Teknik Pembenihan Peran Paguyuban Petani Lestari P2L terhadap Pemberdayaan Anggota

Selain membangun jaringan pasar, P2L juga melakukan pengemasan produk dan dua kali melakukan uji laboratorium kandungan nilai gizi ke laboratorium UGM. Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan tentu saja P2L memperoleh keuntungan secara ekonomi. Sampai saat ini keuntungan yang diperoleh masih menjadi kewenangan atau hak dari P2L dan belum dikembalikan kepada anggota. Menurut keterangan Rama Sapto pada kondisi sekarang keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan baru cukup untuk operasional P2L. Ke depan apabila sudah memiliki keuntungan dan modal yang memadai, sebagian keuntungan tersebut akan dikembalikan kepada anggota melalui berbagai program pendidikan pemberdayaan. Dari uraian di atas tergambar jelas bahwa pemasaran hasil dari anggota selama ini mengandalkan jaringan pasar yang sudah dibangun oleh P2L. Akses anggota kepada kelompok terbatas pada penentuan harga beli gabah yang disepakati bersama. Berbagai kebijakan ataupun keputusan di luar masalah penentuan harga menjadi porsi pengelola P2L, anggota belum mempunyai akses untuk ikut menyuarakan aspirasi atau usulan mereka. Hubungan antara anggota dan P2L dapat digambarkan semacam hubungan antara penjual dan pembeli dimana penjual mempunyai akses untuk ikut menentukan harga beli. Harga yang sudah disepakati akan tetap berlaku sepanjang tidak ada situasi khusus. Bila akan ada perubahan harga beli maka akan dibuat kesepakatan yang baru antara anggota dengan P2L. 4.7.4. Teknik Pembenihan, Pembuatan Pupuk dan Pengendalian Hama yang biasa Dilakukan oleh Petani Organik di Sawangan .

4.7.4.1. Teknik Pembenihan

. Revolusi hijau yang mengandalkan bibit unggul menyebabkan para petani kehilangan ketrampilan untuk membenihkan sendiri bibit padi yang akan mereka tanam. Kehilanganan yang lebih besar lagi adalah hilangnya bibit-bibit padi lokal. Para petani tidak lagi banyak mengenal jenis-jenis padi lokal yang dahulu ditanam oleh para nenek moyang. Pertanian organik hendak memperjuangkan kedaulatan petani terhadap benih yang akan mereka tanam. Benih padi varietas unggul yang selama ini dianjurkan untuk ditanam petani menciptakan ketergantungan. Menurut Mbah Suko, benih padi unggul hasil keluaran pabrik dengan label tertentu pada dasarnya padi yang mandul. Setelah ditanam beberapa kali akan mengalami penurunan kualitas yang sangat mencolok. Kondisi demikian memaksa petani untuk kembali membeli benih berlabel tersebut. Bertani secara organik dengan menggunakan bibit padi unggul lokal dapat ditanam secara terus – menerus oleh petani. Bertolak dari keprihatinan tersebut ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mempertahankan berbagai jenis padi lokal. Mbah Suko 70 tahun, seorang buruh tani dari Dusun Kenteng, Desa Gondowangi, Kecamatan Sawangan berupaya melestarikan berbagai jenis padi lokal. Usaha yang dilakukan Mbah Suko membuahkan hasil dengan diterimanya penghargaan Kehati Award pada Tahun 2001 atas keberhasilannya menangkarkan berbagai jenis padi lokal. Pak Karmin, anggota P2L, sampai saat ini masih gigih mengumpulkan dan melestarikan bibit padi lokal antara lain Rajalele, Menur, Jawa Melik, Ketan Ireng dan Jawa Wantehan disamping Menthik wangi yang sekarang dibudidayakan. Koleksi bibit Pak Karmin sebagian sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah tidak bisa tumbuh akibat waktu yang lama. Menurut Pak Karmin idealnya setiap 6 bulan benih tersebut harus diperbarui dengan ditanam. Secara pribadi Pak Karmin mengalami kesulitan karena harus menyediakan banyak petak untuk memelihara benih tersebut. Meskipun memelihara benih menjadi tanggung jawab petani apabila karena berbagai keterbatasan difasilitasi oleh pemerintah akan membawa manfaat yang besar sekali. Petani organik di Sawangan selama ini sudah membenihkan bibit padi Menthik wangi sendiri. Untuk memperoleh bibit yang baik biasanya diperoleh dari batang padi yang baik pula. Bibit dipilih dari rumpun dengan anakan yang banyak, dengan hasil yang banyak pula dengan mempertimbangkan jumlah bulir dan butiran padi yang berisi menthes. Rumpun padi dipilih yang berada di tengah petak sawah untuk menghindari persilangan dengan petak yang lain yang bukan sejenis. Gabah selanjutnya dibersihkan dari berbagai kotoron misalnya dari gabah yang tidak terisi kapak, sisa merang dan lain-lain. Gabah untuk bibit selanjutnya dikeringkan dan siap untuk disemaikan.

4.7.4.2. Teknik Pembuatan Pupuk