Adi Setianto Suwoko Singoastro Sutanto Honggo Widjojo Kangmasto Yap Tjay Soen Gatot M. Suwondo Felia Salim Krishna R. Suparto Ahdi Jumhari Luddin Darmadi Sutanto

39 BNI Laporan Tahunan 2014

1. Adi Setianto

Direktur Jaringan Layanan

2. Suwoko Singoastro

Direktur Tresuri FI

3. Sutanto

Direktur Risiko Perusahaan

4. Honggo Widjojo Kangmasto

Direktur Operasional TI

5. Yap Tjay Soen

Direktur Keuangan

6. Gatot M. Suwondo

Direktur Utama

7. Felia Salim

Wakil Direktur Utama

8. Krishna R. Suparto

Direktur Bisnis Banking

9. Ahdi Jumhari Luddin

Direktur Hukum Kepatuhan

10. Darmadi Sutanto

Direktur Konsumer Ritel Dari kiri ke kanan Ikhtisar Utama BNI Laporan Tahunan 2014 Strategi 2014 Arah Kebijakan Bank Untuk mewujudkan visi dan misinya, Bank telah menetapkan arah bisnisnya untuk mewujudkan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Bank telah menetapkan kebijakan strategis yang dilaksanakan dalam tahapan inisiatif strategis, dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal Bank. Strategi Bank pada 2014 ditujukan untuk meningkatkan kemampuan internal bagi Bank dalam menghadapi dinamika politik dan ekonomi yang diperkirakan akan mempengaruhi berbagai regulasi terkait aktivitas Bank, sekaligus menyiapkan Bank untuk berkompetisi dalam jangka panjang di kawasan Asia Tenggara dalam rangka mengantisipasi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA atau ASEAN Economic Community AEC pada akhir 2015, dan implementasi MEA untuk industri keuangan pada 2020. Langkah-langkah Strategis 2014 Langkah-langkah strategis yang telah ditempuh dalam rangka mengimplementasikan Arah Kebijakan Bank adalah sebagai berikut: • Ekspansi bisnis pada sektor industri unggulan dan potensi industri unggulan pada masing-masing wilayah, serta turut serta dalam mendukung MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. • Mengoptimalkan value chain nasabah existing untuk memperdalam dan memperluas jangkauan pembiayaan dan layanan perbankan. • Mengoptimalkan jalur distribusi bank dan anak perusahaan baik berupa isik maupun e-channel untuk meningkatkan proitabilitas. Kebijakan Strategis 2014 Langkah-langkah strategis tersebut telah dituangkan dalam Kebijakan Strategis Manajemen 2014 yang terdiri dari 5 lima butir Kebijakan Strategis, sebagai berikut: Sinergi Business Banking, Consumer Retail dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan keuntungan melalui pendekatan Value Chain Meningkatkan eisiensi operasional dan efektivitas biaya Mengoptimalkan customer engagement dan channel untuk meningkatkan penjualan dan transaksi Meningkatkan kapabilitas karyawan dan teknologi informasi untuk memperkuat daya saing Pertumbuhan aset dan liabilities yang sehat Pertumbuhan Keuangan yang Berkelanjutan 41 BNI Laporan Tahunan 2014 Pertumbuhan pinjaman Bank telah diusahakan seoptimal mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor kondisi politik yang dinamis, ekonomi makro yang mengalami perlambatan, dinamika regulasi, tekanan inlasi, meningkatnya biaya dana, dan nilai tukar mata uang asing yang terus meningkat. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal tersebut, kinerja aset dan liabilitas Bank 2014 adalah sbb: − Pertumbuhan pinjaman mencapai 10,8 dari target antara 14 sampai dengan 17 di mana pertumbuhan kredit segmen Business Banking mencapai 8,7 dari target antara 15 sampai dengan 18 sedangkan pertumbuhan sektor Consumer Retail mencapai 9,1 dari target antara 14 sampai dengan 16. − Pertumbuhan kredit syariah mencapai 33,3 melampaui target 30,0. − Efektivitas fungsi intermediari bank telah ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio LDR yang mencapai 87,8 sedikit lebih tinggi dari target antara 85 sampai dengan 87. − Kualitas kredit berhasil ditingkatkan yang tercermin dari Non Performing Loan NPL sebesar 1,96 yang berada di kisaran target antara 1,8 sampai dengan 2,2. − Kemampuan bank menyerap risiko berhasil ditingkatkan dari periode sebelumnya dari 128,5 per 2013 menjadi 130,1 di tahun 2014. Pencapaian tersebut sedikit di atas target antara 127 - 130. • Mengoptimalkan customer engagement dan channel untuk meningkatkan penjualan dan transaksi Upaya meningkatkan penjualan dan transaksi melalui customer engagement yang di dalamnya termasuk aktivitas cross selling, referral, dan value chain ditujukan untuk meningkatkan aktivitas transaksi yang menghasilkan fee based income dan dana murah. Peningkatan transaksi didorong baik dari nasabah Business Banking maupun Consumer Retail melalui seluruh channel Bank terutama e-channel yang diperkaya dengan itur dan kerjasama sarana transaksi keuangan dengan pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Strategi optimalisasi customer engagement dan channel telah berhasil meningkatkan recurring fee sebesar 22,7 dari target 19 - 21. Dari sisi dana, terjadi peningkatan dana pihak ketiga • Sinergi Business Banking, Consumer Retail dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan keuntungan melalui pendekatan Value Chain BNI secara proaktif telah menciptakan sinergi melalui pendekatan value chain antara nasabah Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak. Optimalisasi keuntungan dicapai melalui peningkatan share of wallet dari nasabah melalui up selling, cross selling, dan bundling product, serta peningkatan fee based income antara lain melalui penjualan bancassurance, produk investasi, trade inance, dan produk tresuri. Outcome dari sinergi Business Banking, Consumer Retail dan Perusahaan Anak tercermin dari realisasi proitabilitas 2014 sesuai target yang telah ditetapkan, yaitu: − Return on Asset ROA mencapai 3,5 dari target 3,4-3,6. − Return on Equity ROE mencapai 23,6 melampaui target 21-23. − Return on Equity ROE perusahaan anak syariah yang mencapai 10,4 dari target 10. Selain itu, rasio Net Interest Margin NIM Bank juga mengalami peningkatan, dari 6,1 di periode 2013 menjadi 6,2 di periode 2014. • Pertumbuhan aset dan liabilities yang sehat Pertumbuhan aset yang sehat diupayakan dengan fokus ekspansi untuk segmen Business Banking pada pemain utama di sektor-sektor unggulan BNI dengan tetap berkomitmen dalam mendukung pembiayaan MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, ketahanan pangan, dan energi. Fokus ekspansi untuk segmen Consumer Retail dengan memperkuat penjualan produk dan layanan yang mempunyai fee based income dan marjin keuntungan tinggi. Dari sisi kualitas aset, Bank secara konsisten selalu mengintensifkan upaya-upaya peningkatan kualitas kredit yang dilakukan dengan mengawasi kredit Pra-NPL Non Performing Loan secara ketat, dan mengutamakan remedial untuk perbaikan kolektibilitas. Pemantauan risiko terhadap debitur diintensifkan sebagai early warning untuk mengantisipasi rencanaaction plan mitigasi risiko terhadap gejala-gejala yang berdampak negatif pada bisnis nasabah, baik pengaruh dari prospek usahanya maupun pengaruh dari kondisi ekonomi yang tidak diharapkan. Ikhtisar Utama BNI Laporan Tahunan 2014 DPK sebesar 7,5 dari target antara 12 sampai dengan 13, di mana dana dari Giro dan TabunganCurrent Account Saving Account CASA tumbuh 7,1 dari kisaran target antara 13 sampai dengan 15. Namun demikian, komposisi CASA tahun 2014 masih mendominasi dengan proporsi sebesar 64,5 dari total dana pihak ketiga DPK di 2014. • Meningkatkan eisiensi operasional dan efektivitas biaya Dalam rangka menghadapi kompetisi perbankan, suatu bank diharapkan untuk dapat melayani nasabah secara efektif dengan cara operasional perbankan yang eisien sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Dalam rangka mencapai hal tersebut, Bank mengambil inisiatif untuk melakukan optimalisasi terhadap sumber daya manusia, logistik, dan infrastruktur yang dimiliki. Bank melakukan penajaman beban promosi dengan melakukan targeted campaign sesuai segmen bisnis, melakukan perbaikan proses bisnis, dan menurunkan cost to serve melalui migrasi transaksi nasabah ke e-channel. Hasil dari upaya-upaya Bank untuk eisiensi dan efektivitas operasional adalah menurunnya Cost to Income Ratio CIR dari 46,7 di 2013 menjadi 43,8 di 2014 lebih eisien dari target 44- 46. • Meningkatkan kapabilitas karyawan dan teknologi informasi untuk memperkuat daya saing Daya saing suatu bank antara lain ditentukan oleh adanya kapabilitas karyawan dan teknologi informasi yang mendukung. Untuk memperkuat daya saing tersebut, Bank terus melakukan peningkatan layanan dengan perbaikan sarana dan prasarana pendukungnya yang berupa sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi agar mampu bersaing dalam melayani dan memenuhi kebutuhan nasabah. Indikator kepuasan pelanggan tercermin dalam survei oleh pihak independen yaitu Marketing Research Indonesia yang menunjukkan bahwa Bank berhasil mencapai Top 2 di tahun 2014 tanpa mengorbankan sisi produktivitas karyawan dengan pencapaian earning per employee EPE yang tumbuh 17,1 dari tahun 2013 dari target 8 - 12. Strategi 2015 Sesuai dengan tahapan dalam rencana jangka panjang yang telah ditetapkan, Bank berkomitmen untuk melanjutkan tahapan sebelumnya dalam menciptakan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kemampuan Bank dalam menghadapi persaingan antar bank di kawasan Asia Tenggara. Untuk menciptakan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing tersbut, maka selama 2015 Bank bermaksud untuk meningkatkan sinergi bisnis antara segmen Business Banking, Consumer Retail, dan Anak Perusahaan dalam bentuk BNI Financial Service Group yang mampu menangkap kebutuhan nasabah dan menciptakan solusi keuangan yang terintegrasi bagi nasabah serta mengoptimalkan e-channel untuk memperkuat integrasi transaksi seluruh channel Bank menuju digital banking dalam menciptakan solusi yang terintegrasi tersebut, selain meningkatkan tingkat kinerja yang telah dihasilkan pada periode sebelumnya. Adapun Kebijakan Strategis Manajemen 2015 yang terdiri dari 5 lima butir yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan adalah sebagai berikut: 43 BNI Laporan Tahunan 2014 Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan value chain untuk mengoptimalkan keuntungan Optimalisasi sumber daya yang ada dan simpliikasi proses guna meningkatkan eisiensi dan efektivitas Mengoptimalkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan, dan mengembangkan aliansi bisnis Meningkatkan customer experience melalui perbaikan proses dan business model menuju digital banking Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal Pertumbuhan Keuangan yang Berkelanjutan • Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan value chain untuk mengoptimalkan keuntungan. • Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal. • Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan, dan mengembangkan aliansi bisnis. • Optimalisasi sumber daya yang ada dan simpliikasi proses guna meningkatkan eisiensi dan efektivitas • Meningkatkan customer experience melalui perbaikan proses dan business model menuju digital banking. Sasaran 2015 Bank bermaksud untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan bangkit kembali setelah mengalami dinamika di bidang politik dan ekonomi, sehingga dapat meraih kinerja yang lebih baik yang ditandai dengan sinergi antara Bank dan perusahaan anak yang meningkat, proitabilitas yang dipertahankan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan, pertumbuhan aset Bank baik kredit dan dana pihak ketiga DPK sesuai pertumbuhan industri, tingkat layanan nasabah yang tetap memuaskan nasabah, eisiensi operasional yang meningkat, dan volume aktivitas perbankan yang meningkat. Di samping hal tersebut, Bank bermaksud untuk optimal dalam menjalankan fungsi intermediari perbankan dan mendukung program-program pembangunan negara terutama energi, industri, dan infrastruktur serta meningkatkan penetrasi layanan perbankan dan edukasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat sehingga mewujudkan pemerataan pendapatan masyarakat. Target Bisnis 2015 Dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal seperti kondisi perekonomian Indonesia dan persaingan perbankan, maka beberapa target bisnis untuk tahun 2015 ditetapkan sebagai berikut: 1. ROA 3,5-3,6, ROE 23,0-24,0, sedangkan ROE anak perusahaan 5,0-6,0. 2. Coverage Ratio 130,0-135,0, pertumbuhan kredit 14,0-16,0, pertumbuhan DPK ditargetkan 13-16, LDR 86,0-88,0, rasio NPL terjaga di level 1,9- 2,1. 3. Pertumbuhan Fee Based Income 19,0-21,0, . 4. Rasio CIR 43,0-45,0 dan BOPO 64,0-66,0, Earning per Employee Rp470 juta. 5. Service level minimal peringkat kedua. Ikhtisar Utama BNI Laporan Tahunan 2014 BNI Reformasi 1.0 - Memimpin Pasar Dengan Kapabilitas Baru Seiring dengan meningkatnya globalisasi yang menjadikan dunia seolah tanpa batas, sasaran jangka panjang kami adalah menempatkan BNI sebagai bank nasional yang mampu menjembatani Indonesia ke dunia dan dunia ke Indonesia. Untuk menjadi pemimpin pasar, BNI memperbaiki kualitas kerja di seluruh lini organisasi dalam rangka mengukuhkan posisi perusahaan sebagai penyedia solusi keuangan total total inancial solution kepada para nasabah. Sejalan dengan upaya tersebut, BNI telah mengevaluasi dan mengembangkan kapabilitasnya melalui sebuah program multi years yang dijalankan melalui pendekatan proyek. Program tersebut dikenal dengan nama BNI Reformasi 1.0. Penghujung 2014 menjadi penanda berakhirnya lima tahun perjalanan program BNI Reformasi 1.0 sekaligus sebagai turning point BNI untuk memimpin pasar dengan kapabilitas baru. BNI telah menyelesaikan lebih dari 150 proyek yang berisi inisiatif-inisiatif pengembangan serta perbaikan business strategy dan operating model. Penyelarasan strategi organisasi organization design, customer centric business model, dan sejumlah kapabilitas baru telah diimplementasikan selama kurun waktu 4,5 tahun, lebih cepat dari rencana awal yaitu 5 tahun. Implementasi kapabilitas baru tersebut mendiferensiasikan BNI sebagai bank pilihan utama dengan kualitas terbaik yang mampu memenuhi jasa layanan perbankan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pasar. Hal tersebut menjadikan BNI semakin dekat pada tujuannya untuk menjadi sebuah bank lokal dengan kemampuan global. Hasil dari program BNI Reformasi terbukti dengan adanya peningkatan kinerja BNI yang mampu mengimbangi kinerja bank-bank setara peers group lainnya. Pencapaian kinerja tersebut merupakan wujud dari empat obyektif atau empat pilar tujuan BNI Reformasi 1.0, yakni peningkatan pendapatan, perbaikan kualitas aset, peningkatan eisiensi, serta pencapaian skala ekonomis. Peta Bisnis Wilayah Transactional Banking Market Intelligence BB-RM Model TAP Trade Finance Remittance Propensity Model Branch Model BBC-BFC Global FI Segmentation Global Treasury CR-Model Sinergy BB, CR, Subsidiaries Value Proposition Sales Model Farmer, Hunter SAPM Enhancement Credit Model Credit Service Early Warning System SABAK Forum System Integrator Pelatihan RM CA Remedial Recovery ACPS Collection Management Common Collection Risk Culture Credit Committee Evaluation Risk Based Performance Mgt Planing Budgeting Video Conference ARCI Model Multi Channel Bank Branch Model BBC-BFC Capital Allocation Trade Finance Remittance FTP-CPR Performance Management Middle Ofice Organization Design SI-EDWH IDM IT Capability Workforce Planning Talent Management LDP Program Individual Dev. Program Dual CPM Suc. Planning KPI GAM Supply Chain Financing Learning Catalogue Regulatory Capital Allocation HC Mgt Global Policy Risk Apettite Online Assesment Assesment Center REVENUE UPLIFT NPL REDUCTION COST OPTIMIZATION ECONOMIES OF SCALE NII EAT EPE FBI NPL CIR Indikator Kinerja 2013 Rp19,1 triliun Rp9,1 triliun Rp347 juta Rp9,4 triliun 2,17 46,65 2014 Rp22,4 triliun Rp10,8 triliun Rp406 juta Rp10,7 triliun 1,96 43,85 45 BNI Laporan Tahunan 2014 Felia Salim Wakil Direktur Utama “BNI Reformasi 1.0: Fondasi Kokoh bagi Pertumbuhan Berkelanjutan Hasil-hasil yang telah dicapai sejauh ini melalui BNI Reformasi 1.0 telah memberikan fondasi yang kokoh bagi BNI untuk mendorong pertumbuhan secara berkelanjutan dalam jangka panjang ke depan. Dengan terus tumbuh dan berkembang, BNI akan mampu mewujudkan komitmennya untuk melayani nasabah dengan lebih baik lagi dalam menghadirkan pengalaman perbankan yang melebihi ekspektasi nasabah.” Pada lini consumer retail banking, pembangunan sales culture dan penyelarasan serta penguatan fungsi penjualan sales management telah diimplementasikan diseluruh Cabang. Inisiatif strategis yang mampu menciptakan customer experience ini dibangun dengan mengoptimalkan peran Cabang untuk mengedepankan layanan dan solusi secara menyeluruh total solution kepada para nasabah. Fokus utama pendekatan model bisnis baru ini adalah mengembangkan kapabilitas analitis untuk merumuskan strategi penjualan yang fokus pada penyediaan produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan dan perilaku nasabah pada seluruh siklus kehidupannya. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, BNI mampu meningkatkan laba dari yang sebelumnya hanya sebesar Rp4,1 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp10,8 triliun pada tahun 2014. BNI juga telah berhasil menekan tingginya rasio kredit bermasalah dari 4,3 di tahun 2010 menjadi 2,0 di tahun 2014. Membaiknya cost to income ratio juga menjadi bentuk pencapaian BNI dalam meningkatkan eisiensi perusahaan. Selama kurun waktu tersebut, BNI mampu meningkatkan product holding ratio baik untuk sektor business banking maupun consumer retail sebagai bukti bahwa BNI telah mencapai skala ekonomis perusahaan. Peningkatan pendapatan Melalui pendekatan model bisnis baru pada lini business banking, BNI semakin mampu menggali potensi nasabah di industri-industri pilihan baik secara nasional maupun di wilayah. Kemampuan market intelligence semakin berkembang dan proses pembelajaran dalam memahami segmen semakin tajam. Hal ini penting agar seorang banking oficer atau Relationship Manager BNI dapat menggali kebutuhan nasabah dalam menyediakan solusi keuangan terintegrasi. Implementasi model relationship management dengan pendekatan account planning yang lebih terstruktur juga telah berhasil meningkatkan share of wallet melalui aktivitas cross selling. Dalam aktivitas pemberian kredit atau pembiayaan aktivitas usaha kini dilengkapi dengan penawaran jasa dan layanan perbankan lainnya seperti transaksi pembayaran dan penerimaan melalui cash management, trade inance, foreign-exchange fx, trustee, dan lain lain. “BNI telah mengalokasikan sumber dayanya untuk kegiatan market intelligence. Kegiatan ini tak lain bertujuan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai pasar dan tingkat persaingan dengan kompetitor. Melalui informasi tersebut, BNI mengetahui apa yang sebaiknya perlu dilakukan ke depan” Ikhtisar Utama BNI Laporan Tahunan 2014 BNI Reformasi 1.0 diawali dari kerangka kebijakan risk appetite yang disepakati dan mekananisme kontrol “Three Line of Defense” dengan mengedepankan pentingnya penguatan lini depan yang handal. Untuk itu, selama 4,5 tahun terakhir BNI telah melakukan rekrutmen dan melatih lebih dari 2.000 relationship manager dan credit analyst. Sejalan dengan upaya meningkatkan efektivitas proses kontrol dan review, framework sistem integritas telah dibangun guna menyelaraskan berbagai komponen dalam organisasi. Eisiensi Terbentuknya desain organisasi baru BNI di tingkat Kantor Besar dan Kantor Wilayah berdasarkan pendekatan fungsi yang ditatalaksanakan sesuai model ARCI Accountable, Responsible, Consulted, Informed memperjelas pembagian tugas, peran, dan tanggung jawab serta kewenangan dalam setiap proses bisnis. Hal ini telah terbukti dapat mempercepat proses pengambilan keputusan yang secara tidak langsung berdampak pada eisiensi biaya. Yang terpenting, BNI secara sukses telah menerapkan disiplin manajemen proyek dalam setiap pelaksanaan aktivitasnya, diuraikan secara jelas dan terukur dalam alur inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengakhiran atau penyelesaian. Terbukti, alur ini mampu menghasilkan output secara efektif dan eisien melalui keberhasilan BNI dalam mengelola proses peningkatan kemampuan setiap pegawai selama tahun 2014. Dengan alokasi biaya yang sama, BNI mampu menyelenggarakan pelatihan sebanyak dua kali lipat dari jumlah pelatihan tahun 2013. Skala ekonomis Di sektor consumer retail, BNI juga telah membangun kerangka dasar building blocks kapabilitas sistem Customer Relationship Management, yakni kapabilitas dalam mengidentiikasi nasabah sejak awal dengan “insight” nasabah. Pengembangan kapabilitas tersebut mendukung BNI dalam mengembangkan “bundled product” berikut dengan kampanye pemasaran sesuai segmen yang dituju sekaligus perumusan strategi penjualan, pilihan channel distribusi dan layanan sesuai kekhususan tiap-tiap segmen. Secara operasional, sistim ini lebih eisien dan risiko lebih terkendali. Pada lini tresuri, pengelolaan fungsi tresuri dengan Kantor Cabang Luar Negeri KCLN telah terintegrasi global treasury. Aktivitas bisnis tresuri BNI dalam negeri maupun Kantor KCLN telah dikelola dalam konsep satu tim, satu sistem, satu portfolio, satu risiko, dan satu PL. Sejalan dengan mekanisme global treasury, BNI juga telah mengembangkan kebijakan global liquidity yang bertujuan untuk mengkoordinasikan semua kegiatan fund raising BNI dibawah Divisi Tresuri, sehingga tidak terjadi benturan kepentingan antara Head Ofice dengan KCLN maupun antar KCLN. Perbaikan kualitas aset Dari sisi kualitas aset telah terjadi peningkatan yang ditandai dengan penurunan non performing loan NPL pada tahun 2014. Dengan pertumbuhan kredit yang optimal, tren NPL tercatat membaik dalam 5 tahun terakhir. Hal ini merupakan dampak dari implementasi credit model dengan pendekatan fungsi four eyes dan segregation of duty yang diaplikasikan melalui komite kredit. Credit model yang diimplementasikan telah mengubah berbagai hal yang sangat mendasar. Desain organisasi serta operasionalisasi dalam pemrosesan kredit didasarkan pada four eyes principle. Berbagai ketentuan internal secara komprehensif dirancang ulang, sebuah fungsi khusus telah dibentuk yakni Policy GovernancePGV. Perbaikan kualitas aset “Segregation of duty; pemisahan tugas yang jelas untuk memastikan adanya mekanisme pengendalian yang independen atas fungsi bisnis, fungsi risiko, fungsi credit service atau administrasi kredit, dan fungsi collection” “BNI menerapkan ARCI Model sebagai sebuah matriks untuk seluruh aktivitas atau otorisasi keputusan yang dikaitkan dengan seluruh pihak atau posisi yang terlibat” “BNI Digital Learning Space sebagai mitra strategis untuk mencapai misi dan strategi BNI menuju organisasi berkarakter melalui pengembangan budaya pembelajaran berkelanjutan dengan medium teknologi digital sebagai tulang punggungnya” 47 BNI Laporan Tahunan 2014 • Formulasi KPI Posisi yang sejalan dengan KPI BNI dan KPI Unit, review metode penilaian kinerja pegawai yang sukses dengan menerapkan merit system sehingga memberikan hasil yang lebih adil dan proporsional dan telah sesuai dengan implementasi kurva normal bell curve. Artinya penetapan besarnya tunjangan kinerja harus berbasis kinerja, bobot pekerjaan dan peringkat grade masing-masing jabatan. • Strategi remunerasi yang mendorong serta memotivasi pegawai untuk berkinerja tinggi atau performance based melalui peningkatan proporsi variable pay yang berbasis kinerja perusahaan, unit, dan individu. Artinya, strategi remunerasi BNI sudah mampu bersaing dengan pasar. Hasil atas semua inisiatif pengembangan kapabilitas tersebut tereleksi dari peningkatan produktivitas pegawai yang dicerminkan melalui rasio earning per employee. Pada tahun 2014, earning per employee meningkat 17 dibanding tahun sebelumnya, yakni dari Rp347 juta menjadi Rp406 juta. Artinya, produktivitas pegawai membaik seiring dengan semakin membaiknya kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun 2014, BNI telah melakukan Employee Engagement Survey untuk mengetahui tingkat loyalitas dan monitoring hasil program-program yang telah dijalankan terhadap tingkat loyalitas tersebut. Engagement level pegawai BNI tahun 2011 sebesar 48.77, sedangkan pada tahun 2014 menjadi sebesar 46.88. Perubahan persentase ini relatif stabil dibandingkan dengan hasil penelitian Aon Hewitt 1 tahun 2013 yang menyatakan bahwa proses transformasi bisnis oleh sebuah perusahaan akan mengurangi tingkat engagement pegawai rata-rata sebesar 9. Kami memandang persentase engagement level BNI tahun 2014 masih dalam koridor yang wajar, mengingat BNI tengah melakukan proses transformasi dalam kurun waktu tersebut. Melalui sejumlah kapabilitas baru, kami percaya bahwa BNI Reformasi 1.0 sebagai basic architecture telah meletakkan fondasi yang kuat untuk melakukan proses transformasi selanjutnya. Sebagai komitmen kami untuk terus melakukan perbaikan, proses perubahan di BNI akan terus bergulir dan tidak akan berhenti selama BNI masih tegak berdiri melayani negeri. Berbagai upaya transformasi mulai dari desain organisasi, dan penerapan berbagai kapabilitas seperti yang diutarakan pada ketiga pilar diatas telah memberikan hasil positif dalam meningkatkan skala ekonomis perusahaan. Efek multiplier juga dapat dirasakan dengan semakin efektifnya penerapan berbagai proyek multi years dari Rencana Strategis Teknologi Informasi seperti Enterprise Data Warehouse, Integrated Data Management, dan IT Capability Transformation. Selanjutnya, pengembangan kapabilitas sumber daya manusia telah berhasil meningkatkan skala ekonomis yang tereleksi dari peningkatan produktivitas pegawai. Berbagai inisiatif pengembangan kapabilitas sumber daya manusia melalui implementasi Human Capital Transformation Roadmap yang komprehensif, sistematis, terstruktur, dan selaras dengan kebijakan strategis BNI telah direalisasikan melalui: • Proporsi pegawai yang mengarah ke komposisi ideal yang lebih didominasi posisi-posisi yang berhubungan langsung dengan ekspansi bisnis, outletchannel, dan pengelolaan nasabahdebitur • Optimalisasi sourcing channels rekrutmen pegawai yang efektif dan sesuai nilai-nilai generasi Y yang akan mendominasi proil karyawan BNI, pemanfaatan teknologi informasi e-recruitment, sosial media, networking dengan memperhatikan Employee Value Proposition yang optimal. • Pemetaan dan pelaksanaan asesmen kompetensi untuk seluruh Vice President VP BNI dan seluruh Pimpinan Cabang BNI sebagai ujung tombak bisnis dan layanan BNI. • Peningkatan kemampuan pegawai BNI melalui penataan kembali Learning Framework, Learning Catalog. Navigasi Learning Journey melalui inisiatif pelatihan berbasis kompetensi competency based learning program, knowledge management, advance performance management coaching skill, pengembangan e-learning, world class certiication, dan BNI Digital Learning Space. Pendekatan yang dilakukan dalam merancang peningkatan kemampuan pegawai adalah “self- driven competency development” melalui aktivitas “individual development plan” yang terintegrasi dengan pengembangan dan pilihan karir pegawai dalam koridor kebijakan career matrix. 1 Hewitt, Aon. 2013. Managing Employee Engagement During Times of Change BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Analisis Pembahasan Manajemen Melalui optimalisasi sumber daya, efisiensi pengelolaan biaya, serta cermat dalam mengantisipasi dan merespon dinamika pasar perbankan, BNI mampu membukukan peningkatan laba bersih yang untuk pertama kalinya menembus angka dua-digit. BNI Laporan Tahunan 2014 49 BNI Laporan Tahunan 2014 49 BNI Laporan Tahunan 2014 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Perekonomian Indonesia Tahun 2014 Tahun 2014 kembali menjadi tahun yang penuh dinamika dan tantangan bagi perekonomian nasional. Perlambatan ekonomi yang mulai terjadi pada tahun 2013, terus berlanjut ke tahun 2014. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 yang hanya mencapai 5,0 yoy, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 yang sebesar 5,6 yoy. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang paling utama adalah kondisi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang belum kunjung membaik. Masih lemahnya ekspor Indonesia di tengah impor yang cenderung tetap kuat menjadi penyebab utama neraca transaksi berjalan Indonesia masih tertekan. Pada akhir Desember 2014, defisit neraca transaksi berjalan mencapai 2,8 sehingga Tinjauan Keuangan Rp 10,8 triliun Laba bersih BNI tahun 2014, meningkat 19,1 dibandingkan tahun sebelumnya. 51 BNI Laporan Tahunan 2014 total sepanjang 2014 defisit neraca transaksi berjalan mencapai 3,0, membaik dibandingkan posisi Juni 2014 yang mencapai 4,1, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan posisi sebelum tahun 2012 di mana neraca transaksi berjalan Indonesia kerap mencatatkan surplus. Kurang baiknya kondisi neraca transaksi berjalan ini menyebabkan kinerja mata uang Rupiah relatif tetap tertekan sepanjang 2014. Pada akhir Desember 2014, kurs tengah Bank Indonesia masih tertahan di posisi Rp12.440 per USD, jauh lebih rendah di banding kurs Rupiah pada pertengahan tahun 2013 yang masih di bawah Rp10.000 per USD. Kurang sehatnya fundamental ekonomi Indonesia ini telah mendorong pemerintah, Bank Indonesia, dan juga Otoritas Jasa Keuangan untuk menelurkan berbagai bauran kebijakan dengan tujuan utama memperkuat dan mempersehat fundamental ekonomi Indonesia, namun berakibat pada perlambatan ekonomi. Tahun 2014 juga diwarnai dengan pesta rakyat Pemilihan Umum legislatif dan presidensial. Sayangnya aktivitas Pemilu yang awalnya diharapkan menjadi salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi di 2014, ternyata efeknya terhadap konsumsi domestik tidak setinggi yang dibayangkan semula. Bahkan, dinamika politik yang terjadi menjelang dan pasca dilaksanakannya Pemilu turut berkontribusi dalam menciptakan keragu-raguan di pasar. Akibatnya, kinerja Rupiah dan juga Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sepanjang 2014 relatif tertahan. Namun demikian, terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk periode 2014-2019 cukup ditanggapi positif oleh para pelaku usaha, dan diharapkan dapat membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang. Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2014 adalah inflasi yang kembali cukup tinggi akibat kenaikan BBM bersubsidi. Bila awalnya inflasi 2014 diperkirakan hanya akan mencapai 5,3 di akhir tahun, maka pasca kenaikan Yap Tjay Soen Direktur Keuangan Pertumbuhan BNI, dan sektor perbankan pada umumnya, cenderung melemah pada tahun 2014 sebagai dampak dari perlambatan ekonomi nasional. Namun demikian, dengan kualitas aset yang tetap baik serta struktur modal yang relatif kuat, BNI akan mampu memacu ekspansi usaha saat peluang untuk itu ada di tahun mendatang. harga BBM bersubsidi di November 2014, inflasi ternyata menembus angka 8,4 di akhir tahun 2014, tidak jauh berbeda dibanding inflasi 2013. Kinerja Sektor Perbankan Tahun 2014 Dengan kinerja perekonomian yang melambat dan target pertumbuhan industri perbankan yang lebih rendah oleh regulator, maka kinerja sektor perbankan pada 2014 cenderung menunjukkan pelambatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pinjaman yang diberikan sepanjang 2014 hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,6 yoy, sementara Dana Pihak Ketiga DPK hanya tumbuh 12,3 yoy. Kondisi ini jauh dibandingkan tahun 2013 yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,6 yoy untuk pinjaman yang diberikan dan 13,6 untuk DPK. Melambatnya laju pertumbuhan pinjaman yang diberikan ini juga diikuti dengan peningkatan NPL. Walaupun masih di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan oleh regulator, NPL bruto perbankan BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen pada 2014 tercatat mencapai 2,0, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2013 yang sebesar 1,8. Kondisi ini tentunya terefleksi juga dari profitabilitas industri perbankan nasional sepanjang 2014. Walaupun masih cukup solid, Return on Assets ROA perbankan tercatat mencapai 2,9 pada 2014, turun dari 3,1 pada akhir 2013. Sementara itu Net Interest Margin NIM perbankan juga tertekan ke level 4,2, turun dibandingkan posisi akhir tahun 2013 yang masih sebesar 4,9. Kinerja 2014 Tahun 2014 menjadi tahun yang penuh tantangan dimana kondisi perekonomian domestik dipengaruhi oleh adanya faktor politik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Meski dengan kondisi tersebut BNI berhasil mencapai kinerja keuangan yang gemilang. Laba BNI berhasil tumbuh sebesar 19,1 dari tahun sebelumnya Rp9,1 triliun naik menjadi Rp10,8 triliun, keberhasilan ini merupakan hasil atas optimalisasi sumber daya, efisiensi efektifitas pengelolaan biaya, tanggap terhadap kondisi industri perbankan dengan tetap menjaga kualitas aset. Aset BNI tumbuh sebesar 7,7 dari tahun 2013 sebesar Rp386,7 triliun menjadi Rp416,6 triliun ditahun 2014, pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh tumbuhnya dana pihak ketiga sebesar 7,5 menjadi Rp313,9 triliun ditahun ini, yang diikuti oleh pertumbuhan pinjaman yang diberikan sebesar 10,8 menjadi Rp277,6 triliun dengan LDR yang tetap terjaga sebesar 87,8. Peningkatan pinjaman yang diberikan pada tahun 2014 diiringi dengan kualitas pinjaman yang diberikan terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dengan menurunnya NPL menjadi 1,96 dengan coverage ratio sebesar 130,1. Dengan didorong kenaikan laba, total ekuitas BNI meningkat sebesar 28,0. Pencapaian Target 2014 Secara umum, pada tahun 2014, BNI telah menunjukkan kinerja yang memuaskan, terlihat pada beberapa pencapaian kinerja kunci sebagai berikut: 1. Profitabilitas yang diukur menggunakan rasio ROA dan ROE mencapai target dengan realisasi sebesar 3,5 dan 23,6. 2. Pertumbuhan pinjaman BNI mencapai 10,8 diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dengan rasio NPL 1,96, coverage ratio 130,1. 3. LDR terjaga sebesar 87,8. 4. Peningkatan recurring fee sebesar 22,7 dan dana pihak ketiga sebesar 7,5 dengan service level pada posisi top 2. 5. Membaiknya efisiensi operasional dengan CIR sebesar 43,8. 6. Pertumbuhan EPE dengan realisasi sebesar 17,1. Perbandingan Target dan Realisasi Kebijakan Strategis Target 2014 Pencapaian Sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak untuk mengoptimalkan keuntungan melalui pendekatan Value Chain. ROA: 3,40 - 3,60 ROE: 21,0 - 23,0 ROA: 3,49 ROE: 23,64 Pertumbuhan Aset dan liabilitas yang sehat. - Pertumbuhan Pinjaman: 14,0 - 17,0 - Coverage Ratio: 127,0 - 130,0 - NPL gross: 1,80 - 2,20 - LDR: 85,00 - 87,00 - Pertumbuhan Pinjaman: 10,8 - Coverage Ratio: 130,11 - NPL gross: 1,96 - LDR: 87,81 Mengoptimalkan customer engagement dan channel untuk meningkatkan penjualan dan transaksi. - Pertumbuhan Recurring Fee: 19,0 - 21,0 - Petumbuhan DPK: 12,0 - 13,0 - Service Level: Top 2 - Pertumbuhan Recurring Fee: 22,7 - Petumbuhan DPK: 7,5 - Service Level: Top 2 Meningkatkan efisiensi operasional dan efektivitas biaya. CIR: 44,0 - 46,0 CIR: 43,85 Meningkatkan kapabilitas karyawan dan teknologi informasi untuk memperkuat daya saing. Pertumbuhan EPE: 8,0 - 12,0 Pertumbuhan EPE: 17,1 Tinjauan Keuangan 53 BNI Laporan Tahunan 2014 Target 2015 Dalam mencapai pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan BNI telah menetapkan strategi dan target pertumbuhan sebagai berikut: 1. Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan value chain untuk meningkatkan keuntungan. 2. Pertumbuhan aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal. 3. Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan, dan mengembangkan aliansi bisnis. 4. Optimalisasi sumber daya yang ada dan simplifikasi proses guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 5. Meningkatkan customer experience melalui proses dan business model menuju digital banking . Kebijakan Strategis Target 2015 Kebijakan Strategis Target 2015 Memperkuat sinergi Business Banking, Consumer Retail, dan Perusahaan Anak melalui pendekatan Value Chain untuk meningkatkan keuntungan. ROA: 3,4 - 3,6 ROE: 21,0 - 23,0 Pertumbuhan Aset berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal. - Pertumbuhan Pinjaman: 14,0 - 16,0 - Coverage Ratio: 130,0 - 135,0 - NPL gross: 1,90 - 2,10 - LDR: 86,0 - 88,0 Meningkatkan penjualan dan volume transaksi dengan mengoptimalkan customer engagement, memperkuat jaringan dan mengembangkan aliansi bisnis. - Pertumbuhan Fee Based Income: 19,0 - 21,0 - Petumbuhan DPK: 13,0 - 16,0 Optimalisasi sumber daya yang ada dan simplifikasi proses guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. CIR: 43,0 - 45,0 Pertumbuhan EPE: 8,0 - 12,0 Meningkatkan customer experience melalui proses business model menuju digital banking. Service Level : Top 2 Tinjauan Laba Rugi Laporan Laba Rugi 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Neto 15.459 19.059 22.376 23,3 17,4 Pendapatan Operasional Lainnya 8.446 9.441 10,715 11,8 13,5 Total Pendapatan Operasional 23.905 28.500 33.091 19,2 16,1 Beban Operasional 12.739 14.573 16,103 14,4 10,5 Total Pendapatan Operasional Sebelum Pembentukan CKPN 11.166 13.927 16.988 24,7 22,0 Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN 2.525 2.708 3,642 7,2 34,5 Laba Operasional 8.641 11.219 13.346 29,8 19,0 Pendapatan Bukan Operasional Neto 258 59 178 77,1 201,7 Laba Sebelum Beban Pajak 8.899 11.278 13,524 26,7 19,9 Beban Pajak 1.851 2.220 2,695 19,9 21,4 Laba Bersih Setelah Pajak Penghasilan 7.048 9.058 10.829 28,5 19,6 Laba tahun berjalan diatribusikan kepada: - Kepentingan Non-Pengendali 2 4 46 100,0 1.075,0 - Pemilik Entitas Induk 7.046 9.054 10.783 28,5 19,1 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Laporan Laba Rugi Komprehensif 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Laba bersih setelah pajak penghasilan 7.048 9.058 10.829 28,5 19,6 Pendapatan Kerugian komprehensif lain tahun berjalan-setelah pajak 154 2.814 1.086 1.927,3 138,6 Laba Komprehensif tahun berjalan 7.202 6.244 11.915 13,3 90,8 Laba Komprehensif tahun berjalan diatribusikan kepada: - Kepentingan Non-Pengendali - Pemilik Entitas Induk 2 7.200 4 6.240 46 11.869 100,0 13,3 1.075,0 90,2 Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Secara keseluruhan, pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat dari Rp26,5 triliun ditahun 2013 menjadi Rp33,4 triliun ditahun 2014 atau sebesar 26,1. Pertumbuhan ini meningkat signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ditahun 2013 yang hanya mencapai 16,5. Pertumbuhan Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Pinjaman yang diberikan 17.758 21.226 26.666 19,5 25,6 Obligasi Pemerintah dan Efek-efek 2.432 2.519 3.111 3,6 23,5 Margin, pendapatan bagi hasil dan bonus syariah 978 1.331 1.916 36,1 44,0 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain 936 629 752 32,9 19,6 Wesel ekspor dan tagihan lainnya 204 248 151 21,7 39,1 Lain-lain 397 498 769 25,4 54,4 Total 22.705 26.451 33.365 16,5 26,1 Pendapatan Bunga atas Pinjaman yang Diberikan Pendapatan bunga yang berasal dari pinjaman yang diberikan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp5,4 triliun dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai Rp21,2 triliun. Pertumbuhan ditahun 2014 tersebut lebih tinggi 6,1 dibandingkan dengan pertumbuhan ditahun 2013 yang tercatat sebesar 19,5. Pendapatan Bunga atas Obligasi Pemerintah dan Efek-efek Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah dan efek-efek mengalami kenaikan Rp592,2 miliar atau 23,5. Kenaikan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan efek-efek Rp4,2 triliun atau sebesar 49,4 dan kenaikan kupon obligasi pemerintah dan efek-efek dengan tingkat suku bunga mengambang pada tahun 2014. Pendapatan Bunga atas Margin, Pendapatan Bagi Hasil dan Bonus Syariah Pendapatan bunga atas margin, pendapatan bagi hasil dan bonus syariah pada tahun 2014 mengalami kenaikan Rp585,2 miliar atau 44,0 dibandingkan pada tahun 2013. Pendapatan Bunga atas Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp123,0 miliar atau 19,6 dibandingkan dengan tahun 2013. Tinjauan Keuangan 55 BNI Laporan Tahunan 2014 Pendapatan Bunga atas Wesel Ekspor dan Tagihan Lainnya Pendapatan bunga atas Wesel Ekspor dan tagihan lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari Rp248,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp151,2 miliar di tahun 2014 atau sebesar 39,1. Komposisi Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah 79,9 5,7 2,3 0,5 2,3 9,3 2,4 9,5 5,0 0,9 1,9 80,2 2013 2014 Pinjaman yang diberikan Obligasi Pemerintah dan Efek-efek Margin, pendapatan bagi hasil dan bonus syariah Wesel ekspor dan tagihan lainnya Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Lain-lain Beban Bunga dan Beban Syariah Penghimpunan dana murah adalah salah satu strategi BNI dalam menekan biaya atas dana masyarakat, namun dengan adanya perubahan kondisi perekonomian mendorong Bank Indonesia untuk mengubah kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga acuan di tengah tahun 2013. Ketatnya likuiditas juga menyebabkan strategi tersebut belum dapat menahan peningkatan beban bunga dan beban syariah, hal ini tercermin dengan meningkatnya beban bunga dan beban syariah di tahun 2014 sebesar 48,6. Beban Bunga dan Beban Syariah 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Simpanan nasabah dan bank lain 6.369 6.305 9.504 1,0 50,7 Pinjaman yang diterima 343 332 413 3,2 24,5 Bagi hasil Mudharabah 300 418 657 39,4 57,0 Efek-efek yang diterbitkan 213 306 390 43,7 27,6 Bonus Wadiah 21 31 25 47,6 19,4 Total 7.246 7.392 10.989 2,0 48,6 Beban Bunga atas Simpanan Nasabah dan Bank Lain Beban bunga atas simpanan nasabah dan bank lain mengalami peningkatan dari Rp6,3 triliun di tahun 2013 menjadi Rp9,5 triliun di tahun 2014 atau sebesar 50,7, hal tersebut disebabkan peningkatan yang cukup signifikan pada deposito yang tumbuh sebesar 21,2 dan adanya penyesuaian tingkat suku bunga. Beban Bunga atas Pinjaman yang Diterima Beban bunga atas pinjaman yang diterima mengalami peningkatan dari Rp331,9 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp413,2 miliar pada tahun 2014 atau sebesar 24,5. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan atas suku bunga pinjaman Rupiah dari 3,00-4,00 pada tahun 2013, menjadi 5,00-10,50 di tahun 2014. Sedangkan suku pinjaman USD naik dari 0,77-2,99 di tahun 2013, menjadi 0,30-4,49 pada tahun 2014. Beban Bunga atas Efek-efek yang Diterbitkan Beban bunga atas efek-efek yang diterbitkan mengalami peningkatan dari Rp305,6 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp390,0 miliar atau sebesar 27,6. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Beban Bunga Syariah Beban bunga atas bagi hasil mudharabah meningkat dari Rp418,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp657,0 miliar pada tahun 2014 atau sebesar 57,0 yang sebagian besar dipengaruhi oleh tumbuhnya deposito mudharabah sebesar 81,1. Sedangkan beban bunga bonus wadiah menurun dari Rp31,3 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp25,0 miliar di tahun 2014 atau sebesar 19,4. Komposisi Beban Bunga dan Beban Syariah 86,5 6,0 3,5 0,2 3,8 4,1 4,5 5,7 0,4 85,3 2013 2014 Simpanan nasabah dan Bank Lain Pinjaman yang diterima Bagi hasil Mudharabah Bonus Wadiah Efek-efek yang diterbitkan Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Neto Pendapatan bunga dan pendapatan syariah neto meningkat 17,4, dari Rp19,1 triliun di tahun 2013 menjadi Rp22,4 triliun di tahun 2014 sehingga BNI mampu menjaga rasio NIM tetap stabil dikisaran 6,20. Pertumbuhan pada beban bunga dan beban syariah sebesar Rp3,6 triliun dapat diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang tumbuh lebih tinggi sebesar Rp6,9 triliun. Pendapatan Operasional Lainnya 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Provisi dan komisi lainnya 3.156 4.000 5.027 26,7 25,7 Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan 2.038 2.137 1.856 4,9 13,2 Pendapatan premi asuransi 1.190 1.582 1.475 33,0 6,7 Keuntungan dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan 57 40 417 29,8 942,5 Keuntungan dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual dan dimiliki untuk diperdagangkan 1.134 497 482 56,2 3,0 Laba selisih kurs neto 205 531 693 158,9 30,5 Lain-lain 666 654 765 1,8 17,0 Total 8.446 9.441 10.715 11,8 13,5 Pendapatan operasional lainnya tumbuh 13,5 di tahun 2014 menjadi Rp10,7 triliun dari Rp9,4 triliun di tahun 2013. Provisi dan Komisi Provisi dan komisi masih memiliki komposisi terbesar dari total pendapatan operasional lainnya yang mencapai 46,9 dan mengalami pertumbuhan 25,7 di tahun 2014 atau menjadi Rp5,0 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp4,0 trilliun. Pendapatan provisi dan komisi sebagian besar berasal dari transaksi bisnis kartu, pengelolaan rekening nasabah, kerjasama ATM, pengelolaan kartu debit, produk bancassurance, LC dan bank garansi. Tinjauan Keuangan 57 BNI Laporan Tahunan 2014 Penerimaan Kembali Aset yang telah Dihapusbukukan Komposisi terbesar kedua adalah pendapatan atas penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan sebesar 17,3. Namun mengalami penurunan sebesar 13,2 dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp2,1 triliun menjadi Rp1,9 triliun di tahun 2014. Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan ini merupakan penerimaan atas hapus buku yang dilakukan sebelum tahun 2014. Pendapatan Premi Asuransi Pendapatan premi asuransi yang berasal dari BNI Life memiliki komposisi 13,8 dari total pendapatan operasional lainnya. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 6,7 yaitu dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Keuntungan dari Aset Keuangan yang Dimiliki untuk Diperdagangkan Komponen pendapatan operasional lainnya yang berasal dari keuntungan dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp39,6 miliar menjadi Rp416,8 miliar. Keuntungan dari Penjualan Aset Keuangan yang Diklasifikasikan Tersedia untuk Dijual Terdapat sedikit penurunan pada pendapatan keuntungan dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual sebesar Rp15,0 miliar dari tahun sebelumnnya sebesar Rp496,7 miliar menjadi Rp481,7 miliar di tahun ini. Laba Selisih Kurs Laba selisih kurs bersih di tahun 2014 sebesar Rp692,6 miliar naik sebesar 30,5 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp530,7 miliar. Laba selisih kurs timbul sebagai akibat adanya aktivitas tresuri berupa trading maupun aktivitas banking dalam pengelolaan forex. Pendapatan Operasional Lainnya Komponen lainnya pada pendapatan operasional lainnya mengalami kenaikan sebesar 17,0 dari Rp654,1 miliar di tahun 2013 menjadi Rp765,1 miliar pada tahun 2014. Pendapatan lainnya antara lain terdiri dari pendapatan jasa layanan, kerja sama dengan pihak lain, service level agreement, penyelenggaraan kliring dan jasa-jasa lainnya yang disediakan oleh bank. Komposisi Pendapatan Operasional Lainnya 5,3 4,5 16,8 13,8 42,4 46,9 0.4 3,9 5,6 6,5 6,9 7,1 22,6 17,3 2013 2014 Provisi dan komisi Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan Pendapatan premi asuransi Keuntungan kerugian dari penjualan aset keuangan yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual Keuntungan kerugian dari aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan Laba selisih kurs bersih Lainnya Beban Operasional Lainnya Pada tahun 2014 BNI berhasil mengelola beban operasional lainnya secara lebih efisien dengan peningkatan sebesar 10,5 dibandingkan dengan peningkatan di tahun 2013 yang mencapai 14,4 ditandai juga dengan menurunnya CIR di tahun 2014 menjadi sebesar 43,85 dari 46,65 di tahun 2013. Pertumbuhan beban operasional lainnya tersebut dikompensasi oleh pertumbuhan total pendapatan operasional yang lebih tinggi yaitu sebesar 16,1. Komposisi terbesar dari beban operasional lainnya adalah beban gaji dan tunjangan yang mencapai 42,1, selanjutnya diikuti oleh beban umum dan administrasi yang mencapai 31,6. Sedangkan 26,3 lainnya adalah beban underwriting asuransi, beban promosi, beban premi penjaminan, serta beban lain-lain. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Beban Operasional Lainnya 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Beban gaji dan tunjangan 5.578 6.084 6.781 9,1 11,5 Umum dan administrasi 3.921 4.540 5.091 15,8 12,1 Underwriting asuransi 934 1.088 1.343 16,5 23,4 Beban promosi 820 935 844 14,1 9,7 Premi penjaminan 463 509 587 10,0 15,2 Lain-lain 1.023 1.417 1.457 38,5 2,8 Total 12.739 14.573 16.103 14,4 10,5 Beban Gaji dan Tunjangan Gaji dan tunjangan meningkat sebesar Rp697,2 miliar atau 11,5 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan tersebut sedikit meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2013 yang tercatat sebesar 9,1. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi meningkat Rp551,1 miliar atau 12,1 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan tersebut didominasi oleh naiknya beban tenaga kerja outsourcing, beban komunikasi, dan beban sewa seiring dengan meningkatnya kebutuhan bisnis BNI. Beban Underwriting Asuransi Underwriting Asuransi meningkat sebesar Rp255,0 miliar atau 23,4 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya bisnis BNI Life. Beban Promosi Dengan semangat melakukan cost eficiency dan mempertimbangkan skala prioritas terhadap penggunaan beban promosi, BNI berhasil menekan biaya promosi di tahun 2014 sehingga turun sebesar Rp90,5 miliar atau 9,7 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Beban Premi Penjaminan Premi penjaminan meningkat sebesar Rp77,7 miliar atau 15,2 miliar jika dibandingkan periode tahun sebelumnya, seiring dengan tumbuhnya dana pihak ketiga BNI. Beban Lain-Lain Beban Lain-lain meningkat sebesar Rp40,3 miliar atau 2,8 dibandingkan dengan periode tahun 2013. Beban Penyisihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN Ditengah menurunnya GDP Indonesia pada tahun 2014, secara makro akan mempengaruhi kualitas aset perbankan sehingga perbankan dituntut untuk melakukan pencadangan biaya atas kemungkinan terjadinya risiko yang lebih tinggi. Pada tahun 2014, beban penyisihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN BNI dibukukan sebesar Rp3,6 triliun atau meningkat 34,5 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya aset BNI yang tumbuh sebesar 7,7. Selain itu manajemen BNI juga meningkatkan coverage ratio sesuai dengan strategi perusahaan menjadi 130,1. Laba Sebelum Beban Pajak Laba Sebelum pajak penghasilan BNI meningkat dari Rp11,3 triliun di tahun 2013 menjadi Rp13,5 triliun di tahun 2014 atau sebesar 19,9. Hal tersebut seiring dengan lebih tingginya pertumbuhan total pendapatan operasional dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasionalnya. Pajak Penghasilan Berdasarkan UU No.36 tahun 2008, Peraturan Pemerintah No. 77 tanggal 21 November 2013 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” dan Peraturan Menteri Keuangan Tinjauan Keuangan 59 BNI Laporan Tahunan 2014 No. 238PMK.032008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”, menyatakan bahwa tarif tunggal untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya adalah 25 dan bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5 lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada. Syarat perolehan fasilitas tersebut adalah Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40 dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan masuk dalam penitipan kolektif di lembaga penyimpanan dan penyelesaian dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 tiga ratus pihak dan masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5 dari keseluruhan saham ditempatkan disetor penuh. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 183 seratus delapan puluh tiga hari kalender dalam jangka waktu 1 satu tahun pajak. Perhitungan pajak sebagaimana ditetapkan pada Undang-Undang UU No. 7 Tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan yang diubah untuk keempat kalinya dengan UU No.36 Tahun 2008 tanggal 23 September 2008. Berdasarkan ketentuan tersebut, beban pajak BNI pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp2,7 triliun meningkat 21,4 bila dibandingkan tahun sebelumnya. Laba Bersih Setelah Pajak Penghasilan Laba bersih setelah pajak penghasilan BNI di tahun 2014 tumbuh menjadi Rp10,8 triliun atau tumbuh sebesar 19,1 dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp9,1 triliun. Pertumbuhan laba tersebut seiring dengan meningkatnya bisnis BNI serta efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional. Pendapatan Komprehensif Pendapatan komprehensif lain Setelah Pajak antara lain terdiri dari: 1. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, untung sebesar Rp53,1 miliar. 2. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang memenuhi lindung nilai arus kas menghasilkan keuntungan sebesar Rp43,5 miliar. 3. Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual- bersih sejumlah Rp1,3 triliun. 4. Pajak Penghasilan terkait pendapatan komprehensif lainnya sejumlah Rp314,6 juta. Total Laba Komprehensif Total laba komprehensif BNI untuk periode tahun 2014 setelah membertimbangkan pendapatan komprehensif adalah sebesar Rp11,9 triliun naik sebesar 90,2 dari posisi Rp6,2 triliun di tahun 2013. Total laba komprehensif BNI mengalami peningkatan signifikan dikarenakan perbaikan nilai wajar efek-efek dan obligasi pemerintah tersedia untuk dijual. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang tersedia bagi pemegang saham biasa laba residual dengan jumlah rata-rata tertimbang lembar saham biasa yang beredar selama periode berjalan. Meningkatnya Laba bersih setelah pajak penghasilan sebesar 19,1 turut meningkatkan laba per saham BNI dari Rp486 per lembar di tahun 2013 menjadi Rp578 per lembar saham pada tahun 2014. Laba per Saham Dasar 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Rp miliar Rp miliar Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan 7.046 9.054 10.783 2.008 28,5 1.728 19,1 Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar lembar saham 18.648.656.458 18.648.656.458 18.648.656.458 - 0,0 - 0,0 Laba per Saham dasar Rupiah penuh 378 486 578 108 28,6 92 18,9 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Laporan Posisi Keuangan Neraca Aset 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Kas 7.969 10.090 11.436 26,6 13,3 Giro pada Bank Indonesia 22.422 23.130 24.598 3,2 6,3 Giro Pada bank lain 5.844 4.104 4.497 29,8 9,6 Penempatan pada BI dan bank lain 32.621 23.475 14.530 28,0 38,1 Efek-efek 9.817 8.528 12.743 13,1 49,4 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - 1.897 6.237 100,0 228,8 Wesel ekspor dan tagihan lainnya 2.842 3.422 2.302 20,4 32,7 Tagihan akseptasi 10.172 11.549 12.531 13,5 8,5 Tagihan derivatif 11 178 165 1.518,2 7,3 Pinjaman yang diberikan 200.742 250.638 277.622 24,9 10,8 CKPN-Pinjaman yang diberikan 6.908 6.880 6.970 0,4 1,3 Obligasi Pemerintah 38.561 44.884 43.830 16,4 2,3 Penyertaan 44 62 62 40,9 - Aset tetap - neto 4.592 5.514 6.222 20,1 12,8 Pajak dibayar dimuka 29 817 1.437 2.717,2 75,9 Beban dibayar dimuka 1.054 1.221 1.392 15,8 14,0 Aktiva pajak tangguhan - neto 320 986 668 208,1 32,3 Aset lain-lain - neto 3.313 3.156 3.371 4,7 6,8 CKPN 141 116 99 17,7 14,7 Total Aset 333.304 386.655 416.574 16,0 7,7 CKPN aset produktif selain Pinjaman yang diberikan Aset BNI berhasil meningkatkan total aset sebesar 7,7 yaitu dari Rp386,7 triliun di tahun 2013 menjadi Rp416,6 triliun di tahun 2014. Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 10,8 dari Rp250,6 triliun di tahun 2013 menjadi Rp277,6 triliun tahun 2014, peningkatan efek-efek sebesar 49,4 dari Rp8,5 triliun di tahun 2013 menjadi Rp12,7 triliun di tahun 2014 dan penurunan pada obligasi pemerintah sebesar 2,3 atau Rp1,1 triliun dari tahun sebelumnya Rp44,9 triliun menjadi Rp43,8 triliun. Kas dan Giro pada BI Posisi kas di tahun 2014 naik 13,3 dari Rp10,1 triliun menjadi sebesar Rp11,4 triliun, sebagai akibat bertambahnya jumlah jaringan kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, maupun jumlah ATM. Giro pada BI naik 6,3 dari Rp23,1 triliun di tahun 2013 menjadi Rp24,6 triliun di tahun 2014. Giro pada Bank Lain, Penempatan pada Bank lain dan BI Giro pada bank lain, Penempatan pada bank lain dan BI turun 31,0 dari Rp27,6 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp19,0 triliun di tahun 2014. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya penempatan pada BI sebesar Rp12,6 triliun. Efek-efek Efek-efek yang dimiliki oleh BNI meningkat Rp4,2 triliun atau 49,4 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tertinggi didominasi oleh efek-efek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Peningkatan portofollio efek-efek tidak diikuti dengan cadangan kerugian penurunan nilainya yang turun dari Rp14,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp5,0 miliar di tahun 2014. Tinjauan Keuangan 61 BNI Laporan Tahunan 2014 Efek-Efek berdasarkan penerbit 16,6 8,8 37,8 45,2 45,6 46,0 2013 2014 Korporasi Bank Bank Indonesia Efek-efek berdasarkan Penerbit 2012 2013 2014 YoY 2012-2013 2013-2014 Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Korporasi 8.412 85,7 3.884 45,6 5.852 46,0 4.528 53,8 1.968 50,7 Bank 1.404 14,3 1.419 16,6 1.126 8,8 15 1,0 293 20,6 Bank Indonesia - 0,0 3.224 37,8 5.765 45,2 3.224 100,0 2.541 78,8 Total 9.816 100,0 8.527 100,0 12.743 100,0 1.289 13,1 4.216 49,4 Cadangan kerugian penurunan nilai 16 14 5 2 12.5 9 64,3 Total Efek- efek Bersih 9.800 8.513 12.738 1.287 13,1 4.225 49,6 Pinjaman yang Diberikan Pinjaman yang diberikan tercatat mencapai 66,6 dari total aset di tahun 2014 merupakan bisnis utama perusahaan. Pada tahun 2014, pinjaman yang diberikan meningkat 10,8 dari Rp250,6 triliun di tahun 2013 menjadi Rp277,6 triliun. Sejalan dengan strategi perusahaan dalam peningkatan penyaluran pinjaman yang berkualitas, BNI berhasil menurunkan rasio NPL bruto dari 2,17 di tahun 2013 menjadi 1,96 di tahun 2014. 2013 2012 2014 250,6 200,7 Perusahaan Anak Internasional Konsumer Kecil Menengah Korporasi CAGR 17,6 CAGR: 119,7 112,2 72,2 35,7 34,9 43,9 6,2 7,8 40,3 30,7 37,1 38,4 55,3 50,7 10,1 7,2 15,1 11,3 277,6 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Komposisi Pinjaman yang Diberikan Komposisi Pinjaman yang diberikan terdiri dari segmen Korporasi 43,1, diikuti segmen Kecil dan Menengah 27,8, dan segmen Konsumer 19,9 dari total pinjaman yang diberikan. Selain itu, pinjaman yang diberikan juga disalurkan kepada nasabah Luar Negeri dengan komposisi 3,6. Segmen Korporasi mengalami peningkatan sebesar 6,7 atau Rp7,5 triliun, yang meningkat dari Rp112,2 triliun di tahun 2013 menjadi Rp119,7 triliun di tahun 2014. Pada segmen Menengah juga terjadi peningkatan sebesar 31,3 dari Rp30,7 triliun di tahun 2013 menjadi Rp40,3 triliun di tahun 2014. Sedangkan pada segmen Kecil mengalami penurunan 3,5 bila dibandingkan tahun 2013. Pertumbuhan juga terjadi pada segmen Konsumer sebesar 9,1 atau sebesar Rp4,6 triliun yaitu dari Rp50,7 triliun di tahun 2013 menjadi Rp55,3 triliun di tahun 2013. Selain itu, anak perusahaan BNI juga mencatat pertumbuhan 33,3, dan menjadikan kontribusinya meningkat menjadi 5,4 dari total pinjaman. Komposisi Pinjaman berdasarkan Jenis Debitur dan Mata Uang 2012 2013 2014 YoY 2012-2013 2013-2014 Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Korporasi 72.235 36,0 112.234 44,8 119.715 43,1 39.999 55,4 7.481 6,7 Rupiah 55.402 76,7 83.271 74,2 91.426 76,4 27.869 50,3 8.155 9,8 Valas 16.833 23,3 28.963 25,8 28.289 23,6 12.130 72,1 674 2,3 Menengah 35.730 17,8 30.722 12,3 40.323 14,5 5.008 14,0 9.601 31,3 Rupiah 33.329 93,3 28.943 94,2 38.056 94,4 4.387 13,2 9.113 31,5 Valas 2.401 6,7 1.779 5,8 2.267 5,6 622 25,9 488 27,4 Kecil 34.873 17,4 38.405 15,3 37.060 13,3 3.531 10,1 1.345 3,5 Rupiah 34.739 99,6 38.279 99,7 36.936 99,7 3.540 10,2 1.343 3,5 Valas 134 0,4 126 0,3 124 0,3 8 6,2 2 1,6 Konsumer 43.891 21,9 50.709 20,2 55.339 19,9 6.818 15,5 4.630 9,1 Rupiah 43.849 99,9 50.693 100,0 55.322 100,0 6.844 15,6 4.629 9,1 Valas 42 0,1 16 0,0 17 0,0 25 60,4 1 6,3 Internasional 6.194 3,1 7.234 2,9 10.082 3,6 1.040 16,8 2.848 39,4 Rupiah - - - - - - - - - - Valas 6.194 100,0 7.234 100,0 10.082 100,0 1.040 16,8 2.848 39,4 Perusahaan Anak 7.819 3,9 11.334 4,5 15.104 5,4 3.515 44,9 3.769 33,3 Rupiah 7.738 99,0 11.116 98,1 14.878 98,5 3.378 43,7 3.761 33,8 Valas 81 1,0 218 1,9 226 1,5 136 167,5 8 3,8 Total Pinjaman 200.742 100,0 250.638 100,0 277.622 100,0 49.896 24,9 26.984 10,8 Total Rupiah 175.058 87,2 212.302 84,7 236.618 85,2 37.244 21,3 24.316 11,5 Total Valas 25.685 12,8 38.336 15,3 41.004 14,8 12.651 49,3 2.669 7,0 Tinjauan Keuangan 63 BNI Laporan Tahunan 2014 Pinjaman berdasarkan Sektor Ekonomi 2012 2013 2014 YoY 2012-2013 2013-2014 Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Manufaktur 33.910 16,9 45.397 18,1 51.031 18,4 11.487 33,9 5.634 12,4 Perdagangan Restoran dan Hotel 35.026 17,4 40.391 16,1 43.356 15,6 5.365 15,3 2.965 7,3 Jasa Dunia Usaha 16.410 8,2 25.217 10,1 25.444 9,2 8.807 53,7 227 0,9 Transportasi Komunikasi 14.524 7,2 18.951 7,6 20.330 7,3 4.427 30,5 1.379 7,3 Pertanian 15.960 8,0 18.593 7,4 24.355 8,8 2.633 16,5 5.762 31,0 Pertambangan 12.332 6,1 15.586 6,2 18.384 6,6 3.254 26,4 2.798 18,0 Listrik Gas dan Air 9.515 4,7 12.927 5,2 14.329 5,2 3.412 35,9 1.402 10,8 Konstruksi 11.795 5,9 12.394 4,9 12.091 4,4 599 5,1 303 2,4 Jasa Pelayanan Sosial 1.749 0,9 2.025 0,8 1.956 0,7 276 15,8 69 3,4 Lain-Lain 49.521 24,7 59.157 23,6 66.346 23,9 9.636 19,5 7.189 12,2 Total Pinjaman 200.742 100,0 250.638 100,0 277.622 100,0 49.896 24,9 26.984 10,8 Kualitas Pinjaman yang Diberikan Perbaikan secara berkelanjutan atas kualitas pinjaman terus dilakukan, hal ini ditunjukkan dengan membaiknya rasio NPL gross dan NPL neto di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Rasio NPL gross sebesar 1,96 di tahun 2014 membaik dibandingkan di tahun 2013 yang mencapai 2,17 diikuti juga dengan penurunan rasio NPL neto menjadi sebesar 0,39 di tahun 2014 dari 0,55 di tahun 2013. Kolektibilitas portofolio pinjaman yang diberikan konsolidasi disajikan pada tabel berikut: Tingkat Kolektibilitas Pinjaman yang Diberikan 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2013-2014 Rp miliar Lancar 188.192 238.075 264.621 26.546 11,2 Dalam Perhatian Khusus 6.914 7.143 7.564 421 5,9 Kurang Lancar 641 546 392 154 28,2 Diragukan 666 736 851 115 15,6 Macet 4.329 4.138 4.194 56 1,4 Total 200.742 250.638 277.622 26.984 10,8 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Penghapusan aset kredit dan perolehan kembali Selama tahun pelaporan, BNI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp3,6 triliun dan total penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan recovery sebesar Rp2,1 triliun. Obligasi Pemerintah Obligasi pemerintah yang dimiliki BNI menurun sebesar Rp1,1 triliun atau 2,3 dibandingkan tahun sebelumnya Rp44,9 triliun menjadi Rp43,8 triliun di tahun 2014. Komposisi obligasi pemerintah BNI berdasarkan tingkat suku bunga terdiri atas suku bunga tetap dan suku bunga mengambang yang masing-masing sebesar Rp28,5 triliun dan Rp15,3 triliun. Obligasi Pemerintah berdasarkan Penerbit 35,6 35,0 64,4 65,0 2013 2014 Suku bunga tetap Suku bunga mengambang Obligasi Pemerintah 2012 2013 2014 Rp miliar Rp miliar Rp miliar Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi 1.019 2,6 17 0,0 66 0,1 Tersedia untuk dijual 30.347 78,7 36.955 82,3 32.551 74,3 Dimiliki hingga jatuh tempo 7.195 18,7 7.912 17,7 11.213 25,6 Total 38.561 100,0 44.884 100,0 43.830 100,0 Suku Bunga Tetap 22.937 59,5 28.917 64,4 28.504 65,0 Suku Bunga Mengambang 15.624 40,5 15.967 35,6 15.326 35,0 Total 38.561 100,0 44.884 100,0 43.830 100,0 Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan non-publik yang bergerak di bidang jasa keuangan untuk tujuan jangka panjang. Total penyertaan saham BNI tahun 2014 neto sebesar Rp62,0 miliar dengan rincian penyertaan, adalah sebagai berikut: 1. PT Swadharma Surya Finance 25,0 2. PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia 8,0 3. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 2,5 4. PT Bursa Efek Indonesia 2,1 5. PT Pemeringkat Efek Indonesia 1,9 6. PT Bank Mizuho Indonesia 1,0 7. PT Sumitomo Mitsui Indonesia 0,5 Aset Tetap Kebutuhan ekspansi jaringan kerja yang meningkat menjadi faktor pendorong naiknya jumlah aset tetap bersih BNI mengalami peningkatan sebesar 12,8 dari nilai sebesar Rp5,5 triliun menjadi sebesar Rp6,2 triliun di tahun 2014. Aset Lain-lain Aset lain-lain naik 6,8 menjadi Rp3,4 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,2 triliun. Pos ini terdiri dari piutang bunga dari Obligasi Pemerintah, piutang nasabah, agunan yang diambil alih, tagihan nasabah, piutang lain-lain, dan aset lainnya. Tinjauan Keuangan 65 BNI Laporan Tahunan 2014 Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Liabilitas segera 2.726 1.760 1.813 35,4 3,0 Simpanan nasabah 257.661 291.890 313.893 13,3 7,5 Simpanan dari bank lain 3.245 3.185 3.177 1,9 0,3 Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - 2.492 - 100,0 Liabilitas derivatif 455 1.182 662 159,8 44,0 Liabilitas akseptasi 4.625 6.199 6.469 34,0 4,4 Efek-efek yang diterbitkan 4.769 6.037 6.158 26,6 2,0 Pinjaman yang diterima 8.750 18.951 11.212 116,6 40,8 Utang pajak 242 324 318 33,9 1,9 Penyisihan 55 104 87 89,1 16,3 Beban yang masih harus dibayar 527 483 660 8,4 36,6 Imbalan kerja 2.566 3.150 3.393 22,8 7,7 Liabilitas lain-lain 4.157 5.707 5.219 37,3 8,6 Total Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer 289.778 338.972 355.553 17,0 4,9 Termasuk di dalamnya Dana Syirkah Temporer Liabilitas dan Dana Syirkah Temporer Liabilitas Segera Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana setoran cek, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum diambil nasabah, transaksi kliring, setoran pajak yang diterima oleh BNI sebagai bank persepsi dan simpanan sementara yang belum diselesaikan. Liabilitas segera di tahun 2014 cenderung stabil sebesar Rp1,8 miliar. Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun dari simpanan masyarakat yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Pada tahun 2014, dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp313,9 triliun atau meningkat 7,5 dibandingkan tahun sebelumnya Rp291,9 triliun. Tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 7,1 dari Rp111,8 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp119,8 triliun pada tahun 2014. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Menurunnya stabilitas perekonomian Indonesia di tahun 2014 menyebabkan perubahan kebijakan moneter Bank Indonesia dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Hal ini mendorong BNI menaikkan suku bunga Dana Pihak Ketiga khususnya Deposito. Deposito mengalami peningkatan sebesar 21,2 dari Rp91,9 triliun di tahun 2013 menjadi Rp111,4 triliun di tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan Current Account Saving Account CASA cenderung stabil, CASA tumbuh sebesar 1,3 dari Rp200,0 triliun di tahun 2013 menjadi Rp202,5 triliun di tahun 2014. 2013 2012 2014 291,9 257,7 Deposito Tabungan Giro CAGR 10,4 CAGR: 82,7 88,2 73,4 100,1 84,2 119,8 111,8 111,4 91,9 313,9 Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Mata Uang 2012 2013 2014 YoY 2012-2013 2013-2014 Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Rp miliar Giro 73.366 23,4 88.183 28,1 82.743 26,4 14.817 20,2 5.440 6,2 Rupiah 52.597 16,8 53.283 17,0 54.651 17,4 686 1,3 1.368 2,6 Mata Uang Asing 20.769 6,6 34.900 11,1 28.092 8,9 14.131 68,0 6.808 19,5 Tabungan 100.084 31,9 111.800 35,6 119.779 38,2 11.716 11,7 7.979 7,1 Rupiah 100.027 31,9 111.761 35,6 115.607 36,8 11.734 11,7 3.846 3,4 Mata Uang Asing 57 0,0 39 0,0 4.172 1,3 18 31,7 4.133 10.597,4 Total Giro dan Tabungan 173.450 55,3 199.983 63,7 202.522 64,5 26.533 15,3 2.539 1,3 Deposito 84.212 26,8 91.907 29,3 111.371 35,5 7.695 9,1 19.464 21,2 Rupiah 67.511 21,5 80.961 25,8 99.920 31,8 13.450 19,9 18.960 23,4 Mata Uang Asing 16.701 5,3 10.946 3,5 11.451 3,6 5.755 34,5 505 4,6 Total Simpanan Nasabah 257.662 82,1 291.890 93,0 313.893 100,0 34.228 13,3 22.003 7,5 Rupiah 220.135 70,1 246.005 78,4 270.178 86,1 25.870 11,8 24.173 9,8 Mata Uang Asing 37.527 12,0 45.885 14,6 43.715 13,9 8.358 22,3 2.170 4,7 termasuk di dalamnya dana syirkah temporer Tinjauan Keuangan 67 BNI Laporan Tahunan 2014 Dana Syirkah Temporer Dana syirkah temporer merupakan investasi dengan akad Mudharabah mutlaqah, yaitu pemilik dana shahibul maal memberikan kebebasan kepada pengelola dana mudharibBNI Syariah dalam pengelolaan investasinya dengan keuntungan dibagikan sesuai kesepakatan. Dana Syirkah temporer terdiri dari tabungan Mudharabah dan deposito Mudharabah . Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena BNI Syariah tidak berkewajiban untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi lain dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi current and other non investment accounts. Pemilik dana syirkah temporer mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang ditetapkan. Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain merupakan pos yang digunakan dalam rangka operasional dan manajemen likuiditas. Simpanan dari bank lain di tahun 2014 cenderung stabil yaitu sebesar Rp3,2 trilun. Utang atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Utang atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali merupakan instrumen surat berharga Repo dengan realisasi sebesar Rp2,5 triliun di tahun 2014. Transaksi surat berharga repo baru dilaksanakan di awal tahun 2014 sejak ditandatanganinya Mini MRA Master Repo Agreement antara beberapa bank termasuk BNI pada Desember 2013. Liabilitas Derivatif dan Liabilitas Akseptasi Liabilitas atas derivatif dan liabilitas akseptasi cenderung stabil dibandingkan tahun 2013 berada pada kisaran Rp7,1 triliun. Efek-efek yang diterbitkan Efek-efek yang diterbitkan merupakan tambahan sumber pendanaan untuk cabang-cabang luar negeri. Surat utang ini merupakan kewajiban langsung, tanpa syarat, tanpa jaminan dari Bank dan akan diperingkat kecuali terdapat ketentuan hukum tertentu yang mewajibkan adanya preferensi, serta setara dengan kewajiban tanpa jaminan dan tidak disubordinasi lain dari Bank. Saldo efek-efek yang diterbitkan mengalami peningkatan sebesar 2,0 menjadi Rp6,2 triliun, dikarenakan menguatnya nilai tukar mata uang Dolar Amerika terhadap Rupiah. Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima tahun 2014 turun sebesar 40,8 bila dibandingkan tahun 2013 dari sebesar Rp19,0 triliun menjadi Rp11,2 triliun. Penurunan ini terjadi karena kebijakan manajemen untuk memperkuat stuktur pendanaan jangka panjang dengan menurunkan pinjaman yang diterima dan tetap mempertimbangkan kebutuhan likuiditas. Penurunan terbesar terjadi pada pendanaan jangka pendek dari Bankers Acceptance . Liabilitas Lainnya Liabilitas lainnya menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 dari Rp5,7 triliun menjadi Rp5,2 triliun di tahun 2014 atau turun sebesar 8,6. Pos ini didominasi oleh Utang kepada Pemegang Polis dan Setoran Jaminan. Ekuitas Pada tahun 2014, total ekuitas tercatat sebesar Rp61,0 triliun, meningkat 28,0 dibandingkan tahun lalu sebesar Rp47,7 triliun. Peningkatan total ekuitas terjadi karena adanya pertumbuhan laba bersih sebesar 19,1 menjadi Rp10,8 triliun pada tahun 2014. Pada pos rugi yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual mengalami penurunan menjadi sebesar Rp1,9 triliun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp2,9 triliun akibat adanya perbaikan nilai pasar. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Ekuitas 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Modal ditempatkan dan disetor penuh 9.055 9.055 9.055 0,0 0,0 Tambahan modal disetor 14.568 14.568 14.568 0,0 0,0 Labarugi yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual setelah pajak tangguhan 130 2.933 1.945 2.156,2 33,7 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 73 5 58 93,2 1.060,0 Bagian efektif atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif 101 43 - 57,0 100,0 Selisih transaksi dengan pihak non pengendali 63 63 2.257 0,0 3.690,4 Total saldo laba 20.071 27.012 35.078 34,6 29,9 Total ekuitas pemilik entitas 43.473 47.600 59.072 9,5 24,1 Kepentingan non pengendali 52 83 1.950 59,6 2.249,4 Total Ekuitas 43.525 47.683 61.021 9,6 28,0 Struktur Permodalan Untuk memenuhi kebutuhan permodalan berdasarkan Basel II, BNI mencatat ATMR setelah risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional sebesar Rp310,5 triliun atau naik sebesar 7,6 dibandingkan tahun 2013. Pada akhir tahun 2014, 85,7 aset BNI bank saja didanai oleh liabilitas dan sisanya sebesar 14,3 didanai oleh ekuitas. Mengingat pentingnya struktur modal dalam mendukung ekspansi usaha di tahun yang akan datang, BNI bertekad untuk mengelola struktur modal yang sehat dan kuat sehingga mampu mendukung pertumbuhan usaha secara maksimal. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM 2012 Bank Rp miliar 2013 Bank Rp miliar 2014 Bank Rp miliar Komponen Modal Modal Inti 35.679 40.910 47,618 Modal Pelengkap 3.512 2.653 2.734 Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 39.191 43.563 50.352 Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit 202.799 251.142 268.430 Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional 31.087 35.996 41.228 Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Pasar 1.257 1.479 828 Rasio Modal inti 15,2 14,2 15,3 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional 16,8 15,2 16,3 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar 16,7 15,1 16,2 Tinjauan Keuangan 69 BNI Laporan Tahunan 2014 Komponen Modal Modal Inti Merupakan modal bank yang terdiri dari modal disetor, cadangan tambahan modal, modal inovatif, dan faktor pengurang modal inti. Seperti pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa modal inti BNI meningkat dari Rp40,9 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp47,6 triliun pada tahun 2014 atau sebesar 16,4 yang dikarenakan tambahan modal dari komponen laba ditahan. Rasio modal inti BNI pada tahun 2014 tercatat sebesar 15,3. Modal Pelengkap maksimum 100 dari modal inti Modal pelengkap mengacu pada modal bank terdiri dari cadangan umum aset produktif, revaluasi aset tetap serta faktor penyertaan 50. Modal pelengkap BNI mengalami peningkatan dari Rp2,6 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp2,7 triliun pada tahun 2014 atau sebesar 3,1 yang disebabkan oleh peningkatan pada cadangan umum aset produktif dari Rp1,3 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp1,6 triliun pada tahun 2014 atau sebesar 22,9. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR Sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia melalui PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013, ATMR yang digunakan dalam perhitungan modal minimum dan perhitungan pembentukan tambahan modal terdiri atas ATMR untuk Risiko Kredit, ATMR untuk Risiko Pasar, dan ATMR untuk Risiko Operasional. Untuk profil risiko ATMR akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan manajemen risiko. Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal Selama tahun 2014 penambahan modal BNI hanya bersifat organik atau bersumber dari laba kegiatan operasional saja. Strategi yang diterapkan BNI lebih dalam hal menjaga batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum. 2012 16,7 15,2 15,1 14,2 16,2 15,3 2013 2014 CAR Tier 1 Arus Kas Pada tahun 2014, saldo kas dan setara kas mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp7,5 triliun, yang terdiri dari arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp610 miliar, arus kas keluar bersih dari aktivitas investasi sebesar Rp2,4 triliun dan arus kas keluar bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp4,5 triliun. Peningkatan arus kas di tahun 2014 juga dipengaruhi oleh perubahan kurs valas sebesar Rp78 miliar dan dana syirkah temporer sebesar Rp4,9 triliun. CAR minimum 9 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Arus Kas 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 Rp miliar 2013-2014 Rp miliar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 6.948 6.903 610 13.851 6.293 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 4.479 10.673 2.406 6.194 8.267 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan 3.067 9.985 4.454 6.918 14.493 Arus Kas Bersih 5.536 7.591 7.470 13.127 121 Tinjauan Keuangan Arus Kas dari Aktivitas Operasional Arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp610 miliar terutama berasal dari penerimaan bunga, provisi dan komisi dan pendapatan lainnya, yang masing-masing sebesar Rp33,1 triliun dan Rp10,4 triliun yang juga diimbangi dengan beban bunga dan pembiayaan lainnya yang dibayar dan beban operasional lainnya, yang masing- masing sebesar Rp10,7 triliun dan Rp19,2 triliun. Arus kas keluar bersih tersebut juga dipengaruhi oleh peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp17,5 triliun serta peningkatan kredit sebesar Rp26,9 triliun. Sedangkan pada tahun 2013 arus kas keluar sebesar Rp6,9 triliun terutama berasal dari penerimaan bunga, provisi komisi dan pendapatan lainnya, yang masing-masing sebesar Rp26,2 triliun dan Rp9,4 triliun yang juga diimbangi dengan beban bunga dan pembiayaan lainnya yang dibayar dan beban operasional lainnya, yang masing-masing sebesar Rp7,3 triliun dan Rp15,6 triliun. Arus kas keluar tersebut juga dipengaruhi oleh peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp32,2 triliun serta peningkatan kredit sebesar Rp49,9 triliun. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2014 sebesar Rp2,4 triliun yang berasal dari pembelian aset tetap sebesar Rp1,4 triliun serta penjualan dan pembelian dari obligasi pemerintah dan surat berharga masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp2,7 triliun. Sedangkan arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2013 sebesar Rp10,7 triliun yang berasal dari pembelian aset tetap sebesar Rp1,6 triliun serta pembelian obligasi pemerintah dan surat berharga yang masing-masing sebesar Rp6,5 miliar dan Rp2,6 triliun. Arus Kas dari Aktivitas Financing Pada tahun 2014 arus kas keluar bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp4,5 triliun disebabkan karena pembayaran dividen dan penurunan pinjaman yang diterima yang masing- masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp7,7 triliun. Sedangkan pada tahun 2013 arus kas masuk bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp10,0 triliun yang berasal dari kenaikan pinjaman yang diterima sebesar Rp10,2 triliun dan peningkatan surat berharga yang diterbitkan sebesar Rp1,2 triliun yang juga dipengaruhi oleh pembayaran dividen sebesar Rp2,1 triliun. 71 BNI Laporan Tahunan 2014 Rasio-rasio Keuangan 2012 Bank 2013 Bank 2014 Bank Rasio Permodalan CAR-Tier I 15,17 14,17 15,34 CAR-Tier II 1,49 0,92 0,88 CAR Risiko Kredit, Pasar dan Operasional 16,67 15,09 16,22 Kualitas Aset NPL net 0,75 0,55 0,39 NPL gross 2,84 2,17 1,96 Rasio Kecukupan Pencadangan Kerugian terhadap Pinjaman yang Bermasalah 123,02 128,48 130,11 Rasio Profitabilitas ROA 2,92 3,36 3,49 ROE 19,99 22,47 23,64 NIM 5,93 6,11 6,20 Rasio Efisiensi BOPO 70,99 67,12 69,78 CIR 49,46 46,65 43,85 Rasio Likuiditas LDR 77,52 85,30 87,81 Rasio Kepatuhan GWM Rupiah 8,53 8,06 8,08 Posisi Devisa Neto 2,05 3,39 1,61 Rasio Permodalan Rasio Kecukupan Modal Rasio Kecukupan Modal CAR pada tahun 2014 meningkat menjadi 16,2 dari 15,1 pada tahun 2013. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan modal pada tier I dari 14,2 pada tahun 2013 menjadi 15,3 pada tahun 2014, dan peningkatan ATMR sebesar 7,6 yang lebih rendah dari peningkatan komponen modal sehingga secara langsung meningkatkan CAR. CAR BNI di tahun 2014 jauh lebih tinggi dari rasio kecukupan minimum yang ditetapkan Bank Indonesia pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum yakni minimum 9,0 dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 2. Kualitas Aset Rasio NPL BNI berhasil mengelola kualitas pinjaman yang diberikan dengan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah pinjaman bermasalah NPL periode tahun 2014 sebesar Rp5,1 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp5,2 triliun. Cadangan kerugian atas pinjaman bermasalah yang dibentuk tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp3,9 triliun menjadi Rp4,1 triliun. Perbaikan kualitas pinjaman pada tahun 2014 berpengaruh pada rasio NPL gross yang membaik dari 2,17 menjadi 1,96 di tahun 2014 diikuti dengan perbaikan pada NPL net dari 0,55 menjadi 0,39. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Kualitas Pinjaman yang Diberikan 2012 Bank Rp miliar 2013 Bank Rp miliar 2014 Bank Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 NPL 5.484 5.198 5.151 5,2 0,9 Pinjaman yang diberikan - bank saja 193.017 239.363 262.578 24,0 9,7 CKPN NPL 4.029 3.919 4.121 2,7 5,2 NPL neto 0,75 0,55 0,39 NPL gross 2,84 2,17 1,96 Coverage Ratio Secara umum, BNI telah melakukan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi pinjaman yang bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan coverage ratio yang semula 128,5 pada tahun 2013 menjadi 130,1 di tahun 2014, sejalan dengan kebijakan manajemen dalam hal mitigasi risiko. 2012 Bank Rp miliar 2013 Bank Rp miliar 2014 Bank Rp miliar CKPN Aset Keuangan 6.746 6.679 6.702 NPL 5.484 5.198 5.151 Coverage Ratio 123,0 128,5 130,1 Tinjauan Keuangan Rasio Profitabilitas ROA Return on Assets ROA BNI meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat 3,4 menjadi 3,5 di tahun 2014. ROE Return on Equity ROE mengukur tingkat pengembalian atas modal inti. Dibandingkan dengan tahun 2013, ROE BNI meningkat dari 22,5 menjadi 23,6 pada tahun 2014. NIM Marjin bunga bersih Net Interest Margin pada tahun 2014 sebesar 6,2, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 6,1. Rasio Efisiensi BOPO Rasio BOPO Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional meningkat dari 67,1 di tahun 2013 menjadi 69,8 ditahun 2014. Peningkatan rasio BOPO di tahun 2014 dipengaruhi oleh agresifnya pertumbuhan pada beban bunga. CIR Cost to Income Ratio CIR BNI di tahun 2014 dbandingkan dengantahun 2013 membaik dari sebelumnya 46,7 menjadi 43,8. Kondisi ini menunjukkan bahwa BNI mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. 73 BNI Laporan Tahunan 2014 Rasio Likuiditas Rasio Pinjaman terhadap Simpanan Rasio Pinjaman terhadap Simpanan LDR meningkat dari 85,3 pada tahun 2013 menjadi 87,8 pada tahun 2014. Peningkatan LDR tersebut sesuai dengan strategi manajemen dalam hal mengelola aset produktif untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi. Selain itu juga agar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional yang menetapkan LDR di kisaran 78,0-92,0. Rasio Kepatuhan Giro Wajib Minimum Dalam pengelolaan likuiditas, secara harian BNI selalu berusaha menjaga tingkat kecukupan likuiditas yang optimum untuk mendukung operasional harian dan memenuhi ketentuan Bank Indonesia melalui Giro Wajib Minimum GWM. Pada 31 Desember 2014, GWM Rupiah BNI tercatat sebesar 8,1 dan GWM Valuta Asing sebesar 8,3. Posisi likuiditas ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515 PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional. Posisi Devisa Neto Posisi Devisa Neto PDN tahun 2014 tercatat pada level 1,6, menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 3,4. Angka tersebut masih jauh di bawah jumlah maksimum yang ditetapkan BI pada Peraturan Bank Indonesia No. 1210PBI2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 513PBI2003 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum, yaitu sebesar 20 dari modal. Pengungkapan Lain-lain Aset Bank yang Dijaminkan Pada Tahun 2014, tidak ada aset bank yang dijaminkan. Komitmen dan Kontinjensi Jumlah liabilitas komitmen pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 7,2 dibandingkan dengan tahun 2013 yang dipengaruhi oleh naiknya fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan sebesar 13,6. Untuk tagihan kontinjensi, pada tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 43,8 dibandingkan tahun 2013 yang didominasi oleh kenaikan garansi bank yang diterima sebesar 62,7. Sedangkan liabilitas kontinjensi juga mengalami kenaikan sebesar 28,7 dibandingkan tahun 2013 yang sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan performance bonds sebesar 23,4 dan standby LC sebesar 56,8. Komitmen dan Kontinjensi yang Mempunyai Risiko Kredit 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar YoY 2012-2013 2013-2014 Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 30.591 34.037 38.667 11,3 13,6 Irrevocable LC yang masih berjalan 9.746 10.220 8.784 4,9 14,1 Total Liabilitas Komitmen 40.337 44.257 47.451 9,7 7,2 Tagihan Kontinjensi Garansi yang Diterima: 4.724 7.525 12.245 59,3 62,7 Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 2.676 3.021 2.946 12,9 2,5 Lain-lain 87 93 104 6,9 11,8 Total Tagihan Kontinjensi 7.487 10.639 15.295 42,1 43,8 Liabilitas Kontinjensi Garansi Bank yang Diberikan 20.288 27.693 35.631 36,5 28,7 Total Liabilitas Kontinjensi 20.288 27.693 35.631 36,5 28,7 BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Derivatif dan Fasilitas Lindung Nilai BNI melakukan transaksi derivatif baik untuk kepentingan Bank ataupun kepentingan nasabah. Dalam hal kepentingan Bank, BNI melakukan transaksi Cross Currency Swap CCS USD IDR sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan valas dimana total outstanding sampai saat ini adalah USD 150 juta yang akan jatuh tempo pada Juni 2016. Sedangkan sebagai solusi lindung nilai bagi nasabah, BNI telah melakukan transaksi CCS USD dengan total outstanding sebesar USD 93,88 juta per posisi 31 Desember 2014. Dampak Perubahan Suku Bunga terhadap Kinerja Selama tahun 2014, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 7,75. Stabilitas BI rate ini membantu BNI untuk tetap menjaga margin bunga bersih Net Interest Margin pada kisaran 6.2 meskipun di sisi cost of fund telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dan terlihat dari turunnya CASA ratio dari 68,5 di tahun 2013 menjadi 64,5 di tahun 2014. Tingginya BI rate telah mendorong BNI untuk melakukan penyesuaian suku bunga pada pinjaman yang diberikan. Namun demikian, kenaikan suku bunga pada pinjaman tidak memiliki dampak langsung terhadap kualitas aset BNI. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya rasio pinjaman bermasalah Non Performing Loan dari tahun sebelumnya sebesar 2,17 menjadi 1,96. Pinjaman yang Direstrukturisasi Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi pada posisi tahun 2014 tercatat sebesar Rp4,7 triliun, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,1 dari outstanding kredit restrukturisasi per tahun 2013 sebesar Rp4,8 triliun atau menurun Rp100,0 miliar. Pinjaman yang Direstrukturisasi 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar Perpanjangan jangka waktu kredit 1.434 1.106 933 Perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit 589 443 497 Perpanjangan jangka waktu, penurunan suku bunga kredit, dan skema restrukturisasi lain-lain 5.423 5.350 4.933 Total 7.446 6.899 6.364 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 1.592 2.131 1.696 Total Pinjaman yang Direstrukturisasi Bersih 5.854 4.768 4.668 Bahasan Mengenai Investasi Barang Modal Yang Direalisasikan Pada Tahun Buku Terakhir Belanja barang modal BNI pada tahun 2014 relatif stabil bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp1,2 triliun. Komposisi terbesar belanja barang modal masih terkonsentrasi pada perabotan otomasi dalam rangka perluasan jaringan dan peningkatan teknologi. Belanja Barang Modal 2012 Rp miliar 2013 Rp miliar 2014 Rp miliar BangunanGedung 113 198 274 Tanah - - - Perabotan Otomasi 641 888 803 Perabotan Non Otomasi 151 134 120 Kendaraan 8 1 6 Total 913 1.221 1.203 Tinjauan Keuangan 75 BNI Laporan Tahunan 2014 Ikatan Material untuk Belanja Barang Modal Pada tahun 2014, terkait dengan belanja modal, BNI telah melakukan beberapa pengikatan material, yang sebagian besar dilakukan dalam mata uang Rupiah untuk meminimalisir risiko fluktuasi mata uang. Beberapa ikatan material yang dilakukan diantaranya: 1. Proyek pembangunan gedung - Kantor Wilayah BSD Rp75 miliar - Gedung dual data center Slipi Rp53 miliar 2. Pengembangan infrastruktur TI dan e-Banking - ATM Rp247 miliar - Vendor desain Install data center Rp101 miliar - Modernisasi core HCMS Rp65 miliar - Implementasi aplikasi Base 24 Rp36 miliar - License Microsoft Rp71 miliar - License IBM Rp57 miliar Sumber pendanaan atas belanja modal tersebut adalah sisa anggaran investasi tahun lalu, total beban penyusutan tahun lalu dan laba bersih tahun-tahun buku sebelumnya. Kemampuan Membayar Hutang Sampai dengan tahun 2014, BNI memiliki tingkat likuiditas dan solvabilitas yang baik. Hal ini direpresentasikan oleh kemampuan BNI dalam memenuhi segala kewajiban jatuh tempo secara tepat waktu, baik terhadap pembayaran pokok hutang ataupun beban bunganya. Properti Untuk Investasi Sampai dengan akhir tahun 2014, BNI tidak memiliki aset properti yang digunakan untuk keperluan investasi. Kebijakan dan Tanggal Dividen Kebijakan dividen setiap tahun ditetapkan melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pada tahun 2014, BNI telah melakukan pembayaran dividen kas sebesar Rp2,1 triliun atau sebesar 30 dari laba bersih tahun 2013. Kebijakan Dividen Selama 2 Tahun Buku Tahun Buku Total Dividen yang Dibagikan Rp miliar Jumlah Dividen per Saham Rasio Pembayaran Dividen Tanggal Pengumuman Tanggal Pembayaran Dividen 2012 2.113,84 113,35 30 dari laba bersih 2012 2 April 2013 16 Mei 2013 2013 2.716,30 145,71 30 dari laba bersih 2013 3 April 2014 19 Mei 2014 Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan danatau Manajemen yang Dilaksanakan Perusahaan Program pengganti MESOP BNI 2011 adalah bertujuan untuk memberikan saham BNI kepada anggota Direksi, Komisaris non Independen BNI, dan pegawai senior BNI. Saham-saham BNI yang dibagikan kepada peserta program akan menjadi hak mereka masing-masing vested sesuai dengan jadwal vesting sebagaimana diatur dalam program. Dengan demikian, sebelum jadwal vesting, saham-saham yang dibagikan kepada anggota direksi dan komisaris non independen akan disimpan oleh kustodian di dalam pool tertentu. Sesuai dengan jadwal vesting yang telah ditentukan sejak awal program, tahun 2014 merupakan vesting ketiga bagi anggota Direksi dan Komisaris non Independen BNI yang telah direalisasikan pada tanggal 3 Januari 2014, sedangkan bagi pegawai senior BNI tanggal 1 Maret 2014. BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen Penawaran Umum Pada tahun 2014, BNI tidak melakukan penawaran umum saham danatau obligasi. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Tidak ada penggunaan dana atas hasil penawaran umum saham danatau obligasi tahun 2014. Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca Tidak terdapat kejadian penting yang signifikan setelah tanggal neraca yang berpengaruh terhadap posisi keuangan BNI per tanggal 31 Desember 2014. Perubahan-perubahan Penting yang Terjadi di Bank dan Kelompok Usaha Bank dalam Tahun yang Bersangkutan Tidak terdapat perubahan-perubahan penting yang terjadi di Bank dan kelompok usaha Bank sampai dengan periode Desember 2014 yang berpengaruh terhadap posisi keuangan BNI. Investasi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Kepemilikan Saham Investasi Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BNI Syariah pada tanggal 18 September 2014 sesuai dengan Akta Notarial No. 53, BNI dan BNI Life masing-masing menambah modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp500.000.000.000 dan Rp500.000.000 secara tunai dengan mengeluarkan saham dari modal dasar sejumlah 500.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Penambahan modal saham ini telah mendapatkan persetujuan dari OJK berdasarkan Surat OJK melalui Pelaksana Harian Plh Kepala Departemen Pengawasan Bank I No. S-67PB.312014 tanggal 25 Agustus 2014 perihal Persetujuan Tambahan Penyertaan Modal oleh BNI dan BNI Life pada BNI Syariah serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU- 06781.40.21.2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar BNI Syariah. Divestasi Pada tahun 2014, BNI tidak melakukan kegiatan divestasi. Restrukturisasi Kepemilikan Saham Pada tanggal 3 April 2014, Kementrian Hukum dan HAM secara resmi telah memberikan persetujuan atas kemitraan strategis antara BNI dengan Sumitomo Life Insurance Company, sehingga struktur kepemilikan saham BNI Life telah mengalami perubahan menjadi 60 dimiliki oleh BNI dan 40 dimiliki oleh Sumitomo Life. Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan Selama tahun 2014, BNI tidak melakukan transaksi material yang mengandung benturan kepentingan. Aset Bank yang Dijaminkan Selama tahun 2014, tidak ada aset BNI yang dijaminkan. Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan normal usaha, BNI melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan danatau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama secara wajar. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada Catatan 44 atas laporan keuangan pada laporan tahunan ini. Transaksi-transaksi Penting Lainnya dalam Jumlah yang Signifikan BNI mencatat penerimaan sebesar Rp4,2 trilliun melalui mekanisme Issuing of New Shares pada PT BNI Life Insurance entitas anak dari Sumitomo Life Insurance Company. Kebijakan Akuntansi Laporan Keuangan Konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM dan LK No.VIII G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Tinjauan Keuangan 77 BNI Laporan Tahunan 2014 PSAK yang Berlaku Tahun 2014 Pada tahun 2014, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI telah mengesahkan atas beberapa interpretasi dan standar akuntansi yang berlaku efektif pada 1 Januari 2014 sebagai berikut: - ISAK 27 – Pengalihan Aset dari Pelanggan - ISAK 28 – Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas - ISAK 29 – Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka - PSAK 102 – Revisi 2013 - Akuntansi Murabahah. Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak terdapat dampak atas interpretasi standar akuntansi ISAK 27, ISAK 28, dan ISAK 29 di atas. Pada tanggal 13 November 2013, DSAS-IAI mengesahkan PSAK 102 Revisi 2013: Akuntansi Murabahah yang merupakan revisi PSAK 102 2007: Akuntansi Murabahah. PSAK 102 Revisi 2013 merupakan penyempurnaan dari pengaturan akuntansi murabahah yang mencakup murabahah transaksi pembiayaan. Penyempurnaan perlakuan akuntansi ini berdasarkan pada fatwa DSN-MUI No. 84DSN-MUI XII.2012 tentang Metode Pengukuran Keuntungan di Lembaga Keuangan Syariah. Berdasarkan PSAK 102 Revisi 2013 tersebut, penjual yang tidak memiliki risiko yang signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan untuk transaksi murabahah merupakan penjual yang melaksanakan transaksi pembiayaan murabahah. Perlakuan atas transaksi tersebut mengacu pada PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang terkait aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, yang dalam penerapannya disesuaikan dengan prinsip, karakteristik dan istilah transaksi syariah. Perubahan Perundang-undangan dan Dampaknya terhadap Kinerja Bank Perubahan beberapa peraturan perundang-undangan sepanjang tahun 2014 dan dampaknya bagi Bank BNI adalah sebagai berikut: • Peraturan Bank Indonesia No.1618PBI2014 tanggal 17 September 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 158 PBI2013 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank Penyempurnaan dimaksud dilakukan dalam rangka harmonisasi dengan pengaturan transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik di pasar valas domestik. Pokok-pokok pengaturannya meliputi: 1. Transaksi lindung nilai wajib dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara bank dengan pihak domestik, ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi derivatif, dan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko bank. 2. Transaksi lindung nilai wajib dilakukan dengan underlying transaction, dengan jangka waktu dan nominal transaksi lindung nilai paling lama sesuai dengan jangka waktu dan paling banyak sebesar nominal underlying transaction. 3. Penyelesaian transaksi lindung nilai dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi valuta asing terhadap Rupiah antara Bank dengan pihak domestik. 4. Sanksi mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi valuta asing terhadap Rupiah antara Bank dengan pihak domestik, ketentuan Bank Indonesia mengenai transaksi derivatif, ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan harian bank umum dan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko bank. 5. Pencabutan Surat Edaran Bank Indonesia No.1542DPM tanggal 8 Oktober 2013 perihal Transaksi Lindung Nilai kepada Bank. • Peraturan Bank Indonesia Nomor 1617 PBI2014 Tanggal 17 September 2014 Tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut antara lain: 1. Bank dapat melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan pihak asing atas dasar suatu kontrak dan bank wajib memiliki pedoman internal. 2. Transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan bank dengan pihak asing di atas jumlah tertentu threshold wajib memiliki underlying transaction untuk seluruh kegiatan sebagai berikut: BNI Laporan Tahunan 2014 Analisis Pembahasan Manajemen a. perdagangan barang dan jasa di dalam dan di luar negeri; danatau b. investasi berupa foreign direct investment, portfolio investment , pinjaman, modal, dan investasi lainnya di dalam dan di luar negeri. Namun tidak termasuk untuk penggunaan Sertifikat Bank Indonesia SBI untuk transaksi derivatif dan penempatan dana pada Bank vostro antara lain berupa tabungan, giro, deposito, dan Negotiable Certiicate of Deposit NCD. • Peraturan Bank Indonesia Nomor 1616 PBI2014 Tanggal 17 September 2014 Tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Domestik Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut antara lain: 1. Bank dapat melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak domestik atas dasar suatu kontrak dan Bank wajib memiliki pedoman internal tertulis. 2. Dalam melakukan transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan nasabah, bank wajib menggunakan kuotasi harga kurs valuta asing terhadap rupiah yang ditetapkan oleh bank. 3. Transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan di atas jumlah tertentu threshold wajib memiliki underlying transaction untuk seluruh kegiatan sebagai berikut: a. perdagangan barang dan jasa di dalam dan di luar negeri; danatau b. investasi berupa direct investment, portfolio investment , pinjaman, modal, dan investasi lainnya di dalam dan di luar negeri. Namun tidak termasuk untuk penempatan dana pada Bank antara lain berupa tabungan, giro, deposito, Negotiable Certiicate of Deposit NCD dan kegiatan pengiriman uang oleh perusahaan transfer dana. • Peraturan Bank Indonesia Nomor 1610 PBI2014 Tanggal 14 Mei 2014 Tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri Peraturan Bank Indonesia PBI ini diterbitkan dalam rangka menyempurnakan ketentuan penerimaan devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri yang diatur melalui PBI No.1425PBI2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pemantauan penerimaan devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri melalui perbankan di Indonesia guna mendukung optimalisasi pemanfaatan devisa hasil ekspor dan devisa utang luar negeri. Bank BNI ikut mendukung peraturan ini dengan membentuk Unit Trust untuk mengelola penerimaan devisa hasil ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri melalui perbankan di Indonesia berupa jasa trust bagi nasabah. • Peraturan Bank Indonesia Nomor 169 PBI2014 tentang Perubahan Keduaatas Peraturan Bank Indonesia Nomor 714 PBI2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Penyempurnaan pengaturan ini antara lain: 1. Nilai investasi yang dapat dilakukan hedging tidak termasuk future income yang belum dapat dipastikan jumlah dan waktu penerimaan dari investasi dimaksud. Dalam hal future income tersebut berupa dividen, terhadap dividen dimaksud dapat dilakukan hedging sebelum adanya kepastian jumlah dan waktu penerimaan. Tinjauan Keuangan 79 BNI Laporan Tahunan 2014 2. Pengaturan hedging atas dividen yang belum dapat dipastikan jumlah dan waktu penerimaannya adalah sebagai berikut: a. Hedging hanya dapat dilakukan melalui transaksi out right forward jual valuta asing terhadap rupiah Bank dengan pihak asing dan wajib dilengkapi dengan dokumen pendukung. Nilai hedging tersebut paling banyak sebesar nilai estimasi dividen yang akan diterima pihak asing berdasarkan dokumen pendukung. b. Memiliki jangka waktu paling singkat 1 satu minggu dan paling lama sampai dengan jangka waktu penerimaan dividen. c. Bank dilarang menerima pembatalan transaksi hedging atas dividen yang akan diterima oleh pihak asing. d. Dalam hal selama periode hedging terdapat keputusan manajemen perusahaan yang dapat memberikan kepastian mengenai jumlah dan waktu pembayaran dividen yang akan diterima pihak asing, Bank wajib melakukan penyesuaian atas jumlah hedging pihak asing menjadi paling banyak sesuai dengan jumlah dividen yang sudah pasti akan diterima oleh pihak asing dan jangka waktu hedging menjadi sesuai dengan tanggal pembayaran dividen. Penyesuaian hedging tersebut dapat dilakukan dengan penyelesaian secara netting . e. Bank wajib memastikan bahwa pihak asing tidak melakukan penjualan saham yang dividennya digunakan sebagai underlying transaction hedging sampai dengan batas waktu saham masih memiliki hak atas dividen yang dijadikan underlying. • Peraturan Bank Indonesia No. 167PBI2014 tanggal 7 April 2014 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia No. 71PBI2005 tentang Pinjaman Luar Negeri Bank Dari sisi ketentuan, perubahan dalam PBI ini merupakan penambahan pengecualian atas Pinjaman Luar Negeri PLN Jangka Pendek dari kewajiban menjaga posisi PLN Bank sebesar 30 terhadap modal. Adapun pokok-pokok perubahan yang merupakan penambahan pengecualian tersebut mencakup: 1. Giro milik bukan penduduk yang menampung dana untuk pembelian Sertifikat Bank Indonesia SBI dan hasil penjualan kembali Sertifikat Bank Indonesia SBI. 2. Kewajiban bank kepada bukan penduduk yang timbul dari transaksi derivatif lindung nilai. 3. Giro milik bukan penduduk yang digunakan dalam rangka penyaluran kredit ke sektor riil dan proyek-proyek infrastruktur. 4. Giro milik bukan penduduk yang menampung dana hasil penerbitan obligasi berdenominasi Rupiah oleh lembaga supranasional dalam rangka pembiayaan sektor riil dan proyek- proyek infrastruktur. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Kegiatan perbankan Business Banking BNI fokus untuk melayani para nasabah di segmen korporasi, menengah dan kecil. Sejalan dengan sasaran BNI untuk tumbuh sebagai bank yang berorientasi kepada nasabah customer centric, Business Banking menerapkan strategi pertumbuhan pinjaman dengan fokus pada 8 delapan sektor unggulan sectoral-focus, yakni sektor minyak, gas dan pertambangan; telekomunikasi; kimia; agribisnis; makanan minuman; perdagangan besar dan eceran; kelistrikan; dan konstruksi. Kebijakan ini terbukti berhasil mempertajam upaya BNI dalam memenuhi kebutuhan nasabah dan peningkatan kualitas secara menyeluruh. Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan baik sehingga mampu mendukung pertumbuhan kinerja keuangan yang solid. Selama 2014, Kinerja Business Banking terus bertumbuh ditengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan likuiditas yang semakin ketat. Business Banking 81 BNI Laporan Tahunan 2014 Sepanjang tahun 2014, industri perbankan mengalami perlambatan akibat terjadinya fluktuasi global. Hal ini berakibat pada likuiditas yang semakin ketat, serta meningkatnya risiko kredit bermasalah. Namun demikian, di tengah kondisi yang penuh tantangan Business Banking BNI berhasil terus meningkatkan kinerjanya menjadi Business Banking unggulan pilihan nasabah. Kinerja 2014 Di tahun 2014, segmen Business Banking BNI berhasil membukukan pertumbuhan yang positif. Total pinjaman yang disalurkan mencapai sebesar Rp197,1 triliun, meningkat sebesar 8,7 dibandingkan penyaluran pinjaman di tahun 2013 sebesar Rp181,4 triliun. Selain penyaluran pinjaman, Business Banking juga mencatat peningkatan dalam penghimpunan dana nasabah institusi, korporat dan komersial, yang mencapai Rp137,2 triliun. Segmen Korporasi Segmen Korporasi BNI melayani kebutuhan perbankan untuk Badan Usaha Milik Negara, perusahaaan-perusahaan nasional dan multi nasional terbesar di Indonesia melalui pemberian kredit, solusi keuangan terpadu, termasuk sindikasi, kustodian, trustee dan jasa transaksional lainnya. Selain itu BNI bersinergi dengan anak perusahaan dalam bidang perbankan Syariah, asuransi maupun pasar modal dalam memberikan layanan Aksi Korporasi, termasuk penerbitan obligasi, Medium Term Note, Initial Public Offering, Advisory dan lain-lain. BNI juga menawarkan jasa pengelolaan dana terpadu bagi nasabah korporasi dan institusi dengan fitur yang menarik serta berbagai solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah segmen korporasi. Pertumbuhan Kredit Di tahun 2014, total kredit korporasi mencapai Rp119,7 triliun, atau meningkat 6,7 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, serta menyumbangkan 43,1 dari total portofolio kredit BNI. Sektor unggulan yang mendominasi penyaluran pinjaman korporasi adalah sektor pertanian sebesar 15,8 dari total kredit bisnis korporasi, diikuti dengan sektor minyak, gas dan pertambangan sebesar 12,7, sektor kelistrikan dengan kontribusi sebesar 11,7 dan sektor makanan dan minuman sebesar 8,1. Krishna R. Suparto Direktur Bisnis Banking Pertumbuhan kinerja Business Banking tercapai melalui strategi yang fokus pada 8 sektor unggulan, didukung pendekatan value chain sehingga nasabah korporasi bersama mitranya memperoleh manfaat maksimal dari solusi keuangan unggulan dan terpadu BNI. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Business Banking Berikut daftar sektor usaha 10 debitur besar individual dan grup pada akhir tahun 2014: • Menjadi mitra unggulan dalam penghimpunan Devisa Hasil Ekspor DHE penerimaan Migas melalui jasa kustodian, trustee paying agent dan jasa transaksional lainnya • Ekspansi kredit korporasi melalui kegiatan sindikasi termasuk keagenan dan advisory • Ekspansi kredit kepada debitur mitra korporat melalui skema Financial Supply Chain Management FSCM • Mengoptimalkan kinerja melalui sinergi unggulan BNI dengan perusahaan anak melalui program BNI Financial Services Group • Menggunakan analisis industri, market insight dan data analitik dalam bisnis portofolio manajemen. Segmen Korporasi Rp triliun 2012 2013 2014 119,7 Segmen Menengah Rp triliun 2012 2013 2014 40,3 30,7 35,7 Segmen Kecil Rp triliun 2012 2013 2014 37,1 38,4 34,9 Outstanding Kredit Business Banking 112,2 72,2 Terdapat reklasifikasi dari menengah ke Korporasi Rp10,3 triliun Terdapat reklasifikasi dari Kecil ke Menengah Rp1,8 triliun Individu Debitur Individual Jumlah Rp Pertambangan 8,5 triliun Listrik 7,9 triliun Rokok 6,0 triliun Non Banking Financial Institution 4,6 triliun Industri Kimia 3,0 triliun Pertanian 3,0 triliun Transportasi 2,8 triliun Minyak dan Gas Bumi 2,7 triliun Bangunan Sipil Lainnya 2,2 triliun Non Banking Financial Institution 2,0 triliun Jumlah 42,7 triliun Grup Debitur Kelompok Jumlah Rp Listrik 8,9 triliun Pertambangan 8,9 triliun Industri Kimia 6,0 triliun Pertanian 5,2 triliun Pertanian 4,7 triliun Telekomunikasi 3,2 triliun Transportasi 2,8 triliun Industri Makanan dan Minuman 2,4 triliun Bangunan Sipil Lainnya 2,4 triliun Lainnya 2,1 triliun Jumlah 46,6 triliun Total Outstanding Cash Loan dan Non Cash Loan Garansi Bank, LC dan SBLC Berdasarkan jenis kredit yang diberikan, di tahun 2014 mayoritas kredit korporasi disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja, yang mencakup 61,1 dari total kredit korporasi yang disalurkan, atau sebesar Rp73,1 triliun sedangkan sisanya sebesar 38,9 atau Rp46,5 triliun merupakan kredit investasi. Rencana Kerja 2015 Selaras dengan strategi BNI untuk meraih pertumbuhan aset yang berkualitas, memasuki tahun 2015 segmen korporasi BNI telah menetapkan inisiatif-inisiatifnya sebagai berikut: • Menjadi pelopor dalam pembiayaan bidang Infrastruktur, Industri, dan Kemaritiman 83 BNI Laporan Tahunan 2014 Segmen Menengah Segmen Menengah BNI memberikan layanan perbankan kepada perusahaaan-perusahaan dengan skala menengah melalui pemberian kredit, pengeloaan dana, memberikan solusi keuangan terpadu dan jasa transaksional lainnya melalui 24 Sentra Kredit Menengah SKM yang tersebar diberbagai kota besar di Indonesia. Pertumbuhan Kredit Pada akhir tahun 2014, kredit segmen menengah telah mencapai sebesar Rp40,3 triliun, atau tumbuh 31,3 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, serta mencakup 14,5 dari total kredit BNI. Penyaluran kredit segmen menengah terdiri dari Kredit Modal Kerja yang menyumbang 69,7 atau sebesar Rp28,1 triliun, sedang 30,3 sisanya atau sebesar Rp12,2 triliun merupakan Kredit Investasi. Pinjaman segmen menengah mayoritas disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 20,8 diikuti dengan kredit di sektor Konstruksi 14,9 dari total pinjaman segmen menengah. Kinerja di tahun 2014 terutama didukung oleh inisiatif- inisiatif berikut: • Mengoptimalkan pendekatan supply-chain dengan target mitra-mitra usaha dari debitur korporasi menengahkecil. • Membangun sinergi antara sentra-sentra kredit dan kantor cabang BNI guna mengefektifkan inisiatif cross selling dan product bundling untuk meraih pertumbuhan fee based income. • Secara konsisten melaksanakan Tactical Account Planning wallet sizing . Segmen Kecil BNI juga berkomitmen dalam pengembangan pengusaha kecil melalui melalui 58 Sentra Kredit Kecil SKC, 111 Unit Kredit Kecil UKC dan didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhan Kredit Di tahun 2014, pinjaman bagi segmen kecil mencapai sebesar Rp37,1 triliun, turun 3,5 dari pencapaian tahun 2013 sebesar Rp38,4 triliun, serta menyumbang sebesar 13,3 dari total kredit BNI. Dari total kredit segmen kecil, sebesar Rp27,2 triliun atau 73,3 merupakan Kredit Modal Kerja, sedangkan sisanya sebesar Rp9,9 triliun atau 26,7 merupakan Kredit Investasi. Mayoritas kredit bagi usaha kecil disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 52,5, diikuti penyaluran ke sektor Konstruksi dan Pertanian, masing-masing sebesar 6,4 dan 6,0 dari total pinjaman usaha kecil di tahun 2014. Sejalan dengan dibentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, BNI juga fokus pada usaha kemaritiman melalui pembiayaan perikanan dan kelautan pada usaha kecil dan atas komitmen tersebut BNI memperoleh penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Kementerian Perikanan pada tanggal 4 Desember 2014 kepada BNI Tegal. Rencana Kerja 2015 Segmen Menengah Kecil Untuk meningkatkan penetrasinya di segmen usaha menengah dan kecil, BNI menetapkan strategi inisiatif berikut: • Ekspansi kredit kepada debitur mitra korporat melalui skema FSCM Financial Supply Chain Management di Sentra Kredit Kecil SKC dan Sentra Kredit Menengah SKM. • Ekspansi kredit fokus pada pemain utama pada sektor unggulan Wilayah dan industri penunjangnya. • Mendukung kredit program pemerintah diantaranya KKPE, KPEN-RP dan lainnya. • Pengembangan pengusaha UMK melalui penyaluran kredit linkage kepada BPR, Koperasi dan Plasma Inti. • Menggunakan analisis industri, market insight dan data analitik dalam bisnis portofolio manajemen. • Meningkatkan jasa transaksional dan solusi layanan terpadu untuk penghimpunan dana murah dan peningkatan fee base income. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Jasa Transaksional Perbankan Sepanjang tahun 2014, BNI berhasil terus meningkatkan keberadaannya sebagai bank transaksi pilihan nasabah melalui berbagai pilihan layanan cash management yang efisien, efektif, aman dan handal. Sebagai hasilnya, total frekuensi transaksi layanan manajemen kas terpadu melalui BNIDirect corporate internet banking tumbuh 24,5 mencapai 8,5 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp752 triliun dari sebesar Rp603 triliun di tahun sebelumnya. Seiring dengan peningkatan bisnis layanan transactional banking , pendapatan berbasis fee juga tumbuh 17 menjadi sebesar Rp362,1 miliar di akhir tahun 2014. Jasa transaksional perbankan juga menyediakan layanan custodial services, terutama untuk melayani kebutuhan kalangan pasar modal. Hingga akhir 2014, asset under custody AUC yang dikelola BNI adalah sebesar Rp115,61 triliun dari 146 nasabah, atau tumbuh dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp98,9 triliun dari 143 nasabah. Peningkatan kinerja di atas didukung oleh beberapa inisiatif strategis di tahun 2014. Antara lain, sepanjang tahun 2014 BNI berhasil meningkatkan penetrasi layanan transaksional perbankannya di segmen nasabah korporasi termasuk BUMN dan Pemerintahan, serta memperluas kehadirannya di segmen nasabah komersial dengan mengoptimalkan potensi debitur BNI di masing-masing wilayah. BNI juga berhasil memperoleh kepercayaan dalam membangun layanan-layanan publik yang mendukung efisiensi dan transparansi birokrasi pemerintahan, di antaranya untuk pembayaran pajak secara elektronik real-time online BNI e-Tax dan pembayaran bea cukai serta impor barang BNI e-PIB, pembayaran pembuatan paspor. Beragam solusi cash management BNI telah berhasil membantu nasabah dalam menciptakan proses bisnis yang semakin efisien sehingga mampu meningkatkan produktivitas nasabah. Solusi-solusi elektronik yang dibangun juga mampu menciptakan efisiensi proses kerja di internal BNI sehingga meningkatkan layanan bagi nasabah. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, layanan transaksional perbankan BNI berhasil meraih berbagai penghargaan di tahun 2014. Diantaranya adalah penghargaan sebagai the Best Local Cash Management Bank in Indonesia as Voted by Large Corporate Small Company , the Best Overall Cross- Border Cash Management Bank as voted by Large Corporate dan the Best overall Domestic Cash Management Bank as Voted by Large Corporate dari AsiaMoney, serta sebagai the Best Cash Management Bank in Indonesia 2014 dan Best Payable Solution in SEA 2014 dari Alpha South East Asia. Pada tahun ini BNI juga mendapatkan perhargaan sebagai Bank dengan Layanan Penerimaan Negara Terbaik Tingkat Nasional 2014 dari Kementerian Keuangan serta Bank Persepsi Mitra Kerja KPPN Jakarta IV dengan Layanan Penerimaan Negara Terbaik 2014. Business Banking Kiri ke kanan: • Nasabah Usaha Menengah BNI • Nasabah Usaha Kecil BNI 85 BNI Laporan Tahunan 2014 Peningkatan Sumber Dana Murah Guna memenuhi kebutuhan para nasabah korporasi, BNI menawarkan berbagai produk giro, deposito dan tabungan yang dirancang khusus sesuai kebutuhan operasional nasabah institusi. Di tahun 2014, pertumbuhan dana operasional nasabah perbankan bisnis tetap difokuskan pada dana murah, yang tumbuh semakin cepat dan efektif dengan saldo rata-rata dana murah sebesar Rp73,9 triliun, meningkat 8,8 dibandingkan saldo rata-rata sebesar Rp67,9 triliun di tahun 2013. Peningkatan kontribusi dana murah ini telah menghasilkan penurunan biaya dan cost of fund sehingga meningkatkan efisiensi dan daya saing BNI. Total simpanan nasabah business banking mencapai Rp132,7 triliun pada akhir tahun 2014, yang mencakup sebesar 46,1 dari total dana pihak ketiga BNI. Pencapaian ini meningkat sebesar 5,0 dibandingkan kinerja tahun sebelumnya sebesar Rp130,8 triliun atau 44,8 dari total dana pihak ketiga tahun 2013. Rencana Kerja 2015 Menjembatani strategi BNI untuk meraih pertumbuhan aset yang berkualitas dengan struktur pendanaan yang optimal, pada tahun 2015 Jasa Transaksional Perbankan berinisiatif untuk meningkatkan customer experince melalui peningkatan business solutions menuju digital banking dengan inisiatif-inisiatif sebagai berikut: • Meningkatkan peran BNI dalam layanan publik. • Memperluas solusi-solusi berbasis elektronik dalam pengelolaan Penerimaan Pajak dan Penerimaan Bukan Pajak. • Meningkatkan solusi transaksi korporasi melalui e-channel untuk jasa pembayaran, penerimaan pengelolaan informasi keuangan nasabah. • Meningkatkan fee based income dengan solusi layanan operasional yang inovatif ‘sticky’ services. • Optimalisasi Supply chain inancing. • Cross sell jasa transaksional, custody dan garansi bank kepada nasabah. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Nasabah individu BNI dapat menikmati beragam produk konsumer dan ritel yang berkualitas dan di dukung oleh kapabilitas e-channel yang semakin canggih. Bisnis Perbankan Konsumer Ritel BNI memiliki tujuan menjadi bank pilihan yang menawarkan produk dan layanan terlengkap yang berkualitas guna memenuhi semua kebutuhan nasabah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, BNI menawarkan pilihan produk dan layanan yang lengkap, meliputi kredit konsumer, simpanan nasabah, berbagai jenis jaringan elektronik, beragam pilihan kartu kredit dan kartu debit, layanan BNI Emerald bagi para nasabah priority banking , produk non-bank seperti produk bancassurance dan produk investasi, serta program pensiun yang menarik. Perbankan Konsumer Ritel 87 BNI Laporan Tahunan 2014 Sepanjang tahun 2014, Bisnis Perbankan Konsumer Ritel BNI terus memfokuskan pada aktivitas guna memperkuat kapabilitasnya dalam mendukung tercapainya pertumbuhan yang berkelanjutan. Kredit Konsumer BNI menawarkan pilihan produk kredit konsumer yang lengkap bagi nasabah, dari kredit kepemilikan rumah BNI Griya, kredit tanpa agunan BNI Fleksi, kredit ritel berbasis agunan BNI Wira Usaha, kredit kepemilikan kendaraan BNI Oto, hingga kredit beragunan simpanan BNI Instan. Selama tahun 2014, BNI terus menghadapi tantangan baik dari sesama pelaku bisnis maupun sebagai efek lanjutan dari implementasi aturan-aturan baru regulator terkait bisnis konsumer. Walaupun demikian pada tahun 2014, kredit konsumer tercatat bertumbuh 9,1 menjadi Rp55,3 triliun. BNI Griya Sepanjang tahun 2014, BNI Griya memfokuskan pada pembiayaan rumah baru yang berdiri di tanah landed house dengan terus memperluas kerja sama dengan berbagai developer di seluruh Indonesia serta meningkatkan kerja sama dengan para property agent untuk pembiayaan rumah secondary market. Inisiatif ini didukung oleh beberapa program seperti BNI Griya Bebas dimana nasabah dapat menikmati fitur skema angsuran khusus, bebas biaya administrasi dan bebas biaya Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo PSJT setelah masa ixed rate. BNI Griya juga terus berinovasi dengan memberikan layanan persetujuan kredit secara cepat dan mudah melalui program Instant Approval . Kinerja 2014 BNI Griya tumbuh 5,1 mencapai sebesar Rp33,3 triliun dan memberikan kontribusi 60,2 dari total kredit konsumer. Di tahun 2014, BNI Griya memperoleh penghargaan dengan kategori Silver Champion of Indonesia WOW Brand 2014, Category: Mortgage Buku IV dari MarkPlus, Inc. Rencana Kerja 2015 Memasuki tahun 2015, di segmen secondary market, BNI Griya telah menyiapkan beberapa inisiatif antara lain meningkatkan kerja sama dengan para Property Agents , serta meningkatkan efektivitas tenaga dedicated sales dan program Instant Approval. Di segmen primary market, BNI Griya akan melakukan inisiatif melalui program Instant Approval serta mengoptimalisasi kerja sama dengan developer lainnya. BNI Fleksi BNI Fleksi adalah produk kredit tanpa agunan BNI yang tersedia bagi para pegawai dengan syarat minimal masa kerja 2 tahun sebagai pegawai tetap. Darmadi Sutanto Direktur Konsumer Ritel Pencapaian kinerja segmen Konsumer Ritel di 2014 ditopang oleh keberhasilan berbagai inisiatif untuk meningkatkan product holding ratio nasabah, memperdalam hubungan dengan nasabah melalui cross-selling, referral dan value chain , serta optimalisasi multi channel services untuk meningkatkan penjualan dan transaksi. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Perbankan Konsumer Ritel Kinerja 2014 Untuk terus mengembangkan kehadirannya, di tahun 2014 BNI Fleksi memfokuskan pada nasabah yang memiliki payroll di BNI dengan menawarkan keuntungan maksimum kredit hingga Rp350 juta bagi nasabah. Sepanjang tahun, BNI Fleksi juga terus berinovasi dengan memberikan layanan persetujuan kredit secara cepat dan mudah melalui program Pre- Approval . Penyaluran BNI Fleksi juga dilakukan melalui pola kerja sama dengan mitra perusahaan yang memiliki kerja sama dengan BNI, dimana end user-nya adalah karyawan perusahaan terkait. Dengan pola kerja sama dapat diberlakukan kondisi-kondisi khusus, baik dalam hal persyaratan kredit maupun pricing yang disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan perusahaan. Beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dalam hal penyaluran BNI Fleksi melalui pola kerja sama antara lain adalah PT KAI, Pertamina Group, PT Telkom, Medco Group, PT PLN, dll. BNI Fleksi meraih pertumbuhan 36,6 mencapai Rp1,3 triliun atau 2,3 dari total portofolio kredit konsumer. Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015, kredit BNI Fleksi akan difokuskan pada pemasaran melalui pola kerja sama dengan mengoptimalkan khusus pada existing perusahaan yang telah memiliki kerja sama bisnis dengan BNI. Untuk pola pemasaran non kerja samaindividu, pemasaran BNI Fleksi akan membidik target market existing nasabah BNI dengan kriteria tertentu. BNI Wira Usaha BNI Wira Usaha BWU merupakan produk kredit ritel berbasis agunan untuk memenuhi kebutuhan produktifnon konsumtif, yang disalurkan melalui proses standar dengan menggunakan sistem e-LO Electronic Loan Origination. Kinerja 2014 Pada tahun 2014, BWU memfokuskan pada kerja sama dengan mitra pihak ketiga seperti developer, PD. Pasar, pemerintah daerah dan Asosiasi Pengusaha. Inisiatif ini didukung oleh beberapa program menarik seperti Rejeki BNI Wirausaha yang menawarkan skema rejeki 888. Di akhir tahun 2014, BNI Wirausaha berhasil meraih pertumbuhan 4,3 mencapai Rp3,3 triliun dari sebesar Rp3,2 triliun di tahun sebelumnya dan menyumbang 6,0 dari total kredit konsumer. Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015, kredit BWU akan ditingkatkan dengan memfokuskan pada segmen wirausaha di sentra- sentra perdagangan, industri dan komunitas usaha antara lain melalui: • Peningkatan jumlah dan produktivitas rekanan kerja sama, baik Perusahaan DaerahDinas Pasar, Developer , Pemerintah Daerah, Asosiasi, maupun Komunitas usaha. • Kerja sama dengan Perusahaan waralaba untuk pembiayaan franchisee. • Penawaran skema reward dan event khusus pemasaran BWU. BNI Oto Unorganik Produk BNI Oto mencakup penyaluran kredit kendaraan bermotor oleh BNI sendiri BNI Oto Individual maupun yang diberikan melalui pendekatan chanelling atau program kemitraan dengan perusahaan-perusahan pembiayaan Multifinance. Kinerja 2014 Pada tahun 2014, BNI Oto lebih memfokuskan pada optimalisasi pemakaian sisa kredit yang belum terpakai disponible dari perusahan Multifinance yang telah dibiayai. Selain optimalisasi pemakaian sisa kredit, BNI Oto juga melakukan penambahan jumlah perusahaan Multifinance yang dibiayai namun dengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Sampai dengan tahun 2014 BNI Oto telah bekerja sama dengan 36 perusahaan Multifinance dengan kualitas kredit yang masih terjaga baik. Di akhir tahun 2014, produk ini berhasil meraih pertumbuhan sebesar 4,2 atau sekitar Rp5,9 triliun dari sebesar Rp5,7 triliun di tahun sebelumnya dan menyumbang 11,3 dari total kredit konsumer. Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015, penyaluran BNI Oto akan terus ditingkatkan dengan fokus pada tiga strategi utama yaitu: • Melakukan optimalisasi pemakaian sisa kredit yang belum terpakai disponible dari 36 perusahaan Multifinance yang telah bekerja sama. 89 BNI Laporan Tahunan 2014 • Melakukan penambahan jumlah perusahaan Multifinance yang akan dibiayai dengan tetap mengutamakan performance perusahaan yang akan dibiayai. • Melakukan diversifikasi jenis pembiayaan, seiring dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa keuangan POJK No.29POJK.05-2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Simpanan Nasabah Untuk memenuhi kebutuhan para nasabah perorangan, BNI menawarkan berbagai produk simpanan nasabah melalui produk giro, tabungan, dan deposito. Sebagai Bank dengan komitmen lifetime banking partner bagi nasabah, BNI hadir di tengah masyarakat Indonesia dengan berbagai inisiasi pengembangan dan program-program yang memberikan manfaat optimal bagi nasabah pada setiap tahap kehidupan. Tabungan Untuk produk tabungan, BNI menawarkan beragam pilihan produk unggulan dengan program-program menarik bagi tiap tahap kehidupan nasabahnya. Mulai dari nasabah anak-anak, BNI menawarkan produk BNI Taplus Anak sebagai salah satu media untuk mengajarkan anak-anak menabung sejak usia dini guna meraih masa depan yang lebih baik. Manfaat yang dapat diperoleh adalah adanya kesempatan kepada anak untuk belajar melakukan transaksi sendiri di ATM, BNI SMS Banking, merchant maupun teller dengan adanya bimbingan orang tua yang juga mengawasi transaksi anak melalui notifikasi SMS yang dikirimkan kepada ponsel orang tua. Di tahun 2014 ini, BNI Taplus Anak mengenalkan kebiasaan menabung lebih dini sekaligus mengapresiasi bakat anak-anak Indonesia dengan menyelenggarakan program nasional berbentuk kompetisi menulis dimana karya tulis pemenang diterbitkan dalam bentuk buku seri Kecil-Kecil Punya Karya KKPK Mizan. BNI juga menyelenggarakan kompetisi menggambar berhadiah Edutrip dan Funtrip ke Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tokyo dan Disneyland Tokyo. Program lain yang merupakan hasil kerja sama dengan pihak ketiga, diantaranya penyelenggaraan Olimpiade Sains Kuark 2014 bekerja sama dengan PT Kuark Internasional bagi siswa tingkat Sekolah Dasar SD di 34 provinsi seluruh Indonesia. Kinerja tersebut telah meraih penghargaan yakni penghargaan Juara 2 Top Brand 2014 kategori Tabungan Junior dari Frontier Consulting Group untuk produk BNI Taplus Anak. Selain BNI Taplus Anak, BNI juga memiliki tabungan perencanaan masa depan, yakni BNI Tapenas sehingga nasabah dapat merencanakan keuangannya di masa mendatang dengan perhitungan keuangan yang cermat serta langkah yang tepat. Dalam rangka menumbuhkan semangat menabung secara terencana, BNI menyelenggarakan program BNI Tapenas Vaganza yang memberikan hadiah langsung kepada nasabah setiap pembukaan rekening BNI Tapenas dengan setoran bulanan mulai dari Rp500.000. Ketika anak beranjak remaja, BNI memahami bahwa keinginan dan kebutuhan remaja masa kini memiliki karakter yang berbeda dari generasi- generasi sebelumnya. Dalam rangka mengakomodir karakteristik yang unik tersebut, BNI Taplus Muda menyelenggarakan program yang mendukung keaktifan nasabah BNI Taplus Muda untuk menabung dan bertransaksi di lingkungan kampusnya dengan hadiah smartphone dan gadget. Selain itu, bentuk kerja sama dengan kampus juga diwujudkan melalui program BNI Campus Marketeers Club hasil kerja sama dengan Markplus Inc. Selanjutnya, program dalam rangka memperkenalkan BNI Taplus Muda lebih dekat kepada komunitas remaja masa kini juga dilakukan dengan pendekatan kompetisi foto Outit of The Day OOTD menggunakan sosial media. Dalam rangka memberikan apresiasi kepada nasabah setia, BNI mempersembahkan Program Rejeki BNI Taplus RBT 2014. Program pendukung lain, diantaranya Program Reward BNI Taplus. Reward tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan DPK dan loyalitas nasabah BNI Taplus. Program lain yang bekerja sama dengan pihak ketiga diantaranya program Special Reward LSI, yaitu program yang diperuntukkan untuk nasabah BNI Taplus, BNI Taplus Bisnis, dan BNI Giro Perorangan yang merupakan supplier PT Lion Super Indo PT LSI. Sinergi antar produk juga dilakukan oleh produk tabungan dan reksadana, dimana setiap nasabah yang membeli maupun melakukan top up produk reksadana melalui BNI dan bersedia diblokir dana dengan saldo tertentu di tabungan BNI miliknya akan mendapatkan cashback . BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Dalam upaya meningkatkan penghimpunan dana murah, khususnya tabungan, BNI juga melakukan pemasaran produk BNI Taplus untuk para Pekerja Migran Indonesia PMITenaga Kerja Indonesia TKI di Hong Kong melalui BNI Remittance Limited BRL. Untuk menarik minat WNI di Hong Kong membuka rekening tabungan di BNI, dilaksanakan program Gratis Biaya Buka Tabungan BNI di Hong Kong. Selain itu, BNI bekerja sama dengan beberapa institusi seperti PT KAI, POLRI, TNI AD, dan BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan, untuk kemudahan transaksi dengan Kartu Debit BNI yang dapat digunakan juga sebagai Kartu AnggotaPegawai yang terafiliasi dengan produk BNI Taplus PegawaiAnggota BNI Tappa. Kerja sama lainnya juga dilakukan dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud serta Kementerian Agama Kemenag dalam menyalurkan dana bantuan sosial. BNI terus berinovasi guna menjawab setiap kebutuhan nasabahnya. Di era ini, komitmen BNI untuk menjadi transactional banking sebagai pilihan utama kian kokoh. Hal ini terbukti dengan semakin masifnya BNI untuk fokus kepada segmen wirausaha. BNI Taplus Bisnis adalah produk yang paling tepat kepada segmen wirausaha, dengan dilengkapi fitur dan beneit yang memudahkan para wirausaha dalam memantau keuangan atau alur transaksi usahanya. Beberapa fitur dan beneit BNI Taplus Bisnis adalah adanya rincian biaya transaksi, akumulasi saldo bulanan, dan fasilitas Automatic Transfer System On LineSweep Account antara BNI Taplus Bisnis dengan BNI Giro Perorangan. Selain dari sisi produk tabungan, BNI juga menawarkan beneit kepada nasabah melalui program-program khusus kepada para wirausaha, di antaranya adalah program bundling BNI Taplus Bisnis dengan EDC dan Co-Branding BNI Taplus Bisnis dengan LotteMart Wholesale. Program bundling BNI Taplus Bisnis dengan EDC adalah program penawaran EDC kepada merchant baru nasabah perorangan, baik yang sudah memiliki rekening BNI Taplus Bisnis maupun yang belum memiliki rekening BNI Taplus Bisnis. Dalam program ini, nasabah berkesempatan untuk mendapatkan cashback sebesar 0,2 dari volume transaksi pada merchant-nya selama 6 kali 6 bulan. Diharapkan melalui program ini para merchant akan semakin loyal kepada BNI dan menjadikan BNI sebagai bank utama mereka dalam melakukan aktivitas keuangannya. Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 mendatang, BNI terus berinovasi mengeluarkan produk baru untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Untuk itu, BNI telah meluncurkan BNI Tapenas USD di Desember 2014. Selain itu, kebutuhan transaksi valas juga tersedia bagi nasabah dalam bentuk BNI Giro Valas Perorangan dan Tabungan Valas BNI Dollar. Untuk BNI Giro Valas Perorangan merupakan rekening untuk pengendapan Perbankan Konsumer Ritel 91 BNI Laporan Tahunan 2014 atau transaksi dana valas yang terdiri atas currency USD, SGD, EUR, GBP, JPY HKD. Produk Tabungan BNI Dollar yang terdiri atas currency USD dan SGD dengan fasilitas kartu ATM Valas yang dapat digunakan untuk tarik tunai di ATM BNI di seluruh Indonesia. Selain itu, khusus untuk nasabah yang telah memiliki rekening rupiah dan memperoleh fasilitas internet banking, dapat dimudahkan dalam transaksi transfer antar rekening BNI, baik sesama rekening valas maupun ke rekening rupiah. Dalam rangka pengenalan Kartu Valas BNI Dollar, maka dilakukan program BNI Dollar Card Grand Prix dimana nasabah existing atau nasabah baru yang membuka BNI Dollar dan melakukan order Kartu Valasnya dengan setoran rata-rata saldo tertentu akan mendapatkan voucher belanja. Sementara itu, BNI juga turut mendukung pemerintah dalam “gerakan non tunai” melalui produk TabunganKu dengan penambahan fasilitas kartu ATM debit yang diimplementasikan pada akhir tahun 2014. Keunggulan dari BNI TabunganKu, antara lain limit belanja, tarik tunai, dan transfer antar rekening BNI masing-masing sebesar Rp1.000.000 per hari; kartu dapat digunakan di seluruh jaringan ATM BNI, ATM Bersama, Link, dan ATM Prima; mendapatkan fasilitas SMS Banking dan Internet Banking; serta tidak dikenakan biaya administrasi bulanan, biaya kelolaan kartu, maupun biaya penggantian buku tabungan. Giro Sejalan dengan semangat BNI untuk mengakomodir kebutuhan nasabah wirausaha atau pebisnis, BNI Giro Perorangan menjadi pilihan. BNI Giro Perorangan merupakan rekening yang direkomendasikan untuk kalangan pebinis usaha kecil yang cenderung masih mempergunakan rekening atas nama pribadi, sementara untuk perusahaan besar, rekening BNI Giro IDR Perorangan biasanya digunakan para key person multinational companies sebagai tempat transaksi investasi pribadinya. Sesuai dengan karakter Giro maka BNI Giro IDR Perusahaan merupakan rekening rupiah yang banyak digunakan oleh pengusaha yang familiar bertransaksi dengan fasilitas cek atau bilyet giro BG. Fasilitas BG memiliki kelebihan sebagai surat berharga untuk pembayaran tunda, dan fasilitas pembayaran tunda ini tidak dimiliki oleh fasilitas selain BNI Giro. Deposito Nasabah yang ingin menempatkan sebagian dananya untuk berinvestasi, BNI Deposito dapat menjadi salah satu pilihan. Dana nasabah dapat ditempatkan dengan berbagai pilihan jangka waktu dan suku bunga yang kompetitif. Untuk menghadapi persaingan suku bunga di pasar serta menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, BNI menerapkan strategi pemberian Special Rate yang selektif dengan tetap menjaga Cost of Fund . Pada bulan Mei – Desember 2014, BNI meluncurkan Program Multigift Deposito dengan BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis tujuan untuk akuisisi dan mendukung pertumbuhan CASA. Program Multigift membidik 3 segmen nasabah, yakni Upper Mass penempatan Deposito Rp100 juta, Afluent penempatan Deposito Rp100 juta sampai dengan Rp1 miliar, serta Emerald penempatan Deposito Rp1 – 5 miliar. Kinerja 2014 Di akhir tahun 2014, total dana pihak ketiga dari nasabah perorangan tercatat Rp160,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 dibandingkan pencapaian di tahun 2013. Produk tabungan menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 67,5 dari total dana pihak ketiga perorangan, diikuti oleh produk Deposito dan Giro masing-masing menyumbang sebesar 28,9 dan 3,6 dari total dana pihak ketiga perorangan. Total dana dari tabungan tumbuh 6,0 mencapai sebesar Rp108,7 triliun, sementara total dana dari produk deposito dan giro masing-masing mencapai sebesar Rp48,0 triliun dan Rp3,9 triliun. Rencana Kerja 2015 Untuk merealisasikan sasaran BNI sebagai life time banking partner , BNI telah menetapkan strategi- strategi berikut untuk tahun 2015: • Meningkatkan saldo tabungan dengan menjadikan BNI sebagai bank transaksi utama bagi semua segmen nasabah melalui peningkatan transaksi e-banking dan kartu debit. • Meningkatkan kontribusi CASA melalui strategi community based acquisition dengan fokus pada segmen wirausaha dan optimalisasi merchant. • Akuisisi nasabah baru dari existing Business Banking melalui sinergi Business Banking Consumer Retail . • Menjaga keseimbangan ekspansi deposito dan CASA dalam meningkatkan Dana Pihak Ketiga Perorangan. Dalam rangka mendukung program keuangan inklusif dan literasi untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan jumlah pengguna produk jasa keuangan yang merupakan program dari Otoritas Jasa Keuangan OJK, BNI juga berperan serta dalam mengimplementasikan Layanan Keuangan Mikro SiPINTAR, yaitu Layanan keuangan terpadu untuk dua atau lebih produk lembaga jasa keuangan tabungan, asuransi danatau reksadana dengan proses mudah dan cepat serta harga terjangkau. Pemberian layanan dilakukan di cabang outlet BNI, bekerja sama dengan asuradur dalam penyediaan asuransi mikro dan mengembangkan produk reksadana terproteksi yang nilai investasi awalnya tidak menurun bekerja sama dengan BNI Asset Management. Peluncuran Layanan Keuangan Mikro dilakukan oleh OJK di Desa Karangsong Indramayu pada tanggal 18 Desember 2014 yang diikuti oleh Lembaga Jasa Keuangan termasuk diantaranya BNI. BNI juga berperan serta dalam mengembangkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif Laku Pandai, yaitu Program Layanan Keuangan untuk segmen Mikro unbanked dan unbankable people melalui kerja sama dengan pihak ketiga Perorangan atau Badan Hukum sebagai agen. Persiapan yang telah dilakukan adalah dengan mempersiapkan pengembangan platform agent management system serta mengembangkan produk Basic Saving Account dan Kredit Mikro serta bekerja sama dengan asuradur untuk penyediaan produk Asuransi Mikro. Multi Channel Services Agar dapat memberikan kemudahan akses layanan perbankan kepada para nasabah, BNI menawarkan beragam pilihan layanan perbankan elektronik serta kemudahan transaksi pada merchant dengan menggunakan Electronic Data Capture EDC maupun e-Commerce . e-Channel Mengantisipasi kebutuhan nasabah akan layanan perbankan elektronik, BNI terus mengembangkan layanan ATM, Phone Banking, SMS Banking dan Internet Banking . Melalui layanan perbankan elektronik ini, nasabah diberikan kemudahan untuk melakukan transaksi non finansial cek saldo, cek mutasi transaksi, dan lain-lain, maupun transaksi finansial seperti tarik tunai khusus ATM, transfer dan transfer antar bank, pembayaran tagihan Listrik, Air, Telepon, Pajak, TV Berlangganan, dan lain-lain dan juga transaksi pembelian tiket, pulsa telepon, dan listrik. Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI terus menyempurnakan layanan perbankan elektroniknya antara lain melalui inisiatif berikut: • Penambahan fitur pembayaran tagihan: Imigrasi, BPJS, Multifinance NSC, PDAM kota Bogor, Semarang, Banjarmasin, Palyja, Asuransi BNI Life, TV Kabel Indovision, Biznet, Fidusia, Transportasi Citilink, Sriwijaya. Perbankan Konsumer Ritel 93 BNI Laporan Tahunan 2014 • Penambahan fitur pembelian pulsa listrik PLN Prepaid . Di tahun 2014, layanan perbankan elektronik BNI berhasil meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, antara lain: • Top 5 Best Contributor Banking Channel 2013 dari operator selular Telkomsel. • The Best Acquirer 2013 dari Jaringan ATM Bersama, serta • The Best e-Commerce Bank, MasterCard Innovation dari MasterCard South East Asia. • Pemenang I Kategori Inovasi Keuangan-PUJK, Kompetisi Inklusi Keuangan KOINKU 2014 dari Otoritas Jasa Keuangan. Rencana Kerja 2015 Untuk terus meningkatkan layanan perbankan elektroniknya, BNI telah menetapkan prioritas strategi tahun 2015 sebagai berikut: a. Implementasi Mobile Banking b. Implementasi sistem integrated autodebet system c. Implementasi sistem mobile commerce, dan d. Implementasi layanan keuangan digital. Menjawab tantangan kemudahan dan ketersediaan layanan keuangan di seluruh wilayah Indonesia dan dalam rangka memperluas akses keuangan formal ke seluruh pelosok Indonesia, BNI akan menyelenggarakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile maupun berbasis web dengan target layanan masyarakat unbanked dan underbanked. Melalui peningkatan akses perbankan melalui Layanan Keuangan Digital LKD diharapkan BNI dapat membantu peningkatan kemampuan ekonomi rumah tangga dan perekonomian lokal yang berdampak positif bagi perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan. Untuk mewujudkan hal tersebut itu BNI sedang mempersiapkan teknologi dan produk yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan LKD. Untuk tahapan implementasi, BNI akan menjalin kerja sama dengan beberapa badan hukum untuk memperluas penyebaran keagenan dan juga akan melakukan rekrutmen agen individu di berbagai pelosok Indonesia. BNI akan membentuk unit yang akan fokus melayani nasabah dan agen LKD, sedangkan akuisisi agen dan distribusi akan dilakukan melalui beberapa saluran antara lain Kantor Cabang dan Kantor Pusat. BNI akan memperkaya pilihan produk perbankan yang ditawarkan antara lain basic savings account, kredit mikro, asuransi mikro dan sarana pembayaran berbagai tagihan, sebagai bagian dari upaya edukasi kepada masyarakat unbanked dan underbanked, untuk secara aktif memanfaatkan akses keuangan yang dimiliki oleh BNI. TapCash BNI TapCash sebagai uang elektronik berbentuk kartu sebagai pengganti uang tunai dapat digunakan oleh nasabah dalam melakukan transaksi pembayaran dengan lebih cepat dan efisien di seluruh merchant yang telah bekerja sama dengan BNI. BNI TapCash diterbitkan dengan beberapa macam desain seperti Motif Batik untuk kartu TapCash Generik, Wayang Arjuna untuk kartu TapCash Java Jazz, Logo Chelsea FC untuk kartu TapCash BNI – Chelsea FC, dan lain- lain. Kinerja 2014 Guna me-leverage New Prepaid Card Platform serta mendukung sasaran BNI untuk menjadi Bank transaksi utama, di tahun 2014 telah dilaksanakan inisiatif-inisiatif: • Implementasi BNI TapCash, uang elektronik card base yang praktis dan aman. • Implementasi BNI TapCash di sektor transportasi dan retail seperti di TransJakarta, Kereta Commuter Jakarta, Parking Area Stasiun KCJ dan merchant-merchant terpilih. • Mendukung program Bank Indonesia untuk implementasi Gerakan Nasional Non Tunai di 10 Universitas antara lain UI, Unair, UGM, Unand, UNS, USU, Unhas, Unud, Ubaya di seluruh Indonesia. • Interoperability dengan bank penerbit uang elektronik lainnya. Rencana Kerja 2015 Pada tahun 2015, BNI terus memperluas akseptasi BNI TapCash baik untuk transaksi maupun isi ulang dengan fokus pada pengembangan ekosistem transportasi, layanan publik dan komunitas. Hal ini dilakukan dengan akuisisi merchant-merchant strategis, penambahan layanan fitur ATM seperti pembelian pulsa dan diikuti dengan perluasan titik ATM EDC untuk isi ulang serta transaksi lainnya. Tak BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis luput untuk terus berinovasi direncanakan tahun 2015 BNI TapCash akan bisa digunakan dalam melakukan pembayaran transaksi e-Commerce. e-Commerce e-Commerce merupakan proses menjual maupun membeli yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual secara elektronik. Perkembangan teknologi maupun trend pada tahun 2014 menjadi momentum bagi BNI untuk terus mengembangkan e-Commerce sebagai pilihan nasabah dalam melakukan transaksi menggunakan kartu melalui sistem elektronik. Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI melakukan kegiatan- kegiatan yang menunjang peningkatan kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi melalui e-Commerce : • Memperkenalkan Merchant Aggregator Concept pada transaksi kartu melalui e-Commerce Card Not Present , • Meningkatkan kerja sama dengan industri airlines dengan bekerja sama dengan Citilink, AirAsia, Traveloka, dan lainnya, • Melakukan kerja sama dengan 4 merchant aggregator yakni M-Saku, Doku, Veritrans dan Pactindo untuk menambah opsi channel e-Commerce , dan • Melakukan integrasi payment gateway partner baru yaitu IONPay. Rencana Kerja 2015 Untuk terus meningkatkan momentum bisnis e-Commerce , BNI akan melakukan hal-hal berikut pada tahun 2015: • Implementasi Merchant Aggregator Concept himpunan merchant yang potensial untuk BNI m-POS, • Implementasi fasilitas Recurring Online untuk memudahkan merchant maupun nasabah dalam melakukan transaksi rutin, • Membuka opsi kerja sama dengan 7 merchant aggregator untuk m-POS, • Menambah kerja sama dengan airlines dan merchant besar lainnya. Bisnis Kartu BNI terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di bisnis kartu kredit di samping secara kontinu mengembangkan bisnis kartu debitnya. Kartu Kredit Nasabah BNI dapat memilih produk kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, yang meliputi kartu kredit Silver, Gold, Titanium, Platinum dan Visa Infinite, hingga kartu korporat bagi para nasabah korporat, kartu private label dan kartu-kartu co-brand seperti dan kartu affinity yang bekerja sama dengan 29 universitas terkemuka, institusi lain seperti WWF, HOG serta ikatan alumni sepeti AUSCI, FEUI, KAGAMA dan lainnya. Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus mempertahankan keunggulan bisnis kartu kreditnya: • Kerja sama dengan principal baru, yaitu JCB dengan peluncuran kartu BNI JCB Platinum pada bulan April 2014, • Kerja sama dengan korporasi dari berbagai industri, antara lain Pertamina Cepu, Tri, Telkom, dan lainnya, • Kerja sama dengan lembaga pemerintahan seperti Kemenkumham dan Otoritas Jasa Keuangan, Perbankan Konsumer Ritel 95 BNI Laporan Tahunan 2014 • Kerja sama dengan jaringan merchant terkemuka antara lain Sushi Tei, Pizza Hut, Holland Bakery, Gilang Agung Persada grup Guess, GAP, Givenchy, dan lainnya, Giordano, Galeries Lafayette, Garuda Indonesia, LotteMart, Centro, Parkson, Kawan Lama grup Ace Hardware, Informa, dan lainnya, Mitra 10, Electronic dan Home Solution, Electronic City, Depo Bangunan, Best Denki, Erafone, Global Teleshop, Oke Shop, dan berbagai merchant besar lainnya • Kerja sama Mall Branding dengan Mall Gandaria City, Jakarta • Keikutsertaan dalam berbagai event besar antara lain Java Jazz, Inacraft, Indonesia Travel Holiday Fair, Garuda Indonesia Travel Fair, Asita Travel Fair di kota Semarang dan Makassar, dan lain-lain. Di tahun 2014, jumlah transaksi kartu kredit meningkat sebesar 22,2 menjadi Rp24,7 triliun dengan total tagihan atau outstanding loan mencapai Rp7,8 triliun, tumbuh sebesar 41,7 dari tahun sebelumnya. Pendapatan operasional naik 18,1 mencapai Rp2,3 triliun, dengan fee based income tumbuh sebesar 31,9. Pada tahun 2014, bisnis kartu kredit BNI memperoleh penghargaan dari institusi terkemuka yakni Indonesian Bank Loyalty Award 2014 – Indonesian Bank Loyalty Champion untuk kategori Credit Card, Conventional Banking dari MarkPlus, Inc. Rencana Kerja 2015 Bisnis Kartu Kredit akan tetap fokus pada peningkatan volume transaksi serta meningkatkan market share. Hal ini akan didukung dengan beberapa produk dan fitur baru baik dengan existing principal maupun baru. Selain itu, BNI akan terus meningkatkan customer loyalty engagement melalui kerja sama dengan berbagai partner dan merchant terkemuka untuk memastikan manfaat yang terbaik bagi nasabahnya. Bagi pengguna Corporate Card, BNI mempersiapkan adanya fitur Online Reporting sehingga nasabah korporat dapat mengetahui detail transaksinya. Kartu Debit BNI menawarkan berbagai pilihan varian produk kartu debit untuk kenyamanan dan keamanan transaksi nasabah yang meliputi Kartu Debit BNI Silver, Kartu Debit BNI Gold dan Kartu Debit BNI Platinum dengan desain baru yang terinspirasi dari batik khas Indonesia. Khusus bagi nasabah prioritas, BNI telah meluncurkan Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard. Selanjutnya, untuk memenuhi ekspektasi para nasabah, BNI juga telah bekerja sama dalam menyediakan kartu debit afinity maupun kartu debit co-brand yang meliputi Kartu Debit BNI-Chelsea, Kartu Debit Bisnis BNI-LotteMart Wholesale, dan Kartu Debit Ferrari by BNI. Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI aktif menyelenggarakan berbagai program menarik bagi para pemegang Kartu Debit BNI. Diantaranya BNI menyelenggarakan berbagai program promosi dengan fokus pada outlet-outlet supermarket dan department store guna mengalihkan kebiasaan berbelanja kebutuhan pangan dan pakaian secara tunai menjadi berbelanja menggunakan kartu debit. Hingga akhir 2014, sebanyak 583 program usage debit card telah dilakukan bekerja sama dengan berbagai merchant favorit, diantaranya Matahari Department Store, Galeries Lafayette, Lotte Wholesale dan LotteMart Retail, Hypermart, Superindo, Alfamart, Alfamidi, TipTop, Siloam group, Awal Bross group, Brawijaya group, RSPP, Optik Melawai, Natasha SkinCare, Zoya, Shafira, Accent, Mint, Point Break, My Size, dan lain-lain. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis BNI juga melakukan kerja sama dengan beberapa komunitas bisnis, salah satunya adalah komunitas bisnis pelanggan LotteMart Wholesale. Kerja sama ini dalam bentuk peluncuran Kartu Debit Bisnis BNI Lottemart Wholesale yang memiliki beberapa manfaat, diantaranya program-program diskon serta fitur tabungan yang khusus dapat membantu para retailer yang selama ini melakukan pembelian barang jadi atau barang setengah jadi melalui LotteMart Wholesale. Selain itu, melalui kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi penjualan bagi pihak LotteMart Wholesale serta meningkatkan DPK atau produk perbankan lainnya bagi pihak BNI. Di tahun 2014, BNI mendapatkan kepercayaan dari MasterCard untuk menerbitkan kartu debit dengan hierarki tertinggi, yaitu Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard. Penerbitan Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard tersebut dilaksanakan di dua tempat secara simultan yaitu di Paris dan Jakarta pada tanggal 11 September 2014. Kartu BNI Emerald World Debit MasterCard menawarkan limit transaksi yang lebih fleksibel dibandingkan kartu debit lainnya. Pemegang kartu BNI Emerald World Debit MasterCard juga dapat menikmati manfaat limit kartu sebagai berikut: • Transaksi transfer antar rekening BNI: Rp500 juta hari • Transaksi belanja: Rp500 jutahari • Frekuensi transaksi: Tidak terbatas On Us 5 kali Off Us • Transaksi transfer antar bank: Rp25 jutahari • Transaksi tarik tunai: Rp10 jutahari • Transaksi Internet Banking : Rp100 jutahari • Transaksi SMS Banking : Rp10 jutahari Dapat disesuaikan hingga Rp1 miliar sesuai dengan kebutuhan Nasabah Manfaat lain yang dapat dinikmati pemegang kartu BNI Emerald World Debit MasterCard adalah sebagai berikut: a. World Debit MasterCard Airport Lounge Access b. World Debit MasterCard Privileged Access Program c. World Debit MasterCard Experiences with Starwood Preferred Guest Gold Status d. World Debit MasterCard Experiences with Hertz e. World Debit MasterCard Concierge f. Asuransi Penipuan Kartu g. MasterCard Global Service. Di tahun 2014, nilai transaksi kartu debit tercatat sebesar Rp9,9 triliun, tumbuh sebesar 47,1 dibanding pencapaian tahun sebelumnya. Rencana Kerja 2015 Prioritas strategi tahun 2015 yang telah BNI siapkan untuk memberikan keamanan serta kenyamanan pemegang kartu debit meliputi: • Berdasarkan Surat Edaran SE Bank Indonesia BI No.1322DASP tangal 18 Oktober 2011 tentang impementasi teknologi Chip dan penggunaan Personal Identiication Number PIN pada kartu ATM danatau kartu debit yang diterbitkan di Indonesia menggunakan 6 digit PIN, BNI akan melakukan implementasi NSICCS Debit Card dengan Chip guna memenuhi ketentuan dari pihak regulator. • Untuk lebih memudahkan nasabah dalam bertransaksi menggunakan produk kartu debit serta kartu prepaid BNI, BNI akan menerbitkan vartuan kartu baru yakni Combo Debit Prepaid yang mengkombinasikan kartu debit BNI dan kartu prepaid BNI TapCash. • Sebagai wujud nyata BNI dalam mengembangkan bisnis dan memberikan value added kepada stakeholders, BNI terus berupaya mengembangkan kerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk menerbitkan kartu debit co-brand dan afinity seperti kartu e-KTA POLRI. Electronic Data Capture EDC BNI juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai jaringan merchant terkemuka di Indonesia guna memberikan pengalaman bertransaksi yang nyaman dan aman bagi para pemegang kartu BNI. Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus meningkatkan kinerja bisnis merchantnya: • Implementasi Integrated Cash Register ICR di jaringan merchant • Pelaksanaan bundling sales TABI-EDC Taplus Bisnis dengan EDC dimana BNI memberikan special beneit untuk aplikan merchant yang menggunakan TABI sebagai rekening penampungan, yaitu berupa cash back dan special MDR. • Pelaksanaan desentralisasi proses penerimaan dan manajemen EDC guna meningkatkan kualitas layanan. Perbankan Konsumer Ritel 97 BNI Laporan Tahunan 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI terus mengembangkan dan memperluas jaringan merchantnya untuk mendukung bisnis kartunya. Di tahun 2014, total EDC terpasang adalah sebanyak 71 ribu mesin. Total volume transaksi sebesar Rp36,6 triliun atau tumbuh 11,0, sedangkan pendapatan dari transaksi merchant mencapai Rp158 miliar, atau meningkat 11,7. Di tahun 2014, bisnis merchant BNI meraih penghargaan dari institusi terkemuka yakni Penghargaan Best Innovative Acquirer 2013 dari Visa Indonesia. Rencana Kerja 2015 Sebagai komitmen BNI dalam memperluas jaringan merchantnya, pada tahun 2015 BNI akan mengembangkan bisnis merchantnya melalui implementasi kegiatan maupun fitur sebagai berikut: • Implementasi Mobile Payment QR Code • Dynamics Currency Convertion DCC sebagai fitur di EDC untuk memudahkan nasabah mengetahui nilai transaksi dengan mata uang negara lain. • Complete EDC varian yang menggunakan jaringan WiFi, Unstructured Supplementary Service Data USSD dan LAN. • Ekstensifikasi Integrated Cash Register ICR di merchant-merchant chain store. • Payment Automation. Produk Non Bank Bagi nasabah dengan kebutuhan adanya jaminan kehidupan dan kesehatan masa depan, BNI juga menawarkan berbagai produk non bank seperti produk bancassurance dan berbagai pilihan produk investasi. Bancassurance Untuk mewujudkan “unique value proposition” sebagai “life time banking partner” BNI terus berupaya memenuhi kebutuhan produk finansial nasabah termasuk kebutuhan nasabah atas perlindungan finansial melalui produk asuransi. Untuk itu BNI telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi termasuk mengembangkan sinergi dengan anak perusahaannya, BNI Life. Saat ini BNI telah menjalin kerja sama dengan 6 perusahaan Asuransi Jiwa dan 7 perusahaan Asuransi Kerugian untuk menyediakan berbagai jenis produk Asuransi, di antaranya: asuransi jiwa murni, asuransi kesehatan, asuransi unit link, dan asuransi kerugian yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. BNI membentuk pengelolaan Bancassurance di bawah sektor Konsumer dan Ritel untuk melayani nasabah individu. Pemasaran dilakukan melalui beberapa saluran distribusi yaitu “In Branch”, “Telemarketing”, dan produk Asuransi Jiwa Kredit. Pemasaran melalui “In Branch” dilakukan dengan menempatkan Bancassurance Specialist dari BNI Life yang berkedudukan di Cabang BNI. Sedangkan untuk memperluas jangkauan pemasaran kepada nasabah BNI, digunakan saluran distribusi Telemarketing. Kinerja 2014 Pada tahun 2014, total Premi tercatat sebesar Rp757 miliar. Pendapatan fee based mencapai Rp111 miliar di luar fee based dari bisnis kartu di tahun 2014. Rencana Kerja 2015 Melihat potensi pasar yang sangat menjanjikan dalam bisnis Bancassurance, di tahun 2015 BNI akan memperkaya pilihan produk asuransi antara lain produk asuransi mikro, meningkatkan fokus penjualan melalui saluran distribusi “In Branch” dengan target nasabah perorangan untuk seluruh segmen serta mengembangkan jalur distribusi baru melalui “Group Insurance” yaitu pemasaran asuransi kepada karyawan perusahaan yang telah bekerja sama dengan BNI. Produk Investasi BNI terus menjalin kerja sama dengan perusahaan- perusahaan Manajer Investasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah terhadap investasi meliputi produk reksa dana, obligasi, maupun produk aliansi bancassurance , tidak hanya kepada nasabah prioritas nasabah Emerald tetapi juga dipasarkan ke nasabah segmen “upper mass” dan “mass”. Penawaran produk reksa dana dilakukan melalui pemasar BNI yang telah memiliki lisensi WAPERD Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana di cabang BNI yang juga memiliki lisensi APERD Agen Penjual Efek Reksa Dana. Kinerja 2014 Pada tahun 2014, total Asset Under Management AUM tercatat sebesar Rp5,7 triliun dari produk obligasi dan Rp844 miliar dari produk reksa dana. Total volume transaksi sudah mencapai Rp12 triliun sepanjang tahun 2014. Pendapatan fee based mencapai Rp84 miliar di tahun 2014, tumbuh 50,5 dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Pada tahun 2014, BNI menerima penghargaan dari Menteri Keuangan RI, sebagai Agen Penjual Terbaik Pertama Sukuk Negara Ritel Seri-006. Rencana Kerja 2015 Sebagai peluang bisnis di tahun 2015, BNI melihat pola perilaku masyarakat Indonesia yang semakin memiliki kesadaran berinvestasi. BNI akan menawarkan paket lengkap investasi dalam rangkaian produk reksa dananya di dalam Supermarket Reksa Dana kepada seluruh nasabah dengan fokus utama kepada segmen nasabah prioritas. Untuk itu BNI akan menjalin kerja sama dengan lebih banyak lagi manajer investasi, dibanding dengan tahun 2014 dengan 8 Manajer Investasi sebagai mitra BNI. BNI juga akan terus menjadi agen penjual Obligasi dan Sukuk Ritel untuk mengakomodir kebutuhan investasi masyarakat Indonesia secara luas, sehingga diharapkan BNI dapat berperan dalam memperkuat basis investor ritel di Indonesia. Dalam rangka peningkatan pengenalan nasabah akan produk investasi, tenaga penjual BNI telah diperlengkapi dengan pelatihan yang memadai dan sertifikasi untuk penjualan reksa dana. Sedangkan sebagai bentuk komunikasi dan dalam rangka menjaga loyalitas nasabah BNI terus melaksanakan investor gathering dan loyalty program secara rutin. BNI Emerald Priority Banking BNI Emerald merupakan layanan priority banking eksklusif, khusus bagi para nasabah BNI di segmen High Net Worth Individual dengan Unique Value Proposition “We Bring You to the World and the World to You ”. BNI Emerald menghadirkan layanan personal yang tidak hanya dilayani oleh Relationship Manager yang didedikasikan khusus kepada para nasabah tetapi oleh seluruh Management dan Staf di seluruh cabang BNI baik di dalam negeri maupun di 6 kota outlet luar negeri di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Osaka, New York dan London. BNI Emerald memahami bahwa setiap nasabah perbankan prioritas merupakan individu yang sangat istimewa, sehingga BNI Emerald menghadirkan berbagai kelebihan dan nilai tambah sebagai berikut: Akses Istimewa dan Pengakuan Khusus Bagi Nasabah 1. BNI Emerald Outlet yang tersebar di 25 lokasi di seluruh Indonesia, menawarkan kenyamanan pengalaman perbankan bagi nasabah BNI Emerald 2. BNI Emerald Call, layanan Contact Center untuk kemudahan layanan perbankan dan non perbankan bagi nasabah. 