seseorang baru akan terpuaskan jika terdapat jumlah yang memadai untuk faktor-faktor pekerjaan yang dinamakan satisfiers.
c. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja
Harold E. Burt dalam As’ad 1998:112 mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
1 Faktor hubungan antar pegawai : hubungan antar manajer dengan pegawai, faktor fisik dan kondisi kerja, hubungan sosial, emosi dan situasi kerja
2 Faktor individual : sikap pada pekerjaan, umur seseorang sewaktu bekerja dan jenis kelamin
3 Faktor dari luar : keadaan keluarga pegawai, rekreasi, pendidikan. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ghiselli dan Brwon dalam As’ad
1998:112 mengatakan ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu: 1 Kedudukanposisi. Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang
bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.
2 Pangkat golongan. Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkatgolongan kenaikan upah akan mempengaruhi kepuasan kerja
pegawai. 3 Umur. Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 tahun sampai
45 tahun merupakan umur yang biasa perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.
4 Jaminan finansial dan jaminan sosial 5 Mutu pengawasan. Kepuasan pegawai dapat ditingkatkan melalui
perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan,
Universitas Sumatera Utara
sehingga pegawai akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.
d. Fungsi kepuasan kerja
1 Hubungan antara kepuasan kerja dan prestasi
Menurut Strauss dan Sayles dalam T. Hani Handoko 2001:198, kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak
memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Sedangkan karyawan
yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan, dan
prestasi kerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Oleh karena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi
karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.
2 Hubungan antara kepuasan kerja dengan perputaran karyawan dan absensi Meskipun hanya merupakan salah satu faktor dari banyak faktor
pengaruh lainnya, kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan dan absensi. Perusahaan bisa mengharapkan bahwa bila kepuasan kerja
meningkat, perputaran karyawan dan absensi menurun, atau sebaliknya. Kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan perputaran
karyawan yang lebih tinggi. Mereka lebih mudah meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan diperusahaan lain. Hubungan serupa berlaku juga
untuk absensi. Para karyawan yang kurang mendapatkan kepuasan kerja cenderung lebih sering absen. mereka sering tidak merencanakan untuk absen,
Universitas Sumatera Utara
tetapi bila ada berbagai alasan untuk absen, untuk mereka lebih mudah menggunakan alasan-alasan tersebut.
3 Hubungan antara kepuasan kerja dengan umur dan jenjang pekerjaan Semakin tua umur karyawan, mereka cenderung lebih terpuaskan
dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi kepuasan kerja mereka, seperti pengharapan-pengharapan
yang lebih rendah dan penyesuaian-penyesuaian lebih baik terhadap situasi kerja karena mereka lebih berpengalaman. Para karyawan yang lebih muda, di
lain pihak cenderung kurang terpuaskan, karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi, kurang penyesuaian, dan penyebab-penyebab lainnya.
4 Hubungan kepuasan kerja dengan besarnya suatu organisasi Ukuran organisasi cenderung mempunyai hubungan secara berlawanan
denga kepuasan kerja. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja cenderung turun secara moderat kecuali manajemen mengambil berbagai tindakan
korektif. Tanpa tindakan koreksi, organisasi besar akan menenggelamkan orang-orangnya dan berbagai proses seperti partisipasi, komunikasi dan
koordinasi kurang lancar. karena kekuasaan pengambilan keputusan terletak jauh dari para karyawan, mereka sering merasa kehilangan peranan.
Disamping itu, lingkungan kerja yang terlalu besar juga menghapuskan berbagai elemen kedekatan pribadi, persahabatan dan kehangatan kelompok
kerja kecil yang merupakan faktor penting kepuasan kerja karyawan. Istilah ”besar atau ukuran organisasi” berkaitan dengan besarnya
satuan pengoperasian, seperti sebuah pabrik cabang, bukan dalam arti satuan perusahaan sebagai keseluruhan. Akhirnya karena ada hubungan antara besar
organisasi dan kepuasan kerja, organisasi-organisai besar mungkin
Universitas Sumatera Utara
mempunyai atau menghadapi kesulitan lebih berat untuk mempertahankan kepuasan kerja karyawan.
F. Hipotesis
Menurut Sugiono 2005:70 hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:
“Terdapat pengaruh yang positif antara pemberian kompensasi terhadap kepuasan pegawai di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.”
G. Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun. 2006:33. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.
Agar mendapatkan batasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep sebagai berikut:
1. Kompensasi adalah pemberian penghargaan baik finansial maupun nonfinansial kepada karyawan sebagai imbalan atas jasanya, dan juga
digunakan sebagai motivator atau perangsang oleh perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja.
2. Kepuasan kerja pegawai adalah suatu sikap dan perasaan individu terhadap aspek-aspek yang menyenangkan mengenai pekerjaannya, sesuai penilaian
masing-masing.
Universitas Sumatera Utara