Pengembangan Pertanian Organik di Kabupaten Magelang

Balingtan menunjukkan bahwa pemakain bahan organik yang sudah mengalami dekomposisi lanjut atau matang berperan menurunkan emisi sebesar 10-25. Akibat yang luas terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pemakaian pupuk dan pestisida kimia dapat dipahami mengingat sedemikian banyaknya bahan-bahan kimia tersebut yang sudah diaplikasikan ke dalam tanah atau lahan sawah. Revolusi hijau yang terlalu mengandalkan pupuk dan pestisida kimia sulit untuk dapat disebut sebagai sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

4.3. Pengembangan Pertanian Organik di Kabupaten Magelang

Pertanian organik sudah cukup lama dirintis di Kabupaten Magelang. Para perintis pendiri pertanian organik melihat bahwa potensi lokal yang ada di Kabupaten Magelang dapat mendukung untuk pengembangan pertanian organik. Pertanian organik maupun semi organik yang saat ini dikembangkan atau dirintis oleh berbagai kelompok tidak terbatas pada tanaman padi tetapi juga untuk tanaman hortikultura. Pengembangan pertanian organik tersebar di beberapa wilayah kecamatan antara lain di Kecamatan Sawangan, Kecamatan Bandongan, Kecamatan Ngluwar dan Kecamatan Salam. Kelompok – kelompok tersebut di dalam mengembangkan pertanian organik tidak melulu berkutat pada upaya pengembangan teknologi atau sistem budidaya pertanian secara organik bagi para anggotanya tetapi juga sekaligus berupaya mengembangkan filosofi dari pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik selain dihayati sebagai sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan juga sebagai upaya untuk mengembangkan sistem pertanian yang lebih berpihak kepada para petani dan berupaya melepaskan para petani dari jeratan pasar yang diatur dalam satu pola baru yang disepakati bersama oleh para petani. Sejak awal pertanian organik banyak dikembangkan oleh kelompok, LSM dan perorangan sehingga terlepas dari perhatian pemerintah. Sampai saat ini Dinas Pertanian yang bertanggung jawab untuk merencanakan kebijakan pembangunan pertanian secara umum belum cukup memberi perhatian melalui program-programnya untuk mendukung pengembangan pertanian organik. Dalam pandangan dinas, sistem pertanian konvensional yang merupakan andalan dan unggulan untuk mewujudkan peningkatan produksi. Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan KIPPK yang bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok tani termasuk upaya pengembangan teknologi pertanian bagi petani belum memberi perhatian dan pembinaan yang cukup terhadap para pelaku pertanian organik. Kelompok – kelompok pelaku organik rintisan awal mengembangkan pertanian organik dengan kekuatan mereka sendiri termasuk membangun jaringan pasar untuk beras atau sayuran yang mereka hasilkan. Kelompok- kelompok pertanian organik dan semi organik yang mengembangkan budidaya padi yang terdapat di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut : 1. Paguyuban Petani Lestari P2L dengan sekretariat kelompok berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan. Kelompok ini sudah mengembangkan pertanian lestari dengan meninggalkan pemakaian pupuk dan pestisida kimia dan menanam padi unggul lokal yaitu menthik wangi. Anggota kelompok terdiri dari para petani dengan lahan sawah berada di beberapa desa yang berdekatan. Hasil produksi kelompok dijual melalui jaringan pasar yang dibangun oleh kelompok. 2. Kelompok Tani Dusun Piyungan Desa Tirtosari. Kelompok sampai saat ini mengembangkan pertanian padi semi organik dengan masih menggunakan pupuk kimia selain menggunakan pupuk organik. Pestisida kimia masih digunakan terbatas jika kondisi tanaman padi mendapat serangan hama yang hebat. Kelompok menanam padi menthik wangi dan sudah mempunyai jaringan pasar sendiri yang sebagaian merupakan para pegawai pada Dinas Pertanian Kabupaten Magelang. 3. Kelompok tani yang berada di Dusun Blegi, Kecamatan Bandongan juga bergerak dalam pengembangan pertanian semi organik. Tanaman padi yang dikembangkan oleh kelompok ini adalah IR 64 dan Cianjur dan sudah mempunyai jaringan pasar sendiri. 4. Pertanian semi organik selain dikembangkan dibeberapa tempat seperti tersebut di atas juga dikembangkan di Kecamatan Ngluwar dan Salam. Di Kecamatan Ngluwar tanaman padi yang dikembangkan adalah IR 64 sedangkan di Kecamatan Salam banyak ditanam padi hibrida intani 2. Selain kelompok – kelompok yang mengembangkan pertanian padi organik, di Kabupaten Magelang juga dikembangkan pertanian organik untuk tanaman hortikultura. Kelompok pengembang pertanian organik untuk tanaman hortikultura adalah para petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Merbabu. Paguyuban Petani Merbabu PPM membudidayakan tanaman hortikultura secara organik, baik sayuran lokal maupun asal luar negeri. Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu letus, brokoli, spinach bayam dari luar negeri, wortel tanpa serat, bit, sampai buah stroberi. Tanaman sayuran tersebut dikembangkan pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Para petani di lereng Gunung Merbabu ini rata-rata hanya memiliki lahan sekitar 0,5 hektar, bahkan kurang. Oleh petani yang tergabung di PPM dilakukan penataan pola tanam agar sayuran yang beragam itu bisa dipanen di luar masa panen massal. Dengan cara demikian mereka bisa terhindar dari anjloknya harga pasar.

4.4. Pengembangan Pertanian Organik di Kecamatan Sawangan