3. BNI Emerald Lounge, yang menawarkan culinary experience di lounge khusus di lokasi- lokasi strategis didalam kota dan di Airport, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kebutuhan pertemuan bisnis, pertemuan dengan mitra usaha, dsb. 4. Executive Airport Lounge, yang menawarkan fasilitas ruang tunggu eksklusif yang disediakan di beberapa bandara keberangkatan baik domestik maupun internasional. Layanan Prioritas 1. BNI Emerald Special Service, yang menawarkan berbagai solusi finansial dan Relationship Manager didedikasikan khusus untuk melayani nasabah BNI Emerald secara personal sebagai bagian dari layanan Wealth Management BNI 2. BNI Emerald Concierge Service, yang merupakan layanan non perbankan untuk segala kebutuhan pribadi dan bisnis, seperti Medical Assistance, Business Assistance, Travel Assistance dan Concierge Service. 3. BNI Emerald Loyalty Program, yang menawarkan berbagai fasilitas seperti bingkisan ulang tahun, bingkisan hari raya, majalah bisnis dan lifestyle dan majalah Emerald. Produk Istimewa bagi Pribadi Terpilih 1. BNI Emerald World Debit MasterCard sebagai kartu identitas recognition card untuk mendapatkan layanan khusus dari seluruh cabang BNI di dalam dan luar negeri. 2. Produk perbankan BNI Emerald Saving, BNI Dollar, BNI Duo, BNI Visa Infinite dan Platinum Credit Cards, Produk Investasi reksadana, obligasi dan saham dan produk proteksi Blife Plan Multipro, Blife Maksima. Perbankan Konsumer Ritel 99 BNI Laporan Tahunan 2014 Kinerja 2014 Sepanjang tahun 2014, BNI telah melaksanakan kegiatan berikut guna terus mempertahankan Keunggulan bisnis Layanan BNI Emerald Priority Banking , diantaranya: • Menyediakan inancial planning tools bagi kebutuhan Nasabah BNI Emerald: - BNI Financial Board Game - Aplikasi BNI Financial Check Up • Menyediakan layanan transaksi valuta asing melalui BNI Smart Forex. • Meningkatkan jumlah BNI Emerald Lounge menjadi 8 lounge. • Kerja sama dengan Harley Owners Group HOG menghasilkan, salah satunya kartu member HOG yang merupakan satu-satunya Kartu Kredit Affinity sejenis di dunia. • Pelaksanaan Program BNI Emerald lifestyle experience : - Java Jazz Festival Music Experience - Hi – 5 Music Experience - Indonesia Fashion Week Experience - Discover CÉLINE Exotics Collection 2014 Experience - IOMA Paris Private Afternoon Experience - Elie Saab A Chic Engagement Experience - EF Academy Seminar • Shopping Experience at Galeries Lafayette Haussman Paris. Di tahun 2014, Nasabah BNI Emerald tumbuh sebanyak 13 menjadi 20.575, serta meningkatkan nilai Asset Under Management AUM segmen Emerald sebesar 12 menjadi Rp46 triliun. Selama empat tahun berturut-turut BNI Emerald berhasil tumbuh sebesar double digit untuk jumlah nasabah maupun jumlah AUM. Rencana Kerja 2015 BNI Emerald Priority Banking akan tetap fokus pada pengembangan portofolio, peningkatan profitabilitas maupun peningkatan pelayanan dan customer engagement Nasabah BNI Emerald untuk memastikan pertumbuhan double digit yang berkesinambungan. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK BNI merupakan salah satu bisnis unit BNI dengan produknya bernama BNI Simponi Simpanan Pensiun BNI yang menyediakan solusi program pensiun bagi seluruh lapisan masyarakat apapun profesinya. Hingga saat ini bisnis tersebut terus mengalami perkembangan baik dalam jumlah peserta maupun jumlah dana yang dikelola. Sampai dengan saat ini, Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI berhasil menjadi market leader dalam industri pengelolaan dana pensiun di Indonesia. Pada tahun 2014, jumlah peserta mencapai 696.107 dari 645.590 di tahun 2013 atau meningkat 7,8. Sementara jumlah pengelolaan dana pada tahun 2014 mencapai Rp10,0 triliun atau meningkat Rp1,6 triliun atau tumbuh 19,0. Di tahun 2015, DPLK mentargetkan untuk menambah 60.000 jumlah peserta baru dan jumlah pengelolaan dana meningkat Rp2,0 triliun. Target ini sudah memperhitungkan tantangan yang akan dihadapi di tahun 2015 yaitu pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang akan mengurangi peluang penempatan dana pada Dana Pensiun. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis BNI Experience Iconic Clusters : • BNI Music Experience • BNI Fashion Experience • BNI Food Experience • BNI Travel Experience • BNI Entrepreneurship Experience Komunikasi Pemasaran Untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik, BNI melakukan pendekatan customer centric , sebagai strategi dalam mengembangkan produk dan layanan maupun pemasarannya, terutama di segmen Konsumer dan Ritel, yang dirancang berdasarkan pemahaman atas kebutuhan atau keinginan para nasabah BNI. Dinamika persaingan yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang pesat menuntut bank untuk senantiasa berinovasi dalam berbagai hal baik produk, layanan maupun strategi pemasaran agar senantiasa dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Pemasaran 101 BNI Laporan Tahunan 2014 Strategi pemasaran pada sektor konsumer dan ritel didasari atas pemahaman akan kebutuhan dan keinginan para nasabah voice of customer . Guna menggali pemahaman tersebut, dilakukan riset untuk mendapatkan customer insight yang kemudian diterjemahkan menjadi produk atau layanan yang dibutuhkan. Kemudian dikomunikasikan melalui program pemasaran dan media yang fokus pada masing-masing target segmen nasabah yang dituju dengan saluran distribusi yang sesuai bagi masing- masing target segmen tersebut. Disamping itu juga dilakukan sinergi antara sektor Konsumer dan Ritel dan sektor Business Banking dengan pendekatan value chain model. Dimana dalam suatu mata rantai bisnis yang memberikan nilai tambah pada masing-masing tahapan diidentifikasi produk dan layanan BNI yang dibutuhkan yang dapat mempermudah proses dalam pengembangan bisnis. Program pemasaran yang dijalankan bersifat nasional maupun lokal yang didesentralisasikan kepada setiap Kantor Wilayah. Sehingga jenis program pemasaran yang dilaksanakan dapat berbeda di setiap wilayah sesuai dengan fokus segmen maupun potensi yang ada di masing-masing wilayah tersebut. Konsep program pemasaran yang mengusung ‘BNI Experience’ dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun sebagai konsep tematik bagi pemasaran dan promosi produk-produk konsumer dan ritel yang menjanjikan suatu pengalaman yang berbeda bagi para nasabah melalui penggunaan produk dan layanan BNI. Kinerja 2014 Dalam tema ‘BNI Experience’, program-program promosi untuk nasabah secara umum dilakukan melalui 5 lima Iconic Cluster sesuai segmentasi dan preferensi nasabah, yaitu BNI Music Experience, BNI Fashion Experience, BNI Food Experience, BNI Travel Experience, dan BNI Entrepreneurship Experience. BNI Music Experience Bagi nasabah para pecinta musik, BNI menyajikan event musik Java Jazz Festival 2014, yang tahun ini telah memasuki usia ke 10 dan menjadi salah satu event musik Jazz terbesar di Asia Tenggara. Pada event ini nasabah BNI mendapatkan berbagai beneit dan privilege bagi pemegang Kartu BNI Kartu Kredit BNI, Kartu Debit BNI, Kartu Debit BNI Emerald dan Kartu BNI TapCash dimana BNI memberikan berbagai kemudahan dan keistimewaan bagi nasabah, seperti Buy 1 Get 2 untuk pembelian tiket ataupun dengan cicilan, jalur masuk VIP bebas antrian, BNI Lounge dan berbagai games dan hadiah di booth BNI. BNI Fashion Experience Pada tahun 2014, BNI kembali menggelar beberapa acara peragaan busana diantaranya Indonesia Fashion Week 2014 bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia APPMI, Sisterhood Hijabela Day dengan Dian Pelangi, fashion desainer muda ternama. Selain itu juga Bright Spot Market yang merupakan ajang unjuk kreativitas para desainer dan wirausahawan muda di bidang fashion dan beberapa fashion bazaar seperti BNI Fashion Bazaar Gandaria City dan Gilang Agung Persada GAP Bazaar. Selain itu BNI memberikan kemudahan bagi pecinta fashion untuk memiliki produk ternama seperti Iwan Tirta, Guess, Frank Co dan lainnya dengan program diskon, cicilan dan harga hemat dengan BNI Reward Point. BNI juga bekerja sama dengan beberapa fashion department store terkemuka seperti Galeries Lafayette, Parkson dan Centro. BNI Food Experience Dunia kuliner merupakan salah satu pengalaman tersendiri yang semakin banyak diminati. BNI memberikan program promosi bagi pemegang Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI untuk menikmati sajian istimewa di berbagai restoran ternama di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, dengan menawarkan diskon harga ataupun program promosi yang menarik lainnya antara lain di restoran Sushi Tei, Bakerzin, Pizza Express, Coldstone dan lain-lain. Pada tahun 2014 BNI juga menyelenggarakan serangkaian acara promosi kuliner tematik seperti Imlek Dining Experience, Ramadhan Experience serta Year End Dining Experience. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis BNI Travel Experience Berwisata ke mancanegara ataupun domestik kini telah menjadi kebutuhan utama bagi sebagian masyarakat. Untuk itu BNI memberikan penawaran istimewa dan kemudahan dalam berbagai program wisata melalui kerja sama dengan berbagai travel agent dan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia Travel Fair GATF di bulan April dan September 2014 dan Mini GATF di Gandaria City. Untuk layanan pemesanan hotel dan paket wisata di seluruh dunia secara online BNI bekerja sama dengan Accor Hotel Group, Agoda, Traveloka.com, pegipegi. com, tiket.com dan ticktab.com. Selain itu BNI juga memberikan layanan mudik gratis di hari raya Idul Fitri. BNI Entrepreneurship Experience Sebagai bank yang peduli dan turut membangun perekonomian Indonesia dengan mengembangkan dunia usaha, BNI membantu nasabah dan debitur serta mitra binaan yang memiliki usaha kecil dan menengah untuk mempromosikan produk dan layanan mereka melalui berbagai acara pameran produk dan industri. Di tahun 2014, program yang diselenggarakan diantaranya Inacraft dan Tangan Di atas suatu komunitas para wirausahawan untuk mengembangkan ekonomi kecil dan menengah. Promosi Spesifik Produk Selain program pemasaran secara umum, BNI juga melaksanakan promosi produk secara spesifik disepanjang tahun 2104, antara lain: • BNI Taplus: Program Rejeki BNI Taplus 2014 yang kali ini memberikan hadiah cashback tanpa diundi kepada 46.000 nasabah setiap bulannya yang sering melakukan transaksi e-banking. • BNI Taplus Anak: Lomba Menggambar berhadiah paket wisata ke Tokyo Disneyland, Lomba menulis cerita pengalaman dan rencana seru dalam mewujudkan impian bersama BNI Taplus Anak. • BNI Taplus Muda: “BNI Co-Creators”, ajang kompetisi penyusunan marketing plan untuk para mahasiswa dari universitas ternama di Jakarta dan kota-kota besar seluruh Indonesia untuk menggaet 1 juta nasabah Taplus Muda. • BNI Griya: Program Griya Bebas yang memberikan kemudahan bebas biaya provisi, administrasi dan PSJT serta cicilan ringan dengan angsuran suka- suka. Juga program Property Seken yang bekerja sama dengan property agent atau developer dalam memberikan kemudahan pembelian rumah, ruko, rukan atau kios seken. • BNI e-Banking: bekerja sama dengan provider telepon mengadakan program promo berhadiah mobil dan gadget bagi yang melakukan isi pulsa Pemasaran 103 BNI Laporan Tahunan 2014 melalui BNI e-banking channels. Terdapat juga Program BNI ATM Experience yang memberikan hadiah wisata ke Eropa dan gadget terkini bagi nasabah bank manapun yang melakukan transaksi di ATM BNI. • Produk investasi: Untuk pertama kalinya memasarkan produk Saving Bond Retail 1, selain Sukuk dan Obligasi Negara lainnya. • BNI Emerald: memasarkan produk kartu debit khusus dengan kelas tertinggi BNI Emerald World Debit MasterCard kepada nasabah Emerald yang banyak bepergian dan melakukan transaksi di seluruh dunia. Marketing Award Pada tahun 2014 beberapa penghargaan diperoleh atas prestasi yang dicapai BNI dalam kegiatan marketing antara lain: 1. Digital Marketing Award 2014 kategori BNI ATM dari Majalah Marketing dan Survey One 2. Digital Marketing Award 2014 kategori SMS Banking dari Majalah Marketing dan Survey One 3. Socially Devoted on Twitter dari SocialBaker.com 4. Socially Devoted on Facebook dari SocialBaker. com 5. Juara Pertama Kompetisi Inklusi Keuangan kategori Inovasi Keuangan untuk produk BNI Debit Online dari OJK Sarana Pemasaran Pemasaran produk dan layanan dijalankan sesuai konsep integrated marketing communication melalui program-program promosi thematic, program spesifik khusus produk, event dan sponsorship yang didukung dengan komunikasi baik melalui media massa, media luar ruang berupa LED maupun billboard. Di tahun 2014 BNI melakukan pemasangan media luar ruang berupa neon box di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan di Albraj Al Bait Zam Zam Tower Mekah. Sejalan dengan terus meningkatnya penggunaan internet, mobile media dan social media di masyarakat BNI juga menggunakan media komunikasi tersebut secara aktif. BNI tercatat memiliki twitter followers sebanyak 306.000 dan facebook member sebanyak 238.000. BNI merupakan salah satu bank terbesar yang aktif melakukan digital marketing communication , sehingga BNI memperoleh beberapa award di tahun 2014 seperti Digital Marketing Award dari majalah Marketing dan Socially Devoted dari Socialbakers. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis “The BNI Sales” sebagai Tenaga Pemasaran Untuk menyukseskan pemasaran produk dan layanan, BNI mendorong proses pencapaian bisnis melalui channel distribusi dan sales. Pada tahun 2014 dilakukan review sales model yang lebih mendekatkan kepada konsep Customer Centric, serta dengan menyiapkan Key Performance Indicator KPI Sales yang lebih komprehensif berdasarkan hasil analisa profil nasabah maupun pemanfaatan referral melalui channel BNI Call 500046. Selain itu dikembangkan tenaga pemasar atau Sales yang disebut sebagai The BNI Sales, yang dibangun melalui Budaya Penjualan Sales Culture yaitu Sales yang memiliki identitas Total Solution yang kuat, Highly Skilled, Knowledgeable , dan Positive Attitude. Budaya Penjualan dikembangkan melalui pembangunan Perilaku Sukses Behavior of Success seorang sales melalui aktivitas yang terstruktur dalam melakukan proses penjualan, dimulai dari perencanaan target Account Planning dan pendokumentasian proses penjualan kepada nasabah Staging Pipeline. Kedua aktivitas tersebut saat ini sudah terintegrasi dalam satu Sales Tool sehingga dapat dimonitor dengan baik oleh seluruh tingkatan supervisi hingga level kantor pusat melalui aplikasi Sales Activity Performance Management SAPM. Informasi hasil analisa marketing terhadap nasabah digunakan sebagai salah satu penunjang yang mendorong pada tingkat kesuksesan penjualan, yang juga sudah terintegrasi di dalam aplikasi SAPM. Dengan program yang dilakukan di tahun 2014, rata- rata performance per Sales naik 4,2 dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 69,3 menjadi 72,2. Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015 strategi Marketing Communication akan mengedepankan campaign BNI sebagai Your Lifetime Banking Partner yang mengkomunikasikan berbagai produk, layanan dan program-program pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah sesuai dengan segmennya pada setiap fase kehidupan. Untuk produk funding, ditunjang dengan campaign yang mendorong transaksi keuangan melalui berbagai channel e-banking sejalan dengan upaya otoritas keuangan untuk meningkatkan transaksi non tunai. Sehingga BNI menjadi bank transaksi utama. Media yang akan digunakan untuk berbagai campaign tersebut dilakukan secara terintegrasi integrated marketing communication: above the line, below the line, out of home media, digital marketing maupun eventactivation program. Sesuai dengan perkembangan trend dan teknologi, akan ditingkatkan porsi komunikasi melalui digital marketing. Secara konsisten BNI akan terus memberikan program-program promosi yang memberikan banyak beneit kepada nasabah melalui program BNI Experience maupun program-program promosi spesifik produk untuk memberikan layanan dan pengalaman yang mengesankan kepada sehingga tercipta loyalitas nasabah yang kokoh. Peta program yang akan dilakukan untuk tenaga pemasaran di tahun 2015 adalah optimalisasi dan enhancement program 2014 yang dilanjutkan ke tahun 2015 dengan memantau area-area yang masuk sebagai Area For Improvement, yaitu program yang fokus kepada pengembangan SDM dengan menentukan jalur karir sales, sistem pemberian apresiasi berupa insentif yang mendorong kepada perubahan budaya dan perilaku serta peningkatan pencapaian target yang berdampak pada bisnis, serta peningkatan kualitas seluruh SDM yang terkait dengan sales , baik kepada sales maupun kepada tingkatan supervisinya. Pemasaran 105 BNI Laporan Tahunan 2014 Dalam rangka mendukung strategi bisnis melalui pendekatan customer centric yang berpegang pada pilar prudential banking, good corporate governance, compliance , serta meningkatkan market share, BNI telah melakukan inisiatif strategi dalam mempercepat proses pemberian kredit. Inisiatif strategis tersebut terbukti mampu meningkatan incoming application, approval rate dan turnaround time, dengan tetap menjaga performa kualitas portfolio dan tetap memperhatikan risiko yang menyertai. Di tahun 2014, kualitas kredit BNI membaik di level 1,96 dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,17. Pengelolaan Risiko Bisnis BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Peningkatan kualitas aktiva produktif dilakukan pada setiap tahap customer life cycle yaitu sejak tahap acquisition, retention dan management hingga tahap collection dan recovery. Kinerja 2014 Pertumbuhan Aktiva Produktif yang Berkualitas Untuk terus meningkatkan kualitas aktiva produktif, area pemasaran dan ekspansi kredit difokuskan pada unit pemrosesan yang memiliki performa kualitas portfolio sesuai dengan risk appetite yang diterapkan di BNI. Di tengah kondisi makroekonomi yang cukup menantang selama tahun 2014, portfolio kredit BNI tumbuh sebesar 10,8 dibandingkan tahun 2013, atau mencapai sebesar Rp27,0 triliun diikuti dengan rasio NPL yang membaik dari 2,17 pada tahun 2013 menjadi 1,96 di tahun 2014. Pemberian dan Pemantauan Kredit Proses analisa kredit dilakukan melalui penerapan four eyes principle yang mengkolaborasikan unit bisnis dan unit risiko dalam memberikan keputusan kredit melalui komite. Khusus pada segmen Konsumer dan Ritel, percepatan proses pemberian keputusan kredit turut didukung dengan memanfaatkan credit scoring pada tahap analisa kredit. Early warning system dalam mendeteksi potensi fraud pada segmen Konsumer dan Ritel berhasil dikembangkan melalui mekansime Fraud Application Detection System FADS yang membantu BNI dalam melakukan eliminasi terhadap aplikasi kredit yang masuk ke dalam kriteria blacklist. Review terhadap kualitas kredit merupakan perhatian utama bagi manajemen. Hasil review tersebut menjadi pedoman bagi manajemen dalam menyusun action plan atau strategi khusus untuk perbaikan pada proses pengembangan produk, pemasaran, serta pemrosesan kredit selanjutnya. Pemenuhan tenaga collection yang terlatih serta dukungan collection system merupakan salah satu strategi dalam proses pengelolaan collection yang berbasiskan customer. Proses reminder kepada customer juga senantiasa dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo untuk mendorong penurunan rasio NPL. Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang semakin dinamis, kebijakan perkreditan senantiasa disempurnakan secara berkala melalui persetujuan dari Komite Prosedur Perkreditan KPP dengan tetap merujuk pada regulasi yang berlaku di bawah pemantauan Unit Kepatuhan Quality Assurance untuk memastikan pemenuhan terhadap kebijakan internal dan eksternal. Pemulihan dan Penyelesaian Kredit Pengelolaan dan penanganan kredit bermasalah senantiasa mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good Coporate Governance . Pengelolaan kredit bermasalah secara umum ditempuh melalui dua strategi, yaitu pemulihan dan penyelesaian kredit. Strategi pemulihan kredit dilakukan melalui restrukturisasi terhadap debitur-debitur yang masih memiliki prospek dan kooperatif, antara lain berupa keringanan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, dan diskon pembayaran biaya tertunggak. Sedangkan strategi penyelesaian kredit dilakukan melalui penjualan agunan danatau tindakan hukum terhadap debitur-debitur yang sudah tidak mempunyai prospek danatau tidak kooperatif. Pengelolaan Risiko Bisnis 107 BNI Laporan Tahunan 2014 Langkah lanjutan dalam menyelesaikan kredit bermasalah dilakukan melalui hapus buku dengan tetap proaktif dalam mengupayakan recovery untuk meminimalkan kerugian. Upaya recovery kredit yang sudah dihapusbuku dilakukan melalui: 1. Penyelesaian hutang dengan tambahan modal oleh investor baru. 2. Penjualan jaminan. 3. Tindakan hukum melalui penagihan terhadap Penjamin atas Personal Guarantee PG dan Company Guarantee CG, eksekusi hak tanggunganfidusia, kepailitan dan gugatan perdata. Pada tahun 2014, BNI mampu membukukan realisasi recovery kredit yang dihapusbukukan sebesar Rp2,1 triliun. Program BNI Property Bazar 2014 merupakan salah satu program yang memberikan kontribusi dalam percepatan eksekusi agunan. Rencana Kerja 2015 Dalam menghadapi persaingan perbankan yang akan semakin ketat di tahun 2015, BNI berkomitmen untuk terus memperkuat pondasi dalam rangka pencapaian target aset yang semakin berkualitas sehingga dapat memaksimalkan revenue sekaligus meminimalisir risiko. Pengembangan sistem berbasis otomasi merupakan aspek penting dalam melakukan percepatan penetrasi pasar yang dapat mendukung proses bisnis yang terintegrasi dan berkesinambungan. Langkah penting dalam inisiasi pembangunan infrastruktur tersebut telah dipersiapkan secara baik pada tahun 2014 dan telah siap untuk direalisasikan pada tahun 2015, diantaranya implementasi Sistem Alat Bantu Analisa Kredit SABAK, implementasi proyek otomasi watchlist alat pemantauan, implementasi proses pengelolaan Commercial High End, serta enhancement sistem loan application system. Selain itu, percepatan proses analisa kredit juga didukung dengan simplifikasi terhadap perangkat analisa kredit. Dengan melakukan otomasi pada sebagian besar proses pengambilan keputusan, BNI akan mampu meningkatkan produktivitas, memperkuat kontrol, mempersingkat turnaround time, konsistensi pelayanan, serta mengurangi kesalahan manusia yang umum terjadi pada proses manual. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Mengembangkan jaringan bisnis global serta perluasan area solusi finansial sebagai wujud kemitraan strategis bersama pelaku bisnis untuk menjembatani Indonesia dan dunia. Bisnis Internasional BNI mengelola berbagai layanan perbankan internasional seperti: layanan trade inance melalui produk BNI Smart Trade, layanan remitansi internasional melalui produk BNI Smart Remittance, Financial Institution FI, Japan Desk dan kantor cabang BNI di luar negeri yang aktif dalam melayani kebutuhan transaksi bisnis internasional bagi nasabah dan antar bank. BNI melakukan aktivitas operasional dan bisnis internasional melalui Kantor Cabang Luar Negeri di kota Singapura, Hong Kong, Tokyo, Osaka, London dan New York. Dalam mengelola berbagai layanan perbankan internasional tersebut, BNI didukung oleh 1.675 jaringan bank koresponden di 104 negara, serta sejumlah aliansi strategis melalui keanggotaan BNI dalam berbagai asosiasi perbankan internasional. Perbankan Internasional Tresuri 109 BNI Laporan Tahunan 2014 Pada tahun 2014, BNI membukukan pertumbuhan yang positif di semua lini bisnisnya. Keberhasilan tersebut ditunjang oleh berbagai inisiatif penyempurnaan bisnis, baik dalam bidang pengembangan produk, pengembangan layanan dan pengembangan infrastruktur, maupun kegiatan promosi yang berkesinambungan. Kinerja 2014 BNI Smart Trade Pada tahun 2014, volume trade inance tumbuh sebesar 8,94 menjadi USD31,10 miliar. Transaksi ekspor tercatat tumbuh 9,68 dari USD13,71 miliar di tahun 2013 menjadi USD15,04 miliar di tahun 2014. Sedangkan transaksi impor juga mengalami peningkatan sebesar 8,25 dari USD14,83 miliar di tahun 2013 menjadi USD16,06 miliar di tahun 2014. Penghargaan Internasional yang diraih selama tahun 2014 adalah penghargaan sebagai Best Trade Finance Bank in Indonesia dari The Asian Banker pada awal tahun 2014 dan Best Trade Solution of the Year in Southeast Asia yang di raih di akhir tahun 2014 dari Alpha Southeast Magazine. Penghargaan serupa sebelumnya selalu diperoleh BNI diantaranya sebagai The Best Trade Finance Bank in Indonesia selama 4 tahun berturut-turut dari Alpha Southeast Magazine, majalah investasi institusional yang berkantor pusat di Hong Kong. Pengembangan Produk BNI telah mengembangkan produk antar bank yang berhubungan dengan transaksi trade, antara lain BNI Forfaiting, BNI Reinancing dan Bank Guarantee Under Counter Guarantee . BNI juga telah berhasil memasuki fase baru dalam pengembangan skema supply chain inancing di bidang trade inance, berupa pembiayaan kepada seller penjual dan buyer pembeli, yang menawarkan kepada nasabah pilihan jenis transaksinya. Pengembangan Layanan Di tahun 2014, BNI telah melaksanakan inisiatif- inisiatif berikut untuk pengembangan layanannya: • Sejak tahun 2004, BNI memiliki 4 empat Pusat Pemrosesan Dokumen PPD untuk memproses transaksi trade inance. Saat ini, PPD didukung oleh 95 tenaga trade yang profesional dan bersertifikasi internasional. Jumlah analis trade di PPD tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan kenaikan transaksi trade BNI. • Mempertahankan sertifikasi penerapan ISO 9001:2008 dalam proses layanan dokumen dengan perbaikan waktu proses dokumen dari 6 jam setelah dokumen diterima di PPD menjadi 5 jam setelah dokumen diterima di PPD. Suwoko Singoastro Direktur Tresuri FI Solusi perbankan internasional dan tresuri adalah persembahan bagi nasabah untuk berkiprah dalam kancah bisnis dunia, sekaligus memperkuat posisi BNI sebagai bank dengan kapabilitas global dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Perbankan Internasional Tresuri • Meningkatkan kualitas SDM trade melalui kegiatan pelatihan dan sertifikasi keahlian dalam bidang perdagangantransaksi internasional seperti Certiied Documentary Credit Specialist CDCS dan Certiicate of International Trade and Finance CITF yang diselenggarakan oleh International Chamber of Commerce Indonesia ICC Indonesia. Pengembangan Infrastruktur Untuk mendukung proses layanan dokumen di PPD, BNI telah mengembangkan sistem aplikasi BNI Global Banking Services GLOBS sebagai aplikasi otomasi distribusi Message Type MT yang bertujuan mengakomodasi kebutuhan Business Process Alignment dalam pendistribusian MT SWIFT kepada unit-unit terkait pada transaksi trade inance. Pengembangan sistem aplikasi untuk memproses transaksi trade inance yaitu Trade Innovation Plus TI Plus sebagai sistem aplikasi yang mampu melakukan proses transaksi trade inance dengan memberikan kesesuaian terhadap skema transaksi yang dibutuhkan oleh nasabah dan perluasan jaringan service dengan sistem aplikasi BNI Smart Trade Portal BSTP yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk menyampaikan permohonan transaksi trade dan menerima informasi transaksi trade melalui akses internet tanpa harus datang ke kantor cabanglayanan BNI. Peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui pelatihan untuk sertifikasi keahlian di bidang perdagangantransaksi internasional, seperti Certiied Documentary Credit Specialist CDCS dan Certiicate of International Trade and Finance CITF yang diselenggarakan oleh International Chamber of Commerce ICC Indonesia. Optimalisasi fungsi sentralisasi penerusan advising transaksi trade antara lain: LC, SKBDN, SBLC, Demand Guarantee, Guarantee under Counter Guarantee terus berlanjut, melalui peluncuran sistem kontrol dan monitor yang lebih terukur bagi kegiatan operasional transaksi. Selain itu, jumlah tenaga Marketing Representative Oficer MRO yang tersebar di sentra bisnis di wilayah Indonesia juga telah di tingkatkan selama tahun 2014 untuk memberikan pelayanan konsultasi trade inance kepada nasabah sekaligus menjadi ujung tombak dalam meraih peluang usaha baru. Kegiatan Promosi 1. Kegiatan sharing knowledge bagi para nasabah eksportir dan importir bekerja sama dengan pihak internal dalam hal ini unit business banking dan Kantor Wilayah serta dengan pihak eksternal yaitu dengan berpartisipasi dalam event-event yang bekerja sama dengan berbagai asosiasi, seperti KADIN, BKPM, ASEPHI, dll 2. Program pelatihan internal untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan layanan perbankan internasional bagi para petugas front liner yaitu Relationship Manager RM dan petugas pemasaran cabang yang berada di outlet-outlet BNI. BNI Smart Remittance BNI tercatat memproses sebanyak 2,3 juta transaksi remitansi pada tahun 2014 dengan total nilai sebesar USD82,9 miliar sedangkan pendapatan fee yang diperoleh dari transaksi remitansi tahun 2014 sebesar Rp225,6 miliar. Tahun 2014, untuk keenam kalinya berturut-turut BNI berhasil meraih penghargaan sebagai The Best Remittance Provider of the Year in Southeast Asia dari Alpha South East Asia Magazine. Pengembangan Produk Setelah meraih keberhasilan dengan fitur transaksi cash-to-cash dari luar negeri dan BNI Wesel PIN Dalam Negeri, di tahun 2014 BNI terus mengembangkan fitur BNI Smart Remittance diantaranya fitur transfer online ke bank lain serta pengembangan integrasi sistem dengan remitting agent secara host to host sehingga transaksi remitansi antara BNI dengan remitting agent berjalan secara cepat dan real time. Pengembangan Layanan • Penyempurnaan layanan berkelanjutan, dengan menawarkan pengiriman uang dengan tarif yang kompetitif bundling program • Meningkatkan layanannya melalui perluasan jaringan kerja berikut: a. Luar Negeri • Lebih dari 1.600 bank koresponden yang tersebar di berbagai negara • 6 Outlet Luar Negeri di kota bisnis dunia New York, London, Tokyo, Osaka, Hong Kong dan Singapura 111 BNI Laporan Tahunan 2014 • Lebih dari 55 virtual ofice di beberapa negara tujuan TKI b. Dalam Negeri • Jaringan Outlet BNI yang tersebar dari Sabang sampai Merauke 1.760 outlet • Kerja sama dengan Kantor Pos + 4.000 outlet • Kerja sama dengan Pegadaian + 4.600 outlet • Kerja sama dengan Alfamart + 4.000 outlet • Kerja sama dengan 25 paying agent BPD, BPR, Koperasi dan perusahaan swasta. Di akhir 2014, BNI Smart Remittance dapat diakses di lebih dari 15.000 outlet BNI maupun mitra di dalam dan luar negeri. Pengembangan Infrastruktur Untuk meningkatkan layanan transaksi remitansi internasional, di tahun 2014 BNI telah menyelesaikan proses penggantian aplikasi back-end processing yang lebih handal dengan didukung hardware terbaru. Penyempurnaan tingkat kualitas layanan juga terus dilakukan bagi koresponden di luar negeri dan outlet di dalam negeri dalam hal penyediaan informasi status pengiriman. Akhirnya, untuk meningkatkan penetrasi bisnis remitansi internasional di kawasan Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika di tahun 2014 BNI mengirimkan 14 staf Remittance Representative untuk ditugaskan di negara Malaysia, Korea, Hong Kong, Uni Arab Emirates, Qatar, Bahrain, Belanda dan USA. Kegiatan Promosi 1. Marketing yang lebih agresif kepada stakeholder, baik institusi pemerintah maupun swasta. 