beredar selama
periode berjalan. Meningkatnya Laba bersih setelah pajak penghasilan sebesar 19,1 turut meningkatkan
laba per saham BNI dari Rp486 per lembar di tahun 2013 menjadi Rp578 per lembar saham pada tahun
2014.
Laba per Saham Dasar
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Rp miliar Rp miliar
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
7.046 9.054
10.783 2.008
28,5 1.728
19,1 Rata-rata tertimbang jumlah
lembar saham biasa yang beredar lembar saham
18.648.656.458 18.648.656.458 18.648.656.458 -
0,0 -
0,0
Laba per Saham dasar Rupiah penuh
378 486
578 108
28,6 92
18,9
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Laporan Posisi Keuangan Neraca
Aset
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Kas 7.969
10.090 11.436
26,6 13,3
Giro pada Bank Indonesia 22.422
23.130 24.598
3,2 6,3
Giro Pada bank lain 5.844
4.104 4.497
29,8 9,6
Penempatan pada BI dan bank lain 32.621
23.475 14.530
28,0 38,1
Efek-efek 9.817
8.528 12.743
13,1 49,4
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali -
1.897 6.237
100,0 228,8
Wesel ekspor dan tagihan lainnya 2.842
3.422 2.302
20,4 32,7
Tagihan akseptasi 10.172
11.549 12.531
13,5 8,5
Tagihan derivatif 11
178 165
1.518,2 7,3
Pinjaman yang diberikan 200.742
250.638 277.622
24,9 10,8
CKPN-Pinjaman yang diberikan 6.908
6.880 6.970
0,4 1,3
Obligasi Pemerintah 38.561
44.884 43.830
16,4 2,3
Penyertaan 44
62 62
40,9 -
Aset tetap - neto 4.592
5.514 6.222
20,1 12,8
Pajak dibayar dimuka 29
817 1.437
2.717,2 75,9
Beban dibayar dimuka 1.054
1.221 1.392
15,8 14,0
Aktiva pajak tangguhan - neto 320
986 668
208,1 32,3
Aset lain-lain - neto 3.313
3.156 3.371
4,7 6,8
CKPN 141
116 99
17,7 14,7
Total Aset 333.304
386.655 416.574
16,0 7,7
CKPN aset produktif selain Pinjaman yang diberikan
Aset
BNI berhasil meningkatkan total aset sebesar 7,7 yaitu dari Rp386,7 triliun di tahun 2013 menjadi
Rp416,6 triliun di tahun 2014. Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan
jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 10,8 dari Rp250,6 triliun di tahun 2013 menjadi Rp277,6 triliun
tahun 2014, peningkatan efek-efek sebesar 49,4 dari Rp8,5 triliun di tahun 2013 menjadi Rp12,7
triliun di tahun 2014 dan penurunan pada obligasi pemerintah sebesar 2,3 atau Rp1,1 triliun dari tahun
sebelumnya Rp44,9 triliun menjadi Rp43,8 triliun.
Kas dan Giro pada BI
Posisi kas di tahun 2014 naik 13,3 dari Rp10,1 triliun menjadi sebesar Rp11,4 triliun, sebagai akibat
bertambahnya jumlah jaringan kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, maupun jumlah ATM.
Giro pada BI naik 6,3 dari Rp23,1 triliun di tahun 2013 menjadi Rp24,6 triliun di tahun 2014.
Giro pada Bank Lain, Penempatan pada Bank lain dan BI
Giro pada bank lain, Penempatan pada bank lain dan BI turun 31,0 dari Rp27,6 triliun pada tahun 2013
menjadi Rp19,0 triliun di tahun 2014. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya
penempatan pada BI sebesar Rp12,6 triliun.
Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki oleh BNI meningkat Rp4,2 triliun atau 49,4 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan tertinggi didominasi oleh efek-efek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Peningkatan portofollio efek-efek tidak diikuti dengan cadangan kerugian penurunan nilainya yang turun dari
Rp14,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp5,0 miliar di tahun 2014.
Tinjauan Keuangan
61 BNI
Laporan Tahunan 2014
Efek-Efek berdasarkan penerbit
16,6 8,8
37,8 45,2
45,6 46,0
2013 2014
Korporasi Bank
Bank Indonesia
Efek-efek berdasarkan Penerbit
2012 2013
2014
YoY 2012-2013
2013-2014
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar
Korporasi 8.412
85,7 3.884
45,6 5.852
46,0 4.528
53,8 1.968
50,7 Bank
1.404 14,3
1.419 16,6
1.126 8,8
15 1,0
293 20,6
Bank Indonesia
- 0,0
3.224 37,8
5.765 45,2
3.224 100,0
2.541 78,8
Total 9.816
100,0 8.527
100,0 12.743
100,0 1.289
13,1 4.216
49,4
Cadangan kerugian
penurunan nilai
16 14
5 2
12.5 9
64,3
Total Efek- efek Bersih
9.800 8.513
12.738 1.287
13,1 4.225
49,6
Pinjaman yang Diberikan
Pinjaman yang diberikan tercatat mencapai 66,6 dari total aset di tahun 2014 merupakan bisnis utama perusahaan. Pada tahun 2014, pinjaman yang diberikan meningkat 10,8 dari Rp250,6 triliun di tahun 2013
menjadi Rp277,6 triliun.
Sejalan dengan strategi perusahaan dalam peningkatan penyaluran pinjaman yang berkualitas, BNI berhasil menurunkan rasio NPL bruto dari 2,17 di tahun 2013 menjadi 1,96 di tahun 2014.
2013 2012
2014
250,6 200,7
Perusahaan Anak Internasional
Konsumer Kecil
Menengah Korporasi
CAGR
17,6
CAGR:
119,7 112,2
72,2 35,7
34,9 43,9
6,2 7,8
40,3 30,7
37,1 38,4
55,3 50,7
10,1 7,2
15,1 11,3
277,6
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Komposisi Pinjaman yang Diberikan
Komposisi Pinjaman yang diberikan terdiri dari segmen Korporasi 43,1, diikuti segmen Kecil dan Menengah 27,8, dan segmen Konsumer 19,9 dari total pinjaman yang diberikan. Selain itu, pinjaman yang diberikan juga
disalurkan kepada nasabah Luar Negeri dengan komposisi 3,6.
Segmen Korporasi mengalami peningkatan sebesar 6,7 atau Rp7,5 triliun, yang meningkat dari Rp112,2 triliun di tahun 2013 menjadi Rp119,7 triliun di tahun 2014. Pada segmen Menengah juga terjadi peningkatan sebesar
31,3 dari Rp30,7 triliun di tahun 2013 menjadi Rp40,3 triliun di tahun 2014. Sedangkan pada segmen Kecil mengalami penurunan 3,5 bila dibandingkan tahun 2013.
Pertumbuhan juga terjadi pada segmen Konsumer sebesar 9,1 atau sebesar Rp4,6 triliun yaitu dari Rp50,7 triliun di tahun 2013 menjadi Rp55,3 triliun di tahun 2013. Selain itu, anak perusahaan BNI juga mencatat
pertumbuhan 33,3, dan menjadikan kontribusinya meningkat menjadi 5,4 dari total pinjaman.
Komposisi Pinjaman berdasarkan Jenis Debitur dan Mata Uang
2012 2013
2014
YoY 2012-2013
2013-2014
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar
Korporasi 72.235
36,0 112.234
44,8 119.715
43,1 39.999
55,4 7.481
6,7
Rupiah 55.402
76,7 83.271
74,2 91.426
76,4 27.869
50,3 8.155
9,8 Valas
16.833 23,3
28.963 25,8
28.289 23,6
12.130 72,1
674 2,3
Menengah 35.730
17,8 30.722
12,3 40.323
14,5 5.008
14,0 9.601
31,3
Rupiah 33.329
93,3 28.943
94,2 38.056
94,4 4.387
13,2 9.113
31,5 Valas
2.401 6,7
1.779 5,8
2.267 5,6
622 25,9
488 27,4
Kecil 34.873
17,4 38.405
15,3 37.060
13,3 3.531
10,1 1.345
3,5
Rupiah 34.739
99,6 38.279
99,7 36.936
99,7 3.540
10,2 1.343
3,5 Valas
134 0,4
126 0,3
124 0,3
8 6,2
2 1,6
Konsumer 43.891
21,9 50.709
20,2 55.339
19,9 6.818
15,5 4.630
9,1
Rupiah 43.849
99,9 50.693
100,0 55.322
100,0 6.844
15,6 4.629
9,1 Valas
42 0,1
16 0,0
17 0,0
25 60,4
1 6,3
Internasional 6.194
3,1 7.234
2,9 10.082
3,6 1.040
16,8 2.848
39,4
Rupiah -
- -
- -
- -
- -
- Valas
6.194 100,0
7.234 100,0
10.082 100,0
1.040 16,8
2.848 39,4
Perusahaan Anak
7.819 3,9
11.334 4,5
15.104 5,4
3.515 44,9
3.769 33,3
Rupiah 7.738
99,0 11.116
98,1 14.878
98,5 3.378
43,7 3.761
33,8 Valas
81 1,0
218 1,9
226 1,5
136 167,5
8 3,8
Total Pinjaman
200.742 100,0
250.638 100,0
277.622 100,0
49.896 24,9
26.984 10,8
Total Rupiah 175.058
87,2 212.302
84,7 236.618
85,2 37.244
21,3 24.316
11,5 Total Valas
25.685 12,8
38.336 15,3
41.004 14,8
12.651 49,3
2.669 7,0
Tinjauan Keuangan
63 BNI
Laporan Tahunan 2014
Pinjaman berdasarkan Sektor Ekonomi
2012 2013
2014
YoY 2012-2013
2013-2014
Rp miliar
Rp miliar
Rp miliar
Rp miliar
Rp miliar
Manufaktur 33.910
16,9 45.397
18,1 51.031
18,4 11.487
33,9 5.634
12,4 Perdagangan
Restoran dan Hotel
35.026 17,4
40.391 16,1
43.356 15,6
5.365 15,3
2.965 7,3
Jasa Dunia Usaha
16.410 8,2
25.217 10,1
25.444 9,2
8.807 53,7
227 0,9
Transportasi Komunikasi
14.524 7,2
18.951 7,6
20.330 7,3
4.427 30,5
1.379 7,3
Pertanian 15.960
8,0 18.593
7,4 24.355
8,8 2.633
16,5 5.762
31,0 Pertambangan
12.332 6,1
15.586 6,2
18.384 6,6
3.254 26,4
2.798 18,0
Listrik Gas dan Air
9.515 4,7
12.927 5,2
14.329 5,2
3.412 35,9
1.402 10,8
Konstruksi 11.795
5,9 12.394
4,9 12.091
4,4 599
5,1 303
2,4 Jasa Pelayanan
Sosial 1.749
0,9 2.025
0,8 1.956
0,7 276
15,8 69
3,4 Lain-Lain
49.521 24,7
59.157 23,6
66.346 23,9
9.636 19,5
7.189 12,2
Total Pinjaman
200.742 100,0
250.638 100,0
277.622 100,0
49.896 24,9
26.984 10,8
Kualitas Pinjaman yang Diberikan
Perbaikan secara berkelanjutan atas kualitas pinjaman terus dilakukan, hal ini ditunjukkan dengan membaiknya rasio NPL gross dan NPL neto di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Rasio NPL gross sebesar 1,96
di tahun 2014 membaik dibandingkan di tahun 2013 yang mencapai 2,17 diikuti juga dengan penurunan rasio NPL neto menjadi sebesar 0,39 di tahun 2014 dari 0,55 di tahun 2013. Kolektibilitas portofolio pinjaman yang
diberikan konsolidasi disajikan pada tabel berikut:
Tingkat Kolektibilitas Pinjaman yang Diberikan
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2013-2014
Rp miliar
Lancar 188.192
238.075 264.621
26.546 11,2
Dalam Perhatian Khusus 6.914
7.143 7.564
421 5,9
Kurang Lancar 641
546 392
154 28,2
Diragukan 666
736 851
115 15,6
Macet 4.329
4.138 4.194
56 1,4
Total 200.742
250.638 277.622
26.984 10,8
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Penghapusan aset kredit dan perolehan kembali
Selama tahun pelaporan, BNI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp3,6 triliun dan total penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan recovery sebesar Rp2,1 triliun.
Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah yang dimiliki BNI menurun sebesar Rp1,1 triliun atau 2,3 dibandingkan tahun sebelumnya Rp44,9 triliun menjadi Rp43,8 triliun di tahun 2014. Komposisi obligasi pemerintah BNI berdasarkan tingkat suku
bunga terdiri atas suku bunga tetap dan suku bunga mengambang yang masing-masing sebesar Rp28,5 triliun dan Rp15,3 triliun.
Obligasi Pemerintah berdasarkan Penerbit
35,6 35,0
64,4 65,0
2013 2014
Suku bunga tetap Suku bunga mengambang
Obligasi Pemerintah
2012 2013
2014
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar
Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi 1.019
2,6 17
0,0 66
0,1 Tersedia untuk dijual
30.347 78,7
36.955 82,3
32.551 74,3
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.195
18,7 7.912
17,7 11.213
25,6
Total 38.561
100,0 44.884
100,0 43.830
100,0
Suku Bunga Tetap 22.937
59,5 28.917
64,4 28.504
65,0 Suku Bunga Mengambang
15.624 40,5
15.967 35,6
15.326 35,0
Total 38.561
100,0 44.884
100,0 43.830
100,0
Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan non-publik
yang bergerak di bidang jasa keuangan untuk tujuan jangka panjang. Total penyertaan saham BNI tahun
2014 neto sebesar Rp62,0 miliar dengan rincian penyertaan, adalah sebagai berikut:
1. PT Swadharma Surya Finance
25,0 2. PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia 8,0
3. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 2,5
4. PT Bursa Efek Indonesia 2,1
5. PT Pemeringkat Efek Indonesia 1,9
6. PT Bank Mizuho Indonesia 1,0
7. PT Sumitomo Mitsui Indonesia 0,5
Aset Tetap
Kebutuhan ekspansi jaringan kerja yang meningkat menjadi faktor pendorong naiknya jumlah aset tetap
bersih BNI mengalami peningkatan sebesar 12,8 dari nilai sebesar Rp5,5 triliun menjadi sebesar Rp6,2
triliun di tahun 2014.
Aset Lain-lain
Aset lain-lain naik 6,8 menjadi Rp3,4 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,2 triliun. Pos ini
terdiri dari piutang bunga dari Obligasi Pemerintah, piutang nasabah, agunan yang diambil alih, tagihan
nasabah, piutang lain-lain, dan aset lainnya.
Tinjauan Keuangan
65 BNI
Laporan Tahunan 2014
Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Liabilitas segera 2.726
1.760 1.813
35,4 3,0
Simpanan nasabah 257.661
291.890 313.893
13,3 7,5
Simpanan dari bank lain 3.245
3.185 3.177
1,9 0,3
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali -
- 2.492
- 100,0
Liabilitas derivatif 455
1.182 662
159,8 44,0
Liabilitas akseptasi 4.625
6.199 6.469
34,0 4,4
Efek-efek yang diterbitkan 4.769
6.037 6.158
26,6 2,0
Pinjaman yang diterima 8.750
18.951 11.212
116,6 40,8
Utang pajak 242
324 318
33,9 1,9
Penyisihan 55
104 87
89,1 16,3
Beban yang masih harus dibayar 527
483 660
8,4 36,6
Imbalan kerja 2.566
3.150 3.393
22,8 7,7
Liabilitas lain-lain 4.157
5.707 5.219
37,3 8,6
Total Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer 289.778
338.972 355.553
17,0 4,9
Termasuk di dalamnya Dana Syirkah Temporer
Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer
Liabilitas Segera
Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana setoran cek, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum diambil nasabah, transaksi kliring, setoran pajak yang diterima oleh BNI sebagai bank persepsi dan simpanan
sementara yang belum diselesaikan. Liabilitas segera di tahun 2014 cenderung stabil sebesar Rp1,8 miliar.
Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun dari simpanan masyarakat yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Pada tahun 2014, dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp313,9 triliun atau meningkat 7,5 dibandingkan
tahun sebelumnya Rp291,9 triliun. Tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 7,1 dari Rp111,8 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp119,8 triliun pada tahun 2014.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Menurunnya stabilitas perekonomian Indonesia di tahun 2014 menyebabkan perubahan kebijakan moneter Bank Indonesia dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Hal ini mendorong BNI menaikkan suku bunga Dana
Pihak Ketiga khususnya Deposito. Deposito mengalami peningkatan sebesar 21,2 dari Rp91,9 triliun di tahun 2013 menjadi Rp111,4 triliun di tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan Current Account Saving Account CASA
cenderung stabil, CASA tumbuh sebesar 1,3 dari Rp200,0 triliun di tahun 2013 menjadi Rp202,5 triliun di tahun 2014.
2013 2012
2014
291,9 257,7
Deposito Tabungan
Giro CAGR
10,4
CAGR:
82,7 88,2
73,4 100,1
84,2 119,8
111,8 111,4
91,9 313,9
Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Mata Uang
2012 2013
2014
YoY 2012-2013
2013-2014
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar Rp miliar
Rp miliar
Giro 73.366
23,4 88.183
28,1 82.743
26,4 14.817
20,2 5.440
6,2
Rupiah 52.597
16,8 53.283
17,0 54.651
17,4 686
1,3 1.368
2,6 Mata Uang
Asing 20.769
6,6 34.900
11,1 28.092
8,9 14.131
68,0 6.808
19,5
Tabungan 100.084
31,9 111.800
35,6 119.779
38,2 11.716
11,7 7.979
7,1
Rupiah 100.027
31,9 111.761
35,6 115.607
36,8 11.734
11,7 3.846
3,4 Mata Uang
Asing 57
0,0 39
0,0 4.172
1,3 18
31,7 4.133 10.597,4
Total Giro dan
Tabungan
173.450 55,3
199.983 63,7
202.522 64,5
26.533 15,3
2.539 1,3
Deposito 84.212
26,8 91.907
29,3 111.371
35,5 7.695
9,1 19.464
21,2
Rupiah 67.511
21,5 80.961
25,8 99.920
31,8 13.450
19,9 18.960
23,4 Mata Uang
Asing 16.701
5,3 10.946
3,5 11.451
3,6 5.755
34,5 505
4,6
Total Simpanan
Nasabah
257.662 82,1
291.890 93,0
313.893 100,0
34.228 13,3
22.003 7,5
Rupiah 220.135
70,1 246.005
78,4 270.178
86,1 25.870
11,8 24.173
9,8 Mata Uang
Asing 37.527
12,0 45.885
14,6 43.715
13,9 8.358
22,3 2.170
4,7
termasuk di dalamnya dana syirkah temporer
Tinjauan Keuangan
67 BNI
Laporan Tahunan 2014
Dana Syirkah Temporer
Dana syirkah temporer merupakan investasi dengan akad Mudharabah mutlaqah, yaitu pemilik dana
shahibul maal memberikan kebebasan kepada pengelola dana mudharibBNI Syariah dalam
pengelolaan investasinya dengan keuntungan dibagikan sesuai kesepakatan. Dana Syirkah temporer
terdiri dari tabungan Mudharabah dan deposito Mudharabah
. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan
sebagai liabilitas. Hal ini karena BNI Syariah tidak berkewajiban untuk mengembalikan jumlah dana
awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi
lain dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh
tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham
seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi
current and other non investment accounts.
Pemilik dana syirkah temporer mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang ditetapkan.
Simpanan dari bank lain
Simpanan dari bank lain merupakan pos yang digunakan dalam rangka operasional dan manajemen
likuiditas. Simpanan dari bank lain di tahun 2014 cenderung stabil yaitu sebesar Rp3,2 trilun.
Utang atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Utang atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali merupakan instrumen surat berharga Repo
dengan realisasi sebesar Rp2,5 triliun di tahun 2014. Transaksi surat berharga repo baru dilaksanakan di
awal tahun 2014 sejak ditandatanganinya Mini MRA Master Repo Agreement antara beberapa bank
termasuk BNI pada Desember 2013.
Liabilitas Derivatif dan Liabilitas Akseptasi
Liabilitas atas derivatif dan liabilitas akseptasi cenderung stabil dibandingkan tahun 2013 berada
pada kisaran Rp7,1 triliun.
Efek-efek yang diterbitkan
Efek-efek yang diterbitkan merupakan tambahan sumber pendanaan untuk cabang-cabang luar negeri.
Surat utang ini merupakan kewajiban langsung, tanpa syarat, tanpa jaminan dari Bank dan akan diperingkat
kecuali terdapat ketentuan hukum tertentu yang mewajibkan adanya preferensi, serta setara dengan
kewajiban tanpa jaminan dan tidak disubordinasi lain dari Bank. Saldo efek-efek yang diterbitkan mengalami
peningkatan sebesar 2,0 menjadi Rp6,2 triliun, dikarenakan menguatnya nilai tukar mata uang Dolar
Amerika terhadap Rupiah.
Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima tahun 2014 turun sebesar 40,8 bila dibandingkan tahun 2013 dari sebesar
Rp19,0 triliun menjadi Rp11,2 triliun. Penurunan ini terjadi karena kebijakan manajemen untuk
memperkuat stuktur pendanaan jangka panjang dengan menurunkan pinjaman yang diterima dan tetap
mempertimbangkan kebutuhan likuiditas. Penurunan terbesar terjadi pada pendanaan jangka pendek dari
Bankers Acceptance
.
Liabilitas Lainnya
Liabilitas lainnya menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 dari Rp5,7 triliun menjadi Rp5,2 triliun
di tahun 2014 atau turun sebesar 8,6. Pos ini didominasi oleh Utang kepada Pemegang Polis dan
Setoran Jaminan.
Ekuitas
Pada tahun 2014, total ekuitas tercatat sebesar Rp61,0 triliun, meningkat 28,0 dibandingkan tahun
lalu sebesar Rp47,7 triliun. Peningkatan total ekuitas terjadi karena adanya pertumbuhan laba bersih
sebesar 19,1 menjadi Rp10,8 triliun pada tahun 2014. Pada pos rugi yang belum direalisasi atas
efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual mengalami penurunan menjadi
sebesar Rp1,9 triliun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp2,9 triliun akibat adanya perbaikan nilai
pasar.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Ekuitas
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Modal ditempatkan dan disetor penuh 9.055
9.055 9.055
0,0 0,0
Tambahan modal disetor 14.568
14.568 14.568
0,0 0,0
Labarugi yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia
untuk dijual setelah pajak tangguhan 130
2.933 1.945
2.156,2 33,7
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
73 5
58 93,2
1.060,0 Bagian efektif atas perubahan nilai wajar
instrumen derivatif 101
43 -
57,0 100,0
Selisih transaksi dengan pihak non pengendali 63
63 2.257
0,0 3.690,4
Total saldo laba 20.071
27.012 35.078
34,6 29,9
Total ekuitas pemilik entitas 43.473
47.600 59.072
9,5 24,1
Kepentingan non pengendali 52
83 1.950
59,6 2.249,4
Total Ekuitas 43.525
47.683 61.021
9,6 28,0
Struktur Permodalan
Untuk memenuhi kebutuhan permodalan berdasarkan Basel II, BNI mencatat ATMR setelah risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional sebesar Rp310,5 triliun atau naik sebesar 7,6 dibandingkan tahun 2013. Pada
akhir tahun 2014, 85,7 aset BNI bank saja didanai oleh liabilitas dan sisanya sebesar 14,3 didanai oleh ekuitas. Mengingat pentingnya struktur modal dalam mendukung ekspansi usaha di tahun yang akan datang, BNI
bertekad untuk mengelola struktur modal yang sehat dan kuat sehingga mampu mendukung pertumbuhan usaha secara maksimal.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM
2012 Bank
Rp miliar 2013
Bank Rp miliar
2014 Bank
Rp miliar
Komponen Modal
Modal Inti 35.679
40.910 47,618
Modal Pelengkap 3.512
2.653 2.734
Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 39.191
43.563 50.352
Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit 202.799
251.142 268.430
Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional 31.087
35.996 41.228
Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Pasar 1.257
1.479 828
Rasio Modal inti 15,2
14,2 15,3
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional
16,8 15,2
16,3 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk Risiko Kredit, Risiko
Operasional dan Risiko Pasar 16,7
15,1 16,2
Tinjauan Keuangan
69 BNI
Laporan Tahunan 2014
Komponen Modal Modal Inti
Merupakan modal bank yang terdiri dari modal disetor, cadangan tambahan modal, modal inovatif, dan faktor pengurang modal inti. Seperti pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa modal inti BNI meningkat dari Rp40,9 triliun
pada tahun 2013 menjadi Rp47,6 triliun pada tahun 2014 atau sebesar 16,4 yang dikarenakan tambahan modal dari komponen laba ditahan. Rasio modal inti BNI pada tahun 2014 tercatat sebesar 15,3.
Modal Pelengkap maksimum 100 dari modal inti
Modal pelengkap mengacu pada modal bank terdiri dari cadangan umum aset produktif, revaluasi aset tetap serta faktor penyertaan 50. Modal pelengkap BNI mengalami peningkatan dari Rp2,6 triliun pada tahun 2013
menjadi Rp2,7 triliun pada tahun 2014 atau sebesar 3,1 yang disebabkan oleh peningkatan pada cadangan umum aset produktif dari Rp1,3 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp1,6 triliun pada tahun 2014 atau sebesar
22,9.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR
Sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia melalui PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013, ATMR yang digunakan dalam perhitungan modal minimum dan perhitungan pembentukan tambahan modal terdiri atas ATMR
untuk Risiko Kredit, ATMR untuk Risiko Pasar, dan ATMR untuk Risiko Operasional. Untuk profil risiko ATMR akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan manajemen risiko.
Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal
Selama tahun 2014 penambahan modal BNI hanya bersifat organik atau bersumber dari laba kegiatan operasional saja. Strategi yang diterapkan BNI lebih dalam hal menjaga batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
melalui PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum.
2012
16,7 15,2
15,1 14,2
16,2 15,3
2013 2014
CAR Tier 1
Arus Kas
Pada tahun 2014, saldo kas dan setara kas mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp7,5 triliun, yang terdiri dari arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp610 miliar, arus kas keluar
bersih dari aktivitas investasi sebesar Rp2,4 triliun dan arus kas keluar bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp4,5 triliun.
Peningkatan arus kas di tahun 2014 juga dipengaruhi oleh perubahan kurs valas sebesar Rp78 miliar dan dana syirkah temporer sebesar Rp4,9 triliun.
CAR minimum 9
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Arus Kas
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 Rp miliar
2013-2014
Rp miliar
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 6.948
6.903 610
13.851 6.293
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 4.479
10.673 2.406
6.194 8.267
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan 3.067
9.985 4.454
6.918 14.493
Arus Kas Bersih 5.536
7.591 7.470
13.127 121
Tinjauan Keuangan
Arus Kas dari Aktivitas Operasional
Arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp610 miliar terutama
berasal dari penerimaan bunga, provisi dan komisi dan pendapatan lainnya, yang masing-masing sebesar
Rp33,1 triliun dan Rp10,4 triliun yang juga diimbangi dengan beban bunga dan pembiayaan lainnya yang
dibayar dan beban operasional lainnya, yang masing- masing sebesar Rp10,7 triliun dan Rp19,2 triliun.
Arus kas keluar bersih tersebut juga dipengaruhi oleh peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp17,5 triliun
serta peningkatan kredit sebesar Rp26,9 triliun.
