commit to user 70
Tanda koefisien regresi untuk semua variabel penelitian ini adalah positif yang masing-masing sebesar 0,207 untuk variabel
rasio kemandirian, 0,554 untuk variabel efektivitas, 0,836 untuk variabel rasio efisiensi, 5,324 untuk variabel rasio belanja
operasional, dan 2,557 untuk variabel rasio belanja modal. Hasil tanda koefisien regresi yang diperoleh dalam pengujian data tersebut
mengindikasikan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi daerah.
C. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai variabel independen dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel
dependen. Kinerja keuangan pemerintah daerah dalam penelitian ini dijelaskan dengan lima pengukuran rasio yang terdiri dari rasio kemandirian
daerah, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi anggaran, rasio keserasian belanja operasional, dan rasio keserasian belanja modal. Hasil pengujian
dalam penelitian ini berhasil membuktikan secara empiris bahwa hipotesis keempat dan kelima dalam penelitian ini tidak dapat ditolak.
1. Pengaruh Rasio Kemandirian Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio kemandirian sebagai alat pengukuran kinerja pemerintah
commit to user 71
daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari Tabel 4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio kemandirian berada di atas 5,
hal ini berarti hipotesis nol tidak berhasil ditolak, atau dengan kata lain hipotesis pertama tidak mampu didukung, sehingga rasio kemandirian
daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil dari penelitian Hamzah
2008 yang menyatakan bahwa rasio kemandirian berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
semakin besar PAD yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan yang sah serta semakin kecil pinjaman dan bantuan pusat, maka semakin mandiri daerah tersebut. Namun dengan semakin
mandiri daerah tersebut, sebenarnya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut belum dapat dikatakan dapat mengalami peningkatan, karena
dengan kurangnya campur tangan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan kurangnya kesiapan daerah untuk mandiri justru
membuat pertumbuhan ekonomi daerah semakin terhambat.
2. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio efektivitas PAD sebagai alat pengukuran kinerja
pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari Tabel 4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio kemandirian berada di atas
commit to user 72
5, hal ini berarti hipotesis nol tidak berhasil ditoloak, atau dengan kata lain hipotesis kedua tidak mampu didukung, sehingga rasio
efektivitas PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hasil ini sejalan dengan hasil dari penelitian Hamzah 2008 yang menyatakan bahwa rasio efektivitas PAD tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan perbedaan antara realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD pada masing-
masing daerah tidak terlalu signifikan atau kurang memenuhi unsur value for money ekonomis, efisien, dan efektif. Dengan kurang adanya
perbedaan yang signifikan tersebut, maka kurang mendorong pula adanya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
3. Pengaruh Rasio Efisiensi terhadap Pertumbuhan Ekonomi