menerima  pengarahan  dan  instruksi  dari  seorang  pemimpin  sebagian  besar tergantung dari harapan karyawan, bahwa apabila mereka menanggapi secara baik
akan mendatangkan hasil yang baik.
2.5.2.   Beberapa Pendekatan Teori Kepemimpinan
Sutrisno  2009  menyatakan  bahwa  secara  umum  pendekatan  teori kepemimpinan dibagi tiga, yaitu:
1. Pendekatan Teori Sifat Thrait Theory
Teori  sifat  mengatakan  bahwa  seseorang  yang  dilahirkan  sebagai  pemimpin karena  memiliki  sifat-sifat  sebagai  pemimpin.  Namun  pandangan  teori  ini  juga
tidak  memungkiri  bahwa  sifat-sifat  kepemimpinan  tidak  seluruhnya  dilahirkan, tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
2. Pendekatan Teori Perilaku Behavior Theory
Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan integrasi antara pimpinan dan bawahannya, dan dalam interaksi tersebut bawahannya yang
menganalisis dan
mempersepsikan apakan
menerima atau
menolak kepemimpinannya.
Pendekatan  perilaku  menghasilkan  dua  orientasi  yaitu  perilaku  pemimpin  yang berorientasi  pada  tugas  atau  yang  mengutamakan  penyelesaian  tugas  dan
pemimpin  yang  berorientasi  pada  orang  atau  yang  mengutamakan  penciptaan hubungan  manusia.  Perilaku  pemimpin  yang  berorientasi  pada  tugas
menampilkan  gaya  kepemimpinan  otoratik,  sedangkan  perilaku  pemimpin  yang berorientasi pada orang menampilkan gaya demokratik atau partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
Sutrisno  2009  mengemukakan,  bahwa  gaya  kepemimpinan  demokratik mendorong  anggota  untuk  menentukan,  antara  lain:  1  kebijakan  mereka
sendiri,  2  member  pandangan  tentang  langkah  dan  hasil  yang  diperoleh, 3  member  kebebasan  untuk  memulai  tugas,  4  mengembangkan  inisiatif,
5  memelihara  komunikasi  dan  interaksi  yang  luas,  6  menerapkan hubungan  yang  sportif,  7  dan  lain-lain.  Sedangkan  gaya  kepemimpinan
otoratik  mempunyai  ciri  antara  lain:  1  menentukan  kebijakan  untuk anggotanya, 2 memberikan tugas secara instruktif, 3 menetapkan langkah-
langkah  yang  harus  dilakukan  oleh  anggotanya,  4  mengendalikan  secara ketat  pelaksanaan  tugas,  5  interaksi  dengan  anggota  terbatas,  6  tidak
mengembangkan inisiatif anggota, 7 dan lain-lain.
3. Pendekatan Teori Situasi Situation Theory
Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kebutuhan  organisasi  yang  dapat  menjadi  pemimpin  yang  efektif.  Menurut  teori
ini,  pemimpin  yang  efektif  karena  motivasi  mereka  yang  positif,  kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya.
Seorang  pemimpin  yang  efektif  harus  memperhatikan  dengan  baik  sumber daya  manusia  yang  ada  dalam  organisasi,  menciptakan  iklim  di  mana  orang  dapat
bekerjasama  untuk  mencapai  hasil  yang  diharapkan,  menurut  Timpe  2002, pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Bersikap luwes,
2. Sadar mengenai dirinya, kelompok, dan situasi,
3. Memberitahu  bawahan  pengaruh  mereka  ada  setiap  persoalan  dan  bagaimana
pemimpin menggunakan wewenangnya, 4.
Pengawasan  umum,  bawahan  membuat  rincian  pekerjaan  mereka  dan  membuat keputusan mengenai pekerjaan dalam batas yang ditentukan,
Universitas Sumatera Utara
5. Selalu  ingat  baik  masalah  yang  mendesak  maupun  jangka  panjang,  individual
maupun kelompok sebelum bertindak, 6.
Memastikan bahwa keputusan yang dibuat sesuai dan tepat waktu, 7.
Bawahan  mudah  bertemu,  jika  ingin  membicarakan  masalah  ataupun menunjukkan gagasan-gagasan mereka.
8. Menepati  janji,  cepat  menangani  keluhan  dan  memberikan  jawaban  sungguh-
sungguh dan tidak berbelit-belit, 9.
Menyediakan  instruksi  mengenai  metode  kerja  dengan  cukup,  menghindari kesalahan  mengingat  pengalaman  kerja  dan  menjelaskan  alasan  mengapa  itu
diberikan. Siagian  2008  mengemukakan  bahwa  peranan  pemimpin  dalam  organisasi
ada  tiga  bentuk  yaitu  peranan  yang  bersifat  interpersonal,  peranan  yang  bersifat informasional dan peran pengambil keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang
bersifat  interpersonal  dalam  organisasi  adalah  bahwa  seorang  pemimpin  dalam perusahaan  atau  organisasi  merupakan  simbol  akan  keberadaan  organisasi,  seorang
pemimpin  bertanggung  jawab  untuk  memotivasi  dan  memberikan  arahan  kepada bawahan,  dan  seorang  pemimpin  mempunyai  peran  sebagai  pemberi,  penerima  dan
penganalisa  informasi.  Sedangkan  peran  pemimpin  dalam  pengambilan  keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang
akan  diambil  berupa  strategi-strategi  bisnis  yang  mampu  untuk  mengembangkan inovasi,  mengambil  peluang  atau  kesempatan  dan  bernegosiasi  dan  menjalankan
usaha dengan konsisten.
Universitas Sumatera Utara
Anoraga 2005 mengemukakan bahwa peranan kepemimpinan seorang dalam organisasi  adalah  sebagai  berikut:  pemimpin  sebagai  perencana,  pemimpin  sebagai
pembuat  kebijakan,  pemimpin  sebagai  ahli,  pemimpin  sebagai  pelaksana,  pemimpin sebagai pengendali, pemimpin sebagai teladan atau simbol, pemimpin sebagai tempat
menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain.
2.6. Kerangka Berpikir