2. Penyelenggaraan berbagai program promosi remitansi dan CSR, diantaranya: a. Lucky Draw Outgoing Transfer OTR 2014, merupakan program berhadiah kepada nasabah yang melakukan transaksi OTR. b. Mini Quiz Incoming Transfer ITR dan OTR 2014, merupakan program edutainment untuk pegawai Cabang sebagai sarana refreshment produk BNI Smart Remittance. c. Pasar Murah BNI Rejeki Ramadhan 1435 H di 19 kota kantong TKI, merupakan program yang ditujukan kepada keluarga TKI. Selain pemberian paket sembako murah, program ini juga diselingi dengan program pemeriksaan kesehatan gratis, drama edukasi pengelolaan keuangan dan beasiswa untuk anak TKI. d. Pasar Murah Kado Natal 2014 BNI Wesel PIN, yakni program penjualan paket sembako murah, drama edukasi keuangan untuk keluarga TKI, pemeriksanaan kesehatan gratis dan edukasi keuangan untuk anak-anak TKI serta CSR sumbangan buku Madah Bhakti untuk gereja di Nusa Tenggara Timur. e. Program mudik lebaran, merupakan program mudik gratis yang diberikan kepada para TKI di Singapura yang melakukan transaksi ITR. BNI Financial Institutions Kerja sama bisnis antara institusi keuangan dilakukan dalam berbagai bentuk transaksi antara lain penerbitan bank guarantee under counter guarantee dan bank to bank inancing. Di tahun 2014, terdapat lebih dari 2.263 transaksi bank guarantee senilai USD940 juta yang diterbitkan berdasarkan counter guarantee dari bank koresponden. Sementara itu transaksi bank to bank inancing dalam bentuk forfaiting, risk participation, dan LC reinancing dilakukan sebanyak 723 transaksi dengan nilai sebesar USD1,146 juta. BNI berhasil meraih penghargaan sebagai The Leading Counterparty Bank in Indonesia dari The Asian Banker Transaction Banking Awards di tahun 2013 dan 2014 serta penghargaan dari Alpha South East Asia Magazine sebagai The Best International Banking Division di tahun 2014. Pengembangan Produk BNI aktif mengembangkan produk Bank to Bank Financing , seperti Term Loan Facility dan Trade Advance . Pengembangan Layanan Menyediakan akses ke pasar global melalui 1.675 jaringan bank koresponden bank dan non-bank di 104 negara, termasuk kerja sama strategis dengan lembaga-lembaga internasional untuk pembiayaan proyek di Indonesia. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Kegiatan Promosi Mengadakan gathering dengan bank koresponden untuk mempererat hubungan dan meningkatkan kerja sama bisnis. BNI Japan Desk Sejak didirikan tahun 2012, BNI Japan Desk terus mempererat kerja sama dengan Japan Regional Bank JRB yang mulai menempatkan 15 orang stafnya di BNI guna memfasilitasi kebutuhan nasabah JRB di Indonesia. BNI merupakan satu-satunya Bank BUMN yang memberikan layanan khusus kepada para calon investor Jepang dan perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Pengembangan Produk Pada tahun 2014 Japan Desk terus menyempurnakan Skim Pinjaman Khusus untuk nasabah Jepang di Indonesia yang dijamin oleh SBLC dari perbankan Jepang, dimana syaratnya dipermudah dibandingkan dengan persyaratan pinjaman konvensional. Sinergi dengan unit pemilik produk juga terus dilakukan untuk memberikan solusi dan layanan perbankan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah Jepang. Pengembangan Layanan • Membangun kerja sama strategis dengan 53 Japan Regional Bank JRB, termasuk Japan Finance Corporation dan Shinkin Bank. Hingga akhir 2014 potensi nasabah JRB di Indonesia berjumlah 962 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Lingkup aliansi strategis meliputi: - Memperkuat hubungan kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak antara BNI dan JRB - Memberikan layanan perbankan dan advisory kepada nasabah JRB yang berada di Indonesia maupun yang akan berinvestasi di Indonesia dalam bentuk seminar, dan business matching dan - Membangun kerja sama pengembangan kompetensi staf melalui program pelatihan dan capacity building . - Membangun sinergi bisnis antara JRB dengan BNI Tokyo dan BNI Osaka dari sisi funding dan lending • Menjembatani kebutuhan calon investor Jepang dalam penyediaan lahan industri melalui kerja sama dengan Pengelola Kawasan Industri. Pengembangan Infrastruktur Agar dapat terus meningkatkan layanan perbankannya bagi perusahaan dan investor Jepang di Indonesia, BNI bekerja sama dengan JRB terus melaksanakan program Personnel Interchange di mana BNI mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan di 4 Bank Regional Jepang Hyakugo Bank, Gunma Bank, Okazaki Shinkin Bank dan Juroku Bank dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mempelajari produk dan sistem perbankan JRB. 2. Mengunjungi nasabah JRB dan calon investor Jepang. 3. Menyelenggarakan seminar dan memberikan informasi terkini mengenai kondisi ekonomi dan investasi di Indonesia. Staf JRB juga memberikan transfer knowledge kepada staf BNI dalam hal pemahaman budaya dan bisnis Jepang melalui kunjungan bersama ke nasabah JRB di Indonesia maupun sharing pengalaman dan layanan perbankan JRB. Perbankan Internasional Tresuri 113 BNI Laporan Tahunan 2014 Kegiatan Promosi Japan Desk pada tahun 2014 telah melaksanakan kegiatan seminar investasi yang ditujukan baik untuk nasabah Jepang maupun calon investor Jepang yang ingin berinvestasi ke Indonesia melalui seminar yang diselenggarakan di BNI dengan mengundang calon investor dari Jepang, sebagai sponsor dan pembicara dalam seminar investasi yang diadakan oleh Harian Nikkei, Nikkin, BKPM baik di dalam negeri maupun di Jepang sekaligus menyampaikan layanan Japan Desk. Sedangkan untuk kegiatan promosi, Japan desk juga ikut serta dalam kegiatan Japan Education Fair, dan Japan Sakura Matsuri yang ditujukan bagi komunitas Jepang di Indonesia. Kegiatan promosi lainnya yang terkait adalah dengan memasang iklan melalui media Jepang yang ditujukan bagi komunitas Jepang di Indonesia. Kantor Cabang Luar Negeri Sejalan dengan corporate road map BNI yang mengarahkan BNI sebagai bank dengan kapabilitas global, dengan sasaran pada tahun 2014 dan 2015 sebagai jembatan bisnis antara Indonesia dan dunia, maka sejak tahun 2011 ekspansi bisnis Kantor Cabang Luar Negeri diarahkan untuk fokus pada Indonesia- related business . Pada tahun 2014 Kantor Cabang Luar Negeri berhasil meningkatkan porsi Indonesia-related business dalam Loan . Pencapaian aset ini sebesar USD789,2 juta, dimana 91 diantaranya adalah Indonesia-related business , meningkat dari periode sebelumnya yang sebesar 87. Aset Trade tercapai USD 506,9 juta, dimana 95 dari aset ini adalah transaksi reinancing under LC kepada debitur korporasi yang ada di Indonesia. Sementara, aset Securities tercapai USD 345,8 juta dengan 55 diantaranya merupakan Indonesian bond. Pengembangan Produk Produk perbankan yang ada di Kantor Cabang Luar Negeri baik funding, lending maupun services, dikembangkan sesuai dengan lisensi operasional yang dimiliki oleh masing-masing cabang. Tiga cabang yang berlokasi di Asia yaitu Singapura, Hong Kong dan Tokyo, yang beroperasi dengan lisensi full branch, dan Osaka yang beroperasi dengan lisensi sub branch mengembangkan produk bagi nasabah korporasi dan perorangan. Sementara dua kantor cabang lainnya yang berlokasi di London dan New York, dengan lisensi masing-masing wholesale for corporate only dan agency, hanya mengembangkan produk bagi nasabah korporasi. Pengembangan Layanan Dalam rangka memperkuat peran strategis menjadi jembatan bisnis antara Indonesia dan dunia, Kantor Cabang Luar Negeri telah melakukan inisiasi pengembangan layanan sebagai berikut: 1. Membangun sinergi dengan BUMN untuk menggarap potensi bisnis di Myanmar melalui Kantor Cabang Singapura sebagai penyedia layanan transaksi keuangan bagi BUMN yang berbisnis dengan Myanmar. Di negara Myanmar sendiri telah dilakukan inisiasi untuk membuka Kantor Perwakilan dengan fungsi strategis sebagai mediator bisnis antara korporasi di Indonesia dan Myanmar yang telah berjalan saat ini dalam sektor infrastruktur, telekomunikasi, oil gas, dan food agriculture . Fungsi ini dijalankan melalui kegiatan business matching, promosi, courtesy dan advisory. 2. Pemasangan mesin ATM di Kantor Cabang Hong Kong, Kantor Cabang Singapura dan Kantor BNI Remittance Limited Hong Kong masing-masing sebanyak 2 dua unit. Hal ini sebagai upaya pengembangan layanan transaksi tunai maupun non tunai melalui mesin ATM bagi nasabah BNI yang sedang berada di Hong Kong dan Singapura. 3. Mengikutsertakan Kantor Cabang New York dalam sistem kliring FEDWIRE di New York dalam rangka memudahkan nasabah BNI dalam melakukan transaksi bisnis dalam mata uang Dollar Amerika Serikat USD dan sekaligus memperkuat aktivitas transactional banking BNI. 4. Berperan sebagai Duta BNI yang mengemban misi menjalin hubungan dengan investor, regulator, counterpart , perwakilan negara RI dan masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri, antara lain dengan aktivitas sebagai berikut: BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis a. Kantor Cabang Luar Negeri sebagai outlet yang mendukung peran BNI sebagai bank persepsi yang ditunjuk untuk memberikan layanan transaksi pembayaran dalam mata uang asing kepada Pemerintah Indonesia yang termasuk dalam Modul Penerimaan Negara baik pajak maupun bukan pajak. b. Kantor Cabang Luar Negeri sebagai mediator pengembangan bisnis bagi Diaspora Indonesia yang tersebar di penjuru dunia. c. Kantor Cabang Luar Negeri berperan aktif dalam Gerakan Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Kegiatan ini diprakarsai oleh OJK dan telah dilakukan di Tokyo, Taiwan, Hong Kong dan Singapura. Pengembangan Infrastruktur Infrastruktur Kantor Cabang Luar Negeri dikembangkan untuk mengakomodasi aktivitas bisnis dan layanan yang dilakukan. Selama tahun 2014 telah dikembangkan infrastruktur sebagai berikut: 1. Pengembangan dalam bidang pengelolaan risiko: a. Supervisi aktivitas compliance oficer Kantor Cabang Luar Negeri secara langsung oleh Divisi Kepatuhan untuk memastikan kegiatan bisnis dan operasional KCLN telah mematuhi semua ketentuan yang berlaku. b. Perubahan credit model dengan menerapkan konsep four eyes principle yang memisahkan fungsi Analis Kredit Relationship Manager secara tegas. Pemisahaan ini memastikan bahwa keputusan kredit diambil dengan pertimbangan aspek risiko dan bisnis secara independen. Pengelolaan risiko kredit selanjutnya disupervisi secara langsung oleh Divisi Risiko Bisnis Korporasi. c. Pengaturan limit dan kewenangan risiko global tresuri serta supervisi aktivitas tresuri Kantor Cabang Luar Negeri secara langsung oleh Divisi Tresuri yang mengelola risiko dan bisnis tresuri BNI secara keseluruhan. 2. Pengembangan Teknologi Informasi dan SDM: a. Pembaharuan core banking system di Kantor Cabang Luar Negeri untuk meningkatkan akurasi, kecepatan penyediaan data dan standarisasi laporan keuangan. b. Penyusunan Human Capital Global Policy sebagai payung kebijakan bagi seluruh Kantor Cabang Luar Negeri dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi pengelolaan SDM serta meningkatkan produktivitas pegawai. Kegiatan Promosi 1. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kantor Cabang Luar Negeri lebih fokus kepada kegiatan promosi below the line sehingga dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat Indonesia yang ada di negara setempat, antara lain: a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah RI di negara setempat, misalnya: • Indonesia Fashion and Culinary Trend, diselenggarakan tanggal 26 Februari 2014 di Peninsula Excelsior Hotel, Singapura. • Hello London, This is Wonderful Indonesia, diselenggarakan tanggal 31 Mei 2014 di Trafalgar Square, London, Inggris. • Pentas Seni dan Gathering HUT BNI ke-68, diselenggarakan tanggal 5 Juli 2014 di Sekolah Indonesia Tokyo, Jepang. • Pagelaran Seni Budaya Gamelan “Sakti”, diselenggarakan tanggal 29 Agustus 2014 di Esplanade, Singapura. b. Berperan sebagai penyelenggara dan narasumber kegiatan literasi keuangan yang diprakarsai oleh OJK. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 4 negara yaitu Tokyo pada tanggal 18 Mei 2014, Taiwan pada tanggal 29 Juni 2014, Hong Kong pada tanggal 24 Agustus 2014 dan Singapura pada tanggal 19 Oktober 2014. c. Mendukung kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh PPI yang ada di negara setempat, serta menawarkan program magang bagi para mahasiswa Indonesia tersebut. Rencana Kerja 2015 Bisnis Internasional BNI akan terus meningkatkan kinerja untuk meraih laba yang lebih baik. Sementara itu peran Kantor Cabang Luar Negeri akan lebih diperkuat sebagai jembatan bisnis antara Indonesia dan dunia untuk persiapan menghadapi kompetisi regional khususnya ASEAN. Perbankan Internasional Tresuri 115 BNI Laporan Tahunan 2014 BNI Smart Trade Beberapa inisiatif yang telah dirancang untuk mengembangkan bisnis trade inance antara lain adalah: 1. Perluasan pangsa pasar ke segmen Small and Medium Enterprise . 2. Penetrasi pasar melalui pemasaran agresif yang dijalankan oleh Marketing Representative Oficer MRO di wilayah-wilayah yang potensial untuk transaksi trade. 3. Pemberian tarif yang kompetitif untuk layanan produk trade inance. 4. Mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan. 5. Peluncuran produk dan layanan baru sesuai kebutuhan pasar. 6. BNI selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dan layanan di masa yang akan datang dengan mengembangkan layanan e-RTE yang akan memudahkan nasabah dalam pelaporan rincian transaksi ekspor ke Bank Indonesia 7. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas spesialis seperti CDCS dan CITF. BNI Smart Remittance Beberapa inisiatif yang telah dirancang untuk mengembangkan bisnis remitansi internasional antara lain: 1. Perluasan jaringan distribution channel baik di dalam maupun luar negeri. 2. Peningkatan kegiatan relationship management dengan mitra di dalam dan luar negeri, serta segenap stakeholder lebih agresif. 3. Program promosi yang efisien, efektif dan tepat sasaran. 4. Penambahan tenaga pemasar remittance representative di dalam dan di luar negeri. 5. Pengembangan channel dan fitur sistem remittance . BNI Financial Institutions Pengembangan bisnis inancial institutions akan dilaksanakan melalui: 1. Intensifikasi kerja sama bisnis dengan bank domestik. 2. Partisipasi lebih aktif dalam transaksi bank guarantee under counter guarantee dan bank to bank inancing yang meliputi, forfaiting, risk participation , LC reinancing. 3. Meningkatkan potensi fee based income arrangementagency fee melalui refferal perluasan transaksi bank koresponden cross selling product services . 4. Mengembangkan organisasi Financial Institution FI meningkatkan kompetensi para Relationship Manager FI. 5. Mengoptimalkan potensi bisnis dari Non Bank Financial Institution . BNI Japan Desk 1. Rencana kerja terkait Penghimpunan Dana, termasuk kebijakan, inisiatif yang terkait dengan dana a. Memasarkan produk-produk DPK kepada nasabah perusahaan Jepang. b. Bekerja sama dengan pemasaran kantor cabang dalam pembukaan rekening perusahaan Jepang. c. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk memasarkan produk DPK. d. Bekerja sama dengan BNI Tokyo dalam memberikan refferal perusahaan Jepang. e. Bekerja sama dengan JRB untuk mendukung funding BNI Tokyo. 2. Rencana kerja terkait Penyaluran Dana Kredit, termasuk kebijakan, inisiatif yang terkait dengan kredit a. Menyempurnakan skim kredit khusus Japan Desk. b. Bekerja sama dengan pemasaran kantor cabang dalam pembukaan rekening perusahaan Jepang. c. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk memasarkan produk DPK. 3. Rencana kerja terkait Peningkatan Fee Based Income termasuk transaksi dalam negeri dan luar negeri dan Dana murah CASA a. Mengotimalkan transaksi nasabah perusahaan Jepang melalui BNI. b. Mengoptimalkan peran staf JRB untuk memasarkan produk forex, remittance kepada nasabahnya. c. Mengembangkan skema-skema transaksi sesuai kebutuhan nasabah. 4. Rencana kerja terkait Peningkatan Kualitas Layanan a. Berkoordinasi dengan cabang dan unit terkait untuk menjaga service level kepada nasabah. b. Mengoptimalkan peran staf JRB bila terjadi permasalahan dengan nasabah. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis 5. Rencana Kerja terkait Pengembangan dan Utilisasi Produk a. Berkoordinasi dengan product owner untuk mengembangkan customer centric banking solution services . b. Melakukan evaluasi atas solusi dan service perbankan BNI bersama dengan product owner beserta unit-unit yang menjadi enabler- nya. Kantor Cabang Luar Negeri Untuk tahun 2015, keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri tetap diutamakan untuk mendukung posisi BNI sebagai bank dengan kapabilitas global. Kemampuan tersebut diharapkan dapat menjadikan BNI sebagai salah satu bank Indonesia terkemuka yang mampu bersaing di tingkat ASEAN. Rencana kerja kantor cabang luar negeri untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Optimalisasi Layanan a. Memperkuat keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri untuk mendukung pengembangan bisnis debitur korporasi BNI pada kancah internasional. b. Mengoptimalkan keberadaaan Kantor Cabang Luar Negeri sebagai point of sales untuk produk dan jasa layanan keuangan BNI kepada nasabah potensial yang ada di luar negeri. 2. Ekspansi Jaringan Internasional Memperluas jaringan melalui pembukaan kantor baru di negara-negara yang menjadi destinasi wisata maupun bisnis bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka memfasilitasi nasabah BNI dalam melakukan aktivitas perbankan di luar negeri, serta sebagai akses ekspansi pasar Indonesia-related business . Rencana ekspansi jaringan internasional adalah sebagai berikut: a. Kantor perwakilan di Myanmar akan menjalankan fungsinya sebagai mediator bisnis antara korporasi di Indonesia dan Myanmar. b. Pembukaan outletcabang tambahan di Singapura berupa Limited Purpose Branch LPB. c. Pembukaan Kantor Cabang di Saudi Arabia. d. Pembukaan Kantor Cabang di Korea Selatan. 3. Memperkuat peran Kantor Cabang Luar Negeri sebagai “Duta BNI” di luar negeri dalam menjalin hubungan dengan investor, regulator, counterpart, perwakilan negara RI dan masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri. 4. Menyelaraskan pengelolaan SDM Kantor Cabang Luar Negeri sejalan dengan Human Capital Global Policy . 5. Menjadikan Kantor Cabang Luar Negeri sebagai training ground dalam rangka meningkatkan kapabilitas SDM BNI. 6. Memperkuat struktur funding yang efisien pada Kantor Cabang Luar Negeri melalui implementasi Global Treasury. Bisnis Tresuri Selain menjaga kecukupan likuiditas, BNI Tresuri juga bertanggung jawab untuk mengelola risiko pasar dan memberikan kontribusi optimal terhadap laba bank. Pengembangan bisnis Tresuri BNI selalu dilakukan dengan mengikuti perubahan dan kebutuhan pasar. Salah satu bentuk pengembangan bisnis Tresuri diwujudkan dalam perubahan model operasional Global Treasury , melalui konsolidasi aktivitas bisnis Tresuri BNI dalam negeri maupun BNI luar negeri yang dikelola dengan konsep pengelolaan satu tim, satu sistem, satu portofolio, satu risiko dan satu PL. Impelementasi Global Treasury membuat aktivitas bisnis Tresuri menjadi lebih efektif dan pengelolaan risiko eksposur tresuri BNI menjadi lebih baik, yang pada akhirnya menopang pertumbuhan laba. Dalam pengelolaan likuiditas BNI, operasional Global Treasury diwujudkan dalam model operasional Global Liquidity dengan tujuan menjaga kecukupan likuiditas BNI secara global. Tresuri mengelola kebutuhan dan keseimbangan likuiditas untuk operasional dan pemenuhan compliance dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Perbankan Internasional Tresuri 117 BNI Laporan Tahunan 2014 Kinerja 2014 Di tengah ketidakpastian kondisi pasar global serta dinamika politik dalam negeri sepanjang tahun 2014, Tresuri masih dapat berkontribusi terhadap pendapatan BNI sebesar 11,2 dari total pendapatan BNI yang bersumber dari pendapatan bunga, keuntungan transaksi surat berharga, dan keuntungan transaksi valuta asing. Sepanjang tahun 2014 secara umum kondisi likuiditas Rupiah di pasar cukup melimpah, namun demikian distribusi likuiditas terkonsentrasi di beberapa bank besar saja terutama di bank buku 4, sehingga terjadi persaingan yang cukup tajam dalam memperebutkan dana nasabah yang berakibat pada naiknya tingkat suku bunga baik dana pihak ketiga DPK maupun pinjaman. Pada kesempatan lain Pemerintah melalui Ototitas Jasa Keuangan telah mengeluarkan ketentuan pemberian maksimal besarnya suku bunga deposito serta keharusan untuk mengupayakan penurunan suku bunga pinjaman bagi bank buku 3 dan buku 4. Namun demikian hal tersebut belum cukup efektif untuk mengurangi tensi persaingan bank dalam memperebutkan dana nasabah. Untuk mengurangi tingkat persaingan serta mendukung kebijakan Bank Indonesia guna pendalaman pasar keuangan, BNI Tresuri telah aktif menginisiasi kembali dan melakukan transaksi repurchase agreement RepoReverse Repo dengan beberapa counterpart sebagai instrumen alternatif pemenuhan likuiditas di pasar uang. Guna memperluas cakupan aktivitas transaksi Repo hingga akhir Desember 2014, BNI telah melakukan penandatangan perjanjian Mini MRA Mini Master Repurchase Agreement dengan 46 bank baik bank lokal maupun bank asing. Dalam upaya meningkatkan kapabilitas, kinerja dan kualitas pemantauan risiko, BNI Tresuri telah melakukan serangkaian perubahan yang mencakup framework kebijakan aktivitas tresuri dalam pengelolaan eksposur dan risiko yang lebih terintegrasi dan terukur, fokus bisnis yang mengarah pada customer oriented, dan pengembangan sumber daya manusia. Penyempurnaan terhadap proses bisnis juga dilakukan melalui implementasi sistem Tresuri yang terintegrasi dari front to back, meliputi front ofice system, middle ofice system serta back ofice system, yang dimonitor secara harian oleh Unit Middle Office. Potensi bisnis yang bersumber dari aktivitas bisnis nasabah, baik bank maupun non-bank pada segmen Business Banking, Consumer Retail dan Financial Institutions terus dikembangkan. Hal ini diwujudkan BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis dengan terus meningkatkan aksesibilitas pasar melalui solusi pemenuhan kebutuhan transaksional dan transaksi lindung nilai nasabah, seperti Forex Today, Tom , Spot; Forex Swap; Forex Forward; Deposit on Call ; Money Market Account; Cross Currency Swap; Interest Rate Swap; Plain Vanilla Option; Repo Reverse Repo Obligasi; dan Banknotes Trading. Aktivitas-aktivitas tersebut sejalan dengan semangat pendalaman pasar keuangan yang dicanangkan pemerintah. BNI Treasury Regional Area Sejalan dengan berkembangnya aktivitas perekonomian dan aktivitas bisnis nasabah serta makin beragamnya produk tresuri yang dapat ditawarkan, industri perbankan kian agresif menggarap potensi bisnis ini. BNI tidak lagi bersikap pasif menunggu nasabah yang membutuhkan produk dan solusi tresuri, namun mulai aktif mencari dan menggarap potensi bisnis yang tersebar di daerah- daerah. Sebagai antisipasi makin ketatnya persaingan serta untuk meningkatkan jangkauan layanan tresuri, maka BNI pun membuka Treasury Regional Area TRA di berbagai daerah. Keberadaaan TRA bertujuan untuk meningkatkan sinergi dengan wilayah, cabang, sentra serta unit-unit operasional lainnya di daerah. Pembukaan TRA juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan solusi bagi nasabah, serta melakukan penetrasi pasar secara lebih efektif. Dengan adanya TRA sebagai product specialist untuk produk-produk dan solusi Tresuri, diharapkan akan terjalin sinergi yang komprehensif dalam melakukan aktivitas pemasaran. Selanjutnya TRA juga memiliki tanggung jawab melakukan edukasi dan peningkatan pengetahuan tentang produk tresuri dan regulasi terkait kepada segenap cabang dan sentra yang ada di wilayah kerjanya. Hingga 2014, BNI sudah memiliki 10 TRA dari wilayah barat sampai timur Indonesia. Kondisi pasar keuangan serta kondisi perekonomian di daerah merupakan tantangan dalam menjalankan bisnis TRA. Tantangan besar lainnya adalah pemahaman nasabah terhadap risiko pasar yang mereka hadapi serta bentuk solusi tresuri yang dapat ditawarkan kepada nasabah, sehingga perlu untuk memberikan edukasi kepada nasabah sebelum memberikan solusi yang tepat kepada nasabah. Keunggulan BNI adalah bahwa seluruh TRA sudah diperkuat tenaga dealer yang kompeten di bidangnya, ditunjang oleh prasarana yang memadai serta keunggulan pelayanan dengan menawarkan solusi yang lebih berorientasi kepada kebutuhan nasabah dan berusaha mengantisipasi apa yang menjadi kebutuhan nasabah di masa mendatang. BNI Smart Forex Tahun 2014 BNI telah mengembangkan aplikasi on- line transaksi valuta asing BNI Smart Forex dengan menambahkan fitur-fitur baru antara lain: penambahan pasangan mata uang yang dapat ditransaksikan, integrasi sistem dengan fitur outgoing transfer OTR di core banking BNI, serta fitur yang bisa memonitor akumulasi transaksi forex valuta asing terhadap rupiah oleh nasabah terkait dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1616PBI2014 tanggal 17 September 2014 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1617PBI2014 tanggal 17 September 2014 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing. BNI Hedging Solutions Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sering menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku usaha. Untuk itulah BNI menawarkan solusi hedging kepada nasabah, khususnya kalangan korporasi dalam membantu nasabah mengurangi ketidakpastian terkait risiko pasar yang dihadapi dalam menjalankan bisnisnya. Kebutuhan nasabah akan solusi tresuri dapat dibedakan atas kebutuhan transaksional jual beli valas, lindung nilai hedging atau investasi jual beli obligasi. Potensi bisnis dari kebutuhan nasabah atas berbagai solusi lindung nilai hedging solutions yang sesuai dengan karakteristik bisnis dan risk appetite nasabah terus dikembangkan. Hedging solutions merupakan solusi yang dapat ditawarkan oleh BNI kepada nasabah yang dalam aktivitas bisnis mereka menghadapi risiko-risiko terkait dengan pergerakan mata uang maupun tingkat suku bunga. Perbankan Internasional Tresuri 119 BNI Laporan Tahunan 2014 Dalam memasarkan hedging solutions kepada nasabah, pendekatan yang dilakukan BNI adalah secara customized dengan menganalisa dan memahami kondisi keuangan serta membantu nasabah memahami risiko yang dihadapi. Dengan demikian, solusi yang ditawarkan merupakan solusi komprehensif untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi nasabah akibat fluktuasi nilai tukar dan suku bunga. Saat ini BNI telah menawarkan beberapa solusi lindung nilai yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, antara lain: 1. Forex Forward sebagai sarana lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar, 2. Forex Swap sebagai sarana lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar, 3. Interest Rate Swap sebagai sarana lindung nilai terhadap fluktuasi suku bunga, serta 4. Cross Currency Swap sebagai sarana lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar dan atau suku bunga. Melalui transaksi lindung nilai, nasabah akan mendapatkan kepastian atas nilai aset, kewajiban, pendapatanpengeluaran atau arus kas di masa yang akan datang meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar dan atau pergerakan tingkat suku bunga. Dalam aktivitas pemasaran lindung nilai, dilakukan sinergi dengan unit bisnis lain untuk menggali potensi bisnis dari nasabah serta menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi lindung nilai, baik dengan nasabah korporasi maupun dengan nasabah yang berstatus sebagai BUMN. Sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri BUMN No. PER-09MBU2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN tanggal 25 September 2013 yang diperkuat oleh Peraturan Bank Indonesia No. 158PBI2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank tanggal 7 Oktober 2013, saat ini BNI berada di posisi terdepan dalam mengawal pelaksanaan lindung nilai BUMN tersebut. Di bulan Mei 2014, PT Garuda Indonesia menjadi BUMN pertama yang melakukan transaksi lindung nilai terhadap risiko nilai tukar dan suku bunga, bekerja sama dengan BNI. Dengan adanya transaksi lindung nilai tersebut maka BNI merupakan bank BUMN pertama yang membantu BUMN lainnya untuk melakukan lindung nilai pasca dikeluarkannya Peraturan Menteri BUMN tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN. Rencana Kerja 2015 BNI akan terus aktif mendorong perusahaan BUMN untuk melakukan transaksi lindung nilai hedging sebagai implementasi dari Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09MBU2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai, BNI Hedging Solutions. BNI juga memberikan pelatihanworkshop transaksi hedging khususnya kepada perusahaan BUMN dalam membantu menyiapkan tata kerja hedging serta strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan terhadap transaksi hedging , dalam hal ini perusahaan dapat sekaligus mengantisipasi Peraturan Bank Indonesia No. 1620 PBI2014 tanggal 28 Oktober 2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank. Dengan semakin meningkatnya pemahaman nasabah akan risiko pasar serta perlunya melakukan lindung nilai terhadap aktifitas bisnis mereka, maka Treasury Regional Area akan mengoptimalkan potensi transaksi lindung nilai dari nasabah yang ada di daerah-daerah dan terus memberikan edukasi serta menawarkan solusi lindung nilai yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah. Mendukung hal tersebut, ke depan BNI juga akan mengembangkan fitur-fitur dari aplikasi BNI Smart Forex untuk mengantisipasi perkembangan bisnis dan makin beragamnya kebutuhan nasabah akan layanan tresuri. Selain optimalisasi dan pengembangan fitur BNI Smart Forex, BNI pun akan terus melakukan pengembangan produk agar bisa tetap memenuhi kebutuhan nasabah. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Dengan komitmen mendukung kinerja Business Banking dan Consumer Banking dalam mencapai target bisnis yang berkelanjutan, Jaringan Layanan menambah jumlah dan melakukan inovasi jaringan kantor outlet dan jaringan elektronik ATM di seluruh Indonesia yang terintegrasi, dan didukung Unit Contact Center dan Unit Kualitas Layanan. Kinerja 2014 Jaringan KantorOutlet Kemudahan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan semakin ditingkatkan setelah pada tahun 2014 BNI menambah 75 outlet baru yang terdiri dari 53 Kantor Kas, 20 Payment Point dan BNI terus berupaya menjangkau dan lebih dekat kepada nasabah melalui penambahan maupun inovasi kantor layanan outlet dan ATM BNI. Jaringan Layanan 121 BNI Laporan Tahunan 2014 2 BNI Layanan Gerak BLG. Total outlet BNI sampai dengan akhir tahun 2014 menjadi 1.760 outlet, yang terdiri dari kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, payment point dan BNI Layanan Gerak, yang tersebar di 34 Provinsi dan 420 KotaKabupaten di seluruh Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah 82 outlet yang melayani nasabah pada hari Sabtu dan Minggu Weekend Banking dan 26 outlet yang menyediakan layanan BNI Emerald. Sampai dengan akhir tahun 2014, sebanyak 58 dari total outlet BNI berada di Pulau Jawa dan selebihnya tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar outlet BNI tersebut berada di area komersial khususnya pusat-pusat bisnis dan perbelanjaan untuk memudahkan nasabah dan calon nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. 