Uji Heteroskedastisitas Pengujian Asumsi Klasik

commit to user 63 dan sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi gejala autokolerasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Unstandardized Residual Test Value a -.24913 Cases Test Value 102 Cases = Test Value 102 Total Cases 204 Number of Runs 94 Z -1.263 Asymp. Sig. 2-tailed .206 a. Median Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows Hasil uji autokolerasi dengan Run Test diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.206 yang lebih besar dari 5, sehingga dinyatakan tidak terdapat gejala autokolerasi dalam model penelitian.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menggambarkan seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak absolute dari nilai residual sehingga dihasilkan probability commit to user 64 value. Kriteria pengujiannya adalah jika probability value 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas dan jika probability value 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.087 1.078 -.080 .936 MAND .305 .196 .109 1.553 .122 EFEK .576 .247 .175 2.332 .051 EFIS .494 .573 .063 .862 .390 RBO .624 .858 .085 .728 .468 RBM -1.307 .897 -.169 -1.456 .147 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas sig dalam tiap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini. 2.Analisis Regresi Berganda Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: commit to user 65 H 1 : rasio kemandirian daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, H 2 : rasio efektivitas PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, H 3 : rasio efisiensi anggaran berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, H 4 : rasio keserasian belanja operasional berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, H 5 : rasio keserasian belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengujian terhadap hipotesis satu hingga lima di atas dapat dilakukan dengan persamaan regresi sebagai berikut: PE = α + b 1 MAND + b 2 EFEK + b 3 EFIS + b 4 RBO + b 5 RBM + e Berikut disajikan pengujian dan hasil analisis atas pengujian menggunakan model regresi berganda.

a. Model Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Undang-Undang Otonomi Daerah Terhdap Kekuasaan Kepala Daerah (Studi Kasus: Deskripsi Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Kekuasaan Kepala Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah)

1 55 69

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

1 81 92

Pengaruh Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Pelaksanaan Otonomi Daerah (Di Sekretariat Daerah Kabupaten Nias)

0 60 139

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

1 44 126

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TEGAL DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Analisi Kinerja Keuangan Kabupaten Tegal dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

0 0 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.

0 0 9

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 13

BAB I Pendahuluan - Pengaruh Undang-Undang Otonomi Daerah Terhdap Kekuasaan Kepala Daerah (Studi Kasus: Deskripsi Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Kekuasaan Kepala Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah)

0 0 22

Pengaruh Undang-Undang Otonomi Daerah Terhdap Kekuasaan Kepala Daerah (Studi Kasus: Deskripsi Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Kekuasaan Kepala Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah)

0 0 7