Letak Geografis Desa Juhar: Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.”Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.

30 BAB II GAMBARAN UMUM DESA JUHAR

2.1. Letak Geografis

Desa juhar berjarak 46 km dari kota Kabanjahe yang merupakan ibukota daerah Kabupaten Karo dan berjarak sekitar 130 km dari kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, letak wilayah desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa serta pegunungan. Dengan batas-batas wilayah:  Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Juhar, Desa Pasar Baru, Desa Mbetung.  Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ketawaren, Desa Buluh Pancar, Desa Lau Kidupen.  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sigenderang.  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jandi dan Desa Kidupen 8 . Desa juhar berada 710-800 M DPL dari permukaan laut. Suhu udara di desa juhar berkisar antara 22º sd 29º derejat celcius dengan kelembapan udaranya rata-rata 28º. Ada dua musim yang terdapat di desa Juhar yaitu musim Hujan dan Kemarau. Musim hujan pertama terjadi antara bulan Agustus sampai bulan Januari, dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai bulan Oktober. Hal ini disebabkan karena arah angin yang berhembus di desa Juhar terbagi atas dua yaitu: pada musim hujan, angin berhembus dari arah barat sedangkan pada musim kemarau angin Timur Tenggara berhembus dari arah Timur. Sebelum luas wilayah ini di paparkan lebih lanjut, ada baiknya dibahas sekilas tentang pemerintah desa Juhar ini. Desa juhar terbagi atas tiga 8 Kecamatan Juhar Dalam angka, Badan pusat statistik Kabupaten Karo, hlm 5. Universitas Sumatera Utara 31 wilayah hukum adat hal ini terjadi karena berkaitan dengan perkembangan desa juhar yang tidak lepas dari para pemuka desa Juhar tersebut. adapun ke-tiga wilayah hukum adat tersebut adalah desa Juhar Ginting, Juhar Peranginangin, Juhar Tarigan dan memiliki pemerintah sebelum kemerdekaan Republik Indonesia di namakan dengan Urung dan setelah Indonesia Merdeka Pada tahun 1945 maka urung digantikan dengan kepala Kampung dan kemudian diganti menjadi Kepala desa. Mengenai perincian lebih jelas akan dipaparkan lebih lanjut dalam latar belakang historis desa Juhar nantinya. Mengenai luas wilayah desa Juhar secara kesluruhan 3.266,0 Kilo meter persegi yang masing-masing dapat diperinci sebagai berikut: No. Desa Juhar Tanah Sawah Tanah kering Bangunan pekarangan Lainnya Jumlah 1. Juhar Tarigan 80,0 555,0 7,0 320,0 962,0 2. Juhar Perangin ‐ angin 80,0 637,0 10,0 225,0 952,0 3. Juhar Ginting 110,0 977,5 11,5 253,0 1352,0 JUMLAH 270,0 2169,5 28,5 798,0 3266,0 Sumber: Kepala desa Juhar tahun 1945 Berdasarkan tabel diatas perkembangan masyarakat memanfaatkan tanah pada awalnya, para warga desa Juhar memanfaatkan tanah sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Tanaman pangan seperti halnya padi dan tanaman lainnya untuk mencukupi ekonomi keluarga selain itu, tanah bagi warga berfungsi juga sebagai kebutuhan awal untuk bertempat tinggal dan bermukim. Dalam penggarapan tanah yang di lakukan masyarakat desa Juhar masih mengunakan teknologi tradisional yang telah dikenal secara turun temurun oleh warga Universitas Sumatera Utara 32 desa Juhar. Akan tetapi kebutuhan masyarakat desa Juhar semakin meningkat terutama dalam hal untuk mencapai kesejahteraan hidup. tanah-tanah yang dijadikan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat desa Juhar tersebut tergolong produktif karena kandungan humusnya cukup tinggi hal ini tidak terlepas dari keberadaan desa Juhar di kelilingi oleh bukit-bukit serta bekas pelapukan tumbuh-tumbuhan yang dirambah ketika penduduk generasi pertama menetap di desa Juhar, selain itu bukit-bukit tersebut memiliki cadangan air sehingga membuat desa Juhar di aliri oleh sungai-sungai meski tergolong kecil akan tetapi sungai-sungai tersebut cukup memenuhi irigasi pertanian dan kebutuhan akan air minum masyarakat desa Juhar.

2.2. Keadaan Demografis