Sedangkan pada tahun 2013 arus kas keluar sebesar Rp6,9 triliun terutama berasal dari penerimaan
bunga, provisi komisi dan pendapatan lainnya, yang masing-masing sebesar Rp26,2 triliun dan Rp9,4
triliun yang juga diimbangi dengan beban bunga dan pembiayaan lainnya yang dibayar dan beban
operasional lainnya, yang masing-masing sebesar Rp7,3 triliun dan Rp15,6 triliun. Arus kas keluar
tersebut juga dipengaruhi oleh peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp32,2 triliun serta peningkatan
kredit sebesar Rp49,9 triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2014 sebesar Rp2,4 triliun yang
berasal dari pembelian aset tetap sebesar Rp1,4 triliun serta penjualan dan pembelian dari obligasi
pemerintah dan surat berharga masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp2,7 triliun.
Sedangkan arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2013 sebesar
Rp10,7 triliun yang berasal dari pembelian aset tetap sebesar Rp1,6 triliun serta pembelian obligasi
pemerintah dan surat berharga yang masing-masing sebesar Rp6,5 miliar dan Rp2,6 triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Financing
Pada tahun 2014 arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp4,5
triliun disebabkan karena pembayaran dividen dan penurunan pinjaman yang diterima yang masing-
masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp7,7 triliun.
Sedangkan pada tahun 2013 arus kas masuk bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar
Rp10,0 triliun yang berasal dari kenaikan pinjaman yang diterima sebesar Rp10,2 triliun dan peningkatan
surat berharga yang diterbitkan sebesar Rp1,2 triliun yang juga dipengaruhi oleh pembayaran dividen
sebesar Rp2,1 triliun.
71 BNI
Laporan Tahunan 2014
Rasio-rasio Keuangan
2012 Bank
2013 Bank
2014 Bank
Rasio Permodalan
CAR-Tier I 15,17
14,17 15,34
CAR-Tier II 1,49
0,92 0,88
CAR Risiko Kredit, Pasar dan Operasional 16,67
15,09 16,22
Kualitas Aset
NPL net 0,75
0,55 0,39
NPL gross 2,84
2,17 1,96
Rasio Kecukupan Pencadangan Kerugian terhadap Pinjaman yang Bermasalah 123,02
128,48 130,11
Rasio Profitabilitas
ROA 2,92
3,36 3,49
ROE 19,99
22,47 23,64
NIM 5,93
6,11 6,20
Rasio Efisiensi
BOPO 70,99
67,12 69,78
CIR 49,46
46,65 43,85
Rasio Likuiditas
LDR 77,52
85,30 87,81
Rasio Kepatuhan
GWM Rupiah 8,53
8,06 8,08
Posisi Devisa Neto 2,05
3,39 1,61
Rasio Permodalan Rasio Kecukupan Modal
Rasio Kecukupan Modal CAR pada tahun 2014 meningkat menjadi 16,2 dari 15,1 pada tahun
2013. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan modal pada tier I dari 14,2 pada tahun 2013 menjadi
15,3 pada tahun 2014, dan peningkatan ATMR sebesar 7,6 yang lebih rendah dari peningkatan
komponen modal sehingga secara langsung meningkatkan CAR. CAR BNI di tahun 2014 jauh lebih
tinggi dari rasio kecukupan minimum yang ditetapkan Bank Indonesia pada Peraturan Bank Indonesia Nomor
1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum yakni minimum 9,0 dari
ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 2.
Kualitas Aset Rasio NPL
BNI berhasil mengelola kualitas pinjaman yang diberikan dengan lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah pinjaman bermasalah NPL periode tahun
2014 sebesar Rp5,1 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp5,2 triliun. Cadangan
kerugian atas pinjaman bermasalah yang dibentuk tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yaitu dari Rp3,9 triliun menjadi Rp4,1 triliun. Perbaikan kualitas pinjaman pada tahun 2014
berpengaruh pada rasio NPL gross yang membaik dari 2,17 menjadi 1,96 di tahun 2014 diikuti dengan
perbaikan pada NPL net dari 0,55 menjadi 0,39.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Kualitas Pinjaman yang Diberikan
2012 Bank
Rp miliar 2013
Bank Rp miliar
2014 Bank
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
NPL 5.484
5.198 5.151
5,2 0,9
Pinjaman yang diberikan - bank saja 193.017
239.363 262.578
24,0 9,7
CKPN NPL 4.029
3.919 4.121
2,7 5,2
NPL neto 0,75
0,55 0,39
NPL gross 2,84
2,17 1,96
Coverage Ratio
Secara umum, BNI telah melakukan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi pinjaman yang bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan coverage ratio yang semula 128,5 pada tahun 2013 menjadi 130,1 di
tahun 2014, sejalan dengan kebijakan manajemen dalam hal mitigasi risiko.
2012 Bank
Rp miliar 2013
Bank Rp miliar
2014 Bank
Rp miliar
CKPN Aset Keuangan 6.746
6.679 6.702
NPL 5.484
5.198 5.151
Coverage Ratio 123,0
128,5 130,1
Tinjauan Keuangan
Rasio Profitabilitas ROA
Return on Assets ROA BNI meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat 3,4 menjadi 3,5 di tahun 2014.
ROE
Return on Equity ROE mengukur tingkat pengembalian atas modal inti. Dibandingkan dengan
tahun 2013, ROE BNI meningkat dari 22,5 menjadi 23,6 pada tahun 2014.
NIM
Marjin bunga bersih Net Interest Margin pada tahun 2014 sebesar 6,2, meningkat dibandingkan tahun
2013 sebesar 6,1.
Rasio Efisiensi BOPO
Rasio BOPO Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional meningkat dari 67,1 di
tahun 2013 menjadi 69,8 ditahun 2014. Peningkatan rasio BOPO di tahun 2014 dipengaruhi oleh agresifnya
pertumbuhan pada beban bunga.
CIR
Cost to Income Ratio CIR BNI di tahun 2014
dbandingkan dengantahun 2013 membaik dari sebelumnya 46,7 menjadi 43,8. Kondisi ini
menunjukkan bahwa BNI mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
73 BNI
Laporan Tahunan 2014
Rasio Likuiditas Rasio Pinjaman terhadap Simpanan
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan LDR meningkat dari 85,3 pada tahun 2013 menjadi 87,8 pada
tahun 2014. Peningkatan LDR tersebut sesuai dengan strategi manajemen dalam hal mengelola aset
produktif untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi. Selain itu juga agar sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum
dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional yang menetapkan LDR di kisaran
78,0-92,0.
Rasio Kepatuhan Giro Wajib Minimum
Dalam pengelolaan likuiditas, secara harian BNI selalu berusaha menjaga tingkat kecukupan likuiditas yang
optimum untuk mendukung operasional harian dan memenuhi ketentuan Bank Indonesia melalui Giro
Wajib Minimum GWM. Pada 31 Desember 2014, GWM Rupiah BNI tercatat sebesar 8,1 dan GWM
Valuta Asing sebesar 8,3. Posisi likuiditas ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515
PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi
Bank Umum Konvensional.
Posisi Devisa Neto
Posisi Devisa Neto PDN tahun 2014 tercatat pada level 1,6, menurun dibandingkan dengan tahun
2013 yang sebesar 3,4. Angka tersebut masih jauh di bawah jumlah maksimum yang ditetapkan BI pada
Peraturan Bank Indonesia No. 1210PBI2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 513PBI2003 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum, yaitu sebesar 20 dari modal.
Pengungkapan Lain-lain
Aset Bank yang Dijaminkan
Pada Tahun 2014, tidak ada aset bank yang dijaminkan.
Komitmen dan Kontinjensi
Jumlah liabilitas komitmen pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 7,2 dibandingkan
dengan tahun 2013 yang dipengaruhi oleh naiknya fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan
sebesar 13,6. Untuk tagihan kontinjensi, pada tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 43,8 dibandingkan
tahun 2013 yang didominasi oleh kenaikan garansi bank yang diterima sebesar 62,7. Sedangkan
liabilitas kontinjensi juga mengalami kenaikan sebesar 28,7 dibandingkan tahun 2013 yang sebagian
besar dipengaruhi oleh kenaikan performance bonds sebesar 23,4 dan standby LC sebesar 56,8.
Komitmen dan Kontinjensi yang Mempunyai Risiko Kredit
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar YoY
2012-2013 2013-2014
Liabilitas Komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 30.591
34.037 38.667
11,3 13,6
Irrevocable LC yang masih berjalan
9.746 10.220
8.784 4,9
14,1
Total Liabilitas Komitmen 40.337
44.257 47.451
9,7 7,2
Tagihan Kontinjensi
Garansi yang Diterima: 4.724
7.525 12.245
59,3 62,7
Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 2.676
3.021 2.946
12,9 2,5
Lain-lain 87
93 104
6,9 11,8
Total Tagihan Kontinjensi 7.487
10.639 15.295
42,1 43,8
Liabilitas Kontinjensi
Garansi Bank yang Diberikan 20.288
27.693 35.631
36,5 28,7
Total Liabilitas Kontinjensi 20.288
27.693 35.631
36,5 28,7
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Derivatif dan Fasilitas Lindung Nilai
BNI melakukan transaksi derivatif baik untuk kepentingan Bank ataupun kepentingan nasabah. Dalam hal kepentingan Bank, BNI melakukan transaksi Cross Currency Swap CCS USD IDR sebagai salah satu alternatif
sumber pendanaan valas dimana total outstanding sampai saat ini adalah USD 150 juta yang akan jatuh tempo pada Juni 2016. Sedangkan sebagai solusi lindung nilai bagi nasabah, BNI telah melakukan transaksi CCS USD
dengan total outstanding sebesar USD 93,88 juta per posisi 31 Desember 2014.
Dampak Perubahan Suku Bunga terhadap Kinerja
Selama tahun 2014, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 7,75. Stabilitas BI rate ini membantu BNI untuk tetap menjaga margin bunga bersih Net Interest Margin pada kisaran 6.2 meskipun di
sisi cost of fund telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dan terlihat dari turunnya CASA ratio dari 68,5 di tahun 2013 menjadi 64,5 di tahun 2014.
Tingginya BI rate telah mendorong BNI untuk melakukan penyesuaian suku bunga pada pinjaman yang diberikan. Namun demikian, kenaikan suku bunga pada pinjaman tidak memiliki dampak langsung terhadap kualitas
aset BNI. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya rasio pinjaman bermasalah Non Performing Loan dari tahun sebelumnya sebesar 2,17 menjadi 1,96.
Pinjaman yang Direstrukturisasi
Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi pada posisi tahun 2014 tercatat sebesar Rp4,7 triliun, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,1 dari outstanding kredit restrukturisasi per tahun
2013 sebesar Rp4,8 triliun atau menurun Rp100,0 miliar.
Pinjaman yang Direstrukturisasi
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar
Perpanjangan jangka waktu kredit 1.434
1.106 933
Perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit
589 443
497 Perpanjangan jangka waktu, penurunan suku
bunga kredit, dan skema restrukturisasi lain-lain 5.423
5.350 4.933
Total 7.446
6.899 6.364
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 1.592
2.131 1.696
Total Pinjaman yang Direstrukturisasi Bersih 5.854
4.768 4.668
Bahasan Mengenai Investasi Barang Modal Yang Direalisasikan Pada Tahun Buku Terakhir
Belanja barang modal BNI pada tahun 2014 relatif stabil bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp1,2 triliun. Komposisi terbesar belanja barang modal masih terkonsentrasi pada perabotan otomasi dalam rangka
perluasan jaringan dan peningkatan teknologi.
Belanja Barang Modal
2012 Rp miliar
2013 Rp miliar
2014
Rp miliar
BangunanGedung 113
198 274
Tanah -
- -
Perabotan Otomasi 641
888 803
Perabotan Non Otomasi 151
134 120
Kendaraan 8
1 6
Total 913
1.221 1.203
Tinjauan Keuangan
75 BNI
Laporan Tahunan 2014
Ikatan Material untuk Belanja Barang Modal
Pada tahun 2014, terkait dengan belanja modal, BNI telah melakukan beberapa pengikatan material, yang sebagian besar dilakukan dalam mata uang Rupiah untuk meminimalisir risiko fluktuasi mata uang. Beberapa
ikatan material yang dilakukan diantaranya: 1. Proyek pembangunan gedung
- Kantor Wilayah BSD Rp75 miliar
- Gedung dual data center Slipi Rp53 miliar
2. Pengembangan infrastruktur TI dan e-Banking -
ATM Rp247 miliar -
Vendor desain Install data center Rp101 miliar - Modernisasi
core HCMS Rp65 miliar
- Implementasi aplikasi Base 24 Rp36 miliar
- License
Microsoft Rp71 miliar -
License IBM Rp57 miliar
Sumber pendanaan atas belanja modal tersebut adalah sisa anggaran investasi tahun lalu, total beban penyusutan tahun lalu dan laba bersih tahun-tahun buku sebelumnya.
Kemampuan Membayar Hutang
Sampai dengan tahun 2014, BNI memiliki tingkat likuiditas dan solvabilitas yang baik. Hal ini direpresentasikan oleh kemampuan BNI dalam memenuhi segala kewajiban jatuh tempo secara tepat waktu, baik terhadap
pembayaran pokok hutang ataupun beban bunganya.
Properti Untuk Investasi
Sampai dengan akhir tahun 2014, BNI tidak memiliki aset properti yang digunakan untuk keperluan investasi.
Kebijakan dan Tanggal Dividen
Kebijakan dividen setiap tahun ditetapkan melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pada tahun 2014, BNI telah melakukan pembayaran dividen kas sebesar Rp2,1 triliun atau sebesar 30 dari laba bersih
tahun 2013.
Kebijakan Dividen Selama 2 Tahun Buku
Tahun Buku
Total Dividen yang Dibagikan
Rp miliar Jumlah Dividen
per Saham Rasio Pembayaran
Dividen Tanggal
Pengumuman Tanggal
Pembayaran Dividen
2012 2.113,84
113,35 30 dari laba bersih 2012
2 April 2013 16 Mei 2013
2013 2.716,30
145,71 30 dari laba bersih 2013
3 April 2014 19 Mei 2014
Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan danatau Manajemen yang Dilaksanakan Perusahaan
Program pengganti MESOP BNI 2011 adalah bertujuan untuk memberikan saham BNI kepada anggota Direksi, Komisaris non Independen BNI, dan pegawai senior BNI. Saham-saham BNI yang dibagikan kepada peserta
program akan menjadi hak mereka masing-masing vested sesuai dengan jadwal vesting sebagaimana diatur dalam program. Dengan demikian, sebelum jadwal vesting, saham-saham yang dibagikan kepada anggota direksi
dan komisaris non independen akan disimpan oleh kustodian di dalam pool tertentu.
Sesuai dengan jadwal vesting yang telah ditentukan sejak awal program, tahun 2014 merupakan vesting ketiga bagi anggota Direksi dan Komisaris non Independen BNI yang telah direalisasikan pada tanggal 3 Januari 2014,
sedangkan bagi pegawai senior BNI tanggal 1 Maret 2014.
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
Penawaran Umum
Pada tahun 2014, BNI tidak melakukan penawaran umum saham danatau obligasi.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Tidak ada penggunaan dana atas hasil penawaran umum saham danatau obligasi tahun 2014.
Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca
Tidak terdapat kejadian penting yang signifikan setelah tanggal neraca yang berpengaruh terhadap posisi
keuangan BNI per tanggal 31 Desember 2014.
Perubahan-perubahan Penting yang Terjadi di Bank dan Kelompok Usaha Bank dalam
Tahun yang Bersangkutan
Tidak terdapat perubahan-perubahan penting yang terjadi di Bank dan kelompok usaha Bank sampai
dengan periode Desember 2014 yang berpengaruh terhadap posisi keuangan BNI.
Investasi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Kepemilikan Saham
Investasi
Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa BNI Syariah pada tanggal 18 September 2014 sesuai dengan Akta Notarial No. 53, BNI dan BNI
Life masing-masing menambah modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp500.000.000.000 dan
Rp500.000.000 secara tunai dengan mengeluarkan saham dari modal dasar sejumlah 500.500 lembar
saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham.
Penambahan modal saham ini telah mendapatkan persetujuan dari OJK berdasarkan Surat OJK
melalui Pelaksana Harian Plh Kepala Departemen Pengawasan Bank I No. S-67PB.312014 tanggal
25 Agustus 2014 perihal Persetujuan Tambahan Penyertaan Modal oleh BNI dan BNI Life pada BNI
Syariah serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
06781.40.21.2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar BNI Syariah.
Divestasi
Pada tahun 2014, BNI tidak melakukan kegiatan divestasi.
Restrukturisasi Kepemilikan Saham
Pada tanggal 3 April 2014, Kementrian Hukum dan HAM secara resmi telah memberikan persetujuan
atas kemitraan strategis antara BNI dengan Sumitomo Life Insurance Company, sehingga
struktur kepemilikan saham BNI Life telah mengalami perubahan menjadi 60 dimiliki oleh BNI dan 40
dimiliki oleh Sumitomo Life.
Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan
Selama tahun 2014, BNI tidak melakukan transaksi material yang mengandung benturan kepentingan.
Aset Bank yang Dijaminkan
Selama tahun 2014, tidak ada aset BNI yang dijaminkan.
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Dalam kegiatan normal usaha, BNI melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena
hubungan kepemilikan danatau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak berelasi telah dilakukan
dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama secara wajar. Informasi lebih lengkap dapat
dilihat pada Catatan 44 atas laporan keuangan pada laporan tahunan ini.
Transaksi-transaksi Penting Lainnya dalam Jumlah yang Signifikan
BNI mencatat penerimaan sebesar Rp4,2 trilliun melalui mekanisme Issuing of New Shares pada
PT BNI Life Insurance entitas anak dari Sumitomo Life Insurance Company.
Kebijakan Akuntansi
Laporan Keuangan Konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,
dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM dan LK No.VIII G.7
lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
Tinjauan Keuangan
77 BNI
Laporan Tahunan 2014
PSAK yang Berlaku Tahun 2014
Pada tahun 2014, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI telah
mengesahkan atas beberapa interpretasi dan standar akuntansi yang berlaku efektif pada 1 Januari 2014
sebagai berikut: - ISAK 27 – Pengalihan Aset dari Pelanggan
- ISAK 28 – Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas - ISAK 29 – Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam
Tahap Produksi pada Tambang Terbuka - PSAK 102 – Revisi 2013 - Akuntansi Murabahah.
Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi
Tidak terdapat dampak atas interpretasi standar akuntansi ISAK 27, ISAK 28, dan ISAK 29 di atas.
Pada tanggal 13 November 2013, DSAS-IAI mengesahkan PSAK 102 Revisi 2013: Akuntansi
Murabahah yang merupakan revisi PSAK 102 2007: Akuntansi Murabahah. PSAK 102 Revisi 2013
merupakan penyempurnaan dari pengaturan akuntansi murabahah yang mencakup murabahah transaksi
pembiayaan. Penyempurnaan perlakuan akuntansi ini berdasarkan pada fatwa DSN-MUI No. 84DSN-MUI
XII.2012 tentang Metode Pengukuran Keuntungan di Lembaga Keuangan Syariah.
Berdasarkan PSAK 102 Revisi 2013 tersebut, penjual yang tidak memiliki risiko yang signifikan terkait
dengan kepemilikan persediaan untuk transaksi murabahah merupakan penjual yang melaksanakan
transaksi pembiayaan murabahah. Perlakuan atas transaksi tersebut mengacu pada PSAK 50: Instrumen
Keuangan: Penyajian, PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan yang terkait aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang,
yang dalam penerapannya disesuaikan dengan prinsip, karakteristik dan istilah transaksi syariah.
Perubahan Perundang-undangan dan Dampaknya terhadap Kinerja Bank
Perubahan beberapa peraturan perundang-undangan sepanjang tahun 2014 dan dampaknya bagi Bank BNI
adalah sebagai berikut: • Peraturan Bank Indonesia No.1618PBI2014
tanggal 17 September 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 158
PBI2013 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank
Penyempurnaan dimaksud dilakukan dalam rangka harmonisasi dengan pengaturan transaksi valuta
asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik di pasar valas domestik. Pokok-pokok
pengaturannya meliputi: 1. Transaksi lindung nilai wajib dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi valuta asing terhadap
rupiah antara bank dengan pihak domestik, ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi
derivatif, dan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko bank.
2. Transaksi lindung nilai wajib dilakukan dengan underlying transaction, dengan jangka waktu
dan nominal transaksi lindung nilai paling lama sesuai dengan jangka waktu dan paling banyak
sebesar nominal underlying transaction.
3. Penyelesaian transaksi lindung nilai dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
mengenai transaksi valuta asing terhadap Rupiah antara Bank dengan pihak domestik.
4. Sanksi mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi valuta asing
terhadap Rupiah antara Bank dengan pihak domestik, ketentuan Bank Indonesia mengenai
transaksi derivatif, ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan harian bank umum dan
ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko bank.
5. Pencabutan Surat Edaran Bank Indonesia No.1542DPM tanggal 8 Oktober 2013
perihal Transaksi Lindung Nilai kepada Bank.
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 1617 PBI2014 Tanggal 17 September 2014 Tentang
Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut antara lain:
1. Bank dapat melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan pihak asing atas
dasar suatu kontrak dan bank wajib memiliki pedoman internal.
2. Transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan bank dengan pihak asing di atas
jumlah tertentu threshold wajib memiliki underlying transaction untuk seluruh kegiatan
sebagai berikut:
BNI Laporan Tahunan 2014
Analisis Pembahasan
Manajemen
a. perdagangan barang dan jasa di dalam dan di luar negeri; danatau
b. investasi berupa foreign direct investment, portfolio investment
, pinjaman, modal, dan investasi lainnya di dalam dan di luar negeri.
Namun tidak termasuk untuk penggunaan Sertifikat Bank Indonesia SBI untuk
transaksi derivatif dan penempatan dana pada Bank vostro antara lain berupa
tabungan, giro, deposito, dan Negotiable Certiicate of Deposit NCD.
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 1616 PBI2014 Tanggal 17 September 2014 Tentang
Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Domestik
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut antara lain:
1. Bank dapat melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan pihak domestik atas dasar suatu kontrak dan Bank wajib
memiliki pedoman internal tertulis.
2. Dalam melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan nasabah, bank wajib
menggunakan kuotasi harga kurs valuta asing terhadap rupiah yang ditetapkan oleh bank.
3. Transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan di atas jumlah tertentu threshold
wajib memiliki underlying transaction untuk seluruh kegiatan sebagai berikut:
a. perdagangan barang dan jasa di dalam dan
di luar negeri; danatau b. investasi berupa direct investment,
portfolio investment , pinjaman, modal, dan
investasi lainnya di dalam dan di luar negeri. Namun tidak termasuk untuk penempatan
dana pada Bank antara lain berupa tabungan, giro, deposito, Negotiable
Certiicate of Deposit NCD dan kegiatan pengiriman uang oleh perusahaan transfer
dana.
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 1610 PBI2014 Tanggal 14 Mei 2014 Tentang
Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri
Peraturan Bank Indonesia PBI ini diterbitkan dalam rangka menyempurnakan ketentuan
penerimaan devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri yang diatur melalui PBI
No.1425PBI2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pemantauan penerimaan
devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri melalui perbankan di Indonesia guna
mendukung optimalisasi pemanfaatan devisa hasil ekspor dan devisa utang luar negeri. Bank BNI ikut
mendukung peraturan ini dengan membentuk Unit Trust
untuk mengelola penerimaan devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri
melalui perbankan di Indonesia berupa jasa trust bagi nasabah.
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 169 PBI2014 tentang Perubahan Keduaatas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 714 PBI2005 tentang Pembatasan Transaksi
Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank
Penyempurnaan pengaturan ini antara lain: 1. Nilai investasi yang dapat dilakukan hedging
tidak termasuk future income yang belum dapat dipastikan jumlah dan waktu penerimaan
dari investasi dimaksud. Dalam hal future income
tersebut berupa dividen, terhadap dividen dimaksud dapat dilakukan hedging
sebelum adanya kepastian jumlah dan waktu penerimaan.
Tinjauan Keuangan
79 BNI
Laporan Tahunan 2014
2. Pengaturan hedging atas dividen yang belum dapat dipastikan jumlah dan waktu
penerimaannya adalah sebagai berikut: a. Hedging hanya dapat dilakukan melalui
transaksi out right forward jual valuta asing terhadap rupiah Bank dengan pihak asing
dan wajib dilengkapi dengan dokumen pendukung. Nilai hedging tersebut paling
banyak sebesar nilai estimasi dividen yang akan diterima pihak asing berdasarkan
dokumen pendukung.
b. Memiliki jangka waktu paling singkat 1 satu minggu dan paling lama sampai
dengan jangka waktu penerimaan dividen. c. Bank dilarang menerima pembatalan
transaksi hedging atas dividen yang akan diterima oleh pihak asing.
d. Dalam hal selama periode hedging terdapat keputusan manajemen perusahaan yang
dapat memberikan kepastian mengenai jumlah dan waktu pembayaran dividen
yang akan diterima pihak asing, Bank wajib melakukan penyesuaian atas jumlah
hedging
pihak asing menjadi paling banyak sesuai dengan jumlah dividen yang sudah
pasti akan diterima oleh pihak asing dan jangka waktu hedging menjadi sesuai
dengan tanggal pembayaran dividen. Penyesuaian hedging tersebut dapat
dilakukan dengan penyelesaian secara netting
. e. Bank wajib memastikan bahwa pihak asing
tidak melakukan penjualan saham yang dividennya digunakan sebagai underlying
transaction hedging sampai dengan batas
waktu saham masih memiliki hak atas dividen yang dijadikan underlying.
• Peraturan Bank Indonesia No. 167PBI2014 tanggal 7 April 2014 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia No. 71PBI2005 tentang Pinjaman Luar
Negeri Bank
Dari sisi ketentuan, perubahan dalam PBI ini merupakan penambahan pengecualian atas
Pinjaman Luar Negeri PLN Jangka Pendek dari kewajiban menjaga posisi PLN Bank sebesar 30
terhadap modal. Adapun pokok-pokok perubahan yang merupakan penambahan pengecualian
tersebut mencakup: 1. Giro milik bukan penduduk yang menampung
dana untuk pembelian Sertifikat Bank Indonesia SBI dan hasil penjualan kembali
Sertifikat Bank Indonesia SBI. 2. Kewajiban bank kepada bukan penduduk yang
timbul dari transaksi derivatif lindung nilai. 3. Giro milik bukan penduduk yang digunakan
dalam rangka penyaluran kredit ke sektor riil dan proyek-proyek infrastruktur.
4. Giro milik bukan penduduk yang menampung dana hasil penerbitan obligasi berdenominasi
Rupiah oleh lembaga supranasional dalam rangka pembiayaan sektor riil dan proyek-
proyek infrastruktur.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Kegiatan perbankan Business Banking BNI fokus untuk melayani para nasabah di segmen korporasi,
menengah dan kecil. Sejalan dengan sasaran BNI untuk tumbuh sebagai bank yang berorientasi
kepada nasabah customer centric, Business Banking
menerapkan strategi pertumbuhan pinjaman dengan fokus pada 8 delapan sektor
unggulan sectoral-focus, yakni sektor minyak, gas dan pertambangan; telekomunikasi; kimia;
agribisnis; makanan minuman; perdagangan besar dan eceran; kelistrikan; dan konstruksi.
