Sumber Informasi tentang Pertanian Organik.

3. P2L merintis jaringan pemasaran yang baru dan harus mampu menyakinkan pasar di

bawah bayang-bayang kegagalan para pelaku pertanian organik di masa lalu.

4.6. Pemahaman Masyarakat tentang Pertanian Organik.

Pertanian Organik meskipun sudah cukup lama dikembangkan di Kecamatan Sawangan masih dipahami secara beragam di Masyarakat. Pemahaman yang beragam ini disebabkan oleh banyak hal antara lain pengalaman praktek secara organik, sumber informasi mengenai pertanian organik, pengalaman traumatis sehubungan dengan praktek pertanian organik dan lain sebagainya. Pemahaman yang beragam ini tentunya akan berpengaruh pula terhadap pengembangan pertanian organik secara umum.

4.6.1. Sumber Informasi tentang Pertanian Organik.

Di kalangan masyarakat sumber pengetahuan atau informasi mengenai pertanian organik diperoleh secara beragam. Ada yang memperoleh pengetahuan tentang pertanian organik dari orang tua seperti yang disampaikan Pak Bambang Partomo. Dalam penilaian Pak Bambang, apa yang dulu dilakukan oleh orang tuanya dalam tata cara mengolah tanah, mengendalikan hama dan memberikan pupuk sesuai dengan apa yang sekarang disebut sebagai pertanian organik. Selain informasi dari orang tua, tata cara bertani secara organik diperoleh dari pemikiran dan pengalaman dihubungkan keadaan lingkungan yang berkembang pada saat itu. Pak Karmin menilai cara bertani yang dilakukan oleh nenek moyang sudah merupakan sesuatu yang baik. Ia merasakan berbagai dampak negatif dari penggunaan pupuk dan pestisida secara terus menerus. Dengan pertimbangan tersebut ia bertekad akan melakukan cara bertani dengan menghindari menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Ia ingin mewariskan tanah yang murni tidak tercemar kepada anak cucu meskipun lahan yang ia garap merupakan tanah orang lain. Tekad Pak Karmin semakin mendapat peneguhan karena kebetulan ia pernah bergabung pada suatu LSM yang mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan saat ini ia menjadi anggota P2L. Lain halnya dengan pengalaman Pak Bambang dan Pak Karmin, Pak Koco dan Pak Pujo memperoleh pengertian mengenai pertanian organik dari Rama Kirjito, Pak Triwanto dan Pak Iryanto memperoleh pengertian mengenai pertanian organik dari Mbah Suko, sedangkan Pak Hery mendapat pengertian mengenai pertanian organik dari Mas Winanta. Pak Wartono yang kelompok taninya merupakan kelompok tani binaan pemerintah mengenal pertanian organik dari petugas PPL yang mendampingi. Beberapa tokoh tersebut rupanya menjadi sumber informasi mengenai pertanian organik bagi banyak orang. Dari uraian tersebut di atas, rupanya dengan penerapan revolusi hijau telah menghilangkan pengetahuan lokal para petani kita. Pengetahuan lokal atas cara-cara memproduksi pupuk sendiri dengan bahan asli setempat; berbagai cara mengendalikan hama secara alami, yakni dengan memelihara keseimbangan antara musuh dan hama; bahkan memuliakan benih sendiri, tersingkirkan. Pengetahuan mengenai cara bertani yang demikian tidak lagi diperoleh dari orang tua keluarga yang notabene sebagai keluarga petani tetapi harus diperoleh dari sumber luar.

4.6.2 Pengertian dan Pemahaman Mengenai Pertanian Organik di Masyarakat