pemerhati karena bukan praktisi langsung yang kebetulan sudah mempunyai reputasi tentang budidaya organik atau LSM yang bergerak pada pengembangan
tanaman organik. Hal yang biasa terjadi biasanya para petani tersebut di klaim atau diaku sebagai kelompok tani binaan mereka. Apabila ada kunjungan dari pihak luar
lahan para petani ini yang dijadikan ”etalase”. Klaim sepihak ini juga dimanfaatkan untuk penyusunan proposal yang ada kaitannya dengan permohonan dana yang
ditujukan pada pihak lain. Kenyataan yang terjadi pihak yang besar pemerhatiLSM tidak mau memiliki terhadap yang kecil sehingga kesejahteraan belum sampai
kepada anggota.
4.10. Faktor-faktor Penyebab Kurang Berhasilnya Pertanian Organik di Sawangan.
Para petani organik di Sawangan bercermin dari berbagai pengalaman dan kegagalan dari kelompok yang pernah mereka ikuti mempunyai beberapa pendapat yang
menyebabkan kurang berhasilnya pengembangan pertanian organik di Kecamatan Sawangan. Faktor – faktor yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pengembangan
pertanian tersebut adalah hal-hal sebagai berikut : 1.
Sulit mempertahankan kejujuran . Pak Djam Djam berpendapat bahwa kata kunci untuk keberhasilan pengembangan pertanian organik adalah kejujuran. Hal ini erat
kaitannya dalam upaya menjaga kepercayaan pasar. Kejujuran diperlukan dalam keseluruhan proses pertanian organik baik dalam tahapan budidaya, pasca panen dan
pemasaran. Kejujuran sewaktu proses budidaya artinya tidak secara sengaja menggunakan pupuk dan obat kimia dan waktu penjualan yaitu dengan tidak
mencampur produk organik dengan non organik atau mengakukan padi non organik sebagai padi organik. Karena lebih digerakkan oleh orientasi ekonomi para pelaku
pertanian organik sering melupakan kejujuran. 2.
Belum ada komitmen dan niat pribadi yang sungguh-sungguh. Secara pribadi Pak Karmin menuturkan bahwa hal yang menjadi kunci ia melaksanakan pertanian
organik sampai saat ini adalah niat pribadi yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan pertanian organik. Ditengah kesulitan yang dialami apakah ia
melakukan pertanian secara organik hanya tertarik pada harga jual yang lebih tinggi
atau juga didorong pula oleh tujuan yang lebih mulia yaitu menjaga kesuburan tanah dan mewariskan hal yang baik kepada anak cucu. Karena belum adanya komitmen
dan niat pribadi yang sungguh-sungguh untuk melakukan pertanian organik menyebabkan pertimbangan teknis yang lebih menentukan terhadap pilihan budidaya
pertanian yang hendak dipilih. 3.
Kurangnya pemerhati atau pendamping yang tulus. Lain dengan pendapat Pak Karmin, Pak Pujo menyebut perlunya adanya pemerhati atau pendamping petani
yang tulus, yang mau memelihara yang kecil, yang memang ingin membantu dan memberdayakan petani tidak justru memanfaatkan petani lebih untuk kepentingan
mereka sendiri.
4.11. Mewujudkan Pertanian Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan Melalui Pertanian Organik