Kebijakan ini terbukti berhasil mempertajam upaya BNI dalam memenuhi kebutuhan nasabah dan
peningkatan kualitas secara menyeluruh. Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan baik sehingga
mampu mendukung pertumbuhan kinerja keuangan yang solid.
Selama 2014, Kinerja Business
Banking terus
bertumbuh ditengah kondisi
perekonomian yang penuh
tantangan likuiditas yang
semakin ketat.
Business Banking
81 BNI
Laporan Tahunan 2014
Sepanjang tahun 2014, industri perbankan mengalami perlambatan akibat terjadinya fluktuasi global. Hal
ini berakibat pada likuiditas yang semakin ketat, serta meningkatnya risiko kredit bermasalah. Namun
demikian, di tengah kondisi yang penuh tantangan Business
Banking BNI berhasil terus meningkatkan kinerjanya menjadi Business Banking unggulan pilihan
nasabah.
Kinerja 2014
Di tahun 2014, segmen Business Banking BNI berhasil membukukan pertumbuhan yang positif.
Total pinjaman yang disalurkan mencapai sebesar Rp197,1 triliun, meningkat sebesar 8,7
dibandingkan penyaluran pinjaman di tahun 2013 sebesar Rp181,4 triliun. Selain penyaluran pinjaman,
Business
Banking juga mencatat peningkatan dalam penghimpunan dana nasabah institusi, korporat dan
komersial, yang mencapai Rp137,2 triliun.
Segmen Korporasi
Segmen Korporasi BNI melayani kebutuhan perbankan untuk Badan Usaha Milik Negara,
perusahaaan-perusahaan nasional dan multi nasional terbesar di Indonesia melalui pemberian kredit, solusi
keuangan terpadu, termasuk sindikasi, kustodian, trustee
dan jasa transaksional lainnya. Selain itu BNI bersinergi dengan anak perusahaan dalam bidang
perbankan Syariah, asuransi maupun pasar modal dalam memberikan layanan Aksi Korporasi, termasuk
penerbitan obligasi, Medium Term Note, Initial Public Offering, Advisory
dan lain-lain. BNI juga menawarkan jasa pengelolaan dana terpadu
bagi nasabah korporasi dan institusi dengan fitur yang menarik serta berbagai solusi keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan nasabah segmen korporasi.
Pertumbuhan Kredit
Di tahun 2014, total kredit korporasi mencapai Rp119,7 triliun, atau meningkat 6,7
dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, serta menyumbangkan 43,1 dari total portofolio kredit
BNI. Sektor unggulan yang mendominasi penyaluran pinjaman korporasi adalah sektor pertanian sebesar
15,8 dari total kredit bisnis korporasi, diikuti dengan sektor minyak, gas dan pertambangan sebesar
12,7, sektor kelistrikan dengan kontribusi sebesar 11,7 dan sektor makanan dan minuman sebesar
8,1.
Krishna R. Suparto
Direktur Bisnis Banking Pertumbuhan kinerja Business Banking
tercapai melalui strategi yang fokus pada 8 sektor unggulan, didukung pendekatan
value chain sehingga nasabah korporasi
bersama mitranya memperoleh manfaat maksimal dari solusi keuangan unggulan
dan terpadu BNI.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Business Banking
Berikut daftar sektor usaha 10 debitur besar individual dan grup pada akhir tahun 2014:
• Menjadi mitra unggulan dalam penghimpunan Devisa Hasil Ekspor DHE penerimaan Migas
melalui jasa kustodian, trustee paying agent dan jasa transaksional lainnya
• Ekspansi kredit korporasi melalui kegiatan sindikasi termasuk keagenan dan advisory
• Ekspansi kredit kepada debitur mitra korporat melalui skema Financial Supply Chain
Management FSCM
• Mengoptimalkan kinerja melalui sinergi unggulan BNI dengan perusahaan anak melalui program BNI
Financial Services Group • Menggunakan analisis industri, market insight dan
data analitik dalam bisnis portofolio manajemen.
Segmen Korporasi Rp triliun
2012 2013
2014
119,7
Segmen Menengah Rp triliun
2012 2013
2014
40,3 30,7
35,7
Segmen Kecil Rp triliun
2012 2013
2014
37,1 38,4
34,9
Outstanding Kredit Business Banking
112,2 72,2
Terdapat reklasifikasi dari menengah ke Korporasi Rp10,3 triliun Terdapat reklasifikasi dari Kecil ke Menengah Rp1,8 triliun
Individu
Debitur Individual
Jumlah Rp
Pertambangan 8,5 triliun
Listrik 7,9 triliun
Rokok 6,0 triliun
Non Banking Financial Institution 4,6 triliun
Industri Kimia 3,0 triliun
Pertanian 3,0 triliun
Transportasi 2,8 triliun
Minyak dan Gas Bumi 2,7 triliun
Bangunan Sipil Lainnya 2,2 triliun
Non Banking Financial Institution 2,0 triliun
Jumlah 42,7 triliun
Grup
Debitur Kelompok
Jumlah Rp
Listrik 8,9 triliun
Pertambangan 8,9 triliun
Industri Kimia 6,0 triliun
Pertanian 5,2 triliun
Pertanian 4,7 triliun
Telekomunikasi 3,2 triliun
Transportasi 2,8 triliun
Industri Makanan dan Minuman 2,4 triliun
Bangunan Sipil Lainnya 2,4 triliun
Lainnya 2,1 triliun
Jumlah 46,6 triliun
Total Outstanding Cash Loan dan Non Cash Loan
Garansi Bank, LC dan SBLC
Berdasarkan jenis kredit yang diberikan, di tahun 2014 mayoritas kredit korporasi disalurkan dalam bentuk
kredit modal kerja, yang mencakup 61,1 dari total kredit korporasi yang disalurkan, atau sebesar Rp73,1
triliun sedangkan sisanya sebesar 38,9 atau Rp46,5 triliun merupakan kredit investasi.
Rencana Kerja 2015
Selaras dengan strategi BNI untuk meraih pertumbuhan aset yang berkualitas, memasuki
tahun 2015 segmen korporasi BNI telah menetapkan inisiatif-inisiatifnya sebagai berikut:
• Menjadi pelopor dalam pembiayaan bidang
Infrastruktur, Industri, dan Kemaritiman
83 BNI
Laporan Tahunan 2014
Segmen Menengah
Segmen Menengah BNI memberikan layanan perbankan kepada perusahaaan-perusahaan dengan
skala menengah melalui pemberian kredit, pengeloaan dana, memberikan solusi keuangan terpadu dan
jasa transaksional lainnya melalui 24 Sentra Kredit Menengah SKM yang tersebar diberbagai kota besar
di Indonesia.
Pertumbuhan Kredit
Pada akhir tahun 2014, kredit segmen menengah telah mencapai sebesar Rp40,3 triliun, atau tumbuh
31,3 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, serta mencakup 14,5 dari total kredit BNI.
Penyaluran kredit segmen menengah terdiri dari Kredit Modal Kerja yang menyumbang 69,7 atau
sebesar Rp28,1 triliun, sedang 30,3 sisanya atau sebesar Rp12,2 triliun merupakan Kredit Investasi.
Pinjaman segmen menengah mayoritas disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 20,8
diikuti dengan kredit di sektor Konstruksi 14,9 dari total pinjaman segmen menengah.
Kinerja di tahun 2014 terutama didukung oleh inisiatif- inisiatif berikut:
• Mengoptimalkan pendekatan supply-chain dengan target mitra-mitra usaha dari debitur korporasi
menengahkecil. • Membangun sinergi antara sentra-sentra kredit
dan kantor cabang BNI guna mengefektifkan inisiatif cross selling dan product bundling untuk
meraih pertumbuhan fee based income. • Secara konsisten melaksanakan Tactical Account
Planning wallet sizing .
Segmen Kecil
BNI juga berkomitmen dalam pengembangan pengusaha kecil melalui melalui 58 Sentra Kredit Kecil
SKC, 111 Unit Kredit Kecil UKC dan didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pertumbuhan Kredit
Di tahun 2014, pinjaman bagi segmen kecil mencapai sebesar Rp37,1 triliun, turun 3,5 dari pencapaian
tahun 2013 sebesar Rp38,4 triliun, serta menyumbang sebesar 13,3 dari total kredit BNI. Dari total kredit
segmen kecil, sebesar Rp27,2 triliun atau 73,3 merupakan Kredit Modal Kerja, sedangkan sisanya
sebesar Rp9,9 triliun atau 26,7 merupakan Kredit Investasi.
Mayoritas kredit bagi usaha kecil disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 52,5,
diikuti penyaluran ke sektor Konstruksi dan Pertanian, masing-masing sebesar 6,4 dan 6,0 dari total
pinjaman usaha kecil di tahun 2014.
Sejalan dengan dibentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja Presiden Joko
Widodo, BNI juga fokus pada usaha kemaritiman melalui pembiayaan perikanan dan kelautan pada
usaha kecil dan atas komitmen tersebut BNI memperoleh penghargaan Adibakti Mina Bahari dari
Kementerian Perikanan pada tanggal 4 Desember 2014 kepada BNI Tegal.
Rencana Kerja 2015 Segmen Menengah Kecil
Untuk meningkatkan penetrasinya di segmen usaha menengah dan kecil, BNI menetapkan strategi inisiatif
berikut: • Ekspansi kredit kepada debitur mitra korporat
melalui skema FSCM Financial Supply Chain Management
di Sentra Kredit Kecil SKC dan Sentra Kredit Menengah SKM.
• Ekspansi kredit fokus pada pemain utama pada sektor unggulan Wilayah dan industri
penunjangnya. • Mendukung kredit program pemerintah
diantaranya KKPE, KPEN-RP dan lainnya. • Pengembangan pengusaha UMK melalui
penyaluran kredit linkage kepada BPR, Koperasi dan Plasma Inti.
• Menggunakan analisis industri, market insight dan data analitik dalam bisnis portofolio manajemen.
• Meningkatkan jasa transaksional dan solusi layanan terpadu untuk penghimpunan dana murah
dan peningkatan fee base income.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Jasa Transaksional Perbankan
Sepanjang tahun 2014, BNI berhasil terus meningkatkan keberadaannya sebagai bank transaksi
pilihan nasabah melalui berbagai pilihan layanan cash management
yang efisien, efektif, aman dan handal. Sebagai hasilnya, total frekuensi transaksi layanan
manajemen kas terpadu melalui BNIDirect corporate internet banking
tumbuh 24,5 mencapai 8,5 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp752 triliun dari
sebesar Rp603 triliun di tahun sebelumnya. Seiring dengan peningkatan bisnis layanan transactional
banking , pendapatan berbasis fee juga tumbuh 17
menjadi sebesar Rp362,1 miliar di akhir tahun 2014. Jasa transaksional perbankan juga menyediakan
layanan custodial services, terutama untuk melayani kebutuhan kalangan pasar modal. Hingga akhir 2014,
asset under custody AUC yang dikelola BNI adalah
sebesar Rp115,61 triliun dari 146 nasabah, atau tumbuh dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar
Rp98,9 triliun dari 143 nasabah.
Peningkatan kinerja di atas didukung oleh beberapa inisiatif strategis di tahun 2014. Antara lain,
sepanjang tahun 2014 BNI berhasil meningkatkan penetrasi layanan transaksional perbankannya di
segmen nasabah korporasi termasuk BUMN dan Pemerintahan, serta memperluas kehadirannya di
segmen nasabah komersial dengan mengoptimalkan potensi debitur BNI di masing-masing wilayah.
BNI juga berhasil memperoleh kepercayaan dalam membangun layanan-layanan publik yang mendukung
efisiensi dan transparansi birokrasi pemerintahan, di antaranya untuk pembayaran pajak secara elektronik
real-time online BNI e-Tax dan pembayaran bea
cukai serta impor barang BNI e-PIB, pembayaran pembuatan paspor. Beragam solusi cash management
BNI telah berhasil membantu nasabah dalam menciptakan proses bisnis yang semakin efisien
sehingga mampu meningkatkan produktivitas nasabah. Solusi-solusi elektronik yang dibangun juga
mampu menciptakan efisiensi proses kerja di internal BNI sehingga meningkatkan layanan bagi nasabah.
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, layanan transaksional perbankan BNI berhasil meraih
berbagai penghargaan di tahun 2014. Diantaranya adalah penghargaan sebagai the Best Local Cash
Management Bank in Indonesia as Voted by Large Corporate Small Company
, the Best Overall Cross- Border Cash Management Bank as voted by
Large Corporate dan the Best overall Domestic Cash
Management Bank as Voted by Large Corporate dari AsiaMoney, serta sebagai the Best Cash
Management Bank in Indonesia 2014 dan Best
Payable Solution in SEA 2014 dari Alpha South East
Asia. Pada tahun ini BNI juga mendapatkan perhargaan
sebagai Bank dengan Layanan Penerimaan Negara Terbaik Tingkat Nasional 2014 dari Kementerian
Keuangan serta Bank Persepsi Mitra Kerja KPPN Jakarta IV dengan Layanan Penerimaan Negara
Terbaik 2014.
Business Banking
Kiri ke kanan: • Nasabah Usaha
Menengah BNI • Nasabah Usaha
Kecil BNI
85 BNI
Laporan Tahunan 2014
Peningkatan Sumber Dana Murah
Guna memenuhi kebutuhan para nasabah korporasi, BNI menawarkan berbagai produk giro, deposito dan
tabungan yang dirancang khusus sesuai kebutuhan operasional nasabah institusi.
Di tahun 2014, pertumbuhan dana operasional nasabah perbankan bisnis tetap difokuskan pada
dana murah, yang tumbuh semakin cepat dan efektif dengan saldo rata-rata dana murah sebesar Rp73,9
triliun, meningkat 8,8 dibandingkan saldo rata-rata sebesar Rp67,9 triliun di tahun 2013. Peningkatan
kontribusi dana murah ini telah menghasilkan penurunan biaya dan cost of fund sehingga
meningkatkan efisiensi dan daya saing BNI.
Total simpanan nasabah business banking mencapai Rp132,7 triliun pada akhir tahun 2014, yang mencakup
sebesar 46,1 dari total dana pihak ketiga BNI. Pencapaian ini meningkat sebesar 5,0 dibandingkan
kinerja tahun sebelumnya sebesar Rp130,8 triliun atau 44,8 dari total dana pihak ketiga tahun 2013.
Rencana Kerja 2015
Menjembatani strategi BNI untuk meraih pertumbuhan aset yang berkualitas dengan
struktur pendanaan yang optimal, pada tahun 2015 Jasa Transaksional Perbankan berinisiatif
untuk meningkatkan customer experince melalui peningkatan business solutions menuju digital banking
dengan inisiatif-inisiatif sebagai berikut: • Meningkatkan peran BNI dalam layanan publik.
• Memperluas solusi-solusi berbasis elektronik
dalam pengelolaan Penerimaan Pajak dan Penerimaan Bukan Pajak.
• Meningkatkan solusi transaksi korporasi melalui e-channel
untuk jasa pembayaran, penerimaan pengelolaan informasi keuangan nasabah.
• Meningkatkan fee based income dengan solusi layanan operasional yang inovatif ‘sticky’
services. • Optimalisasi Supply chain inancing.
• Cross sell jasa transaksional, custody dan garansi bank kepada nasabah.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Nasabah individu BNI
dapat menikmati beragam produk
konsumer dan ritel yang berkualitas
dan di dukung oleh kapabilitas
e-channel yang semakin
canggih.
Bisnis Perbankan Konsumer Ritel BNI memiliki tujuan menjadi bank pilihan yang menawarkan
produk dan layanan terlengkap yang berkualitas guna memenuhi semua kebutuhan nasabah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, BNI menawarkan pilihan produk dan layanan yang
lengkap, meliputi kredit konsumer, simpanan nasabah, berbagai jenis jaringan elektronik,
beragam pilihan kartu kredit dan kartu debit, layanan BNI Emerald bagi para nasabah priority
banking , produk non-bank seperti produk
bancassurance dan produk investasi, serta
program pensiun yang menarik.
Perbankan Konsumer Ritel
87 BNI
Laporan Tahunan 2014
Sepanjang tahun 2014, Bisnis Perbankan Konsumer Ritel BNI terus memfokuskan pada aktivitas guna
memperkuat kapabilitasnya dalam mendukung tercapainya pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kredit Konsumer
BNI menawarkan pilihan produk kredit konsumer yang lengkap bagi nasabah, dari kredit kepemilikan
rumah BNI Griya, kredit tanpa agunan BNI Fleksi, kredit ritel berbasis agunan BNI Wira Usaha, kredit
kepemilikan kendaraan BNI Oto, hingga kredit beragunan simpanan BNI Instan.
Selama tahun 2014, BNI terus menghadapi tantangan baik dari sesama pelaku bisnis maupun sebagai
efek lanjutan dari implementasi aturan-aturan baru regulator terkait bisnis konsumer. Walaupun demikian
pada tahun 2014, kredit konsumer tercatat bertumbuh 9,1 menjadi Rp55,3 triliun.
BNI Griya
Sepanjang tahun 2014, BNI Griya memfokuskan pada pembiayaan rumah baru yang berdiri di tanah
landed house dengan terus memperluas kerja sama dengan berbagai developer di seluruh Indonesia serta
meningkatkan kerja sama dengan para property agent untuk pembiayaan rumah secondary market. Inisiatif
ini didukung oleh beberapa program seperti BNI Griya Bebas dimana nasabah dapat menikmati fitur skema
angsuran khusus, bebas biaya administrasi dan bebas biaya Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo PSJT setelah
masa ixed rate. BNI Griya juga terus berinovasi dengan memberikan layanan persetujuan kredit
secara cepat dan mudah melalui program Instant Approval
.
Kinerja 2014
BNI Griya tumbuh 5,1 mencapai sebesar Rp33,3 triliun dan memberikan kontribusi 60,2 dari total
kredit konsumer. Di tahun 2014, BNI Griya memperoleh penghargaan
dengan kategori Silver Champion of Indonesia WOW Brand
2014, Category: Mortgage Buku IV dari MarkPlus, Inc.
Rencana Kerja 2015
Memasuki tahun 2015, di segmen secondary market, BNI Griya telah menyiapkan beberapa inisiatif antara
lain meningkatkan kerja sama dengan para Property Agents
, serta meningkatkan efektivitas tenaga dedicated sales
dan program Instant Approval. Di segmen primary market, BNI Griya akan melakukan
inisiatif melalui program Instant Approval serta mengoptimalisasi kerja sama dengan developer
lainnya.
BNI Fleksi
BNI Fleksi adalah produk kredit tanpa agunan BNI yang tersedia bagi para pegawai dengan syarat
minimal masa kerja 2 tahun sebagai pegawai tetap.
Darmadi Sutanto
Direktur Konsumer Ritel Pencapaian kinerja segmen Konsumer
Ritel di 2014 ditopang oleh keberhasilan berbagai inisiatif untuk meningkatkan
product holding ratio nasabah,
memperdalam hubungan dengan nasabah melalui cross-selling, referral dan value
chain , serta optimalisasi multi channel
services untuk meningkatkan penjualan
dan transaksi.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Perbankan Konsumer Ritel
Kinerja 2014
Untuk terus mengembangkan kehadirannya, di tahun 2014 BNI Fleksi memfokuskan pada nasabah
yang memiliki payroll di BNI dengan menawarkan keuntungan maksimum kredit hingga Rp350 juta
bagi nasabah. Sepanjang tahun, BNI Fleksi juga terus berinovasi dengan memberikan layanan persetujuan
kredit secara cepat dan mudah melalui program Pre- Approval
. Penyaluran BNI Fleksi juga dilakukan melalui pola
kerja sama dengan mitra perusahaan yang memiliki kerja sama dengan BNI, dimana end user-nya adalah
karyawan perusahaan terkait. Dengan pola kerja sama dapat diberlakukan kondisi-kondisi khusus,
baik dalam hal persyaratan kredit maupun pricing yang disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan
perusahaan. Beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dalam hal penyaluran BNI Fleksi melalui pola
kerja sama antara lain adalah PT KAI, Pertamina Group, PT Telkom, Medco Group, PT PLN, dll.
BNI Fleksi meraih pertumbuhan 36,6 mencapai Rp1,3 triliun atau 2,3 dari total portofolio kredit
konsumer.
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015, kredit BNI Fleksi akan difokuskan pada pemasaran melalui pola kerja sama dengan
mengoptimalkan khusus pada existing perusahaan yang telah memiliki kerja sama bisnis dengan BNI.
Untuk pola pemasaran non kerja samaindividu, pemasaran BNI Fleksi akan membidik target market
existing
nasabah BNI dengan kriteria tertentu.
BNI Wira Usaha
BNI Wira Usaha BWU merupakan produk kredit ritel berbasis agunan untuk memenuhi kebutuhan
produktifnon konsumtif, yang disalurkan melalui proses standar dengan menggunakan sistem e-LO
Electronic Loan Origination.
Kinerja 2014
Pada tahun 2014, BWU memfokuskan pada kerja sama dengan mitra pihak ketiga seperti developer,
PD. Pasar, pemerintah daerah dan Asosiasi Pengusaha. Inisiatif ini didukung oleh beberapa
program menarik seperti Rejeki BNI Wirausaha yang menawarkan skema rejeki 888.
Di akhir tahun 2014, BNI Wirausaha berhasil meraih pertumbuhan 4,3 mencapai Rp3,3 triliun dari
sebesar Rp3,2 triliun di tahun sebelumnya dan menyumbang 6,0 dari total kredit konsumer.
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015, kredit BWU akan ditingkatkan dengan memfokuskan pada segmen wirausaha di sentra-
sentra perdagangan, industri dan komunitas usaha antara lain melalui:
• Peningkatan jumlah dan produktivitas rekanan
kerja sama, baik Perusahaan DaerahDinas Pasar, Developer
, Pemerintah Daerah, Asosiasi, maupun Komunitas usaha.
• Kerja sama dengan Perusahaan waralaba untuk pembiayaan franchisee.
• Penawaran skema reward dan event khusus pemasaran BWU.
BNI Oto Unorganik
Produk BNI Oto mencakup penyaluran kredit kendaraan bermotor oleh BNI sendiri BNI Oto
Individual maupun yang diberikan melalui pendekatan chanelling
atau program kemitraan dengan perusahaan-perusahan pembiayaan Multifinance.
Kinerja 2014
Pada tahun 2014, BNI Oto lebih memfokuskan pada optimalisasi pemakaian sisa kredit yang belum
terpakai disponible dari perusahan Multifinance yang telah dibiayai. Selain optimalisasi pemakaian sisa
kredit, BNI Oto juga melakukan penambahan jumlah perusahaan Multifinance yang dibiayai namun dengan
tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Sampai dengan tahun 2014 BNI Oto telah bekerja sama
dengan 36 perusahaan Multifinance dengan kualitas kredit yang masih terjaga baik.
Di akhir tahun 2014, produk ini berhasil meraih pertumbuhan sebesar 4,2 atau sekitar Rp5,9 triliun
dari sebesar Rp5,7 triliun di tahun sebelumnya dan menyumbang 11,3 dari total kredit konsumer.
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015, penyaluran BNI Oto akan terus ditingkatkan dengan fokus pada tiga strategi utama
yaitu: • Melakukan optimalisasi pemakaian sisa kredit yang
belum terpakai disponible dari 36 perusahaan Multifinance yang telah bekerja sama.
89 BNI
Laporan Tahunan 2014
• Melakukan penambahan jumlah perusahaan Multifinance yang akan dibiayai dengan tetap
mengutamakan performance perusahaan yang akan dibiayai.
• Melakukan diversifikasi jenis pembiayaan, seiring dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa
keuangan POJK No.29POJK.05-2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Simpanan Nasabah
Untuk memenuhi kebutuhan para nasabah perorangan, BNI menawarkan berbagai produk
simpanan nasabah melalui produk giro, tabungan, dan deposito. Sebagai Bank dengan komitmen
lifetime banking partner
bagi nasabah, BNI hadir di tengah masyarakat Indonesia dengan berbagai
inisiasi pengembangan dan program-program yang memberikan manfaat optimal bagi nasabah pada
setiap tahap kehidupan.
Tabungan
Untuk produk tabungan, BNI menawarkan beragam pilihan produk unggulan dengan program-program
menarik bagi tiap tahap kehidupan nasabahnya.
Mulai dari nasabah anak-anak, BNI menawarkan produk BNI Taplus Anak sebagai salah satu media
untuk mengajarkan anak-anak menabung sejak usia dini guna meraih masa depan yang lebih baik. Manfaat
yang dapat diperoleh adalah adanya kesempatan kepada anak untuk belajar melakukan transaksi
sendiri di ATM, BNI SMS Banking, merchant maupun teller
dengan adanya bimbingan orang tua yang juga mengawasi transaksi anak melalui notifikasi SMS
yang dikirimkan kepada ponsel orang tua. Di tahun 2014 ini, BNI Taplus Anak mengenalkan kebiasaan
menabung lebih dini sekaligus mengapresiasi bakat anak-anak Indonesia dengan menyelenggarakan
program nasional berbentuk kompetisi menulis dimana karya tulis pemenang diterbitkan dalam
bentuk buku seri Kecil-Kecil Punya Karya KKPK Mizan. BNI juga menyelenggarakan kompetisi
menggambar berhadiah Edutrip dan Funtrip ke Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tokyo dan Disneyland Tokyo.
Program lain yang merupakan hasil kerja sama dengan pihak ketiga, diantaranya penyelenggaraan Olimpiade
Sains Kuark 2014 bekerja sama dengan PT Kuark Internasional bagi siswa tingkat Sekolah Dasar SD di
34 provinsi seluruh Indonesia. Kinerja tersebut telah meraih penghargaan yakni
penghargaan Juara 2 Top Brand 2014 kategori Tabungan Junior dari Frontier Consulting Group untuk
produk BNI Taplus Anak.
Selain BNI Taplus Anak, BNI juga memiliki tabungan perencanaan masa depan, yakni BNI Tapenas
sehingga nasabah dapat merencanakan keuangannya di masa mendatang dengan perhitungan keuangan
yang cermat serta langkah yang tepat. Dalam rangka menumbuhkan semangat menabung secara
terencana, BNI menyelenggarakan program BNI Tapenas Vaganza yang memberikan hadiah langsung
kepada nasabah setiap pembukaan rekening BNI Tapenas dengan setoran bulanan mulai dari
Rp500.000.
