b. Adat Istiadat dan Kebiasaan Turun Temurun
Kegiatan pertambakan yang diusahakan masyarakat merupakan adat istiadat dan usaha yang turun temurun, karena sebagian besar lahan pertambakkan yang
dimiliki masyarakat adalah harta warisan dari leluhurnya.
Aspek Teknologi, pertimbangan aspek teknologi dalam penentuan prioritas
kegiatanpenggunaan lahan dalam pemanfaatan ruang sebagai dasar menetapkan suatu kebijakan adalah karena perkembangan teknologi sangat dibutuhkan dalam
pengembangan wilayah, sehingga menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang ahli dan trampil.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama
. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang
berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria jika mungkin diperlukan. Penyusunan struktur hirarki di wilayah
pesisir kecamatan Medan Belawan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Hirarki Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir
PENENTUAN PRIORITAS
KEGIATAN PENGGUNAAN
EKONOMI LINGKUNGA
N SOSIAL
TEKNOLOGI
Pendapatan
Eksplotasi Sumberdaya
Sektor Informal
Pencemaran
Degradasi
Ketersediaan Lahan
Tenaga Kerja
Adat Kebiasaan
Transfer Teknologi
INDUSTRI TAMBAK
PERMUKIMA N
Level 1
Tujua n
Level 2
ASPE
Level 3
Kriteria
Level 4 Prioritas
Kebijakan
Universitas Sumatera Utara
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
4.
Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan
informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk
perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan
dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai
proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang
akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5. Melakukan perbandingan berpasangan.
Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [n-12] buah, dengan n adalah
banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-
masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam
matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas
Universitas Sumatera Utara
antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan
berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4. Skala Banding Secara Berpasangan Tingkat
Kepentingan Definisi
Penjelasan
1 Kedua elemen
sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu
sedikit lebih penting
dari pada elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen disbanding
elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu
lebih penting
dari pada elemen lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat
mendukung satu elemen dibanding elemen yang lainnya.
7 Satu elemen
jelas lebih penting
dari elemen lainnya Satu elemen dengan kuat didukung dan
dominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen
mutlak lebih penting
dari pada elemen lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat
penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi
diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat
satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j
mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan i
Sumber: Saaty Thomas, 1993
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya