Terbentuknya Kecamatan Juhar Desa Juhar: Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.”Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.

87 Masyarakat Juhar sama dengan masyarakat lainnya yang tidak sepakat dengan adanya Penjajahan fisik yang sedang dialami oleh masyarakat pada waktu itu, meski hanya di perintah oleh raja urung untuk mengakui keberadaan Kolonial Belanda, akan tetapi dampak yang di alami cukup menyengsarakan masyarakat. Karena, dalam adat masyarakat Karo tidak ada mengenal penjajahan ataupun memerintah orang lain. Semua sudah tertata rapi dengan baik melalui sistem kekerabatan yang telah diterapkan oleh nenek moyang masyarakat Karo yang dipelihara baik oleh masyarakat Juhar secara turun temurun.

3.4. Terbentuknya Kecamatan Juhar

Setelah di umumkannya Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta, rakyat Karo tidak ketinggalan untuk menyambut kemerdekaan dan bedirinya sebuah negara bagi bangsanya itu. Merah-Putih yang menjadi bangsa dan negara yang baru merdeka itu segera berkibar di deluruh Tanah Karo. Dalam salah satu rapatnya pimpinan BPI Barisan Pemuda Indonesia Cabang tanah Karo memutuskan mengeluarkan surat edaran mengenai pengibaran bendera nasional Sang Saka Merah Putih setiap hari. Surat edaran itu kemudian disebarluaskan oleh pemerintah daerah sampai ke pedesaan di seluruh tanah Karo. Akan tetapi sangat menarik bagaimana bedera itu dapat segera berkibar di seluruh tanah Karo. Cukup mengherankan dari mana kain Putih dan merah demikian banyaknya dapat diperoleh. Karena kain termasuk salah satu bahan keperluan hidup yang paling sulit di peroleh selama pendudukan tentara Jepang. Tidak jarang orang menggunakan kain dari Universitas Sumatera Utara 88 goni, malah karet, menjadi bahan pakaian. Begitu diperlukan kain untuk bendera kelihatannya seperti tidak ada kesulitan. Selain pembentukan BPI dan pengibaran bendera, disusun pula pemerintahan yang sesuai dengan tuntutan sebuah negara merdeka. Sebelum menyerahnya Jepang diketahui dengan pasti dan resmi kepala pemerintahan pendudukan Jepang untuk tanah Karo, Gunseibu, telah menunjuk Ngerajai Meliala, raja urung sarinembah, sebagai Kepala Pemerintahan Tanah Karo. Ngerajai Meliala seorang turunan bangsawan Karo yang memperoleh pendidikan kepamongprajaan dari MOSVIA Bandung. Jabatan sebagai kepala pemerintahan itu terus berlanjut hingga awal pemerintahan Republik Indonesia. Dalam melakukan tugasnya sebagai Kepala Pemerintahan Republik dia dibantu oleh Nganah Tarigan, A Sutan Soaloon, Tambaten Brahmana, dan Mbamba Bangun sebagai sekertaris. Pembenahan berupa penyesuaian pemerintahan dengan tuntutan demokrasi tidak hanya berlangsung pada tingkat onderafdeling atau, yang sejak kemerdekaan menjadi, Kabupaten. Pembaharuan dan penyesuaian sampai ketingkat pemerintahan desa kuta. Para pengulu diberhentikan dan digantikan oleh pejabat yang baru sesuai hasil pemilihan penduduk desa. Pada umunya tidak ada pengulu yang terpilih menjadi kepala kampung Republik Indonesia. Para tokoh masyarakat menggantikan pengulu sebagai pemegang pemerintahan di pedesaan. Demikian pula halnya pada tingkat di atas desa. Urung yang tadinya tingkat satuan daerah dan pemerintahan di atas desa mula-mula di ubah menjadi luhak dan kedudukan raja urung Sebagai kepala pemerintahan digantikan oleh kepala luhak. Ada 17 luhak pada waktu itu, yaitu luhak-luhak: Universitas Sumatera Utara 89  Sepuluhdua Kuta Kabanjahe yang dikepalai oleh Nahar Purba  Telu Kuru Lingga yang dikepalai oleh Rajangangkat Sinulingga  Tiga Pancur dikepalai oleh Boncar Sembiring  Si Empat Teran Naman dikepalai oleh Jeneng Ginting  Lima Senina dikepalai oleh Nembah Bangun  Tiganderket dikepalai oleh Kendal Keliat  Namohaji dikepalai oleh Masa Sinulingga  Liang Melas dikepalai oleh Nuuriken Ginting  Perbesi dikepalai oleh Molai Sebayang  Juhar dikepalai oleh Pulung Tarigan  Sarinembah dikepalai oleh Ngembar Meliala  Munte dikepalai oleh Sampang Ginting  Barusjahe dikepalai oleh Matang Sitepu  Sukanalu dikepalai oleh Babo Sitepu  Ajinembah dikepalai oleh Janji Barus  Sukapiring dikepalai oleh Negri Ginting Universitas Sumatera Utara 90  Tengging dikepalai oleh Sukaraja Ginting 29 Tidak lama Ngerajai Meliala memegang kendali pemerintahan daerah itu oleh karena kemudian digantikan oleh seorang bupati yang diangkat setelah terpilih. Bupati yang mengepalai pemerintahan itu ialah Rakutta Sembiring, seorang keturunan pengulu kepala desa Limang dan sewaktu bersekolah di Medan telah berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan pergerakan kebangsaan. Dia terpilih dalam sebuah rapat umum yang diadakan digedung bioskop Rex Bioskop Kabanjahe. Dia dibantu oleh Rambio M.Aritonang sebagai Patih. Selain pergantian kepala pemerintahan dari Ngerajai Meliala kepada Rakutta Sembiring, Pembagian wilayah pemerintahan juga mengalami perubahan disesuaikan dengan Wilayah Republik yang lain. Kabupaten karo yang mencakup Tanah Karo dan Deli Hulu terbagi dalam tiga kewedanaan, yaitu kewdanaan Kabanjahe, yang dikepalai oleh wedana Netap Bukit, Kewedanaan Tigabinanga dikepalai wedana Tama Sebayang. Kewedanaan mencakup beberapa kecamatan. Dalam kewedanaan Kabanjahe tercakup kecamatan:  Kecamatan Kabanjahe dikepalai oleh Camat Nahar Purba  Tigapanah dikepalai oleh Camat Jamin Karo Sekali  Barusjahe dikepalai Camat Matang Sitepu  Simpang Empat dikepalai Camat Kendal Keliat 29 Payung, Bangun, Kolonel Maludin Simbolon, Liku- liku Perjuangannya dalam Membangun Bangsa, Jakarta: Sinar Harapan, 1996, hlm 261. Universitas Sumatera Utara 91 Kewedanaan Tigabinanga membawahi kecamatan-kecamatan Tigabinanga adalah:  Kecamatan Tigabinanga dikepalai oleh Camat Molai Sebayang  Kecamatan Juhar dikepalai oleh Pulung Tarigan  Kecamatan Munte dikepalai oleh camat Ngembar Meliala  Kecamatan Kutabuluh dikepalai camat Masa Sinulingga  Kecamatan Mardinding dikepalai oleh Camat Nuriken Ginting Sementara kewedanan Deli Hulu Karo Jahe, Pancur Batu terdiri dari kecamatan- kecamatan:  Kecamatan Pancur Batu dikepalai oleh Camat Usman Deli  Kecamatan Sibolangit dikepalai oleh Camat Dame Gurusinga  kecamatan kutalimbaru dikepalai oleh Camat Kelang Sinulingga  Kecamatan Sibiru-biru dikepalai oleh Camat Selamat Tarigan  Kecamatan Namorambe dikepalai oleh Camat Jafar Ketaren 30 Pada Tahun 1945 utusan dari Pulung Tarigan tiba ke desa Juhar untuk mengumumkan kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk menyambut kedatangan utusan tersebut, maka 3 pengulu desa Juhar melakukan musyawarah untuk mengumpulkan masyarakat di Balai yang ada di Juhar Tarigan. Setelah berkumpul, surat dari 30 Ibid, hlm 270. Universitas Sumatera Utara 92 pemerintahan dari kewedanaan Tigabinanga yang berisi tentang pembenahan kecamatan Juhar. Kabar kemerdekaan tersebut di sambut dengan gembira oleh masyarkat Juhar. Setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan tersebut, desa Juhar kemudian diangkat menjadi ibu kota Kecamatan Juhar. Adapun desa-desa yang tergabung dengan desa Juhar pada saat pembentukan kecamatan Juhar adalah: Desa Namosuro, Jandi, Naga, Ketawaren, Lau Kidupen, Lau Lingga, Pernantin, Bekilang, Buluh Pancur, Kidupen, Pasar Baru, Mbetung, Gunung Juhar, Segenderang, Batu Mamak, Nageri, Sugihen, Sukababo, Kuta Gugung, Keriahan dan Kuta Mbelin. 31 Sebagai bentuk kesediaan masyarakat Juhar mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, dalam pembenahan kantor-kantor yang dibutuhkan untuk Pemerintahan membuat masyarakat Juhar dengan menyediakan lahan sebagai tempat dibangunnya kantor-kantor pemerintahan. Juhar Peranginangin merupakan perwakilan Desa Juhar dengan memberikan lahan secara cuma-cuma untuk tempat mendirikan Kantor camat, kantor Polisi dan Militer. Sehingga dimulailah pemerintahan Republik Indonesia di desa Juhar sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar. 31 Ibid, hlm 272. Universitas Sumatera Utara 93 BAB IV PERANAN DESA JUHAR

4.1. Kondisi infrastruktur desa Juhar