Ketika anak beranjak remaja, BNI memahami bahwa keinginan dan kebutuhan remaja masa
kini memiliki karakter yang berbeda dari generasi- generasi sebelumnya. Dalam rangka mengakomodir
karakteristik yang unik tersebut, BNI Taplus Muda menyelenggarakan program yang mendukung
keaktifan nasabah BNI Taplus Muda untuk menabung dan bertransaksi di lingkungan kampusnya dengan
hadiah smartphone dan gadget. Selain itu, bentuk kerja sama dengan kampus juga diwujudkan melalui
program BNI Campus Marketeers Club hasil kerja sama dengan Markplus Inc. Selanjutnya, program
dalam rangka memperkenalkan BNI Taplus Muda lebih dekat kepada komunitas remaja masa kini juga
dilakukan dengan pendekatan kompetisi foto Outit of The Day
OOTD menggunakan sosial media. Dalam rangka memberikan apresiasi kepada nasabah
setia, BNI mempersembahkan Program Rejeki BNI Taplus RBT 2014. Program pendukung lain,
diantaranya Program Reward BNI Taplus. Reward tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan
DPK dan loyalitas nasabah BNI Taplus. Program lain yang bekerja sama dengan pihak ketiga diantaranya
program Special Reward LSI, yaitu program yang diperuntukkan untuk nasabah BNI Taplus, BNI Taplus
Bisnis, dan BNI Giro Perorangan yang merupakan supplier
PT Lion Super Indo PT LSI. Sinergi antar produk juga dilakukan oleh produk tabungan dan
reksadana, dimana setiap nasabah yang membeli maupun melakukan top up produk reksadana
melalui BNI dan bersedia diblokir dana dengan saldo tertentu di tabungan BNI miliknya akan mendapatkan
cashback
.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Dalam upaya meningkatkan penghimpunan dana murah, khususnya tabungan, BNI juga melakukan
pemasaran produk BNI Taplus untuk para Pekerja Migran Indonesia PMITenaga Kerja Indonesia TKI
di Hong Kong melalui BNI Remittance Limited BRL. Untuk menarik minat WNI di Hong Kong membuka
rekening tabungan di BNI, dilaksanakan program Gratis Biaya Buka Tabungan BNI di Hong Kong. Selain
itu, BNI bekerja sama dengan beberapa institusi seperti PT KAI, POLRI, TNI AD, dan BPJS Kesehatan
maupun BPJS Ketenagakerjaan, untuk kemudahan transaksi dengan Kartu Debit BNI yang dapat
digunakan juga sebagai Kartu AnggotaPegawai yang terafiliasi dengan produk BNI Taplus PegawaiAnggota
BNI Tappa. Kerja sama lainnya juga dilakukan dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud
serta Kementerian Agama Kemenag dalam menyalurkan dana bantuan sosial.
BNI terus berinovasi guna menjawab setiap kebutuhan nasabahnya. Di era ini, komitmen BNI
untuk menjadi transactional banking sebagai pilihan utama kian kokoh. Hal ini terbukti dengan semakin
masifnya BNI untuk fokus kepada segmen wirausaha. BNI Taplus Bisnis adalah produk yang paling tepat
kepada segmen wirausaha, dengan dilengkapi fitur dan beneit yang memudahkan para wirausaha dalam
memantau keuangan atau alur transaksi usahanya. Beberapa fitur dan beneit BNI Taplus Bisnis adalah
adanya rincian biaya transaksi, akumulasi saldo bulanan, dan fasilitas Automatic Transfer System On
LineSweep Account antara BNI Taplus Bisnis dengan
BNI Giro Perorangan. Selain dari sisi produk tabungan, BNI juga menawarkan beneit kepada nasabah melalui
program-program khusus kepada para wirausaha, di antaranya adalah program bundling BNI Taplus Bisnis
dengan EDC dan Co-Branding BNI Taplus Bisnis dengan LotteMart Wholesale. Program bundling BNI
Taplus Bisnis dengan EDC adalah program penawaran EDC kepada merchant baru nasabah perorangan,
baik yang sudah memiliki rekening BNI Taplus Bisnis maupun yang belum memiliki rekening BNI Taplus
Bisnis. Dalam program ini, nasabah berkesempatan untuk mendapatkan cashback sebesar 0,2 dari
volume transaksi pada merchant-nya selama 6 kali 6 bulan. Diharapkan melalui program ini para merchant
akan semakin loyal kepada BNI dan menjadikan BNI sebagai bank utama mereka dalam melakukan
aktivitas keuangannya.
Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 mendatang, BNI terus berinovasi
mengeluarkan produk baru untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat baik di dalam negeri
maupun di dunia internasional. Untuk itu, BNI telah meluncurkan BNI Tapenas USD di Desember 2014.
Selain itu, kebutuhan transaksi valas juga tersedia bagi nasabah dalam bentuk BNI Giro Valas Perorangan
dan Tabungan Valas BNI Dollar. Untuk BNI Giro Valas Perorangan merupakan rekening untuk pengendapan
Perbankan Konsumer Ritel
91 BNI
Laporan Tahunan 2014
atau transaksi dana valas yang terdiri atas currency USD, SGD, EUR, GBP, JPY HKD. Produk Tabungan
BNI Dollar yang terdiri atas currency USD dan SGD dengan fasilitas kartu ATM Valas yang dapat
digunakan untuk tarik tunai di ATM BNI di seluruh Indonesia. Selain itu, khusus untuk nasabah yang
telah memiliki rekening rupiah dan memperoleh fasilitas internet banking, dapat dimudahkan dalam
transaksi transfer antar rekening BNI, baik sesama rekening valas maupun ke rekening rupiah. Dalam
rangka pengenalan Kartu Valas BNI Dollar, maka dilakukan program BNI Dollar Card Grand Prix dimana
nasabah existing atau nasabah baru yang membuka BNI Dollar dan melakukan order Kartu Valasnya
dengan setoran rata-rata saldo tertentu akan mendapatkan voucher belanja.
Sementara itu, BNI juga turut mendukung pemerintah dalam “gerakan non tunai” melalui produk
TabunganKu dengan penambahan fasilitas kartu ATM debit yang diimplementasikan pada akhir tahun 2014.
Keunggulan dari BNI TabunganKu, antara lain limit belanja, tarik tunai, dan transfer antar rekening BNI
masing-masing sebesar Rp1.000.000 per hari; kartu dapat digunakan di seluruh jaringan ATM BNI, ATM
Bersama, Link, dan ATM Prima; mendapatkan fasilitas SMS Banking
dan Internet Banking; serta tidak dikenakan biaya administrasi bulanan, biaya kelolaan
kartu, maupun biaya penggantian buku tabungan.
Giro
Sejalan dengan semangat BNI untuk mengakomodir kebutuhan nasabah wirausaha atau pebisnis, BNI
Giro Perorangan menjadi pilihan. BNI Giro Perorangan merupakan rekening yang direkomendasikan untuk
kalangan pebinis usaha kecil yang cenderung masih mempergunakan rekening atas nama pribadi,
sementara untuk perusahaan besar, rekening BNI Giro IDR Perorangan biasanya digunakan para key person
multinational companies
sebagai tempat transaksi investasi pribadinya. Sesuai dengan karakter Giro
maka BNI Giro IDR Perusahaan merupakan rekening rupiah yang banyak digunakan oleh pengusaha yang
familiar bertransaksi dengan fasilitas cek atau bilyet giro BG. Fasilitas BG memiliki kelebihan sebagai
surat berharga untuk pembayaran tunda, dan fasilitas pembayaran tunda ini tidak dimiliki oleh fasilitas selain
BNI Giro.
Deposito
Nasabah yang ingin menempatkan sebagian dananya untuk berinvestasi, BNI Deposito dapat menjadi
salah satu pilihan. Dana nasabah dapat ditempatkan dengan berbagai pilihan jangka waktu dan suku bunga
yang kompetitif. Untuk menghadapi persaingan suku bunga di pasar serta menjaga pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga, BNI menerapkan strategi pemberian Special Rate
yang selektif dengan tetap menjaga Cost of Fund
. Pada bulan Mei – Desember 2014, BNI meluncurkan Program Multigift Deposito dengan
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
tujuan untuk akuisisi dan mendukung pertumbuhan CASA. Program Multigift membidik 3 segmen
nasabah, yakni Upper Mass penempatan Deposito Rp100 juta, Afluent penempatan Deposito Rp100
juta sampai dengan Rp1 miliar, serta Emerald penempatan Deposito Rp1 – 5 miliar.
Kinerja 2014
Di akhir tahun 2014, total dana pihak ketiga dari nasabah perorangan tercatat Rp160,9 triliun atau
tumbuh sebesar 7,3 dibandingkan pencapaian di tahun 2013. Produk tabungan menjadi penyumbang
terbesar dengan kontribusi sebesar 67,5 dari total dana pihak ketiga perorangan, diikuti oleh produk
Deposito dan Giro masing-masing menyumbang sebesar 28,9 dan 3,6 dari total dana pihak ketiga
perorangan. Total dana dari tabungan tumbuh 6,0 mencapai sebesar Rp108,7 triliun, sementara total
dana dari produk deposito dan giro masing-masing mencapai sebesar Rp48,0 triliun dan Rp3,9 triliun.
Rencana Kerja 2015
Untuk merealisasikan sasaran BNI sebagai life time banking partner
, BNI telah menetapkan strategi- strategi berikut untuk tahun 2015:
• Meningkatkan saldo tabungan dengan menjadikan BNI sebagai bank transaksi utama bagi semua
segmen nasabah melalui peningkatan transaksi e-banking
dan kartu debit. • Meningkatkan kontribusi CASA melalui strategi
community based acquisition dengan fokus pada
segmen wirausaha dan optimalisasi merchant. • Akuisisi nasabah baru dari existing Business
Banking melalui sinergi Business Banking
Consumer Retail .
• Menjaga keseimbangan ekspansi deposito dan CASA dalam meningkatkan Dana Pihak Ketiga
Perorangan. Dalam rangka mendukung program keuangan inklusif
dan literasi untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan jumlah
pengguna produk jasa keuangan yang merupakan program dari Otoritas Jasa Keuangan OJK, BNI juga
berperan serta dalam mengimplementasikan Layanan Keuangan Mikro SiPINTAR, yaitu Layanan keuangan
terpadu untuk dua atau lebih produk lembaga jasa keuangan tabungan, asuransi danatau reksadana
dengan proses mudah dan cepat serta harga terjangkau. Pemberian layanan dilakukan di cabang
outlet
BNI, bekerja sama dengan asuradur dalam penyediaan asuransi mikro dan mengembangkan
produk reksadana terproteksi yang nilai investasi awalnya tidak menurun bekerja sama dengan BNI
Asset Management. Peluncuran Layanan Keuangan Mikro dilakukan oleh OJK di Desa Karangsong
Indramayu pada tanggal 18 Desember 2014 yang diikuti oleh Lembaga Jasa Keuangan termasuk
diantaranya BNI.
BNI juga berperan serta dalam mengembangkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka
Keuangan Inklusif Laku Pandai, yaitu Program Layanan Keuangan untuk segmen Mikro unbanked
dan unbankable people melalui kerja sama dengan pihak ketiga Perorangan atau Badan Hukum sebagai
agen. Persiapan yang telah dilakukan adalah dengan mempersiapkan pengembangan platform agent
management system
serta mengembangkan produk Basic Saving Account
dan Kredit Mikro serta bekerja sama dengan asuradur untuk penyediaan produk
Asuransi Mikro.
Multi Channel Services
Agar dapat memberikan kemudahan akses layanan perbankan kepada para nasabah, BNI menawarkan
beragam pilihan layanan perbankan elektronik serta kemudahan transaksi pada merchant dengan
menggunakan Electronic Data Capture EDC maupun e-Commerce
.
e-Channel
Mengantisipasi kebutuhan nasabah akan layanan perbankan elektronik, BNI terus mengembangkan
layanan ATM, Phone Banking, SMS Banking dan Internet Banking
. Melalui layanan perbankan elektronik ini, nasabah diberikan kemudahan untuk
melakukan transaksi non finansial cek saldo, cek mutasi transaksi, dan lain-lain, maupun transaksi
finansial seperti tarik tunai khusus ATM, transfer dan transfer antar bank, pembayaran tagihan Listrik, Air,
Telepon, Pajak, TV Berlangganan, dan lain-lain dan juga transaksi pembelian tiket, pulsa telepon, dan
listrik.
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI terus menyempurnakan layanan perbankan elektroniknya antara lain melalui
inisiatif berikut: • Penambahan fitur pembayaran tagihan: Imigrasi,
BPJS, Multifinance NSC, PDAM kota Bogor, Semarang, Banjarmasin, Palyja, Asuransi BNI
Life, TV Kabel Indovision, Biznet, Fidusia, Transportasi Citilink, Sriwijaya.
Perbankan Konsumer Ritel
93 BNI
Laporan Tahunan 2014
• Penambahan fitur pembelian pulsa listrik PLN Prepaid
. Di tahun 2014, layanan perbankan elektronik BNI
berhasil meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, antara lain:
• Top 5 Best Contributor Banking Channel 2013 dari
operator selular Telkomsel. • The Best Acquirer 2013 dari Jaringan ATM
Bersama, serta • The Best e-Commerce Bank, MasterCard
Innovation dari MasterCard South East Asia. • Pemenang I Kategori Inovasi Keuangan-PUJK,
Kompetisi Inklusi Keuangan KOINKU 2014 dari Otoritas Jasa Keuangan.
Rencana Kerja 2015
Untuk terus meningkatkan layanan perbankan elektroniknya, BNI telah menetapkan prioritas strategi
tahun 2015 sebagai berikut: a. Implementasi Mobile Banking
b. Implementasi sistem integrated autodebet system c. Implementasi sistem mobile commerce, dan
d. Implementasi layanan keuangan digital.
Menjawab tantangan kemudahan dan ketersediaan layanan keuangan di seluruh wilayah Indonesia
dan dalam rangka memperluas akses keuangan formal ke seluruh pelosok Indonesia, BNI akan
menyelenggarakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan melalui
kerja sama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile
maupun berbasis web dengan target layanan masyarakat unbanked dan underbanked.
Melalui peningkatan akses perbankan melalui Layanan Keuangan Digital LKD diharapkan BNI dapat
membantu peningkatan kemampuan ekonomi rumah tangga dan perekonomian lokal yang berdampak
positif bagi perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan.
Untuk mewujudkan hal tersebut itu BNI sedang mempersiapkan teknologi dan produk yang sesuai
untuk digunakan dalam kegiatan LKD. Untuk tahapan implementasi, BNI akan menjalin kerja sama
dengan beberapa badan hukum untuk memperluas penyebaran keagenan dan juga akan melakukan
rekrutmen agen individu di berbagai pelosok Indonesia. BNI akan membentuk unit yang akan fokus
melayani nasabah dan agen LKD, sedangkan akuisisi agen dan distribusi akan dilakukan melalui beberapa
saluran antara lain Kantor Cabang dan Kantor Pusat. BNI akan memperkaya pilihan produk perbankan
yang ditawarkan antara lain basic savings account, kredit mikro, asuransi mikro dan sarana pembayaran
berbagai tagihan, sebagai bagian dari upaya edukasi kepada masyarakat unbanked dan underbanked, untuk
secara aktif memanfaatkan akses keuangan yang dimiliki oleh BNI.
TapCash
BNI TapCash sebagai uang elektronik berbentuk kartu sebagai pengganti uang tunai dapat digunakan oleh
nasabah dalam melakukan transaksi pembayaran dengan lebih cepat dan efisien di seluruh merchant
yang telah bekerja sama dengan BNI. BNI TapCash diterbitkan dengan beberapa macam desain seperti
Motif Batik untuk kartu TapCash Generik, Wayang Arjuna untuk kartu TapCash Java Jazz, Logo Chelsea
FC untuk kartu TapCash BNI – Chelsea FC, dan lain- lain.
Kinerja 2014
Guna me-leverage New Prepaid Card Platform serta mendukung sasaran BNI untuk menjadi Bank
transaksi utama, di tahun 2014 telah dilaksanakan inisiatif-inisiatif:
• Implementasi BNI TapCash, uang elektronik card
base yang praktis dan aman.
• Implementasi BNI TapCash di sektor transportasi dan retail seperti di TransJakarta, Kereta
Commuter Jakarta, Parking Area Stasiun KCJ dan
merchant-merchant terpilih.
• Mendukung program Bank Indonesia untuk implementasi Gerakan Nasional Non Tunai di 10
Universitas antara lain UI, Unair, UGM, Unand, UNS, USU, Unhas, Unud, Ubaya di seluruh
Indonesia.
• Interoperability dengan bank penerbit uang elektronik lainnya.
Rencana Kerja 2015
Pada tahun 2015, BNI terus memperluas akseptasi BNI TapCash baik untuk transaksi maupun isi ulang
dengan fokus pada pengembangan ekosistem transportasi, layanan publik dan komunitas. Hal
ini dilakukan dengan akuisisi merchant-merchant strategis, penambahan layanan fitur ATM seperti
pembelian pulsa dan diikuti dengan perluasan titik ATM EDC untuk isi ulang serta transaksi lainnya. Tak
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
luput untuk terus berinovasi direncanakan tahun 2015 BNI TapCash akan bisa digunakan dalam melakukan
pembayaran transaksi e-Commerce.
e-Commerce
e-Commerce merupakan proses menjual maupun
membeli yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual secara elektronik. Perkembangan teknologi
maupun trend pada tahun 2014 menjadi momentum bagi BNI untuk terus mengembangkan e-Commerce
sebagai pilihan nasabah dalam melakukan transaksi menggunakan kartu melalui sistem elektronik.
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI melakukan kegiatan- kegiatan yang menunjang peningkatan kebutuhan
nasabah dalam melakukan transaksi melalui e-Commerce
: • Memperkenalkan
Merchant Aggregator Concept pada transaksi kartu melalui e-Commerce Card
Not Present ,
• Meningkatkan kerja sama dengan industri airlines dengan bekerja sama dengan Citilink, AirAsia,
Traveloka, dan lainnya, • Melakukan kerja sama dengan 4 merchant
aggregator yakni M-Saku, Doku, Veritrans
dan Pactindo untuk menambah opsi channel e-Commerce
, dan • Melakukan integrasi payment gateway partner
baru yaitu IONPay.
Rencana Kerja 2015
Untuk terus meningkatkan momentum bisnis e-Commerce
, BNI akan melakukan hal-hal berikut pada tahun 2015:
• Implementasi Merchant
Aggregator Concept himpunan merchant yang potensial untuk BNI
m-POS, • Implementasi fasilitas Recurring Online untuk
memudahkan merchant maupun nasabah dalam melakukan transaksi rutin,
• Membuka opsi kerja sama dengan 7 merchant aggregator
untuk m-POS, • Menambah kerja sama dengan airlines dan
merchant besar lainnya.
Bisnis Kartu
BNI terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di bisnis kartu
kredit di samping secara kontinu mengembangkan bisnis kartu debitnya.
Kartu Kredit
Nasabah BNI dapat memilih produk kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, yang
meliputi kartu kredit Silver, Gold, Titanium, Platinum dan Visa Infinite, hingga kartu korporat bagi para
nasabah korporat, kartu private label dan kartu-kartu co-brand
seperti dan kartu affinity yang bekerja sama dengan 29 universitas terkemuka, institusi lain seperti
WWF, HOG serta ikatan alumni sepeti AUSCI, FEUI, KAGAMA dan lainnya.
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus mempertahankan
keunggulan bisnis kartu kreditnya: • Kerja sama dengan principal baru, yaitu JCB
dengan peluncuran kartu BNI JCB Platinum pada bulan April 2014,
• Kerja sama dengan korporasi dari berbagai industri, antara lain Pertamina Cepu, Tri, Telkom,
dan lainnya, • Kerja sama dengan lembaga pemerintahan seperti
Kemenkumham dan Otoritas Jasa Keuangan,
Perbankan Konsumer Ritel
95 BNI
Laporan Tahunan 2014
• Kerja sama dengan jaringan merchant terkemuka antara lain Sushi Tei, Pizza Hut, Holland Bakery,
Gilang Agung Persada grup Guess, GAP, Givenchy, dan lainnya, Giordano, Galeries
Lafayette, Garuda Indonesia, LotteMart, Centro, Parkson, Kawan Lama grup Ace Hardware,
Informa, dan lainnya, Mitra 10, Electronic dan Home Solution, Electronic City, Depo Bangunan,
Best Denki, Erafone, Global Teleshop, Oke Shop, dan berbagai merchant besar lainnya
• Kerja sama Mall Branding dengan Mall Gandaria City, Jakarta
• Keikutsertaan dalam berbagai event besar antara lain Java Jazz, Inacraft, Indonesia Travel Holiday
Fair, Garuda Indonesia Travel Fair, Asita Travel Fair di kota Semarang dan Makassar, dan lain-lain.
Di tahun 2014, jumlah transaksi kartu kredit meningkat sebesar 22,2 menjadi Rp24,7 triliun
dengan total tagihan atau outstanding loan mencapai Rp7,8 triliun, tumbuh sebesar 41,7 dari tahun
sebelumnya. Pendapatan operasional naik 18,1 mencapai Rp2,3 triliun, dengan fee based income
tumbuh sebesar 31,9.
Pada tahun 2014, bisnis kartu kredit BNI memperoleh penghargaan dari institusi terkemuka yakni Indonesian
Bank Loyalty Award 2014 – Indonesian Bank Loyalty Champion untuk kategori Credit Card, Conventional
Banking
dari MarkPlus, Inc.
Rencana Kerja 2015
Bisnis Kartu Kredit akan tetap fokus pada peningkatan volume transaksi serta meningkatkan market share.
Hal ini akan didukung dengan beberapa produk dan fitur baru baik dengan existing principal maupun baru.
Selain itu, BNI akan terus meningkatkan customer loyalty engagement
melalui kerja sama dengan berbagai partner dan merchant terkemuka untuk
memastikan manfaat yang terbaik bagi nasabahnya. Bagi pengguna Corporate Card, BNI mempersiapkan
adanya fitur Online Reporting sehingga nasabah korporat dapat mengetahui detail transaksinya.
Kartu Debit
BNI menawarkan berbagai pilihan varian produk kartu debit untuk kenyamanan dan keamanan transaksi
nasabah yang meliputi Kartu Debit BNI Silver, Kartu Debit BNI Gold dan Kartu Debit BNI Platinum
dengan desain baru yang terinspirasi dari batik khas Indonesia. Khusus bagi nasabah prioritas, BNI
telah meluncurkan Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard. Selanjutnya, untuk memenuhi ekspektasi
para nasabah, BNI juga telah bekerja sama dalam menyediakan kartu debit afinity maupun kartu debit
co-brand
yang meliputi Kartu Debit BNI-Chelsea, Kartu Debit Bisnis BNI-LotteMart Wholesale, dan Kartu
Debit Ferrari by BNI.
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI aktif menyelenggarakan berbagai program menarik bagi para pemegang
Kartu Debit BNI. Diantaranya BNI menyelenggarakan berbagai program promosi dengan fokus pada
outlet-outlet supermarket
dan department store guna mengalihkan kebiasaan berbelanja kebutuhan
pangan dan pakaian secara tunai menjadi berbelanja menggunakan kartu debit.
Hingga akhir 2014, sebanyak 583 program usage debit card
telah dilakukan bekerja sama dengan berbagai merchant
favorit, diantaranya Matahari Department Store, Galeries Lafayette, Lotte Wholesale dan
LotteMart Retail, Hypermart, Superindo, Alfamart, Alfamidi, TipTop, Siloam group, Awal Bross group,
Brawijaya group, RSPP, Optik Melawai, Natasha SkinCare, Zoya, Shafira, Accent, Mint, Point Break,
My Size, dan lain-lain.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
BNI juga melakukan kerja sama dengan beberapa komunitas bisnis, salah satunya adalah komunitas
bisnis pelanggan LotteMart Wholesale. Kerja sama ini dalam bentuk peluncuran Kartu Debit Bisnis
BNI Lottemart Wholesale yang memiliki beberapa manfaat, diantaranya program-program diskon serta
fitur tabungan yang khusus dapat membantu para retailer
yang selama ini melakukan pembelian barang jadi atau barang setengah jadi melalui LotteMart
Wholesale. Selain itu, melalui kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi
penjualan bagi pihak LotteMart Wholesale serta meningkatkan DPK atau produk perbankan lainnya
bagi pihak BNI.
Di tahun 2014, BNI mendapatkan kepercayaan dari MasterCard untuk menerbitkan kartu debit dengan
hierarki tertinggi, yaitu Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard. Penerbitan Kartu BNI Emerald
World Debit MasterCard tersebut dilaksanakan di dua tempat secara simultan yaitu di Paris dan Jakarta pada
tanggal 11 September 2014.
Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard menawarkan limit transaksi yang lebih fleksibel
dibandingkan kartu debit lainnya. Pemegang kartu BNI Emerald World Debit MasterCard juga dapat
menikmati manfaat limit kartu sebagai berikut: • Transaksi transfer antar rekening BNI: Rp500 juta
hari • Transaksi belanja: Rp500 jutahari
• Frekuensi transaksi: Tidak terbatas On Us 5 kali Off Us
• Transaksi transfer antar bank: Rp25 jutahari • Transaksi tarik tunai: Rp10 jutahari
• Transaksi Internet Banking
: Rp100 jutahari • Transaksi
SMS Banking : Rp10 jutahari
Dapat disesuaikan hingga Rp1 miliar sesuai dengan kebutuhan Nasabah
Manfaat lain yang dapat dinikmati pemegang kartu BNI Emerald World Debit MasterCard adalah sebagai
berikut: a. World Debit MasterCard Airport Lounge Access
b. World Debit MasterCard Privileged Access
Program c. World Debit MasterCard Experiences with
Starwood Preferred Guest Gold Status d. World Debit MasterCard Experiences with Hertz
e. World Debit MasterCard Concierge f. Asuransi Penipuan Kartu
g. MasterCard Global Service. Di tahun 2014, nilai transaksi kartu debit tercatat
sebesar Rp9,9 triliun, tumbuh sebesar 47,1 dibanding pencapaian tahun sebelumnya.
Rencana Kerja 2015
Prioritas strategi tahun 2015 yang telah BNI siapkan untuk memberikan keamanan serta kenyamanan
pemegang kartu debit meliputi: • Berdasarkan Surat Edaran SE Bank Indonesia BI
No.1322DASP tangal 18 Oktober 2011 tentang impementasi teknologi Chip dan penggunaan
Personal Identiication Number PIN pada kartu ATM danatau kartu debit yang diterbitkan di
Indonesia menggunakan 6 digit PIN, BNI akan melakukan implementasi NSICCS Debit Card
dengan Chip guna memenuhi ketentuan dari pihak regulator.
• Untuk lebih memudahkan nasabah dalam bertransaksi menggunakan produk kartu debit
serta kartu prepaid BNI, BNI akan menerbitkan vartuan kartu baru yakni Combo Debit Prepaid
yang mengkombinasikan kartu debit BNI dan kartu prepaid
BNI TapCash. • Sebagai wujud nyata BNI dalam mengembangkan
bisnis dan memberikan value added kepada stakeholders, BNI terus berupaya
mengembangkan kerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk menerbitkan kartu debit co-brand
dan afinity seperti kartu e-KTA POLRI.
Electronic Data Capture EDC
BNI juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai jaringan merchant terkemuka di Indonesia guna
memberikan pengalaman bertransaksi yang nyaman dan aman bagi para pemegang kartu BNI.
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus meningkatkan kinerja
bisnis merchantnya: • Implementasi
Integrated Cash Register ICR di
jaringan merchant • Pelaksanaan
bundling sales TABI-EDC Taplus
Bisnis dengan EDC dimana BNI memberikan special beneit untuk aplikan merchant
yang menggunakan TABI sebagai rekening penampungan, yaitu berupa cash back dan special
MDR.
• Pelaksanaan desentralisasi proses penerimaan dan manajemen EDC guna meningkatkan kualitas
layanan.
Perbankan Konsumer Ritel
97 BNI
Laporan Tahunan 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI terus mengembangkan dan memperluas jaringan merchantnya untuk
mendukung bisnis kartunya. Di tahun 2014, total EDC terpasang adalah sebanyak 71 ribu mesin.
