cross-shore. Secara implisit definisi diatas menyatakan bahwa pembangunan wilayah pesisir harus dilakukan secara integrated. Pembangunan wilayah pesisir tidak
boleh dilakukan secara parsial apalagi berorientasi sektoral seperti yang telah dilakukan selama ini.
Pembangunan yang lebih berorientasi sektoral, yang dilaksanakan lebih dari enam pelita yang lalu, kurang memperhatikan segi kesesuaian sustability dan
keharmonisan compatibility ruang. Sehingga tidak jarang terjadi konflik spasial dalam pemanfaat ruang dan sumberdaya alam antar sektor. Selain itu, pembangunan
yang berorientasi sektoral juga berkontribusi pada ketimpangan pembangunan antar kawasan, baik antar daerah maupun antar kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan
secara fungsional. Ketidakserasian pembangunan antar sektor dan ketimpangan pembangunan antar kawasan menyebabkan arah pembangunan daerah menjadi
kurang berdaya guna dan berhasil guna Ditjen P3K DKP,2000. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya konsep tata ruang wilayah pesisir yang dapat
mengakomodir semua kepentingan stakeholders.
2.3 Pemanfaatan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan strategi dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Adapun aspek-aspek pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan rang mempunyai batasan yang ditegaskan dalam Undang Undang Nomor: 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang tercantum dalam pasal 32,33, dan 34 Undang Undang Nomor: 26 Tahun 2007, yang dapat diuraikan sebagai
berikut: Pasal 32:
1. Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang
beserta pembiayaannya. 2.
Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilaksanakan dengan pemanfaatan ruang, baik pemanfaatan rang secara vertical maupun
pemanfaatan ruang didalam bumi. 3.
Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk jabaran dari indikasi program utama yang termuat didalam
rencana tata ruang wilayah. 4.
Pemanfaatan ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam rencana tata
ruang. 5.
Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disinkronisasikan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah administratif
sekitarnya. 6.
Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dengan memperhatikan standar pelayanan minimal dalam penyediaan sarana dan
prasarana.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pemanfaatan ruang pada ruang yang berfungsi lindung, diberikan prioritas pertama bagi pemerintah dan pemerintah daerah untuk menerima pengalihan
hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah jika yang bersangkutan akan melepaskan haknya.Hak prioritas pertama bagi pemerintah dan pemerintah daerah dimaksudkan
agar pemerintah dapat menguasai tanah pada ruang yang berfungsi lindung untuk menjamin bahwa ruang tersebut tetap memiliki fngsi lindung.
Pemanfaatan ruang untuk suatu kegiatan pembangunan adalah merupakan suatu pengambilan keputusan yang sangat penting, apabila dikaitkan dengan
lingkungan hidup. Hal tersebut disebabkan bahwa menentukan apa yang dilakukan oleh penduduk dengan dan pada tanah dimana penduduk tersebut merupakan bagian
yang tidak mudah terlepas dari padanya. Selain dari pada itu pola penggunaan tanah di suatu wilayah adalah merupakan suatu ruangan sebagai hasil gabungan antara
aktivitas manusia sesuai dengan tingkat teknologi, jenis usaha, kondisi fisik, jumlah dan keinginan manusia yang ada di wilayah tersebut.
Dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupatenkota dilakukan:
1. Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan
rencana tata ruang kawasan strategis. Dalam rangka pelaksanaannya ditetapkan kawasan budi daya yang dikendalikan dan kawasan budi daya yang di dorong
pengembangannya. 2.
Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis. Program sektoral dalam pemanfaatan ruang
Universitas Sumatera Utara
mencakup pula program pemulihan kawasan pertambangan setelah berakhirnya masa penambangan agar tingkat kesejahteraan masyarakat dan kondisi
lingkungan hidup tidak mengalami penurunan. 3.
Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis.
Perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan
ruang. 1.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-
masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.
Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan danatau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.
3. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi
kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
4. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana
tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan kerugian yang layak.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Proses Hirarki Analitik AHP