9,5 51,8 28,1 5,2 4,5 0,9 Komposisi Outlet 15 Kantor Wilayah 168 Kantor Cabang 912 CapemKantor Layanan 92 Payment Point 495 Kantor Kas 78 Layanan Gerak 2013 1.687 2012 1.585 2014 1.760 Jumlah dan Pertumbuhan Outlet 5,4 Jumlah Outlet Pertumbuhan Outlet CAGR: Kantor Wilayah Cabang CapemKantor Layanan Kantor Kas Payment point Layanan Gerak Total Outlet 15 168 912 495 92 78 1.760 Adi Setianto Direktur Jaringan Layanan “Perluasan jaringan Outlet dan ATM berdampak langsung dalam peningkatan kualitas layanan serta mendukung pertumbuhan bisnis” BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Jaringan Layanan Selain dengan menambah jumlah outlet, pada tahun 2014, BNI mengembangkan inovasi pembangunan outlet berkonsep kontainer kontainer outlet yang dirancang khusus untuk mengantisipasi keterbatasan lahanbangunan sehingga dapat lebih menjangkau dan mendekat dengan nasabah. Kontainer outlet merupakan outlet yang bersifat movable. Pada tahun 2014 telah dibuka 2 dua unit kontainer outlet setingkat Kantor Kas di Kantor Wilayah Surabaya. Inovasi BNI lainnya adalah dengan menyediakan BNI Layanan Gerak BLG Four Wheel Drive berpenggerak 4 roda yang dapat menjangkau daerah bermedan off road seperti perkebunan sehingga nasabah yang tidak dapat menjangkau outlet BNI akan dapat dilayani. Jaringan ATM Sepanjang tahun 2014, BNI menambah sebanyak 2.908 unit ATM, yang terdiri dari ATM Tarikan Tunai dan Setoran Tunai. Pada akhir tahun 2014 total ATM BNI berjumlah 14.071 unit yang tersebar di 34 Provinsi dan 420 KotaKabupaten. Termasuk 6 unit ATM di luar negeri yaitu 4 unit ATM di Hong Kong dan 2 unit ATM di Singapura yang telah beroperasi secara komersial untuk melayani transaksi nasabah BNI di luar negeri termasuk Tenaga Kerja Indonesia TKI. Pada tahun 2014, BNI melakukan inovasi transaksi ATM dengan melakukan pengembangan Cash Recycle Machine CRM yaitu ATM dengan fitur tarikan tunai withdrawal dan setoran tunai deposit pada satu mesin yang sama. Direncanakan CRM akan diimplementasikan secara luas pada tahun 2015. Dengan fitur tarikan tunai dan setoran tunai pada satu mesin yang sama, nasabah akan lebih dimudahkan dalam melakukan transaksi perbankan tanpa harus bergantung pada jam operasional kantor cabang BNI. Dengan penambahan ATM BNI di tahun 2014, total transaksi ATM hingga Bulan Desember 2014 bertumbuh sebesar 20,8 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan fee income ATM bertumbuh sebesar 43,6 pada periode tersebut. Sebaran ATM Jawa Luar Jawa 38,1 61,9 Jumlah dan Pertumbuhan ATM 2013 11.163 2012 8.227 2014 14.071 30,8 Jumlah ATM Pertumbuhan ATM CAGR: Kiri ke kanan: • ATM cabang Hong Kong • ATM cabang Singapura 123 BNI Laporan Tahunan 2014 Dengan semakin bertambah dan tersebarnya ATM BNI di seluruh Indonesia maka semakin memudahkan nasabah menikmati layanannya, baik nasabah BNI maupun nasabah bank lain yang tergabung di Jaringan ATM Bersama, ATM LINK, jaringan ATM Global Master Card International serta jaringan ATM Prima. Selama tiga tahun terakhir 2012–2014 jaringan ATM BNI tumbuh secara signifikan dengan penambahan sebanyak 5.844 unit ATM atau sebesar 30,8 CAGR. Sebanyak 61,9 dari total ATM BNI berada di Pulau Jawa dan selebihnya tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar ATM BNI tersebut berada di commercial area khususnya pusat-pusat bisnis dan perbelanjaan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. BNI Contact Center Seiring pertumbuhan bisnis BNI yang dimaknai dengan beragamnya produk dan layanan BNI untuk memenuhi kebutuhan nasabah, menempatkan BNI Contact Center BCC sebagai unit kerja yang penting dan strategis. Melalui layanan BNI Call 500046, nasabah diberi kemudahan mendapatkan informasi, melakukan transaksi dan memperoleh solusi atas setiap permasalahan baik untuk layanan perbankan maupun kartu kredit. Sejalan dengan visi BNI menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja, BNI Call 500046 selalu berupaya memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada nasabahnya. Persaingan ketat antar bank dan tuntutan nasabah atas peningkatan layanan membuat BCC terus melakukan peningkatan baik kompetensi pegawai, penyempurnaan sistem dan prosedur, serta peningkatan Service Level Agreement SLA sesuai dengan ekspektasi nasabah. Tahun 2014, upaya BCC untuk meningkatkan layanan antara lain: menyediakan layanan secondary site BNI Contact Center di Surabaya yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem sehingga nasabah dapat selalu menghubungi BNI Call 500046 setiap saat. Upaya lainnya, meningkatkan keterampilan dan kompetensi BNI Call Oficer BCO dengan memberikan service excellent training, phoning skills, dan mengikutsertakan pegawai terbaik dalam berbagai ajang kompetisi internal maupun eksternal. Bukti nyata atas kualitas layanan BNI Call 500046 tercermin melalui berbagai penghargaan pada ajang kompetisi internasional yaitu Contact Center World CCW wilayah Asia Pasifik, Australia dan New Zealand APAC, dimana berhasil meraih 4 empat medali emas, 1 satu medali perak dan 2 dua medali perunggu. Sedangkan dalam ajang kompetisi Contact Center World tingkat dunia di Las Vegas, BNI Call 500046 memperoleh 2 dua medali emas, 1 satu perak dan 1 satu perunggu. Penghargaan lain yang diperoleh BNI Call 500046 adalah ranking pertama atas phone banking-machine berdasarkan hasil survei Bank Service Excellent Monitor BSEM yang dilakukan oleh Marketing Research Indonesia MRI 2014. Kualitas Layanan Nasabah BNI senantiasa berupaya keras untuk selalu mewujudkan layanan yang prima kepada nasabahnya. Tidak hanya kesiapan premises yang lengkap, nyaman dan informatif, namun juga mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan profesional sesuai kompetensinya agar mampu memberikan layanan yang optimal dan membangun hubungan kerja sama yang baik dengan nasabah. Di samping itu, untuk kemudahan nasabah dalam bertransaksi, layanan BNI juga dilengkapi dengan pengembangan fitur produk Kiri ke kanan: • ATM khusus untuk disabled • ATM khusus pengendara sepeda motor BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis maupun proses pada multi channel sehingga menjadi lebih mudah dan terjangkau, namun tetap aman bagi nasabah. Semua upaya perbaikan sesuai voice of customer didapatkan dari berbagai masukan nasabah dan survey-survey yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya. Kerja keras dalam upaya memperbaiki kualitas layanan ini tercermin dari image yang positif dari masyarakat serta beberapa penghargaan yang diraih pada tahun 2014, di antaranya BNI mendapat peringkat ke-2 dalam performa layanan pada survey Bank Service Excellence Monitor BSEM yang diselenggarakan oleh Marketing Research Indonesia MRI dan memperoleh Excellent Service Experience Award ESEA untuk kategori reguler banking Excellent Performance in Delivering Positive Customer Experience dari Center for Customer Satisfaction Loyalty CCSL. Rencana Kerja 2015 Tahun 2015, BNI berencana menambah lebih kurang 26 kantoroutlet Kantor Kas dan Payment Point dalam rangka memperluas cakupan layanan dan bisnis serta fokus dalam pengembangan layanan Digital Banking E-Channel yang memberikan kemudahan bagi nasabahcalon nasabah untuk melakukan transaksi perbankan di BNI. BNI juga merencanakan penambahan sekitar 2.000 mesin ATM di tahun 2015 dalam komitmennya untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan yang efektif dan efisien dilakukan dengan membuka mulitisite layanan BNI Contact Center berikutnya di Semarang, melakukan sinergi dengan perusahaan anak seperti BNI Syariah BNI Securities, serta melayani nasabah Business Banking. Rencana lainnya, BNI Contact Center akan memberikan value added bagi nasabah melalui interaksi nasabah yang berkualitas dimana nasabah saat menghubungi BNI Call 500046 akan dilayani oleh BCO dengan sangat nyaman, cepat dan akurat, peningkatan penyelesaian keluhan sesuai ekspektasi nasabah sehingga diharapkan nasabah memiliki rasa ketergantungan dengan layanan BNI Call 500046 sebagai point of contact untuk segala kebutuhannya. Dalam rangka Financial Services Group, BNI mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu memberikan solusi finansial bagi nasabah dan dilengkapi dengan edukasi kemudahan bertransaksi menuju era digital banking. Jaringan Layanan Kiri ke kanan: • BNI Contact Center Jakarta • BNI Contact Center Surabaya 125 BNI Laporan Tahunan 2014 PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO. TBK PT BNI MULTI FINANCE 99,98 PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 2,50 PT Bank Mizuho Indonesia 1,00 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 0,52 PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia 8,00 PT Pemeringkat Efek Indonesia 1,93 PT BANK BNI SYARIAH 99,90 PT BNI SECURITIES 75,00 PT BNI ASSET MANAGEMENT 99,9 PT BNI LIFE INSURANCE 60,00 BNI REMITTANCE 100 Perusahaan-perusahaan anak BNI didirikan agar dapat menyediakan layanan jasa keuangan “satu atap”, yang meliputi produk dan jasa perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal dan remittance. Aliansi strategis dan sinergi antar perusahaan anak maupun dengan BNI sebagai perusahaan induk dibangun dalam rangka meningkatkan layanan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi seluruh stakeholder BNI. Pada akhir tahun 2014, BNI tercatat memiliki penyertaan saham di 10 perusahaan anak. Kepemilikan mayoritas di beberapa perusahaan anak ditujukan agar dapat membangun aliansi strategis untuk memberikan nilai tambah bagi nasabah BNI. Sedangkan kepemilikan minoritas 1-8 di perusahaan anak dilaksanakan dengan tujuan mematuhi kebijakanperaturan yang berlaku seperti ketentuan dari OJK dan BI, serta dalam rangka membangun kerja sama bisnis dengan mitra BNI. Perusahaan Anak di mana BNI berperan sebagai pemegang saham mayoritas adalah: BNI Remittance Ltd 100, PT Bank BNI Syariah 99,90, PT BNI Multifinance 99,98, PT BNI Securities 75,00, dan PT BNI Life Insurance 60,00. Kontribusi Perusahaan Anak terhadap Laba BNI Perusahaan Anak mayoritas memberikan kontribusi sebesar Rp306,36 miliar atau 2,83 dari total Laba BNI sebesar Rp10.829,38 miliar. Perusahaan Anak BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Bank BNI Syariah PT Bank BNI Syariah merupakan hasil pemisahan usaha spin-off dari Unit Usaha Syariah BNI, yang resmi beroperasi sebagai bank umum syariah sejak tanggal 19 Juni 2010. Kinerja 2014 Di tahun 2014, BNI Syariah terus berhasil membukukan kinerja yang positif. Laba bersih setelah pajak tercatat tumbuh sebesar 39,0 dari Rp117,5 triliun di tahun 2013 menjadi sebesar Rp163,3 miliar. Nilai aset meningkat mencapai sebesar Rp19,5 triliun, tumbuh sebesar 32,5 dibandingkan kinerja tahun sebelumnya, sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang mencapai sebesar Rp15,0 triliun, atau tumbuh sebesar 33,8 di tahun 2014. Dana Pihak Ketiga juga tumbuh signifikan sebesar 42,2, dari Rp11,4 triliun menjadi sebesar Rp16,2 triliun di tengah tekanan likuiditas dana di tahun 2014. Kualitas pembiayaan terus membaik, sehingga rasio NPF dapat dipertahankan di posisi 1,86. Di tahun 2014, BNI Syariah juga tetapberkomitmen untuk memperluas jaringan layanannya agar dapat semakin mudah menjangkau nasabahnya. Hingga akhir tahun 2014, jaringan layanan BNI Syariah meliputi sebanyak 299 outlet, yang terdiri dari 49 kantor cabang regular, 18 kantor cabang mikro, 95 kantor cabang pembantu regular, 70 kantor kantor cabang pembantu mikro, 8 kantor fungsional, 17 kantor kas 22 layanan gerak BNI Syariah dan 20 lokasi payment point. Dalam rangka pengembangan bisnis dan memperkuat permodalan BNI Syariah, BNI dan BNI Life telah menambah penyertaan pada BNI Syariah masing-masing sebesar Rp500 milar yang telah disetujui melalui Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank BNI Syariah pada tanggal 18 September 2014 Di tahun 2014, BNI Syariah terus meraih berbagai penghargaan dari institusi-institusi terpandang, seperti: • Annual Report Award 2013 Juara 1 kategori Private Keuangan Non Listed • Best Syariah 2014 versi majalah Investor kategori Bank Syariah aset lebih dari Rp10 triliun • The 10th Islamic Finance Award 1st Rank The Most Prudent Islamic Full Fledge Bank BUKU 2 • Infobank Award predikat “sangat bagus” kinerja 2013. Rencana Kerja 2015 Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan, Bank BNI Syariah telah menetapkan strategi usaha 2015 sebagai berikut: • Fokus kepada dana murah CASA dengan membentuk Divisi Funding untuk mengelola mass funding dengan menjaga rasio CASA diatas 45. • Fokus pada pembiayaan segmen ritel produktif, mikro, konsumer, dan komersil dengan tetap mempertahankan Pembiayaan Tidak Lancar NPF di kisaran 2. • Pengembangan jaringan mikro dan cabang reguler dengan penambahan sebanyak 22 unit outlet . Perusahaan Anak 127 BNI Laporan Tahunan 2014 • Menjaga likuiditas perusahaan melalui penerbitan sukuk. • Tetap mempertahankan predikat sebagai the Best Sharia Bank yang mengedepankan corporate branding “Hasanah Titik” BNI SECURITIES BNI Securities adalah anak perusahaan BNI di bidang usaha brokerage dan underwriter melalui 61 kantor cabang di seluruh Indonesia. Di tahun 2011, BNI Securities melakukan spin-off unit bisnis Assets Management- nya menjadi perusahaan anak PT BNI Assets Management yang beroperasi sejak September 2011. BNI Securities juga menjalin aliansi strategis dengan SBI Securities Co. Ltd., perusahaan sekuritas dari Jepang. Kinerja 2014 Di akhir tahun 2014, BNI Securities berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp20 miliar unaudited. Aktivitas brokerage tetap menjadi penyumbang pendapatan utama, dengan kontribusi pendapatan sebesar Rp65,32 miliar atau sekitar 46 dari total pendapatan operasional BNI Securities, sedangkan sisanya sebesar Rp26 miliar berasal dari investment management fee dan Rp22,38 miliar dari jasa penjamin emisi. Total nilai transaksi online mencapai sebesar Rp16 triliun sedangkan total nilai transaksi reguler sebesar Rp29 triliun. Jumlah nasabah aktif BNI Securities tercatat sebanyak 18.942 nasabah, meningkat dari sebanyak15.741 nasabah di tahun sebelumnya. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, BNI Securities kembali meraih berbagai penghargaan di tahun 2014. Selama tiga tahun berturut-turut, BNI Securities berhasil meraih: • Penghargaan sebagai Anggota Bursa Terbaik berdasarkan Jaringan Pemasaran dalam event Capital Market Awards, yang diselenggarakan oleh OJK, Bursa Efek Indonesia, KSEI dan KPEI. • Penghargaan khusus berdasarkan Pertumbuhan Investor dalam event Capital Market Awards, yang diselenggarakan oleh OJK, Bursa Efek Indonesia, KSEI dan KPEI. • Penghargaan platinum atas penciptaan investor baru Gerakan Cinta Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Gerakan Cinta GENTA Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia. Rencana Kerja 2015 Untuk tahun 2015, BNI Securities akan melanjutkan strateginya guna meraih kinerja yang lebih baik. Agar dapat lebih memenuhi kebutuhan nasabah, di tahun 2015 BNI Securities akan meluncurkan produk baru, Online Trading Platform Zaisan, bekerja sama dengan mitra strategisnya, SBI Japan. BNI Multifinance BNI Multifinance bergerak di bidang pembiayaan konsumen, khususnya pembiayaan kepemilikan kendaraan, serta di bidang sewa guna usaha leasing untuk penyediaan barang-barang modal. Untuk menjalankan kegiatan usahanya, BNI Multifinance mengoperasikan 9 kantor cabang di kota Bekasi, Depok, Bogor, Medan, Lampung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Kinerja 2014 Seperti di tahun sebelumnya, untuk mengembangkan kegiatan usahanya, sepanjang tahun 2014 BNI Multifinance tetap memfokuskan pada pembiayaan kepemilikan kendaraan roda empat melalui Car Ownership Program COP bagi segmen pejabat pemerintah, karyawan korporasi serta karyawan BNI. Kiri ke kanan: • PT Bank BNI Syariah • PT BNI Multi Finance • PT BNI Remittance • PT BNI Securities • PT BNI Life Insurance BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Bisnis Di tahun 2014,BNI Multifinance mulai memasarkan solusi Pembiayaan Multi Produk kepada karyawan BNI dan karyawan korporasi untuk pembiayaan produk- produk konsumer dan kendaraan bermotor. BNI Multifinance menutup tahun 2014 dengan membukukan pembiayaan sebesar Rp76 miliar dari sebesar Rp74 miliar di tahun 2013. Rencana Kerja 2015 Guna mengurangi risiko, di tahun 2015,BNI Multifinance akan tetap fokus pada Car Ownership Program COP nya dengan target para perusahaan korporasi, karyawan BNI dan anak-anak perusahaannya. Selain itu, kantor cabang di kota Semarang juga akan menawarkan program joint inancing. Menyusul peluncuran solusi Pembiayaan Multi Produk di tahun 2014, tahun depan kegiatan pemasaran produk ini akan lebih diintensifkan di lingkungan Grup Usaha BNI agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi BNI Multifinance. BNI Life Insurance PT BNI Life Insurance BNI Life adalah anak perusahaan BNI di bidang asuransi, yang menawarkan berbagai produk asuransi seperti Asuransi Jiwa, Kesehatan, Pendidikan, Investasi, Pensiun dan Syariah. Kinerja 2014 Di tahun 2014, BNI Life Insurance memfokuskan pada produk Bancassurance sebagai tulang punggung pengembangan usahanya, antara lain dengan menetapkan posisi direktur baru yang khusus bertanggung jawab pada bisnis bancassurance. Agar dapat menawarkan lebih banyak pilihan bagi para pelanggan, sepanjang tahun 2014 BNI Life Insurance telah mengembangkan 8 produk baru, yakni Pro Senior Plus, BLife Pro Sejahtera, Maksima Sehat dan BLife Tapenas Bancassurance, Spectra Link Worksite Agency dan Optima Group Saving, Optima Group Life, Optima Group Protection Employee Beneits, yang seluruhnya telah memperoleh persetujuan dari OJK. Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan memenangkan peluang bisnis kedepan BNI Life telah melakukan kerja sama strategis dengan Sumitomo Life Insurance, dimana Sumitomo Life Insurance melakukan penyertaan modal sebesar Rp4,2 triliun dengan kepemilikan saham sebesar 40 pada BNI Life dan telah direalisasikan pada September 2014 dan kepemilikan BNI selaku pemegang Saham Mayoritas terdilusi menjadi 60. Sebagai bukti keseriusan Sumitomo Life Insurance dalam pengembangan bisnis BNI Life, Sumitomo telah menempatkan perwakilan di manajemen BNI Life, dengan 2 dua perwakilan di Komisaris, 2 dua perwakilan di Direksi dan juga menempatkan 7 tujuh tenaga ahli profesional. Upaya meningkatkan sinergi dengan BNI sebagai perusahaan induk juga telah dilaksanakan melalui pembentukan kelompok kerja untuk meningkatkan kerja sama di bidang strategi produk dan penjualan. Tahun 2014 ditutup dengan membukukan kinerja yang positif. Laba bersih setelah pajak tercatat tumbuh sebesar 99,73 dari Rp64 miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp127 miliar. Employee Beneits membukukan premi sebesar Rp440 miliar atau meningkat sebesar 16,71 dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya, sehingga meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan BNI Life Insurance dari 24,64 menjadi sebesar 30,41. Pendapatan Ujrah Syariah juga meningkat dari Rp41 miliar menjadi sebesar Rp42 miliar. Namun demikian, pendapatan premi dari Bancassurance dan Agency mengalami penurunan masing-masing sebesar 14,37 dan 3,48 menjadi Rp840 miliar dan Rp166 miliar. Perusahaan Anak 129 BNI Laporan Tahunan 2014 Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015, BNI Life Insurance mentargetkan pertumbuhan premi dan laba bersihnya, memanfaatkan ke empat saluran distribusinya, yakni Agency, Bancassurrance, Employee Beneits dan Syariah, dengan menempatkan saluran Bancassurance sebagai saluran distribusi utama. Produk-produk baru akan terus diluncurkan untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, antara lain ORI bundled product, Hybrid Endowment dan Back end Loading Single Premium unit link Bancassurance ; Medical Plan for Pensioners OGSMP Employee Benits; Hybrid Endowment dan Back end Loading Single Premium unit link Agency dan Education Plan Endowment Combination dan Term + PA + HCP Individual Product Syariah. Serangkaian program promosi juga akan diselenggarakan di tahun 2015 guna meningkatkan brand awareness . Akhirnya upaya-upaya berkelanjutan akan dilaksanakan guna meningkatkan layanan kepada pelanggan serta mencapai proses kerja yang lebih efisien. BNI Remittance Ltd BNI Remittance Ltd. BRL adalah anak perusahaan BNI yang didirikan oleh BNI Hong Kong pada tahun 1996 dengan nama “High Motivation Company”, sebelum berubah nama menjadi BNI Remittance Limited pada tahun 2009 hingga sekarang. Kinerja 2014 BRL menguasai sekitar 10 pangsa pasar jasa pengiriman uang dan kegiatan perbankan lainnya yang dilakukan oleh para pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Jumlah tersebut adalah terbesar ketiga di antara pelaku pasar jasa kiriman uang dari Hong Kong ke Indonesia dan merupakan terbesar dibandingkan dengan bank-bank Indonesia lainnya yang menawarkan jasa pengiriman uang di Hong Kong. Di tahun 2014, BRL telah melakukan melakukan perluasan usaha ke wilayah Kowloon, yang diproyeksikan akan dapat berkembang seiring meningkatnya jumlah pekerja migran Indonesia di wilayah Hong Kong. Di tahun yang sama BNI juga menempatkan dua ATM di BRL. Perluasan usaha tersebut juga membuka peluang bagi BRL untuk memberikan kemudahan bertransaksi serta kesempatan menjalin hubungan lebih erat dengan nasabah. Rencana Kerja 2015 Di tahun 2015, BRL akan mencari potensi pengembangan layanan pengiriman uangnya melalui penambahan jaringan, serta mengembangkan potensi bisnis transaksi perbankan lainnya. Untuk meningkatkan sinergi antar sesama entitas anak perusahaan BNI, BRL akan terus meningkatkan kerja sama yang saat ini telah terjalin dengan BNI Syariah untuk mengembangkan basis nasabahnya di Hong Kong serta menawarkan jasa transaksi keuangan lainnya kepada para pekerja migran Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga, sekaligus membantu para pekerja migran Indonesia agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional BNI senantiasa meningkatkan kemampuan sistem teknologi informasi TI untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Selama tahun 2014, selain melakukan berbagai inisiatif strategis di bidang infrastruktur dan aplikasi, BNI juga memperkuat sistem keamanan teknologi informasi IT security. Strategi Teknologi Informasi BNI dan Pencapaian Utama Teknologi Informasi TI Tahun 2014 Berbagai strategi dalam bidang TI yang dikembangkan oleh BNI tidak hanya untuk menjawab kebutuhan bisnis saat ini namun juga untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan bisnis di masa depan. Strategi pengembangan teknologi informasi secara umum ditujukan untuk: 1. Meningkatkan kemampuan kehandalan sistem TI yang dimiliki BNI; 2. Meningkatkan percepatan pengembangan aplikasi TI IT development turnaround; Teknologi Informasi 131 BNI Laporan Tahunan 2014 3. Meningkatkan Sistem pendukung untuk pengambilan keputusan Decision Support dan Manajemen Informasi; 4. Memastikan kepatuhan BNI terhadap tata kelola TI Perbankan. Peningkatan kemampuan TI BNI pada tahun 2014 di bidang infrastruktur, aplikasi dan sistem keamanan, antara lain sebagai berikut: 1. Infrastruktur a. Meningkatkan kapasitas jaringan utama backbone network di Data Center untuk mempercepat lalu lintas data transaksi dan informasi; b. Menggunakan mesin switching yang memiliki kemampuan pemrosesan processing capability yang lebih cepat serta fault- tolerance untuk mendukung ketersediaan dan kemampuan sistem e-channel BNI; c. Memastikan kehandalan Rencana Penanggulangan Kondisi Darurat Disaster Recovery Plan , melalui uji coba operasional menggunakan sistem di DRC Disaster Recovery Center ; d. Mempersiapkan Dual Data Center dengan tingkat kehandalan minimal Tier 3 mengacu pada kriteria lembaga independen “The Uptime Institute” . 2. Aplikasi a. Mengimplementasikan SOA Service Oriented Architecture dalam rangka mempercepat pengembangan aplikasi development turnaround dengan konfigurasi HA High Availability untuk menjaga kehandalan reliability sistem; b. Mengimplementasikan sistem GLOBS Global Banking System untuk mendukung layanan transaksi kiriman uang Internasional remittance , pembiayaan perdagangan luar negeri trade inance dan transaksi Tresuri; c. Membangun gudang data perusahaan yang terintegrasi Enterprise Data Warehouse untuk mendukung Sistem Informasi Manajemen, dan meningkatkan kemampuan pengolahan data data analytic untuk mendukung pengambilan keputusan Decision Support System. 3. Sistem Keamanan Teknologi Informasi a. Meningkatkan pengamanan jaringan network protection, melalui implementasi IPS IDS Intrusion Prevention SystemIntrusion Detection System dan upgrade irewall; b. Meningkatkan pengamanan terminal pengguna end point protection melalui implementasi End Point Detection and Response Solution tool ; c. Meningkatkan pengamanan aplikasi application protection melalui pelaksanaan penetration testing dan vulnerability assessment ; Honggo Widjojo Kangmasto Direktur Operasional TI Berbagai strategi dalam bidang TI yang dikembangkan oleh BNI tidak hanya untuk menjawab kebutuhan bisnis saat ini namun juga untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan bisnis di masa depan. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional d. Meningkatkan pengamanan data nasabah melalui implementasi Database Security and Activity Monitoring tool serta meningkatkan sistem enkripsi data; e. Melakukan pemisahan organisasi Information Security , dengan membentuk unit Information Security Ofice yang bertanggung jawab kepada Direktur Risiko Perusahaan. Untuk mewujudkan inisiatif-inisiatif strategis tersebut di atas, BNI mengalokasikan anggaran investasi TI BNI tahun 2014 sebesar Rp1,5 triliun. Sesuai tuntutan kebutuhan untuk mendukung bisnis, alokasi anggaran investasi tersebut mengalami peningkatan dari alokasi anggaran pada periode tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp1,2 triliun dan tahun 2012 sebesar Rp1,2 triliun. Menerapkan Proses Bisnis dan Organisasi TI berdasarkan ‘IT Life Cycle’ Untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis di masa mendatang, melalui program transformasi organisasi TI BNI menerapkan konsep change the bank dan run the bank dengan mekanisme System Development Life Cycle SDLC, yang mempunyai keunggulan: 1. Dukungan TI terhadap bisnis menjadi lebih selaras dengan dilengkapi kemampuan membuat purwarupa prototype untuk memastikan kesesuaian terhadap permintaan bisnis; 2. Arsitektur dan Tata kelola TI yang lebih komprehensif; 3. Kemampuan dukungan operasional yang lebih responsif. Pembentukan Data Governance Unit Untuk memastikan Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Decision Support System yang akurat sehingga bermanfaat untuk mendukung bisnis maka diperlukan data yang senantiasa terjaga kualitasnya. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut telah dibentuk Data Governance Unit, yang berperan mengatur tata kelola data secara terintegrasi dengan fungsi utama: 1. Menetapkan kepemilikan data Data Ownership; 2. Menetapkan kebijakan dan standar data Data Policies Standards sebagai acuan bagi seluruh pihak yang berkepentingan Data Stakeholder; 3. Melakukan pengukuran kualitas data dan pemutakhiran data Data Cleansing; 4. Membangun kesadaran yang berkelanjutan atas kepemilikan terhadap data dan pentingnya kualitas data Data Quality Awareness. Pengembangan SDM Bidang TI Pengembangan dan inovasi teknologi informasi sangat bergantung pada kehandalan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh sebab itu, pengembangan SDM bidang TI juga menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan TI di BNI antara lain melalui: a. Penerapan sertifikasi profesional TI di berbagai bidang antara lain: Manajemen Proyek, Tata Kelola TI, Pemrograman Aplikasi, Basis Data, Sistem Keamanan TI, Jaringan dan Data Center. b. Dual Career Path Management CPM yang memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memilih berkarir di jalur manajerial atau jalur spesialis. Teknologi Informasi Kiri ke kanan: • Fasilitas Server BNI • BNI Command Center 133 BNI Laporan Tahunan 2014 Untuk mengantisipasi tuntutan bisnis, maka pengembangan SDM TI juga dilakukan melalui penambahan jumlah pegawai TI selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2012 sebanyak 251 pegawai, tahun 2013 sebanyak 273 pegawai dan pada tahun 2014 menjadi sebanyak 276 pegawai. Sertifikasi Tata Kelola TI Untuk menjaga pelaksanaan Tata Kelola TI yang baik, BNI menerapkan sistem manajemen mutu berupa: 1. Sertifikasi ISO 9001:2008 Security Management; 2. Sertifikasi ISO 9001:2008 Operation Services. Sertifikasi ISO 9001:2008 adalah standar internasional yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu suatu perusahaan. Penyusunan Rencana Strategis Teknologi Informasi RSTI 2015-2017 Dalam rangka melaksanakan kepatuhan penerapan tata kelola TI yang mengacu Peraturan Bank Indonesia No. 9152007 perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi, dan untuk membangun landasan menuju era digital banking, BNI telah menyusun Rencana Strategis Teknologi Informasi RSTI untuk mendukung kebutuhan bisnis selama 3 tahun ke depan 2015 – 2017, yang terdiri dari: a. Penetapan skala prioritas proyek kebutuhan bisnis; b. Penetapan platform arsitektur TI yang meliputi arsitektur aplikasi, arsitektur data, arsitektur infrastruktur dan arsitektur sistem keamanan TI; c. Penetapan road map dan jadwal rencana implementasi proyek; d. Penetapan rencana investasi otomasi. BNI Laporan Tahunan 2014 Tinjauan Fungsional Reformasi pada aspek Sumber Daya Manusia telah menghasilkan perubahan pola pikir insan BNI menjadi lebih profesional, produktif, dan fokus pada tujuan- tujuan BNI dalam memberikan yang terbaik bagi nasabah. Tahun 2014 adalah tonggak penting tuntasnya seluruh proyek BNI Reformasi 1.0 yang merupakan program perbaikan secara komprehensif dan terintegrasi terhadap tiga aspek utama dalam pengelolaan bisnis yaitu people, process dan technology. Dalam perjalanan tranformasi 2009–2014 telah dilakukan perubahan mendasar terhadap sistem dan proses Bank, dimana sekaligus pada saat yang sama telah membentuk pola pikir insan BNI untuk melakukan perbaikan tanpa henti. Insan BNI kini lebih berorientasi pada solusi dan pelayanan, lebih peka dan fokus terhadap kebutuhan nasabah, Sumber Daya Manusia 135 BNI Laporan Tahunan 2014 lebih memiliki pemahaman atas pengelolaan risiko, serta memiliki kesadaran terhadap pentingnya budaya inovasi. Pencapaian Produktivitas Pegawai yang Tinggi Strategi perencanaan dan pemenuhan sumber daya manusia yang terarah merupakan salah satu titik perhatian utama guna mendukung pencapaian sasaran bisnis BNI. Keberhasilan dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia dapat direpresentasikan melalui kemampuan pegawai dalam menghasilkan laba. Perencanaan sumber daya manusia BNI workforce planning dilakukan dengan pengelolaan kapasitas dan peningkatan kapabilitas. Dari sisi perancangan kapasitas pegawai, target jumlah pegawai selalu dikorelasikan dengan pencapaian kinerja bisnis, melalui berbagai strategi yaitu:

1. Jumlah Pegawai yang Terencana