Total volume transaksi sebesar Rp36,6 triliun atau tumbuh 11,0, sedangkan pendapatan dari transaksi
merchant
mencapai Rp158 miliar, atau meningkat 11,7.
Di tahun 2014, bisnis merchant BNI meraih penghargaan dari institusi terkemuka yakni
Penghargaan Best Innovative Acquirer 2013 dari Visa Indonesia.
Rencana Kerja 2015
Sebagai komitmen BNI dalam memperluas jaringan merchantnya, pada tahun 2015 BNI akan
mengembangkan bisnis merchantnya melalui implementasi kegiatan maupun fitur sebagai berikut:
• Implementasi
Mobile Payment QR Code
• Dynamics Currency Convertion DCC sebagai fitur di EDC untuk memudahkan nasabah mengetahui
nilai transaksi dengan mata uang negara lain. • Complete EDC varian yang menggunakan jaringan
WiFi, Unstructured Supplementary Service Data USSD dan LAN.
• Ekstensifikasi Integrated Cash Register
ICR di merchant-merchant chain store.
• Payment Automation.
Produk Non Bank
Bagi nasabah dengan kebutuhan adanya jaminan kehidupan dan kesehatan masa depan, BNI juga
menawarkan berbagai produk non bank seperti produk bancassurance
dan berbagai pilihan produk investasi.
Bancassurance
Untuk mewujudkan “unique value proposition” sebagai “life time banking partner” BNI terus
berupaya memenuhi kebutuhan produk finansial nasabah termasuk kebutuhan nasabah atas
perlindungan finansial melalui produk asuransi. Untuk itu BNI telah menjalin kerja sama dengan beberapa
perusahaan asuransi termasuk mengembangkan sinergi dengan anak perusahaannya, BNI Life. Saat ini
BNI telah menjalin kerja sama dengan 6 perusahaan Asuransi Jiwa dan 7 perusahaan Asuransi Kerugian
untuk menyediakan berbagai jenis produk Asuransi, di antaranya: asuransi jiwa murni, asuransi kesehatan,
asuransi unit link, dan asuransi kerugian yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
BNI membentuk pengelolaan Bancassurance di bawah sektor Konsumer dan Ritel untuk melayani
nasabah individu. Pemasaran dilakukan melalui beberapa saluran distribusi yaitu “In Branch”,
“Telemarketing”, dan produk Asuransi Jiwa Kredit. Pemasaran melalui “In Branch” dilakukan dengan
menempatkan Bancassurance Specialist dari BNI Life yang berkedudukan di Cabang BNI. Sedangkan untuk
memperluas jangkauan pemasaran kepada nasabah BNI, digunakan saluran distribusi Telemarketing.
Kinerja 2014
Pada tahun 2014, total Premi tercatat sebesar Rp757 miliar. Pendapatan fee based mencapai Rp111 miliar
di luar fee based dari bisnis kartu di tahun 2014.
Rencana Kerja 2015
Melihat potensi pasar yang sangat menjanjikan dalam bisnis Bancassurance, di tahun 2015 BNI
akan memperkaya pilihan produk asuransi antara lain produk asuransi mikro, meningkatkan fokus
penjualan melalui saluran distribusi “In Branch” dengan target nasabah perorangan untuk seluruh
segmen serta mengembangkan jalur distribusi baru melalui “Group Insurance” yaitu pemasaran asuransi
kepada karyawan perusahaan yang telah bekerja sama dengan BNI.
Produk Investasi
BNI terus menjalin kerja sama dengan perusahaan- perusahaan Manajer Investasi untuk memenuhi
kebutuhan nasabah terhadap investasi meliputi produk reksa dana, obligasi, maupun produk aliansi
bancassurance
, tidak hanya kepada nasabah prioritas nasabah Emerald tetapi juga dipasarkan ke nasabah
segmen “upper mass” dan “mass”. Penawaran produk reksa dana dilakukan melalui pemasar BNI
yang telah memiliki lisensi WAPERD Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana di cabang BNI yang juga
memiliki lisensi APERD Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Kinerja 2014
Pada tahun 2014, total Asset Under Management AUM tercatat sebesar Rp5,7 triliun dari produk
obligasi dan Rp844 miliar dari produk reksa dana. Total volume transaksi sudah mencapai
Rp12 triliun sepanjang tahun 2014. Pendapatan fee based
mencapai Rp84 miliar di tahun 2014, tumbuh 50,5 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Pada tahun 2014, BNI menerima penghargaan dari Menteri Keuangan RI, sebagai Agen Penjual Terbaik
Pertama Sukuk Negara Ritel Seri-006.
Rencana Kerja 2015
Sebagai peluang bisnis di tahun 2015, BNI melihat pola perilaku masyarakat Indonesia yang semakin
memiliki kesadaran berinvestasi. BNI akan menawarkan paket lengkap investasi dalam rangkaian
produk reksa dananya di dalam Supermarket Reksa Dana kepada seluruh nasabah dengan fokus utama
kepada segmen nasabah prioritas. Untuk itu BNI akan menjalin kerja sama dengan lebih banyak lagi manajer
investasi, dibanding dengan tahun 2014 dengan 8 Manajer Investasi sebagai mitra BNI. BNI juga akan
terus menjadi agen penjual Obligasi dan Sukuk Ritel untuk mengakomodir kebutuhan investasi masyarakat
Indonesia secara luas, sehingga diharapkan BNI dapat berperan dalam memperkuat basis investor ritel di
Indonesia.
Dalam rangka peningkatan pengenalan nasabah akan produk investasi, tenaga penjual BNI telah
diperlengkapi dengan pelatihan yang memadai dan sertifikasi untuk penjualan reksa dana. Sedangkan
sebagai bentuk komunikasi dan dalam rangka menjaga loyalitas nasabah BNI terus melaksanakan investor
gathering
dan loyalty program secara rutin.
BNI Emerald Priority Banking
BNI Emerald merupakan layanan priority banking eksklusif, khusus bagi para nasabah BNI di segmen
High Net Worth Individual dengan Unique Value
Proposition “We Bring You to the World and the
World to You ”.
BNI Emerald menghadirkan layanan personal yang tidak hanya dilayani oleh Relationship Manager yang
didedikasikan khusus kepada para nasabah tetapi oleh seluruh Management dan Staf di seluruh cabang
BNI baik di dalam negeri maupun di 6 kota outlet luar negeri di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Osaka, New
York dan London.
BNI Emerald memahami bahwa setiap nasabah perbankan prioritas merupakan individu yang sangat
istimewa, sehingga BNI Emerald menghadirkan berbagai kelebihan dan nilai tambah sebagai berikut:
Akses Istimewa dan Pengakuan Khusus Bagi Nasabah
1. BNI Emerald Outlet yang tersebar di 25 lokasi di seluruh Indonesia, menawarkan kenyamanan
pengalaman perbankan bagi nasabah BNI Emerald 2. BNI Emerald Call, layanan Contact Center untuk
kemudahan layanan perbankan dan non perbankan bagi nasabah.
3. BNI Emerald Lounge, yang menawarkan culinary experience
di lounge khusus di lokasi- lokasi strategis didalam kota dan di Airport,
yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kebutuhan pertemuan bisnis, pertemuan dengan
mitra usaha, dsb.
4. Executive Airport Lounge, yang menawarkan fasilitas ruang tunggu eksklusif yang disediakan di
beberapa bandara keberangkatan baik domestik maupun internasional.
Layanan Prioritas
1. BNI Emerald Special Service, yang menawarkan berbagai solusi finansial dan Relationship Manager
didedikasikan khusus untuk melayani nasabah BNI Emerald secara personal sebagai bagian dari
layanan Wealth Management BNI
2. BNI Emerald Concierge Service, yang merupakan layanan non perbankan untuk segala kebutuhan
pribadi dan bisnis, seperti Medical Assistance, Business
Assistance, Travel Assistance dan Concierge
Service. 3. BNI Emerald Loyalty Program, yang menawarkan
berbagai fasilitas seperti bingkisan ulang tahun, bingkisan hari raya, majalah bisnis dan lifestyle dan
majalah Emerald.
Produk Istimewa bagi Pribadi Terpilih
1. BNI Emerald World Debit MasterCard sebagai kartu identitas recognition card untuk
mendapatkan layanan khusus dari seluruh cabang BNI di dalam dan luar negeri.
2. Produk perbankan BNI Emerald Saving, BNI Dollar, BNI Duo, BNI Visa Infinite dan Platinum
Credit Cards, Produk Investasi reksadana, obligasi dan saham dan produk proteksi Blife Plan
Multipro, Blife Maksima.
Perbankan Konsumer Ritel
99 BNI
Laporan Tahunan 2014
Kinerja 2014
Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus mempertahankan
Keunggulan bisnis Layanan BNI Emerald Priority Banking
, diantaranya: • Menyediakan
inancial planning tools bagi kebutuhan Nasabah BNI Emerald:
- BNI Financial Board Game - Aplikasi BNI Financial Check Up
• Menyediakan layanan transaksi valuta asing melalui BNI Smart Forex.
• Meningkatkan jumlah BNI Emerald Lounge menjadi 8 lounge.
• Kerja sama dengan Harley Owners Group HOG menghasilkan, salah satunya kartu member HOG
yang merupakan satu-satunya Kartu Kredit Affinity sejenis di dunia.
• Pelaksanaan Program BNI Emerald lifestyle experience
: - Java Jazz Festival Music Experience
- Hi – 5 Music Experience - Indonesia Fashion Week Experience
- Discover CÉLINE Exotics Collection 2014
Experience - IOMA Paris Private Afternoon Experience
- Elie Saab A Chic Engagement Experience - EF Academy Seminar
• Shopping Experience at Galeries Lafayette Haussman Paris.
Di tahun 2014, Nasabah BNI Emerald tumbuh sebanyak 13 menjadi 20.575, serta meningkatkan
nilai Asset Under Management AUM segmen Emerald sebesar 12 menjadi Rp46 triliun. Selama
empat tahun berturut-turut BNI Emerald berhasil tumbuh sebesar double digit untuk jumlah nasabah
maupun jumlah AUM.
Rencana Kerja 2015
BNI Emerald Priority Banking akan tetap fokus pada pengembangan portofolio, peningkatan profitabilitas
maupun peningkatan pelayanan dan customer engagement
Nasabah BNI Emerald untuk memastikan pertumbuhan double digit yang berkesinambungan.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK BNI merupakan salah satu bisnis unit BNI dengan
produknya bernama BNI Simponi Simpanan Pensiun BNI yang menyediakan solusi program pensiun
bagi seluruh lapisan masyarakat apapun profesinya. Hingga saat ini bisnis tersebut terus mengalami
perkembangan baik dalam jumlah peserta maupun jumlah dana yang dikelola. Sampai dengan saat ini,
Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI berhasil menjadi market leader dalam industri pengelolaan
dana pensiun di Indonesia.
Pada tahun 2014, jumlah peserta mencapai 696.107 dari 645.590 di tahun 2013 atau meningkat 7,8.
Sementara jumlah pengelolaan dana pada tahun 2014 mencapai Rp10,0 triliun atau meningkat Rp1,6 triliun
atau tumbuh 19,0.
Di tahun 2015, DPLK mentargetkan untuk menambah 60.000 jumlah peserta baru dan jumlah pengelolaan
dana meningkat Rp2,0 triliun. Target ini sudah memperhitungkan tantangan yang akan dihadapi di
tahun 2015 yaitu pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang akan mengurangi peluang
penempatan dana pada Dana Pensiun.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
BNI Experience Iconic Clusters
:
• BNI Music Experience • BNI Fashion Experience
• BNI Food Experience • BNI Travel Experience
• BNI Entrepreneurship Experience
Komunikasi Pemasaran
Untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik, BNI melakukan pendekatan customer
centric , sebagai strategi dalam mengembangkan
produk dan layanan maupun pemasarannya, terutama di segmen Konsumer dan Ritel,
yang dirancang berdasarkan pemahaman atas kebutuhan atau keinginan para nasabah BNI.
Dinamika persaingan yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang pesat menuntut
bank untuk senantiasa berinovasi dalam berbagai hal baik produk, layanan maupun strategi
pemasaran agar senantiasa dapat memenuhi kebutuhan nasabah.
Pemasaran
101 BNI
Laporan Tahunan 2014
Strategi pemasaran pada sektor konsumer dan ritel didasari atas pemahaman akan kebutuhan dan
keinginan para nasabah voice of customer . Guna menggali pemahaman tersebut, dilakukan riset
untuk mendapatkan customer insight yang kemudian diterjemahkan menjadi produk atau layanan yang
dibutuhkan. Kemudian dikomunikasikan melalui program pemasaran dan media yang fokus pada
masing-masing target segmen nasabah yang dituju dengan saluran distribusi yang sesuai bagi masing-
masing target segmen tersebut.
Disamping itu juga dilakukan sinergi antara sektor Konsumer dan Ritel dan sektor Business Banking
dengan pendekatan value chain model. Dimana dalam suatu mata rantai bisnis yang memberikan nilai
tambah pada masing-masing tahapan diidentifikasi produk dan layanan BNI yang dibutuhkan yang dapat
mempermudah proses dalam pengembangan bisnis.
Program pemasaran yang dijalankan bersifat nasional maupun lokal yang didesentralisasikan kepada setiap
Kantor Wilayah. Sehingga jenis program pemasaran yang dilaksanakan dapat berbeda di setiap wilayah
sesuai dengan fokus segmen maupun potensi yang ada di masing-masing wilayah tersebut.
Konsep program pemasaran yang mengusung ‘BNI Experience’ dilaksanakan secara konsisten dari tahun
ke tahun sebagai konsep tematik bagi pemasaran dan promosi produk-produk konsumer dan ritel yang
menjanjikan suatu pengalaman yang berbeda bagi para nasabah melalui penggunaan produk dan layanan
BNI.
Kinerja 2014
Dalam tema ‘BNI Experience’, program-program promosi untuk nasabah secara umum dilakukan
melalui 5 lima Iconic Cluster sesuai segmentasi dan preferensi nasabah, yaitu BNI Music Experience, BNI
Fashion Experience, BNI Food Experience, BNI Travel Experience, dan BNI Entrepreneurship Experience.
BNI Music Experience
Bagi nasabah para pecinta musik, BNI menyajikan event
musik Java Jazz Festival 2014, yang tahun ini telah memasuki usia ke 10 dan menjadi salah satu
event musik Jazz terbesar di Asia Tenggara. Pada
event ini nasabah BNI mendapatkan berbagai beneit
dan privilege bagi pemegang Kartu BNI Kartu Kredit BNI, Kartu Debit BNI, Kartu Debit BNI Emerald dan
Kartu BNI TapCash dimana BNI memberikan berbagai kemudahan dan keistimewaan bagi nasabah, seperti
Buy 1 Get 2
untuk pembelian tiket ataupun dengan cicilan, jalur masuk VIP bebas antrian, BNI Lounge dan
berbagai games dan hadiah di booth BNI.
BNI Fashion Experience
Pada tahun 2014, BNI kembali menggelar beberapa acara peragaan busana diantaranya Indonesia Fashion
Week 2014 bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia APPMI, Sisterhood
Hijabela Day dengan Dian Pelangi, fashion desainer muda ternama. Selain itu juga Bright Spot Market
yang merupakan ajang unjuk kreativitas para desainer dan wirausahawan muda di bidang fashion dan
beberapa fashion bazaar seperti BNI Fashion Bazaar Gandaria City dan Gilang Agung Persada GAP Bazaar.
Selain itu BNI memberikan kemudahan bagi pecinta fashion
untuk memiliki produk ternama seperti Iwan Tirta, Guess, Frank Co dan lainnya dengan program
diskon, cicilan dan harga hemat dengan BNI Reward Point. BNI juga bekerja sama dengan beberapa
fashion department store terkemuka seperti Galeries
Lafayette, Parkson dan Centro.
BNI Food Experience
Dunia kuliner merupakan salah satu pengalaman tersendiri yang semakin banyak diminati. BNI
memberikan program promosi bagi pemegang Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI untuk menikmati sajian
istimewa di berbagai restoran ternama di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, dengan menawarkan
diskon harga ataupun program promosi yang menarik lainnya antara lain di restoran Sushi Tei, Bakerzin,
Pizza Express, Coldstone dan lain-lain. Pada tahun 2014 BNI juga menyelenggarakan serangkaian
acara promosi kuliner tematik seperti Imlek Dining Experience, Ramadhan Experience serta Year End
Dining Experience.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
BNI Travel Experience
Berwisata ke mancanegara ataupun domestik kini telah menjadi kebutuhan utama bagi sebagian
masyarakat. Untuk itu BNI memberikan penawaran istimewa dan kemudahan dalam berbagai program
wisata melalui kerja sama dengan berbagai travel agent
dan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia Travel Fair GATF di bulan April dan
September 2014 dan Mini GATF di Gandaria City. Untuk layanan pemesanan hotel dan paket wisata di
seluruh dunia secara online BNI bekerja sama dengan Accor Hotel Group, Agoda, Traveloka.com, pegipegi.
com, tiket.com dan ticktab.com. Selain itu BNI juga memberikan layanan mudik gratis di hari raya Idul Fitri.
BNI Entrepreneurship Experience
Sebagai bank yang peduli dan turut membangun perekonomian Indonesia dengan mengembangkan
dunia usaha, BNI membantu nasabah dan debitur serta mitra binaan yang memiliki usaha kecil dan
menengah untuk mempromosikan produk dan layanan mereka melalui berbagai acara pameran
produk dan industri. Di tahun 2014, program yang diselenggarakan diantaranya Inacraft dan Tangan
Di atas suatu komunitas para wirausahawan untuk mengembangkan ekonomi kecil dan menengah.
Promosi Spesifik Produk
Selain program pemasaran secara umum, BNI juga melaksanakan promosi produk secara spesifik
disepanjang tahun 2104, antara lain: • BNI Taplus: Program Rejeki BNI Taplus 2014 yang
kali ini memberikan hadiah cashback tanpa diundi kepada 46.000 nasabah setiap bulannya yang
sering melakukan transaksi e-banking. • BNI Taplus Anak: Lomba Menggambar berhadiah
paket wisata ke Tokyo Disneyland, Lomba menulis cerita pengalaman dan rencana seru dalam
mewujudkan impian bersama BNI Taplus Anak. • BNI Taplus Muda: “BNI Co-Creators”, ajang
kompetisi penyusunan marketing plan untuk para mahasiswa dari universitas ternama di Jakarta dan
kota-kota besar seluruh Indonesia untuk menggaet 1 juta nasabah Taplus Muda.
• BNI Griya: Program Griya Bebas yang memberikan kemudahan bebas biaya provisi, administrasi dan
PSJT serta cicilan ringan dengan angsuran suka- suka. Juga program Property Seken yang bekerja
sama dengan property agent atau developer dalam memberikan kemudahan pembelian rumah, ruko,
rukan atau kios seken.
• BNI e-Banking: bekerja sama dengan provider telepon mengadakan program promo berhadiah
mobil dan gadget bagi yang melakukan isi pulsa
Pemasaran
103 BNI
Laporan Tahunan 2014
melalui BNI e-banking channels. Terdapat juga Program BNI ATM Experience yang memberikan
hadiah wisata ke Eropa dan gadget terkini bagi nasabah bank manapun yang melakukan transaksi
di ATM BNI.
• Produk investasi: Untuk pertama kalinya memasarkan produk Saving Bond Retail 1, selain
Sukuk dan Obligasi Negara lainnya. • BNI Emerald: memasarkan produk kartu debit
khusus dengan kelas tertinggi BNI Emerald World Debit MasterCard kepada nasabah Emerald yang
banyak bepergian dan melakukan transaksi di seluruh dunia.
Marketing Award
Pada tahun 2014 beberapa penghargaan diperoleh atas prestasi yang dicapai BNI dalam kegiatan
marketing antara lain:
1. Digital Marketing Award 2014 kategori BNI ATM dari Majalah Marketing dan Survey One
2. Digital Marketing Award 2014 kategori SMS Banking dari Majalah Marketing dan Survey One
3. Socially Devoted on Twitter dari SocialBaker.com 4. Socially Devoted on Facebook dari SocialBaker.
com 5. Juara Pertama Kompetisi Inklusi Keuangan
kategori Inovasi Keuangan untuk produk BNI Debit Online dari OJK
Sarana Pemasaran
Pemasaran produk dan layanan dijalankan sesuai konsep integrated marketing communication melalui
program-program promosi thematic, program spesifik khusus produk, event dan sponsorship yang didukung
dengan komunikasi baik melalui media massa, media luar ruang berupa LED maupun billboard. Di tahun
2014 BNI melakukan pemasangan media luar ruang berupa neon box di Bandara King Abdul Aziz Jeddah
dan di Albraj Al Bait Zam Zam Tower Mekah.
Sejalan dengan terus meningkatnya penggunaan internet, mobile media dan social media di
masyarakat BNI juga menggunakan media komunikasi tersebut secara aktif. BNI tercatat memiliki twitter
followers
sebanyak 306.000 dan facebook member sebanyak 238.000. BNI merupakan salah satu bank
terbesar yang aktif melakukan digital marketing communication
, sehingga BNI memperoleh beberapa award
di tahun 2014 seperti Digital Marketing Award dari majalah Marketing dan Socially Devoted dari
Socialbakers.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
“The BNI Sales” sebagai Tenaga Pemasaran
Untuk menyukseskan pemasaran produk dan layanan, BNI mendorong proses pencapaian bisnis
melalui channel distribusi dan sales. Pada tahun 2014 dilakukan review sales model yang lebih mendekatkan
kepada konsep Customer Centric, serta dengan menyiapkan Key Performance Indicator KPI Sales
yang lebih komprehensif berdasarkan hasil analisa profil nasabah maupun pemanfaatan referral melalui
channel
BNI Call 500046. Selain itu dikembangkan tenaga pemasar atau Sales yang disebut sebagai
The BNI Sales, yang dibangun melalui Budaya Penjualan Sales Culture yaitu Sales yang memiliki
identitas Total Solution yang kuat, Highly Skilled, Knowledgeable
, dan Positive Attitude. Budaya Penjualan dikembangkan melalui
pembangunan Perilaku Sukses Behavior of Success seorang sales melalui aktivitas yang terstruktur dalam
melakukan proses penjualan, dimulai dari perencanaan target Account Planning dan pendokumentasian
proses penjualan kepada nasabah Staging Pipeline. Kedua aktivitas tersebut saat ini sudah terintegrasi
dalam satu Sales Tool sehingga dapat dimonitor dengan baik oleh seluruh tingkatan supervisi hingga
level
kantor pusat melalui aplikasi Sales Activity Performance Management
SAPM. Informasi hasil analisa marketing terhadap nasabah digunakan
sebagai salah satu penunjang yang mendorong pada tingkat kesuksesan penjualan, yang juga sudah
terintegrasi di dalam aplikasi SAPM.
Dengan program yang dilakukan di tahun 2014, rata- rata performance per Sales naik 4,2 dibanding tahun
sebelumnya yaitu dari 69,3 menjadi 72,2.
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015 strategi Marketing Communication akan mengedepankan campaign BNI sebagai Your
Lifetime Banking Partner yang mengkomunikasikan
berbagai produk, layanan dan program-program pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah sesuai dengan segmennya pada setiap fase kehidupan.
Untuk produk funding, ditunjang dengan campaign yang mendorong transaksi keuangan melalui berbagai
channel e-banking sejalan dengan upaya otoritas
keuangan untuk meningkatkan transaksi non tunai. Sehingga BNI menjadi bank transaksi utama.
Media yang akan digunakan untuk berbagai campaign tersebut dilakukan secara terintegrasi integrated
marketing communication: above the line, below the line, out of home media, digital marketing
maupun eventactivation program. Sesuai dengan perkembangan trend dan teknologi, akan ditingkatkan
porsi komunikasi melalui digital marketing.
Secara konsisten BNI akan terus memberikan program-program promosi yang memberikan
banyak beneit kepada nasabah melalui program BNI Experience maupun program-program promosi
spesifik produk untuk memberikan layanan dan pengalaman yang mengesankan kepada sehingga
tercipta loyalitas nasabah yang kokoh.
Peta program yang akan dilakukan untuk tenaga pemasaran di tahun 2015 adalah optimalisasi dan
enhancement program 2014 yang dilanjutkan ke
tahun 2015 dengan memantau area-area yang masuk sebagai Area For Improvement, yaitu program
yang fokus kepada pengembangan SDM dengan menentukan jalur karir sales, sistem pemberian
apresiasi berupa insentif yang mendorong kepada perubahan budaya dan perilaku serta peningkatan
pencapaian target yang berdampak pada bisnis, serta peningkatan kualitas seluruh SDM yang terkait dengan
sales
, baik kepada sales maupun kepada tingkatan supervisinya.
Pemasaran
105 BNI
Laporan Tahunan 2014
Dalam rangka mendukung strategi bisnis melalui pendekatan customer centric yang berpegang pada
pilar prudential banking, good corporate governance, compliance
, serta meningkatkan market share, BNI telah melakukan inisiatif strategi dalam mempercepat
proses pemberian kredit. Inisiatif strategis tersebut terbukti mampu meningkatan incoming application,
approval rate dan turnaround time, dengan tetap
menjaga performa kualitas portfolio dan tetap memperhatikan risiko yang menyertai.
Di tahun 2014, kualitas kredit BNI
membaik di level 1,96 dibanding
tahun sebelumnya sebesar 2,17.
Pengelolaan Risiko Bisnis
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Peningkatan kualitas aktiva produktif dilakukan pada setiap tahap customer life cycle yaitu sejak
tahap acquisition, retention dan management hingga tahap collection dan recovery.
Kinerja 2014
Pertumbuhan Aktiva Produktif yang Berkualitas
Untuk terus meningkatkan kualitas aktiva produktif, area pemasaran dan ekspansi kredit
difokuskan pada unit pemrosesan yang memiliki performa kualitas portfolio sesuai dengan risk
appetite
yang diterapkan di BNI. Di tengah kondisi makroekonomi yang cukup
menantang selama tahun 2014, portfolio kredit BNI tumbuh sebesar 10,8 dibandingkan tahun
2013, atau mencapai sebesar Rp27,0 triliun diikuti dengan rasio NPL yang membaik dari 2,17 pada
tahun 2013 menjadi 1,96 di tahun 2014.
Pemberian dan Pemantauan Kredit
Proses analisa kredit dilakukan melalui penerapan four
eyes principle yang mengkolaborasikan unit bisnis dan unit risiko dalam memberikan
keputusan kredit melalui komite. Khusus pada segmen Konsumer dan Ritel, percepatan proses
pemberian keputusan kredit turut didukung dengan memanfaatkan credit scoring pada tahap
analisa kredit.
Early warning system dalam mendeteksi
potensi fraud pada segmen Konsumer dan Ritel berhasil dikembangkan melalui mekansime
Fraud Application Detection System FADS
yang membantu BNI dalam melakukan eliminasi terhadap aplikasi kredit yang masuk ke dalam
kriteria blacklist. Review
terhadap kualitas kredit merupakan perhatian utama bagi manajemen. Hasil review
tersebut menjadi pedoman bagi manajemen dalam menyusun action plan atau strategi khusus untuk
perbaikan pada proses pengembangan produk, pemasaran, serta pemrosesan kredit selanjutnya.
Pemenuhan tenaga collection yang terlatih serta dukungan collection system merupakan salah satu
strategi dalam proses pengelolaan collection yang berbasiskan customer. Proses reminder kepada
customer
juga senantiasa dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo untuk mendorong penurunan
rasio NPL. Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang semakin
dinamis, kebijakan perkreditan senantiasa disempurnakan secara berkala melalui persetujuan
dari Komite Prosedur Perkreditan KPP dengan tetap merujuk pada regulasi yang berlaku di bawah
pemantauan Unit Kepatuhan Quality Assurance untuk memastikan pemenuhan terhadap kebijakan
internal dan eksternal.
Pemulihan dan Penyelesaian Kredit
Pengelolaan dan penanganan kredit bermasalah senantiasa mengedepankan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik Good Coporate Governance
. Pengelolaan kredit bermasalah secara umum ditempuh melalui dua strategi,
yaitu pemulihan dan penyelesaian kredit. Strategi pemulihan kredit dilakukan melalui restrukturisasi
terhadap debitur-debitur yang masih memiliki prospek dan kooperatif, antara lain berupa
keringanan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, dan diskon pembayaran biaya tertunggak.
Sedangkan strategi penyelesaian kredit dilakukan melalui penjualan agunan danatau tindakan
hukum terhadap debitur-debitur yang sudah tidak mempunyai prospek danatau tidak kooperatif.
Pengelolaan Risiko Bisnis
107 BNI
Laporan Tahunan 2014
Langkah lanjutan dalam menyelesaikan kredit bermasalah dilakukan melalui hapus buku dengan
tetap proaktif dalam mengupayakan recovery untuk meminimalkan kerugian. Upaya recovery kredit yang
sudah dihapusbuku dilakukan melalui: 1. Penyelesaian hutang dengan tambahan modal
oleh investor baru. 2. Penjualan jaminan.
3. Tindakan hukum melalui penagihan terhadap Penjamin atas Personal Guarantee PG dan
Company Guarantee CG, eksekusi hak
tanggunganfidusia, kepailitan dan gugatan perdata.
Pada tahun 2014, BNI mampu membukukan realisasi recovery
kredit yang dihapusbukukan sebesar Rp2,1 triliun. Program BNI Property Bazar 2014
merupakan salah satu program yang memberikan kontribusi dalam percepatan eksekusi agunan.
Rencana Kerja 2015
Dalam menghadapi persaingan perbankan yang akan semakin ketat di tahun 2015, BNI berkomitmen untuk
terus memperkuat pondasi dalam rangka pencapaian target aset yang semakin berkualitas sehingga dapat
memaksimalkan revenue sekaligus meminimalisir risiko.
Pengembangan sistem berbasis otomasi merupakan aspek penting dalam melakukan percepatan penetrasi
pasar yang dapat mendukung proses bisnis yang terintegrasi dan berkesinambungan. Langkah
penting dalam inisiasi pembangunan infrastruktur tersebut telah dipersiapkan secara baik pada tahun
2014 dan telah siap untuk direalisasikan pada tahun 2015, diantaranya implementasi Sistem Alat Bantu
Analisa Kredit SABAK, implementasi proyek otomasi watchlist alat pemantauan, implementasi
proses pengelolaan Commercial High End, serta enhancement
sistem loan application system. Selain itu, percepatan proses analisa kredit juga didukung
dengan simplifikasi terhadap perangkat analisa kredit. Dengan melakukan otomasi pada sebagian besar
proses pengambilan keputusan, BNI akan mampu meningkatkan produktivitas, memperkuat kontrol,
mempersingkat turnaround time, konsistensi pelayanan, serta mengurangi kesalahan manusia yang
umum terjadi pada proses manual.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Mengembangkan jaringan bisnis
global serta perluasan area solusi
finansial sebagai wujud kemitraan
strategis bersama pelaku bisnis untuk
menjembatani Indonesia dan dunia.
Bisnis Internasional
BNI mengelola berbagai layanan perbankan internasional seperti: layanan trade inance
melalui produk BNI Smart Trade, layanan remitansi internasional melalui produk BNI Smart
Remittance, Financial Institution FI, Japan Desk dan kantor cabang BNI di luar negeri yang
aktif dalam melayani kebutuhan transaksi bisnis internasional bagi nasabah dan antar bank.
BNI melakukan aktivitas operasional dan bisnis internasional melalui Kantor Cabang Luar Negeri
di kota Singapura, Hong Kong, Tokyo, Osaka, London dan New York. Dalam mengelola berbagai
layanan perbankan internasional tersebut, BNI didukung oleh 1.675 jaringan bank koresponden
di 104 negara, serta sejumlah aliansi strategis melalui keanggotaan BNI dalam berbagai asosiasi
perbankan internasional.
Perbankan Internasional Tresuri
109 BNI
Laporan Tahunan 2014
Pada tahun 2014, BNI membukukan pertumbuhan yang positif di semua lini bisnisnya. Keberhasilan
tersebut ditunjang oleh berbagai inisiatif penyempurnaan bisnis, baik dalam bidang
pengembangan produk, pengembangan layanan dan pengembangan infrastruktur, maupun kegiatan
promosi yang berkesinambungan.
Kinerja 2014
BNI Smart Trade
Pada tahun 2014, volume trade inance tumbuh sebesar 8,94 menjadi USD31,10 miliar. Transaksi
ekspor tercatat tumbuh 9,68 dari USD13,71 miliar di tahun 2013 menjadi USD15,04 miliar di tahun
2014. Sedangkan transaksi impor juga mengalami peningkatan sebesar 8,25 dari USD14,83 miliar di
tahun 2013 menjadi USD16,06 miliar di tahun 2014.
Penghargaan Internasional yang diraih selama tahun 2014 adalah penghargaan sebagai Best Trade Finance
Bank in Indonesia dari The Asian Banker pada awal
tahun 2014 dan Best Trade Solution of the Year in Southeast Asia
yang di raih di akhir tahun 2014 dari Alpha Southeast Magazine. Penghargaan serupa
sebelumnya selalu diperoleh BNI diantaranya sebagai The Best Trade Finance Bank in Indonesia
selama 4 tahun berturut-turut dari Alpha Southeast Magazine,
majalah investasi institusional yang berkantor pusat di Hong Kong.
Pengembangan Produk
BNI telah mengembangkan produk antar bank yang berhubungan dengan transaksi trade, antara lain
BNI Forfaiting, BNI Reinancing dan Bank Guarantee Under Counter Guarantee
. BNI juga telah berhasil memasuki fase baru dalam pengembangan skema
supply chain inancing di bidang trade inance,
berupa pembiayaan kepada seller penjual dan buyer pembeli, yang menawarkan kepada nasabah pilihan
jenis transaksinya.
Pengembangan Layanan
Di tahun 2014, BNI telah melaksanakan inisiatif- inisiatif berikut untuk pengembangan layanannya:
• Sejak tahun 2004, BNI memiliki 4 empat Pusat Pemrosesan Dokumen PPD untuk memproses
transaksi trade inance. Saat ini, PPD didukung oleh 95 tenaga trade yang profesional dan
bersertifikasi internasional. Jumlah analis trade di PPD tersebut meningkat setiap tahun seiring
dengan kenaikan transaksi trade BNI.
• Mempertahankan sertifikasi penerapan ISO 9001:2008 dalam proses layanan dokumen
dengan perbaikan waktu proses dokumen dari 6 jam setelah dokumen diterima di PPD menjadi
5 jam setelah dokumen diterima di PPD.
Suwoko Singoastro
Direktur Tresuri FI Solusi perbankan internasional dan tresuri
adalah persembahan bagi nasabah untuk berkiprah dalam kancah bisnis dunia,
sekaligus memperkuat posisi BNI sebagai bank dengan kapabilitas global dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Perbankan Internasional Tresuri
• Meningkatkan kualitas SDM trade melalui kegiatan pelatihan dan sertifikasi keahlian dalam bidang
perdagangantransaksi internasional seperti Certiied Documentary Credit Specialist CDCS
dan Certiicate of International Trade and Finance CITF yang diselenggarakan oleh International
Chamber of Commerce Indonesia
ICC Indonesia.
Pengembangan Infrastruktur
Untuk mendukung proses layanan dokumen di PPD, BNI telah mengembangkan sistem aplikasi BNI
Global Banking Services GLOBS sebagai aplikasi
otomasi distribusi Message Type MT yang bertujuan mengakomodasi kebutuhan Business Process
Alignment dalam pendistribusian MT SWIFT kepada
unit-unit terkait pada transaksi trade inance. Pengembangan sistem aplikasi untuk memproses
transaksi trade inance yaitu Trade Innovation Plus TI Plus sebagai sistem aplikasi yang mampu
melakukan proses transaksi trade inance dengan memberikan kesesuaian terhadap skema transaksi
yang dibutuhkan oleh nasabah dan perluasan jaringan service
dengan sistem aplikasi BNI Smart Trade Portal BSTP yang memberikan kemudahan kepada nasabah
untuk menyampaikan permohonan transaksi trade dan menerima informasi transaksi trade melalui akses
internet tanpa harus datang ke kantor cabanglayanan
BNI. Peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui
pelatihan untuk sertifikasi keahlian di bidang perdagangantransaksi internasional, seperti
Certiied Documentary Credit Specialist CDCS dan Certiicate of International Trade and Finance CITF
yang diselenggarakan oleh International Chamber of Commerce
ICC Indonesia. Optimalisasi fungsi sentralisasi penerusan advising
transaksi trade antara lain: LC, SKBDN, SBLC, Demand
Guarantee, Guarantee under Counter Guarantee
terus berlanjut, melalui peluncuran sistem kontrol dan monitor yang lebih terukur bagi kegiatan
operasional transaksi. Selain itu, jumlah tenaga Marketing Representative
Oficer MRO yang tersebar di sentra bisnis di wilayah Indonesia juga telah di tingkatkan selama
tahun 2014 untuk memberikan pelayanan konsultasi trade
inance kepada nasabah sekaligus menjadi ujung tombak dalam meraih peluang usaha baru.
Kegiatan Promosi
1. Kegiatan sharing knowledge bagi para nasabah eksportir dan importir bekerja sama dengan pihak
internal dalam hal ini unit business banking dan Kantor Wilayah serta dengan pihak eksternal yaitu
dengan berpartisipasi dalam event-event yang bekerja sama dengan berbagai asosiasi, seperti
KADIN, BKPM, ASEPHI, dll
2. Program pelatihan internal untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan layanan perbankan
internasional bagi para petugas front liner yaitu Relationship Manager RM dan petugas
pemasaran cabang yang berada di outlet-outlet BNI.
BNI Smart Remittance
BNI tercatat memproses sebanyak 2,3 juta transaksi remitansi pada tahun 2014 dengan total nilai sebesar
USD82,9 miliar sedangkan pendapatan fee yang diperoleh dari transaksi remitansi tahun 2014 sebesar
Rp225,6 miliar.
Tahun 2014, untuk keenam kalinya berturut-turut BNI berhasil meraih penghargaan sebagai The Best
Remittance Provider of the Year in Southeast Asia dari
Alpha South East Asia Magazine.
Pengembangan Produk
Setelah meraih keberhasilan dengan fitur transaksi cash-to-cash
dari luar negeri dan BNI Wesel PIN Dalam Negeri, di tahun 2014 BNI terus
mengembangkan fitur BNI Smart Remittance diantaranya fitur transfer online ke bank lain serta
pengembangan integrasi sistem dengan remitting agent
secara host to host sehingga transaksi remitansi antara BNI dengan remitting agent berjalan
secara cepat dan real time.
Pengembangan Layanan
• Penyempurnaan layanan berkelanjutan, dengan menawarkan pengiriman uang dengan tarif yang
kompetitif bundling program • Meningkatkan layanannya melalui perluasan
jaringan kerja berikut: a. Luar Negeri
• Lebih dari 1.600 bank koresponden yang tersebar di berbagai negara
• 6 Outlet
Luar Negeri di kota bisnis dunia New York, London, Tokyo, Osaka, Hong
Kong dan Singapura
111 BNI
Laporan Tahunan 2014
• Lebih dari 55 virtual ofice di beberapa negara tujuan TKI
b. Dalam Negeri • Jaringan
Outlet BNI yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke 1.760 outlet • Kerja sama dengan Kantor Pos + 4.000
outlet • Kerja sama dengan Pegadaian + 4.600
outlet • Kerja sama dengan Alfamart + 4.000
outlet • Kerja sama dengan 25 paying agent BPD,
BPR, Koperasi dan perusahaan swasta. Di akhir 2014, BNI Smart Remittance dapat
diakses di lebih dari 15.000 outlet BNI maupun mitra di dalam dan luar negeri.
Pengembangan Infrastruktur
Untuk meningkatkan layanan transaksi remitansi internasional, di tahun 2014 BNI telah menyelesaikan
proses penggantian aplikasi back-end processing yang lebih handal dengan didukung hardware terbaru.
Penyempurnaan tingkat kualitas layanan juga terus dilakukan bagi koresponden di luar negeri dan outlet
di dalam negeri dalam hal penyediaan informasi status pengiriman.
Akhirnya, untuk meningkatkan penetrasi bisnis remitansi internasional di kawasan Asia, Timur
Tengah, Eropa dan Amerika di tahun 2014 BNI mengirimkan 14 staf Remittance Representative
untuk ditugaskan di negara Malaysia, Korea, Hong Kong, Uni Arab Emirates, Qatar, Bahrain, Belanda dan
USA.
Kegiatan Promosi
1. Marketing yang lebih agresif kepada stakeholder, baik institusi pemerintah maupun swasta.
2. Penyelenggaraan berbagai program promosi remitansi dan CSR, diantaranya:
a. Lucky Draw Outgoing Transfer OTR 2014, merupakan program berhadiah kepada nasabah
yang melakukan transaksi OTR. b. Mini Quiz Incoming Transfer ITR dan OTR
2014, merupakan program edutainment untuk pegawai Cabang sebagai sarana refreshment
produk BNI Smart Remittance. c. Pasar Murah BNI Rejeki Ramadhan 1435 H
di 19 kota kantong TKI, merupakan program yang ditujukan kepada keluarga TKI. Selain
pemberian paket sembako murah, program ini juga diselingi dengan program pemeriksaan
kesehatan gratis, drama edukasi pengelolaan keuangan dan beasiswa untuk anak TKI.
d. Pasar Murah Kado Natal 2014 BNI Wesel PIN, yakni program penjualan paket sembako
murah, drama edukasi keuangan untuk keluarga TKI, pemeriksanaan kesehatan gratis
dan edukasi keuangan untuk anak-anak TKI serta CSR sumbangan buku Madah Bhakti
untuk gereja di Nusa Tenggara Timur.
e. Program mudik lebaran, merupakan program mudik gratis yang diberikan kepada para TKI di
Singapura yang melakukan transaksi ITR.
BNI Financial Institutions
Kerja sama bisnis antara institusi keuangan dilakukan dalam berbagai bentuk transaksi antara lain penerbitan
bank guarantee under counter guarantee dan bank to
bank inancing. Di tahun 2014, terdapat lebih dari 2.263 transaksi
bank guarantee senilai USD940 juta yang
diterbitkan berdasarkan counter guarantee dari bank koresponden. Sementara itu transaksi bank to bank
inancing dalam bentuk forfaiting, risk participation, dan LC reinancing dilakukan sebanyak 723 transaksi
dengan nilai sebesar USD1,146 juta.
BNI berhasil meraih penghargaan sebagai The Leading Counterparty Bank in Indonesia
dari The Asian Banker Transaction Banking Awards di tahun 2013 dan
2014 serta penghargaan dari Alpha South East Asia Magazine sebagai The Best International Banking
Division di tahun 2014.
Pengembangan Produk
BNI aktif mengembangkan produk Bank to Bank Financing
, seperti Term Loan Facility dan Trade Advance
.
Pengembangan Layanan
Menyediakan akses ke pasar global melalui 1.675 jaringan bank koresponden bank dan non-bank di
104 negara, termasuk kerja sama strategis dengan lembaga-lembaga internasional untuk pembiayaan
proyek di Indonesia.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Kegiatan Promosi
Mengadakan gathering dengan bank koresponden untuk mempererat hubungan dan meningkatkan kerja
sama bisnis.
BNI Japan Desk
Sejak didirikan tahun 2012, BNI Japan Desk terus mempererat kerja sama dengan Japan Regional Bank
JRB yang mulai menempatkan 15 orang stafnya di BNI guna memfasilitasi kebutuhan nasabah JRB di
Indonesia. BNI merupakan satu-satunya Bank BUMN yang memberikan layanan khusus kepada para calon
investor Jepang dan perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia.
Pengembangan Produk
Pada tahun 2014 Japan Desk terus menyempurnakan Skim Pinjaman Khusus untuk nasabah Jepang di
Indonesia yang dijamin oleh SBLC dari perbankan Jepang, dimana syaratnya dipermudah dibandingkan
dengan persyaratan pinjaman konvensional. Sinergi dengan unit pemilik produk juga terus dilakukan untuk
memberikan solusi dan layanan perbankan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah Jepang.
Pengembangan Layanan
• Membangun kerja sama strategis dengan 53 Japan Regional Bank JRB, termasuk Japan
Finance Corporation dan Shinkin Bank. Hingga akhir 2014 potensi nasabah JRB di Indonesia
berjumlah 962 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Lingkup aliansi strategis
meliputi: - Memperkuat hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan kedua belah pihak antara BNI dan JRB
- Memberikan layanan perbankan dan advisory kepada nasabah JRB yang berada di Indonesia
maupun yang akan berinvestasi di Indonesia dalam bentuk seminar, dan business matching
dan
- Membangun kerja sama pengembangan kompetensi staf melalui program pelatihan dan
capacity building .
- Membangun sinergi bisnis antara JRB dengan BNI Tokyo dan BNI Osaka dari sisi funding dan
lending • Menjembatani kebutuhan calon investor Jepang
dalam penyediaan lahan industri melalui kerja sama dengan Pengelola Kawasan Industri.
Pengembangan Infrastruktur
Agar dapat terus meningkatkan layanan perbankannya bagi perusahaan dan investor Jepang di Indonesia,
BNI bekerja sama dengan JRB terus melaksanakan program Personnel Interchange di mana BNI
mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan di 4 Bank Regional Jepang Hyakugo Bank, Gunma
Bank, Okazaki Shinkin Bank dan Juroku Bank dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari produk dan sistem perbankan JRB. 2. Mengunjungi nasabah JRB dan calon investor
Jepang. 3. Menyelenggarakan seminar dan memberikan
informasi terkini mengenai kondisi ekonomi dan investasi di Indonesia.
Staf JRB juga memberikan transfer knowledge kepada staf BNI dalam hal pemahaman budaya dan
bisnis Jepang melalui kunjungan bersama ke nasabah JRB di Indonesia maupun sharing pengalaman dan
layanan perbankan JRB.
Perbankan Internasional Tresuri
113 BNI
Laporan Tahunan 2014
Kegiatan Promosi
Japan Desk pada tahun 2014 telah melaksanakan kegiatan seminar investasi yang ditujukan baik untuk
nasabah Jepang maupun calon investor Jepang yang ingin berinvestasi ke Indonesia melalui seminar yang
diselenggarakan di BNI dengan mengundang calon investor dari Jepang, sebagai sponsor dan pembicara
dalam seminar investasi yang diadakan oleh Harian Nikkei, Nikkin, BKPM baik di dalam negeri maupun di
Jepang sekaligus menyampaikan layanan Japan Desk. Sedangkan untuk kegiatan promosi, Japan desk juga
ikut serta dalam kegiatan Japan Education Fair, dan Japan Sakura Matsuri yang ditujukan bagi komunitas
Jepang di Indonesia. Kegiatan promosi lainnya yang terkait adalah dengan memasang iklan melalui media
Jepang yang ditujukan bagi komunitas Jepang di Indonesia.
Kantor Cabang Luar Negeri
Sejalan dengan corporate road map BNI yang mengarahkan BNI sebagai bank dengan kapabilitas
global, dengan sasaran pada tahun 2014 dan 2015 sebagai jembatan bisnis antara Indonesia dan dunia,
maka sejak tahun 2011 ekspansi bisnis Kantor Cabang Luar Negeri diarahkan untuk fokus pada Indonesia-
related business
. Pada tahun 2014 Kantor Cabang Luar Negeri berhasil
meningkatkan porsi Indonesia-related business dalam Loan
. Pencapaian aset ini sebesar USD789,2 juta, dimana 91 diantaranya adalah Indonesia-related
business , meningkat dari periode sebelumnya yang
sebesar 87. Aset Trade tercapai USD 506,9 juta, dimana 95 dari
aset ini adalah transaksi reinancing under LC kepada debitur korporasi yang ada di Indonesia. Sementara,
aset Securities tercapai USD 345,8 juta dengan 55 diantaranya merupakan Indonesian bond.
Pengembangan Produk
Produk perbankan yang ada di Kantor Cabang Luar Negeri baik funding, lending maupun services,
dikembangkan sesuai dengan lisensi operasional yang dimiliki oleh masing-masing cabang. Tiga cabang
yang berlokasi di Asia yaitu Singapura, Hong Kong dan Tokyo, yang beroperasi dengan lisensi full branch,
dan Osaka yang beroperasi dengan lisensi sub branch mengembangkan produk bagi nasabah korporasi dan
perorangan. Sementara dua kantor cabang lainnya yang berlokasi di London dan New York, dengan
lisensi masing-masing wholesale for corporate only dan agency, hanya mengembangkan produk bagi
nasabah korporasi.
Pengembangan Layanan
Dalam rangka memperkuat peran strategis menjadi jembatan bisnis antara Indonesia dan dunia, Kantor
Cabang Luar Negeri telah melakukan inisiasi pengembangan layanan sebagai berikut:
1. Membangun sinergi dengan BUMN untuk menggarap potensi bisnis di Myanmar melalui
Kantor Cabang Singapura sebagai penyedia layanan transaksi keuangan bagi BUMN yang
berbisnis dengan Myanmar. Di negara Myanmar sendiri telah dilakukan inisiasi untuk membuka
Kantor Perwakilan dengan fungsi strategis sebagai mediator bisnis antara korporasi di Indonesia
dan Myanmar yang telah berjalan saat ini dalam sektor infrastruktur, telekomunikasi, oil gas, dan
food agriculture
. Fungsi ini dijalankan melalui kegiatan business matching, promosi, courtesy
dan advisory. 2. Pemasangan mesin ATM di Kantor Cabang Hong
Kong, Kantor Cabang Singapura dan Kantor BNI Remittance Limited Hong Kong masing-masing
sebanyak 2 dua unit. Hal ini sebagai upaya pengembangan layanan transaksi tunai maupun
non tunai melalui mesin ATM bagi nasabah BNI yang sedang berada di Hong Kong dan Singapura.
3. Mengikutsertakan Kantor Cabang New York dalam sistem kliring FEDWIRE di New York
dalam rangka memudahkan nasabah BNI dalam melakukan transaksi bisnis dalam mata uang Dollar
Amerika Serikat USD dan sekaligus memperkuat aktivitas transactional banking BNI.
4. Berperan sebagai Duta BNI yang mengemban misi menjalin hubungan dengan investor, regulator,
counterpart , perwakilan negara RI dan masyarakat
Indonesia yang ada di luar negeri, antara lain dengan aktivitas sebagai berikut:
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
a. Kantor Cabang Luar Negeri sebagai outlet yang mendukung peran BNI sebagai bank persepsi
yang ditunjuk untuk memberikan layanan transaksi pembayaran dalam mata uang asing
kepada Pemerintah Indonesia yang termasuk dalam Modul Penerimaan Negara baik pajak
maupun bukan pajak.
b. Kantor Cabang Luar Negeri sebagai mediator pengembangan bisnis bagi Diaspora Indonesia
yang tersebar di penjuru dunia. c. Kantor Cabang Luar Negeri berperan aktif
dalam Gerakan Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Kegiatan ini diprakarsai oleh OJK
dan telah dilakukan di Tokyo, Taiwan, Hong Kong dan Singapura.
Pengembangan Infrastruktur
Infrastruktur Kantor Cabang Luar Negeri dikembangkan untuk mengakomodasi aktivitas bisnis
dan layanan yang dilakukan. Selama tahun 2014 telah dikembangkan infrastruktur sebagai berikut:
1. Pengembangan dalam bidang pengelolaan risiko: a. Supervisi aktivitas compliance oficer Kantor
Cabang Luar Negeri secara langsung oleh Divisi Kepatuhan untuk memastikan kegiatan
bisnis dan operasional KCLN telah mematuhi semua ketentuan yang berlaku.
b. Perubahan credit model dengan menerapkan konsep four eyes principle yang memisahkan
fungsi Analis Kredit Relationship Manager secara tegas. Pemisahaan ini memastikan
bahwa keputusan kredit diambil dengan pertimbangan aspek risiko dan bisnis secara
independen. Pengelolaan risiko kredit selanjutnya disupervisi secara langsung oleh
Divisi Risiko Bisnis Korporasi.
c. Pengaturan limit dan kewenangan risiko global tresuri serta supervisi aktivitas tresuri Kantor
Cabang Luar Negeri secara langsung oleh Divisi Tresuri yang mengelola risiko dan bisnis
tresuri BNI secara keseluruhan.
2. Pengembangan Teknologi Informasi dan SDM: a. Pembaharuan core banking system di Kantor
Cabang Luar Negeri untuk meningkatkan akurasi, kecepatan penyediaan data dan
standarisasi laporan keuangan. b. Penyusunan Human Capital Global Policy
sebagai payung kebijakan bagi seluruh Kantor Cabang Luar Negeri dalam meningkatkan
efektivitas dan efesiensi pengelolaan SDM serta meningkatkan produktivitas pegawai.
Kegiatan Promosi
1. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kantor Cabang Luar Negeri lebih fokus kepada
kegiatan promosi below the line sehingga dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat
Indonesia yang ada di negara setempat, antara lain:
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni dan
budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah RI di negara setempat, misalnya:
• Indonesia Fashion and Culinary Trend, diselenggarakan tanggal 26 Februari 2014
di Peninsula Excelsior Hotel, Singapura. • Hello London, This is Wonderful Indonesia,
diselenggarakan tanggal 31 Mei 2014 di Trafalgar Square, London, Inggris.
• Pentas Seni dan Gathering HUT BNI ke-68, diselenggarakan tanggal 5 Juli 2014 di
Sekolah Indonesia Tokyo, Jepang. • Pagelaran Seni Budaya Gamelan “Sakti”,
diselenggarakan tanggal 29 Agustus 2014 di Esplanade, Singapura.
b. Berperan sebagai penyelenggara dan narasumber kegiatan literasi keuangan yang
diprakarsai oleh OJK. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 4 negara yaitu Tokyo pada
tanggal 18 Mei 2014, Taiwan pada tanggal 29 Juni 2014, Hong Kong pada tanggal 24
Agustus 2014 dan Singapura pada tanggal 19 Oktober 2014.
c. Mendukung kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh PPI yang ada di negara
setempat, serta menawarkan program magang bagi para mahasiswa Indonesia tersebut.
Rencana Kerja 2015
Bisnis Internasional BNI akan terus meningkatkan kinerja untuk meraih laba yang lebih baik. Sementara
itu peran Kantor Cabang Luar Negeri akan lebih diperkuat sebagai jembatan bisnis antara Indonesia
dan dunia untuk persiapan menghadapi kompetisi regional khususnya ASEAN.
Perbankan Internasional Tresuri
115 BNI
Laporan Tahunan 2014
BNI Smart Trade
Beberapa inisiatif yang telah dirancang untuk mengembangkan bisnis trade inance antara lain
adalah: 1. Perluasan pangsa pasar ke segmen Small and
Medium Enterprise .
2. Penetrasi pasar melalui pemasaran agresif yang dijalankan oleh Marketing Representative Oficer
MRO di wilayah-wilayah yang potensial untuk transaksi trade.
3. Pemberian tarif yang kompetitif untuk layanan produk trade inance.
4. Mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan.
5. Peluncuran produk dan layanan baru sesuai kebutuhan pasar.
6. BNI selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dan layanan di masa yang akan datang dengan
mengembangkan layanan e-RTE yang akan memudahkan nasabah dalam pelaporan rincian
transaksi ekspor ke Bank Indonesia
7. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas spesialis seperti CDCS dan CITF.
BNI Smart Remittance
Beberapa inisiatif yang telah dirancang untuk mengembangkan bisnis remitansi internasional antara
lain: 1. Perluasan jaringan distribution channel baik di
dalam maupun luar negeri. 2. Peningkatan kegiatan relationship management
dengan mitra di dalam dan luar negeri, serta segenap stakeholder lebih agresif.
3. Program promosi yang efisien, efektif dan tepat sasaran.
4. Penambahan tenaga pemasar remittance representative
di dalam dan di luar negeri. 5. Pengembangan channel dan fitur sistem
remittance .
BNI Financial Institutions
Pengembangan bisnis inancial institutions akan dilaksanakan melalui:
1. Intensifikasi kerja sama bisnis dengan bank domestik.
2. Partisipasi lebih aktif dalam transaksi bank guarantee
under counter guarantee dan bank to bank inancing yang meliputi, forfaiting, risk
participation , LC reinancing.
3. Meningkatkan potensi fee based income arrangementagency fee
melalui refferal perluasan transaksi bank koresponden cross
selling product services .
4. Mengembangkan organisasi Financial Institution FI meningkatkan kompetensi para Relationship
Manager FI.
5. Mengoptimalkan potensi bisnis dari Non Bank Financial Institution
.
BNI Japan Desk
1. Rencana kerja terkait Penghimpunan Dana, termasuk kebijakan, inisiatif yang terkait dengan
dana a. Memasarkan produk-produk DPK kepada
nasabah perusahaan Jepang. b. Bekerja sama dengan pemasaran kantor
cabang dalam pembukaan rekening perusahaan Jepang.
c. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk memasarkan produk DPK.
d. Bekerja sama dengan BNI Tokyo dalam memberikan refferal perusahaan Jepang.
e. Bekerja sama dengan JRB untuk mendukung funding
BNI Tokyo. 2. Rencana kerja terkait Penyaluran Dana Kredit,
termasuk kebijakan, inisiatif yang terkait dengan kredit
a. Menyempurnakan skim kredit khusus Japan Desk.
b. Bekerja sama dengan pemasaran kantor cabang dalam pembukaan rekening
perusahaan Jepang. c. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk
memasarkan produk DPK. 3. Rencana kerja terkait Peningkatan Fee Based
Income termasuk transaksi dalam negeri dan luar
negeri dan Dana murah CASA a. Mengotimalkan transaksi nasabah perusahaan
Jepang melalui BNI. b. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk
memasarkan produk forex, remittance kepada nasabahnya.
c. Mengembangkan skema-skema transaksi sesuai kebutuhan nasabah.
4. Rencana kerja terkait Peningkatan Kualitas Layanan
a. Berkoordinasi dengan cabang dan unit terkait untuk menjaga service level kepada nasabah.
b. Mengoptimalkan peran staf JRB bila terjadi permasalahan dengan nasabah.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
5. Rencana Kerja terkait Pengembangan dan Utilisasi Produk
a. Berkoordinasi dengan product owner untuk mengembangkan customer centric banking
solution services .
b. Melakukan evaluasi atas solusi dan service perbankan BNI bersama dengan product
owner beserta unit-unit yang menjadi enabler-
nya.
Kantor Cabang Luar Negeri
Untuk tahun 2015, keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri tetap diutamakan untuk mendukung posisi BNI
sebagai bank dengan kapabilitas global. Kemampuan tersebut diharapkan dapat menjadikan BNI sebagai
salah satu bank Indonesia terkemuka yang mampu bersaing di tingkat ASEAN.
Rencana kerja kantor cabang luar negeri untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi Layanan a. Memperkuat keberadaan Kantor Cabang Luar
Negeri untuk mendukung pengembangan bisnis debitur korporasi BNI pada kancah
internasional. b. Mengoptimalkan keberadaaan Kantor Cabang
Luar Negeri sebagai point of sales untuk produk dan jasa layanan keuangan BNI kepada
nasabah potensial yang ada di luar negeri.
2. Ekspansi Jaringan Internasional Memperluas jaringan melalui pembukaan kantor
baru di negara-negara yang menjadi destinasi wisata maupun bisnis bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini dilakukan dalam rangka memfasilitasi nasabah BNI dalam melakukan aktivitas perbankan
di luar negeri, serta sebagai akses ekspansi pasar Indonesia-related business
. Rencana ekspansi jaringan internasional adalah
sebagai berikut: a. Kantor perwakilan di Myanmar akan
menjalankan fungsinya sebagai mediator bisnis antara korporasi di Indonesia dan Myanmar.
b. Pembukaan outletcabang tambahan di Singapura berupa Limited Purpose Branch
LPB. c. Pembukaan Kantor Cabang di Saudi Arabia.
d. Pembukaan Kantor Cabang di Korea Selatan. 3. Memperkuat peran Kantor Cabang Luar Negeri
sebagai “Duta BNI” di luar negeri dalam menjalin hubungan dengan investor, regulator, counterpart,
perwakilan negara RI dan masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri.
4. Menyelaraskan pengelolaan SDM Kantor Cabang Luar Negeri sejalan dengan Human Capital Global
Policy .
5. Menjadikan Kantor Cabang Luar Negeri sebagai training ground
dalam rangka meningkatkan kapabilitas SDM BNI.
6. Memperkuat struktur funding yang efisien pada Kantor Cabang Luar Negeri melalui implementasi
Global Treasury.
Bisnis Tresuri
Selain menjaga kecukupan likuiditas, BNI Tresuri juga bertanggung jawab untuk mengelola risiko pasar dan
memberikan kontribusi optimal terhadap laba bank.
Pengembangan bisnis Tresuri BNI selalu dilakukan dengan mengikuti perubahan dan kebutuhan pasar.
Salah satu bentuk pengembangan bisnis Tresuri diwujudkan dalam perubahan model operasional
Global Treasury
, melalui konsolidasi aktivitas bisnis Tresuri BNI dalam negeri maupun BNI luar negeri
yang dikelola dengan konsep pengelolaan satu tim, satu sistem, satu portofolio, satu risiko dan satu PL.
Impelementasi Global Treasury membuat aktivitas bisnis Tresuri menjadi lebih efektif dan pengelolaan
risiko eksposur tresuri BNI menjadi lebih baik, yang pada akhirnya menopang pertumbuhan laba.
Dalam pengelolaan likuiditas BNI, operasional Global Treasury
diwujudkan dalam model operasional Global Liquidity
dengan tujuan menjaga kecukupan likuiditas BNI secara global. Tresuri mengelola kebutuhan
dan keseimbangan likuiditas untuk operasional dan pemenuhan compliance dengan tingkat risiko yang
dapat diterima.
Perbankan Internasional Tresuri
117 BNI
Laporan Tahunan 2014
Kinerja 2014
Di tengah ketidakpastian kondisi pasar global serta dinamika politik dalam negeri sepanjang tahun
2014, Tresuri masih dapat berkontribusi terhadap pendapatan BNI sebesar 11,2 dari total pendapatan
BNI yang bersumber dari pendapatan bunga, keuntungan transaksi surat berharga, dan keuntungan
transaksi valuta asing.
Sepanjang tahun 2014 secara umum kondisi likuiditas Rupiah di pasar cukup melimpah, namun demikian
distribusi likuiditas terkonsentrasi di beberapa bank besar saja terutama di bank buku 4, sehingga terjadi
persaingan yang cukup tajam dalam memperebutkan dana nasabah yang berakibat pada naiknya tingkat
suku bunga baik dana pihak ketiga DPK maupun pinjaman. Pada kesempatan lain Pemerintah
melalui Ototitas Jasa Keuangan telah mengeluarkan ketentuan pemberian maksimal besarnya suku bunga
deposito serta keharusan untuk mengupayakan penurunan suku bunga pinjaman bagi bank buku 3 dan
buku 4. Namun demikian hal tersebut belum cukup efektif untuk mengurangi tensi persaingan bank dalam
memperebutkan dana nasabah.
Untuk mengurangi tingkat persaingan serta mendukung kebijakan Bank Indonesia guna
pendalaman pasar keuangan, BNI Tresuri telah aktif menginisiasi kembali dan melakukan transaksi
repurchase agreement RepoReverse Repo dengan
beberapa counterpart sebagai instrumen alternatif pemenuhan likuiditas di pasar uang.
Guna memperluas cakupan aktivitas transaksi Repo hingga akhir Desember 2014, BNI telah melakukan
penandatangan perjanjian Mini MRA Mini Master Repurchase
Agreement dengan 46 bank baik bank lokal maupun bank asing.
Dalam upaya meningkatkan kapabilitas, kinerja dan kualitas pemantauan risiko, BNI Tresuri
telah melakukan serangkaian perubahan yang mencakup framework kebijakan aktivitas tresuri
dalam pengelolaan eksposur dan risiko yang lebih terintegrasi dan terukur, fokus bisnis yang mengarah
pada customer oriented, dan pengembangan sumber daya manusia.
Penyempurnaan terhadap proses bisnis juga dilakukan melalui implementasi sistem Tresuri yang terintegrasi
dari front to back, meliputi front ofice system, middle
ofice system serta back ofice system, yang dimonitor secara harian oleh Unit Middle Office.
Potensi bisnis yang bersumber dari aktivitas bisnis nasabah, baik bank maupun non-bank pada segmen
Business Banking, Consumer Retail dan Financial
Institutions terus dikembangkan. Hal ini diwujudkan
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
dengan terus meningkatkan aksesibilitas pasar melalui solusi pemenuhan kebutuhan transaksional dan
transaksi lindung nilai nasabah, seperti Forex Today, Tom
, Spot; Forex Swap; Forex Forward; Deposit on Call
; Money Market Account; Cross Currency Swap; Interest Rate Swap; Plain Vanilla Option;
Repo Reverse
Repo Obligasi; dan Banknotes Trading. Aktivitas-aktivitas tersebut sejalan dengan semangat
pendalaman pasar keuangan yang dicanangkan pemerintah.
BNI Treasury Regional Area
Sejalan dengan berkembangnya aktivitas perekonomian dan aktivitas bisnis nasabah serta
makin beragamnya produk tresuri yang dapat ditawarkan, industri perbankan kian agresif
menggarap potensi bisnis ini. BNI tidak lagi bersikap pasif menunggu nasabah yang membutuhkan produk
dan solusi tresuri, namun mulai aktif mencari dan menggarap potensi bisnis yang tersebar di daerah-
daerah. Sebagai antisipasi makin ketatnya persaingan serta untuk meningkatkan jangkauan layanan tresuri,
maka BNI pun membuka Treasury Regional Area TRA di berbagai daerah. Keberadaaan TRA bertujuan
untuk meningkatkan sinergi dengan wilayah, cabang, sentra serta unit-unit operasional lainnya di daerah.
Pembukaan TRA juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan solusi bagi nasabah,
serta melakukan penetrasi pasar secara lebih efektif. Dengan adanya TRA sebagai product specialist untuk
produk-produk dan solusi Tresuri, diharapkan akan terjalin sinergi yang komprehensif dalam melakukan
aktivitas pemasaran. Selanjutnya TRA juga memiliki tanggung jawab melakukan edukasi dan peningkatan
pengetahuan tentang produk tresuri dan regulasi terkait kepada segenap cabang dan sentra yang ada di
wilayah kerjanya.
Hingga 2014, BNI sudah memiliki 10 TRA dari wilayah barat sampai timur Indonesia. Kondisi pasar keuangan
serta kondisi perekonomian di daerah merupakan tantangan dalam menjalankan bisnis TRA. Tantangan
besar lainnya adalah pemahaman nasabah terhadap risiko pasar yang mereka hadapi serta bentuk solusi
tresuri yang dapat ditawarkan kepada nasabah, sehingga perlu untuk memberikan edukasi kepada
nasabah sebelum memberikan solusi yang tepat kepada nasabah.
Keunggulan BNI adalah bahwa seluruh TRA sudah diperkuat tenaga dealer yang kompeten di bidangnya,
ditunjang oleh prasarana yang memadai serta keunggulan pelayanan dengan menawarkan solusi
yang lebih berorientasi kepada kebutuhan nasabah dan berusaha mengantisipasi apa yang menjadi
kebutuhan nasabah di masa mendatang.
BNI Smart Forex
Tahun 2014 BNI telah mengembangkan aplikasi on- line
transaksi valuta asing BNI Smart Forex dengan menambahkan fitur-fitur baru antara lain: penambahan
pasangan mata uang yang dapat ditransaksikan, integrasi sistem dengan fitur outgoing transfer OTR
di core banking BNI, serta fitur yang bisa memonitor akumulasi transaksi forex valuta asing terhadap rupiah
oleh nasabah terkait dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1616PBI2014 tanggal 17 September 2014
tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 1617PBI2014 tanggal 17 September 2014 tentang Transaksi Valuta Asing
terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing.
BNI Hedging Solutions
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sering menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku
usaha. Untuk itulah BNI menawarkan solusi hedging kepada nasabah, khususnya kalangan korporasi dalam
membantu nasabah mengurangi ketidakpastian terkait risiko pasar yang dihadapi dalam menjalankan
bisnisnya.
Kebutuhan nasabah akan solusi tresuri dapat dibedakan atas kebutuhan transaksional jual beli
valas, lindung nilai hedging atau investasi jual beli obligasi. Potensi bisnis dari kebutuhan nasabah atas
berbagai solusi lindung nilai hedging solutions yang sesuai dengan karakteristik bisnis dan risk appetite
nasabah terus dikembangkan. Hedging solutions merupakan solusi yang dapat ditawarkan oleh BNI
kepada nasabah yang dalam aktivitas bisnis mereka menghadapi risiko-risiko terkait dengan pergerakan
mata uang maupun tingkat suku bunga.
Perbankan Internasional Tresuri
119 BNI
Laporan Tahunan 2014
Dalam memasarkan hedging solutions kepada nasabah, pendekatan yang dilakukan BNI adalah
secara customized dengan menganalisa dan memahami kondisi keuangan serta membantu
nasabah memahami risiko yang dihadapi. Dengan demikian, solusi yang ditawarkan merupakan solusi
komprehensif untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi nasabah akibat fluktuasi nilai tukar dan suku
bunga.
Saat ini BNI telah menawarkan beberapa solusi lindung nilai yang sesuai dengan kebutuhan nasabah,
antara lain: 1. Forex Forward sebagai sarana lindung nilai
terhadap fluktuasi nilai tukar, 2. Forex Swap sebagai sarana lindung nilai terhadap
fluktuasi nilai tukar, 3. Interest Rate Swap sebagai sarana lindung nilai
terhadap fluktuasi suku bunga, serta 4. Cross Currency Swap sebagai sarana lindung nilai
terhadap fluktuasi nilai tukar dan atau suku bunga. Melalui transaksi lindung nilai, nasabah akan
mendapatkan kepastian atas nilai aset, kewajiban, pendapatanpengeluaran atau arus kas di masa yang
akan datang meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar dan atau pergerakan tingkat suku bunga.
Dalam aktivitas pemasaran lindung nilai, dilakukan sinergi dengan unit bisnis lain untuk menggali potensi
bisnis dari nasabah serta menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi lindung
nilai, baik dengan nasabah korporasi maupun dengan nasabah yang berstatus sebagai BUMN.
Sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri BUMN No. PER-09MBU2013 tentang Kebijakan Umum
Transaksi Lindung Nilai BUMN tanggal 25 September 2013 yang diperkuat oleh Peraturan Bank Indonesia
No. 158PBI2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank tanggal 7 Oktober 2013, saat ini
BNI berada di posisi terdepan dalam mengawal pelaksanaan lindung nilai BUMN tersebut.
Di bulan Mei 2014, PT Garuda Indonesia menjadi BUMN pertama yang melakukan transaksi lindung
nilai terhadap risiko nilai tukar dan suku bunga, bekerja sama dengan BNI. Dengan adanya transaksi
lindung nilai tersebut maka BNI merupakan bank BUMN pertama yang membantu BUMN lainnya
untuk melakukan lindung nilai pasca dikeluarkannya Peraturan Menteri BUMN tentang Kebijakan Umum
Transaksi Lindung Nilai BUMN.
Rencana Kerja 2015
BNI akan terus aktif mendorong perusahaan BUMN untuk melakukan transaksi lindung nilai hedging
sebagai implementasi dari Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09MBU2013 tentang Kebijakan Umum
Transaksi Lindung Nilai, BNI Hedging Solutions. BNI juga memberikan pelatihanworkshop transaksi
hedging
khususnya kepada perusahaan BUMN dalam membantu menyiapkan tata kerja hedging
serta strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan terhadap transaksi
hedging , dalam hal ini perusahaan dapat sekaligus
mengantisipasi Peraturan Bank Indonesia No. 1620 PBI2014 tanggal 28 Oktober 2014 tentang Penerapan
Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank.
Dengan semakin meningkatnya pemahaman nasabah akan risiko pasar serta perlunya melakukan lindung
nilai terhadap aktifitas bisnis mereka, maka Treasury Regional
Area akan mengoptimalkan potensi transaksi lindung nilai dari nasabah yang ada di daerah-daerah
dan terus memberikan edukasi serta menawarkan solusi lindung nilai yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan nasabah.
Mendukung hal tersebut, ke depan BNI juga akan mengembangkan fitur-fitur dari aplikasi BNI Smart
Forex untuk mengantisipasi perkembangan bisnis dan makin beragamnya kebutuhan nasabah akan layanan
tresuri. Selain optimalisasi dan pengembangan fitur BNI Smart Forex, BNI pun akan terus melakukan
pengembangan produk agar bisa tetap memenuhi kebutuhan nasabah.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Dengan komitmen mendukung kinerja Business Banking
dan Consumer Banking dalam mencapai target bisnis yang berkelanjutan, Jaringan
Layanan menambah jumlah dan melakukan inovasi jaringan kantor outlet dan jaringan elektronik
ATM di seluruh Indonesia yang terintegrasi, dan didukung Unit Contact Center dan Unit Kualitas
Layanan.
Kinerja 2014
Jaringan KantorOutlet
Kemudahan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan semakin ditingkatkan setelah pada
tahun 2014 BNI menambah 75 outlet baru yang terdiri dari 53 Kantor Kas, 20 Payment Point dan
BNI terus berupaya menjangkau dan
lebih dekat kepada nasabah melalui
penambahan maupun inovasi
kantor layanan outlet dan ATM
BNI.
Jaringan Layanan
121 BNI
Laporan Tahunan 2014
2 BNI Layanan Gerak BLG. Total outlet BNI sampai dengan akhir tahun 2014 menjadi 1.760 outlet, yang
terdiri dari kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, payment point dan
BNI Layanan Gerak, yang tersebar di 34 Provinsi dan 420 KotaKabupaten di seluruh Indonesia. Termasuk
di dalamnya adalah 82 outlet yang melayani nasabah pada hari Sabtu dan Minggu Weekend Banking dan
26 outlet yang menyediakan layanan BNI Emerald.
Sampai dengan akhir tahun 2014, sebanyak 58 dari total outlet BNI berada di Pulau Jawa dan
selebihnya tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar outlet BNI tersebut berada di area komersial
khususnya pusat-pusat bisnis dan perbelanjaan untuk memudahkan nasabah dan calon nasabah dalam
melakukan transaksi perbankan.
9,5
51,8 28,1
5,2 4,5
0,9
Komposisi Outlet
15 Kantor Wilayah 168 Kantor Cabang
912 CapemKantor Layanan 92 Payment Point
495 Kantor Kas 78 Layanan Gerak
2013 1.687
2012 1.585
2014
1.760
Jumlah dan Pertumbuhan Outlet
5,4
Jumlah Outlet
Pertumbuhan Outlet
CAGR:
Kantor Wilayah Cabang
CapemKantor Layanan Kantor Kas
Payment point Layanan Gerak
Total Outlet 15
168 912
495 92
78 1.760
Adi Setianto
Direktur Jaringan Layanan “Perluasan jaringan Outlet dan ATM
berdampak langsung dalam peningkatan kualitas layanan serta mendukung
pertumbuhan bisnis”
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Jaringan Layanan
Selain dengan menambah jumlah outlet, pada tahun 2014, BNI mengembangkan inovasi pembangunan
outlet berkonsep kontainer kontainer outlet yang
dirancang khusus untuk mengantisipasi keterbatasan lahanbangunan sehingga dapat lebih menjangkau
dan mendekat dengan nasabah. Kontainer outlet merupakan outlet yang bersifat movable. Pada
tahun 2014 telah dibuka 2 dua unit kontainer outlet setingkat Kantor Kas di Kantor Wilayah Surabaya.
Inovasi BNI lainnya adalah dengan menyediakan BNI Layanan Gerak BLG Four Wheel Drive berpenggerak
4 roda yang dapat menjangkau daerah bermedan off road
seperti perkebunan sehingga nasabah yang tidak dapat menjangkau outlet BNI akan dapat dilayani.
Jaringan ATM
Sepanjang tahun 2014, BNI menambah sebanyak 2.908 unit ATM, yang terdiri dari ATM Tarikan Tunai
dan Setoran Tunai. Pada akhir tahun 2014 total ATM BNI berjumlah 14.071 unit yang tersebar di 34
Provinsi dan 420 KotaKabupaten. Termasuk 6 unit ATM di luar negeri yaitu 4 unit ATM di Hong Kong dan
2 unit ATM di Singapura yang telah beroperasi secara komersial untuk melayani transaksi nasabah BNI di
luar negeri termasuk Tenaga Kerja Indonesia TKI.
Pada tahun 2014, BNI melakukan inovasi transaksi ATM dengan melakukan pengembangan Cash
Recycle Machine CRM yaitu ATM dengan fitur
tarikan tunai withdrawal dan setoran tunai deposit pada satu mesin yang sama. Direncanakan CRM akan
diimplementasikan secara luas pada tahun 2015.
Dengan fitur tarikan tunai dan setoran tunai pada satu mesin yang sama, nasabah akan lebih dimudahkan
dalam melakukan transaksi perbankan tanpa harus bergantung pada jam operasional kantor cabang BNI.
Dengan penambahan ATM BNI di tahun 2014, total transaksi ATM hingga Bulan Desember 2014
bertumbuh sebesar 20,8 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan fee income ATM
bertumbuh sebesar 43,6 pada periode tersebut.
Sebaran ATM
Jawa Luar Jawa
38,1 61,9
Jumlah dan Pertumbuhan ATM
2013 11.163
2012 8.227
2014
14.071
30,8
Jumlah ATM Pertumbuhan ATM
CAGR:
Kiri ke kanan: • ATM cabang Hong
Kong • ATM cabang
Singapura
123 BNI
Laporan Tahunan 2014
Dengan semakin bertambah dan tersebarnya ATM BNI di seluruh Indonesia maka semakin memudahkan
nasabah menikmati layanannya, baik nasabah BNI maupun nasabah bank lain yang tergabung di Jaringan
ATM Bersama, ATM LINK, jaringan ATM Global Master Card International serta jaringan ATM Prima.
Selama tiga tahun terakhir 2012–2014 jaringan ATM BNI tumbuh secara signifikan dengan penambahan
sebanyak 5.844 unit ATM atau sebesar 30,8 CAGR. Sebanyak 61,9 dari total ATM BNI berada
di Pulau Jawa dan selebihnya tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar ATM BNI tersebut berada
di commercial area khususnya pusat-pusat bisnis dan perbelanjaan untuk memudahkan nasabah dalam
melakukan transaksi.
BNI Contact Center
Seiring pertumbuhan bisnis BNI yang dimaknai dengan beragamnya produk dan layanan BNI untuk
memenuhi kebutuhan nasabah, menempatkan BNI Contact Center
BCC sebagai unit kerja yang penting dan strategis. Melalui layanan BNI Call 500046,
nasabah diberi kemudahan mendapatkan informasi, melakukan transaksi dan memperoleh solusi atas
setiap permasalahan baik untuk layanan perbankan maupun kartu kredit.
Sejalan dengan visi BNI menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja,
BNI Call 500046 selalu berupaya memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada nasabahnya. Persaingan ketat antar bank dan tuntutan nasabah atas peningkatan layanan membuat
BCC terus melakukan peningkatan baik kompetensi pegawai, penyempurnaan sistem dan prosedur, serta
peningkatan Service Level Agreement SLA sesuai dengan ekspektasi nasabah.
Tahun 2014, upaya BCC untuk meningkatkan layanan antara lain: menyediakan layanan secondary site
BNI Contact Center di Surabaya yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem sehingga nasabah
dapat selalu menghubungi BNI Call 500046 setiap saat. Upaya lainnya, meningkatkan keterampilan
dan kompetensi BNI Call Oficer BCO dengan memberikan service excellent training, phoning skills,
dan mengikutsertakan pegawai terbaik dalam berbagai ajang kompetisi internal maupun eksternal.
Bukti nyata atas kualitas layanan BNI Call 500046 tercermin melalui berbagai penghargaan pada ajang
kompetisi internasional yaitu Contact Center World CCW wilayah Asia Pasifik, Australia dan New
Zealand APAC, dimana berhasil meraih 4 empat medali emas, 1 satu medali perak dan 2 dua medali
perunggu. Sedangkan dalam ajang kompetisi Contact Center World
tingkat dunia di Las Vegas, BNI Call 500046 memperoleh 2 dua medali emas, 1 satu
perak dan 1 satu perunggu. Penghargaan lain yang diperoleh BNI Call 500046 adalah ranking pertama
atas phone banking-machine berdasarkan hasil survei Bank Service Excellent Monitor BSEM yang
dilakukan oleh Marketing Research Indonesia MRI 2014.
Kualitas Layanan Nasabah
BNI senantiasa berupaya keras untuk selalu mewujudkan layanan yang prima kepada nasabahnya.
Tidak hanya kesiapan premises yang lengkap, nyaman dan informatif, namun juga mempersiapkan sumber
daya manusia yang handal dan profesional sesuai kompetensinya agar mampu memberikan layanan
yang optimal dan membangun hubungan kerja sama yang baik dengan nasabah. Di samping itu, untuk
kemudahan nasabah dalam bertransaksi, layanan BNI juga dilengkapi dengan pengembangan fitur produk
Kiri ke kanan: • ATM khusus untuk
disabled • ATM khusus
pengendara sepeda motor
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
maupun proses pada multi channel sehingga menjadi lebih mudah dan terjangkau, namun tetap aman bagi
nasabah.
Semua upaya perbaikan sesuai voice of customer didapatkan dari berbagai masukan nasabah dan
survey-survey yang dilakukan secara periodik setiap
tahunnya. Kerja keras dalam upaya memperbaiki kualitas layanan ini tercermin dari image yang positif
dari masyarakat serta beberapa penghargaan yang diraih pada tahun 2014, di antaranya BNI mendapat
peringkat ke-2 dalam performa layanan pada survey Bank Service Excellence Monitor BSEM
yang diselenggarakan oleh Marketing Research Indonesia MRI dan memperoleh Excellent Service
Experience Award ESEA untuk kategori reguler banking
Excellent Performance in Delivering Positive Customer Experience
dari Center for Customer Satisfaction Loyalty CCSL.
Rencana Kerja 2015
Tahun 2015, BNI berencana menambah lebih kurang 26 kantoroutlet Kantor Kas dan Payment Point
dalam rangka memperluas cakupan layanan dan bisnis serta fokus dalam pengembangan layanan Digital
Banking E-Channel
yang memberikan kemudahan bagi nasabahcalon nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan di BNI. BNI juga merencanakan penambahan sekitar 2.000
mesin ATM di tahun 2015 dalam komitmennya untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan
nasabah dalam melakukan transaksi perbankan.
Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan yang efektif dan efisien dilakukan dengan membuka
mulitisite layanan BNI Contact Center berikutnya di
Semarang, melakukan sinergi dengan perusahaan anak seperti BNI Syariah BNI Securities, serta
melayani nasabah Business Banking.
Rencana lainnya, BNI Contact Center akan memberikan value added bagi nasabah melalui
interaksi nasabah yang berkualitas dimana nasabah saat menghubungi BNI Call 500046 akan dilayani
oleh BCO dengan sangat nyaman, cepat dan akurat, peningkatan penyelesaian keluhan sesuai ekspektasi
nasabah sehingga diharapkan nasabah memiliki rasa ketergantungan dengan layanan BNI Call 500046
sebagai point of contact untuk segala kebutuhannya.
Dalam rangka Financial Services Group, BNI mempersiapkan sumber daya manusianya agar
mampu memberikan solusi finansial bagi nasabah dan dilengkapi dengan edukasi kemudahan bertransaksi
menuju era digital banking.
Jaringan Layanan
Kiri ke kanan: • BNI Contact Center
Jakarta • BNI Contact Center
Surabaya
125 BNI
Laporan Tahunan 2014
PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO. TBK
PT BNI MULTI FINANCE
99,98
PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia
2,50
PT Bank Mizuho Indonesia
1,00
PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia
0,52
PT Sarana Bersama Pembiayaan
Indonesia
8,00
PT Pemeringkat Efek Indonesia
1,93
PT BANK BNI SYARIAH
99,90
PT BNI SECURITIES
75,00
PT BNI ASSET MANAGEMENT
99,9
PT BNI LIFE INSURANCE
60,00
BNI REMITTANCE
100
Perusahaan-perusahaan anak BNI didirikan agar dapat menyediakan layanan jasa keuangan
“satu atap”, yang meliputi produk dan jasa perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal
dan remittance. Aliansi strategis dan sinergi antar perusahaan anak maupun dengan BNI
sebagai perusahaan induk dibangun dalam rangka meningkatkan layanan, sehingga dapat
memberikan kontribusi optimal bagi seluruh stakeholder
BNI. Pada akhir tahun 2014, BNI tercatat memiliki
penyertaan saham di 10 perusahaan anak. Kepemilikan mayoritas di beberapa perusahaan
anak ditujukan agar dapat membangun aliansi strategis untuk memberikan nilai tambah bagi
nasabah BNI. Sedangkan kepemilikan minoritas 1-8 di perusahaan anak dilaksanakan dengan
tujuan mematuhi kebijakanperaturan yang berlaku seperti ketentuan dari OJK dan BI, serta dalam rangka
membangun kerja sama bisnis dengan mitra BNI.
Perusahaan Anak di mana BNI berperan sebagai pemegang saham mayoritas adalah: BNI Remittance
Ltd 100, PT Bank BNI Syariah 99,90, PT BNI Multifinance 99,98, PT BNI Securities 75,00,
dan PT BNI Life Insurance 60,00.
Kontribusi Perusahaan Anak terhadap Laba BNI
Perusahaan Anak mayoritas memberikan kontribusi sebesar Rp306,36 miliar atau 2,83 dari total Laba
BNI sebesar Rp10.829,38 miliar.
Perusahaan Anak
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Bank BNI Syariah
PT Bank BNI Syariah merupakan hasil pemisahan usaha spin-off dari Unit Usaha Syariah BNI, yang
resmi beroperasi sebagai bank umum syariah sejak tanggal 19 Juni 2010.
Kinerja 2014
Di tahun 2014, BNI Syariah terus berhasil membukukan kinerja yang positif. Laba bersih
setelah pajak tercatat tumbuh sebesar 39,0 dari Rp117,5 triliun di tahun 2013 menjadi sebesar
Rp163,3 miliar. Nilai aset meningkat mencapai sebesar Rp19,5 triliun, tumbuh sebesar 32,5
dibandingkan kinerja tahun sebelumnya, sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang mencapai
sebesar Rp15,0 triliun, atau tumbuh sebesar 33,8 di tahun 2014. Dana Pihak Ketiga juga
tumbuh signifikan sebesar 42,2, dari Rp11,4 triliun menjadi sebesar Rp16,2 triliun di tengah
tekanan likuiditas dana di tahun 2014. Kualitas pembiayaan terus membaik, sehingga rasio NPF
dapat dipertahankan di posisi 1,86. Di tahun 2014, BNI Syariah juga tetapberkomitmen
untuk memperluas jaringan layanannya agar dapat semakin mudah menjangkau nasabahnya. Hingga
akhir tahun 2014, jaringan layanan BNI Syariah meliputi sebanyak 299 outlet, yang terdiri dari 49
kantor cabang regular, 18 kantor cabang mikro, 95 kantor cabang pembantu regular, 70 kantor kantor
cabang pembantu mikro, 8 kantor fungsional, 17 kantor kas 22 layanan gerak BNI Syariah dan 20
lokasi payment point. Dalam rangka pengembangan bisnis dan
memperkuat permodalan BNI Syariah, BNI dan BNI Life telah menambah penyertaan pada BNI
Syariah masing-masing sebesar Rp500 milar yang telah disetujui melalui Keputusan Para Pemegang
Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank BNI Syariah pada
tanggal 18 September 2014
Di tahun 2014, BNI Syariah terus meraih berbagai penghargaan dari institusi-institusi terpandang,
seperti: • Annual Report Award 2013 Juara 1 kategori
Private Keuangan Non Listed • Best Syariah 2014 versi majalah Investor
kategori Bank Syariah aset lebih dari Rp10 triliun
• The 10th Islamic Finance Award 1st Rank The Most Prudent Islamic Full Fledge Bank
BUKU 2 • Infobank Award predikat “sangat bagus”
kinerja 2013.
Rencana Kerja 2015
Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan, Bank BNI Syariah telah menetapkan
strategi usaha 2015 sebagai berikut: • Fokus kepada dana murah CASA dengan
membentuk Divisi Funding untuk mengelola mass funding
dengan menjaga rasio CASA diatas 45.
• Fokus pada pembiayaan segmen ritel produktif, mikro, konsumer, dan komersil
dengan tetap mempertahankan Pembiayaan Tidak Lancar NPF di kisaran 2.
• Pengembangan jaringan mikro dan cabang reguler dengan penambahan sebanyak 22 unit
outlet .
Perusahaan Anak
127 BNI
Laporan Tahunan 2014
• Menjaga likuiditas perusahaan melalui penerbitan sukuk.
• Tetap mempertahankan predikat sebagai the Best Sharia Bank yang mengedepankan corporate
branding “Hasanah Titik”
BNI SECURITIES
BNI Securities adalah anak perusahaan BNI di bidang usaha brokerage dan underwriter melalui
61 kantor cabang di seluruh Indonesia. Di tahun 2011, BNI Securities melakukan spin-off unit bisnis
Assets Management-
nya menjadi perusahaan anak PT BNI Assets Management yang beroperasi sejak
September 2011. BNI Securities juga menjalin aliansi strategis dengan SBI Securities Co. Ltd., perusahaan
sekuritas dari Jepang.
Kinerja 2014
Di akhir tahun 2014, BNI Securities berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp20 miliar
unaudited. Aktivitas brokerage tetap menjadi penyumbang pendapatan utama, dengan kontribusi
pendapatan sebesar Rp65,32 miliar atau sekitar 46 dari total pendapatan operasional BNI Securities,
sedangkan sisanya sebesar Rp26 miliar berasal dari investment management fee dan Rp22,38 miliar dari
jasa penjamin emisi.
Total nilai transaksi online mencapai sebesar Rp16 triliun sedangkan total nilai transaksi reguler sebesar
Rp29 triliun. Jumlah nasabah aktif BNI Securities tercatat sebanyak 18.942 nasabah, meningkat dari
sebanyak15.741 nasabah di tahun sebelumnya.
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, BNI Securities kembali meraih berbagai penghargaan di tahun 2014.
Selama tiga tahun berturut-turut, BNI Securities berhasil meraih:
• Penghargaan sebagai Anggota Bursa Terbaik berdasarkan Jaringan Pemasaran dalam event
Capital Market Awards, yang diselenggarakan oleh OJK, Bursa Efek Indonesia, KSEI dan KPEI.
• Penghargaan khusus berdasarkan Pertumbuhan Investor dalam event Capital Market Awards, yang
diselenggarakan oleh OJK, Bursa Efek Indonesia, KSEI dan KPEI.
• Penghargaan platinum atas penciptaan investor baru Gerakan Cinta Pasar Modal yang
diselenggarakan oleh Gerakan Cinta GENTA Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia.
Rencana Kerja 2015
Untuk tahun 2015, BNI Securities akan melanjutkan strateginya guna meraih kinerja yang lebih baik. Agar
dapat lebih memenuhi kebutuhan nasabah, di tahun 2015 BNI Securities akan meluncurkan produk baru,
Online Trading Platform
Zaisan, bekerja sama dengan mitra strategisnya, SBI Japan.
BNI Multifinance
BNI Multifinance bergerak di bidang pembiayaan konsumen, khususnya pembiayaan kepemilikan
kendaraan, serta di bidang sewa guna usaha leasing untuk penyediaan barang-barang modal. Untuk
menjalankan kegiatan usahanya, BNI Multifinance mengoperasikan 9 kantor cabang di kota Bekasi,
Depok, Bogor, Medan, Lampung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta dan Surabaya.
Kinerja 2014
Seperti di tahun sebelumnya, untuk mengembangkan kegiatan usahanya, sepanjang tahun 2014 BNI
Multifinance tetap memfokuskan pada pembiayaan kepemilikan kendaraan roda empat melalui Car
Ownership Program
COP bagi segmen pejabat pemerintah, karyawan korporasi serta karyawan BNI.
Kiri ke kanan: • PT Bank BNI Syariah
• PT BNI Multi Finance • PT BNI Remittance
• PT BNI Securities • PT BNI Life Insurance
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Bisnis
Di tahun 2014,BNI Multifinance mulai memasarkan solusi Pembiayaan Multi Produk kepada karyawan BNI
dan karyawan korporasi untuk pembiayaan produk- produk konsumer dan kendaraan bermotor.
BNI Multifinance menutup tahun 2014 dengan membukukan pembiayaan sebesar Rp76 miliar dari
sebesar Rp74 miliar di tahun 2013.
Rencana Kerja 2015
Guna mengurangi risiko, di tahun 2015,BNI Multifinance akan tetap fokus pada Car Ownership
Program COP nya dengan target para perusahaan
korporasi, karyawan BNI dan anak-anak perusahaannya. Selain itu, kantor cabang di kota
Semarang juga akan menawarkan program joint inancing. Menyusul peluncuran solusi Pembiayaan
Multi Produk di tahun 2014, tahun depan kegiatan pemasaran produk ini akan lebih diintensifkan di
lingkungan Grup Usaha BNI agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi BNI Multifinance.
BNI Life Insurance
PT BNI Life Insurance BNI Life adalah anak perusahaan BNI di bidang asuransi, yang menawarkan
berbagai produk asuransi seperti Asuransi Jiwa, Kesehatan, Pendidikan, Investasi, Pensiun dan
Syariah.
Kinerja 2014
Di tahun 2014, BNI Life Insurance memfokuskan pada produk Bancassurance sebagai tulang punggung
pengembangan usahanya, antara lain dengan menetapkan posisi direktur baru yang khusus
bertanggung jawab pada bisnis bancassurance. Agar dapat menawarkan lebih banyak pilihan bagi para
pelanggan, sepanjang tahun 2014 BNI Life Insurance telah mengembangkan 8 produk baru, yakni Pro
Senior Plus, BLife Pro Sejahtera, Maksima Sehat dan BLife Tapenas Bancassurance, Spectra Link Worksite
Agency
dan Optima Group Saving, Optima Group Life, Optima Group Protection Employee Beneits,
yang seluruhnya telah memperoleh persetujuan dari OJK.
Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan memenangkan peluang bisnis kedepan BNI Life telah
melakukan kerja sama strategis dengan Sumitomo Life Insurance, dimana Sumitomo Life Insurance
melakukan penyertaan modal sebesar Rp4,2 triliun dengan kepemilikan saham sebesar 40 pada BNI
Life dan telah direalisasikan pada September 2014 dan kepemilikan BNI selaku pemegang Saham
Mayoritas terdilusi menjadi 60.
Sebagai bukti keseriusan Sumitomo Life Insurance dalam pengembangan bisnis BNI Life, Sumitomo
telah menempatkan perwakilan di manajemen BNI Life, dengan 2 dua perwakilan di Komisaris, 2 dua
perwakilan di Direksi dan juga menempatkan 7 tujuh tenaga ahli profesional.
Upaya meningkatkan sinergi dengan BNI sebagai perusahaan induk juga telah dilaksanakan melalui
pembentukan kelompok kerja untuk meningkatkan kerja sama di bidang strategi produk dan penjualan.
Tahun 2014 ditutup dengan membukukan kinerja yang positif. Laba bersih setelah pajak tercatat tumbuh
sebesar 99,73 dari Rp64 miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp127 miliar. Employee Beneits
membukukan premi sebesar Rp440 miliar atau meningkat sebesar 16,71 dibandingkan pencapaian
di tahun sebelumnya, sehingga meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan BNI Life
Insurance dari 24,64 menjadi sebesar 30,41. Pendapatan Ujrah Syariah juga meningkat dari Rp41
miliar menjadi sebesar Rp42 miliar. Namun demikian, pendapatan premi dari Bancassurance dan Agency
mengalami penurunan masing-masing sebesar 14,37 dan 3,48 menjadi Rp840 miliar dan Rp166
miliar.
Perusahaan Anak
129 BNI
Laporan Tahunan 2014
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015, BNI Life Insurance mentargetkan pertumbuhan premi dan laba bersihnya,
memanfaatkan ke empat saluran distribusinya, yakni Agency, Bancassurrance, Employee Beneits
dan Syariah, dengan menempatkan saluran Bancassurance sebagai saluran distribusi utama.
Produk-produk baru akan terus diluncurkan untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan,
antara lain ORI bundled product, Hybrid Endowment dan Back end Loading Single Premium unit link
Bancassurance
; Medical Plan for Pensioners OGSMP Employee Benits; Hybrid Endowment dan
Back end Loading Single Premium unit link Agency dan Education Plan Endowment Combination
dan Term + PA + HCP Individual Product Syariah. Serangkaian program promosi juga akan
diselenggarakan di tahun 2015 guna meningkatkan brand awareness
. Akhirnya upaya-upaya berkelanjutan akan dilaksanakan guna meningkatkan layanan kepada
pelanggan serta mencapai proses kerja yang lebih efisien.
BNI Remittance Ltd
BNI Remittance Ltd. BRL adalah anak perusahaan BNI yang didirikan oleh BNI Hong Kong pada tahun
1996 dengan nama “High Motivation Company”, sebelum berubah nama menjadi BNI Remittance
Limited pada tahun 2009 hingga sekarang.
Kinerja 2014
BRL menguasai sekitar 10 pangsa pasar jasa pengiriman uang dan kegiatan perbankan lainnya
yang dilakukan oleh para pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Jumlah tersebut adalah terbesar ketiga di
antara pelaku pasar jasa kiriman uang dari Hong Kong ke Indonesia dan merupakan terbesar dibandingkan
dengan bank-bank Indonesia lainnya yang menawarkan jasa pengiriman uang di Hong Kong.
Di tahun 2014, BRL telah melakukan melakukan perluasan usaha ke wilayah Kowloon, yang
diproyeksikan akan dapat berkembang seiring meningkatnya jumlah pekerja migran Indonesia
di wilayah Hong Kong. Di tahun yang sama BNI juga menempatkan dua ATM di BRL. Perluasan
usaha tersebut juga membuka peluang bagi BRL untuk memberikan kemudahan bertransaksi serta
kesempatan menjalin hubungan lebih erat dengan nasabah.
Rencana Kerja 2015
Di tahun 2015, BRL akan mencari potensi pengembangan layanan pengiriman uangnya melalui
penambahan jaringan, serta mengembangkan potensi bisnis transaksi perbankan lainnya.
Untuk meningkatkan sinergi antar sesama entitas anak perusahaan BNI, BRL akan terus meningkatkan
kerja sama yang saat ini telah terjalin dengan BNI Syariah untuk mengembangkan basis nasabahnya
di Hong Kong serta menawarkan jasa transaksi keuangan lainnya kepada para pekerja migran
Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga, sekaligus
membantu para pekerja migran Indonesia agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Fungsional
BNI senantiasa meningkatkan kemampuan sistem teknologi
informasi TI untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan. Selama tahun 2014, selain melakukan berbagai
inisiatif strategis di bidang infrastruktur dan aplikasi,
BNI juga memperkuat sistem keamanan teknologi informasi
IT security.
Strategi Teknologi Informasi BNI dan Pencapaian Utama Teknologi
Informasi TI Tahun 2014
Berbagai strategi dalam bidang TI yang dikembangkan oleh BNI tidak hanya untuk
menjawab kebutuhan bisnis saat ini namun juga untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan
bisnis di masa depan. Strategi pengembangan teknologi informasi secara
umum ditujukan untuk: 1. Meningkatkan kemampuan kehandalan
sistem TI yang dimiliki BNI; 2. Meningkatkan percepatan pengembangan
aplikasi TI IT development turnaround;
Teknologi Informasi
131 BNI
Laporan Tahunan 2014
3. Meningkatkan Sistem pendukung untuk pengambilan keputusan Decision Support dan
Manajemen Informasi; 4. Memastikan kepatuhan BNI terhadap tata kelola TI
Perbankan. Peningkatan kemampuan TI BNI pada tahun 2014 di
bidang infrastruktur, aplikasi dan sistem keamanan, antara lain sebagai berikut:
1. Infrastruktur
a. Meningkatkan kapasitas jaringan utama backbone network
di Data Center untuk mempercepat lalu lintas data transaksi dan
informasi; b. Menggunakan mesin switching yang memiliki
kemampuan pemrosesan processing capability
yang lebih cepat serta fault- tolerance
untuk mendukung ketersediaan dan kemampuan sistem e-channel BNI;
c. Memastikan kehandalan Rencana Penanggulangan Kondisi Darurat Disaster
Recovery Plan , melalui uji coba operasional
menggunakan sistem di DRC Disaster Recovery Center
; d. Mempersiapkan Dual Data Center dengan
tingkat kehandalan minimal Tier 3 mengacu pada kriteria lembaga independen “The
Uptime Institute” .
2. Aplikasi a. Mengimplementasikan SOA Service Oriented
Architecture dalam rangka mempercepat
pengembangan aplikasi development turnaround
dengan konfigurasi HA High Availability
untuk menjaga kehandalan reliability
sistem; b. Mengimplementasikan sistem GLOBS
Global Banking System untuk mendukung
layanan transaksi kiriman uang Internasional remittance
, pembiayaan perdagangan luar negeri trade inance dan transaksi Tresuri;
c. Membangun gudang data perusahaan yang terintegrasi Enterprise Data Warehouse untuk
mendukung Sistem Informasi Manajemen, dan meningkatkan kemampuan pengolahan data
data analytic untuk mendukung pengambilan
keputusan Decision Support System. 3. Sistem Keamanan Teknologi Informasi
a. Meningkatkan pengamanan jaringan network protection,
melalui implementasi IPS IDS Intrusion Prevention SystemIntrusion
Detection System dan upgrade irewall;
b. Meningkatkan pengamanan terminal pengguna end point protection
melalui implementasi End Point Detection and Response Solution
tool ;
c. Meningkatkan pengamanan aplikasi application protection
melalui pelaksanaan penetration testing
dan vulnerability assessment
;
Honggo Widjojo Kangmasto
Direktur Operasional TI Berbagai strategi dalam bidang TI yang
dikembangkan oleh BNI tidak hanya untuk menjawab kebutuhan bisnis saat ini namun
juga untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan bisnis di masa depan.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Fungsional
d. Meningkatkan pengamanan data nasabah melalui implementasi Database Security and
Activity Monitoring tool serta meningkatkan
sistem enkripsi data; e. Melakukan pemisahan organisasi Information
Security , dengan membentuk unit Information
Security Ofice yang bertanggung jawab kepada Direktur Risiko Perusahaan.
Untuk mewujudkan inisiatif-inisiatif strategis tersebut di atas, BNI mengalokasikan anggaran investasi TI
BNI tahun 2014 sebesar Rp1,5 triliun. Sesuai tuntutan kebutuhan untuk mendukung bisnis, alokasi anggaran
investasi tersebut mengalami peningkatan dari alokasi anggaran pada periode tahun sebelumnya yaitu pada
tahun 2013 sebesar Rp1,2 triliun dan tahun 2012 sebesar Rp1,2 triliun.
Menerapkan Proses Bisnis dan Organisasi TI berdasarkan ‘IT Life
Cycle’
Untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis di masa mendatang, melalui program transformasi organisasi
TI BNI menerapkan konsep change the bank dan run the bank
dengan mekanisme System Development Life Cycle
SDLC, yang mempunyai keunggulan: 1. Dukungan TI terhadap bisnis menjadi lebih
selaras dengan dilengkapi kemampuan membuat purwarupa prototype untuk memastikan
kesesuaian terhadap permintaan bisnis; 2. Arsitektur dan Tata kelola TI yang lebih
komprehensif; 3. Kemampuan dukungan operasional yang lebih
responsif.
Pembentukan Data Governance Unit
Untuk memastikan Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Decision
Support System yang akurat sehingga bermanfaat
untuk mendukung bisnis maka diperlukan data yang senantiasa terjaga kualitasnya.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut telah dibentuk Data Governance Unit, yang berperan
mengatur tata kelola data secara terintegrasi dengan fungsi utama:
1. Menetapkan kepemilikan data Data Ownership; 2. Menetapkan kebijakan dan standar data Data
Policies Standards sebagai acuan bagi seluruh
pihak yang berkepentingan Data Stakeholder; 3. Melakukan pengukuran kualitas data dan
pemutakhiran data Data Cleansing; 4. Membangun kesadaran yang berkelanjutan atas
kepemilikan terhadap data dan pentingnya kualitas data Data Quality Awareness.
Pengembangan SDM Bidang TI
Pengembangan dan inovasi teknologi informasi sangat bergantung pada kehandalan sumber daya manusia
yang dimilikinya. Oleh sebab itu, pengembangan SDM bidang TI juga menjadi salah satu prioritas dalam
pengembangan TI di BNI antara lain melalui: a. Penerapan sertifikasi profesional TI di berbagai
bidang antara lain: Manajemen Proyek, Tata Kelola TI, Pemrograman Aplikasi, Basis Data, Sistem
Keamanan TI, Jaringan dan Data Center. b. Dual Career Path Management CPM yang
memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memilih berkarir di jalur manajerial atau jalur
spesialis.
Teknologi Informasi
Kiri ke kanan: • Fasilitas Server BNI
• BNI Command Center
133 BNI
Laporan Tahunan 2014
Untuk mengantisipasi tuntutan bisnis, maka pengembangan SDM TI juga dilakukan melalui
penambahan jumlah pegawai TI selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2012 sebanyak 251 pegawai,
tahun 2013 sebanyak 273 pegawai dan pada tahun 2014 menjadi sebanyak 276 pegawai.
Sertifikasi Tata Kelola TI
Untuk menjaga pelaksanaan Tata Kelola TI yang baik, BNI menerapkan sistem manajemen mutu berupa:
1. Sertifikasi ISO 9001:2008 Security Management; 2. Sertifikasi ISO 9001:2008 Operation Services.
Sertifikasi ISO 9001:2008 adalah standar internasional yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan
sasaran mutu suatu perusahaan.
Penyusunan Rencana Strategis Teknologi Informasi RSTI 2015-2017
Dalam rangka melaksanakan kepatuhan penerapan tata kelola TI yang mengacu Peraturan Bank Indonesia
No. 9152007 perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi, dan untuk
membangun landasan menuju era digital banking, BNI telah menyusun Rencana Strategis Teknologi
Informasi RSTI untuk mendukung kebutuhan bisnis selama 3 tahun ke depan 2015 – 2017, yang terdiri
dari: a. Penetapan skala prioritas proyek kebutuhan bisnis;
b. Penetapan platform arsitektur TI yang meliputi
arsitektur aplikasi, arsitektur data, arsitektur infrastruktur dan arsitektur sistem keamanan TI;
c. Penetapan road map
dan jadwal rencana implementasi proyek;
d. Penetapan rencana investasi otomasi.
BNI Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Fungsional
Reformasi pada aspek Sumber
Daya Manusia telah menghasilkan
perubahan pola pikir insan BNI menjadi
lebih profesional, produktif, dan
fokus pada tujuan- tujuan BNI dalam
memberikan yang terbaik bagi
nasabah.
Tahun 2014 adalah tonggak penting tuntasnya seluruh proyek BNI Reformasi 1.0 yang
merupakan program perbaikan secara komprehensif dan terintegrasi terhadap tiga aspek
utama dalam pengelolaan bisnis yaitu people, process
dan technology. Dalam perjalanan tranformasi 2009–2014 telah
dilakukan perubahan mendasar terhadap sistem dan proses Bank, dimana sekaligus pada saat
yang sama telah membentuk pola pikir insan BNI untuk melakukan perbaikan tanpa henti. Insan BNI
kini lebih berorientasi pada solusi dan pelayanan, lebih peka dan fokus terhadap kebutuhan nasabah,
Sumber Daya Manusia
135 BNI
Laporan Tahunan 2014
lebih memiliki pemahaman atas pengelolaan risiko, serta memiliki kesadaran terhadap pentingnya budaya
inovasi.
Pencapaian Produktivitas Pegawai yang Tinggi
Strategi perencanaan dan pemenuhan sumber daya manusia yang terarah merupakan salah satu
titik perhatian utama guna mendukung pencapaian sasaran bisnis BNI. Keberhasilan dalam melakukan
perencanaan sumber daya manusia dapat direpresentasikan melalui kemampuan pegawai
dalam menghasilkan laba. Perencanaan sumber daya manusia BNI workforce planning dilakukan dengan
pengelolaan kapasitas dan peningkatan kapabilitas.
Dari sisi perancangan kapasitas pegawai, target jumlah pegawai selalu dikorelasikan dengan
pencapaian kinerja bisnis, melalui berbagai strategi yaitu:
1. Jumlah Pegawai yang Terencana