Dari hasil analisis AHP terhadap konflik yang terjadi antara Industri dan Permukiman di Kelurahan Belawan I dan Belawan II, berdasarkan atas judgment para
stakeholders yang meliputi: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, dan jika diperoleh nilai Consistency Ratio CR masih berada di bawah nilai CR 0,10. Dengan
demikian para stakeholders ‘konsisten’ dalam memberikan nilai pembobotan dengan tingkat penyimpangan yang kecil.
a. Analisa Pendapat Stakeholders Untuk Pertimbangan Aspek Hasil analisis
untuk pertimbangan aspek yang berpengaruh terhadap penentuan prioritas
penggunaan lahan industri dan permukiman, dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan 5.4
sebagai berikut:
Tabel 5.3. Hasil Pendapat Stakeholder Pertimbangan Aspek Konflik-1
Penggunaan Lahan
Nilai CR
Aspek Ekonomi
Lingkungan Sosial
Teknologi Bobot Prioritas Bobot Prioritas Bobot Prioritas Bobot Prioritas
Industri 0.06
0,432 1
0,271 2
0,208 3
0,089 4
Permukiman 0.03
0,370 1
0,325 2
0,193 3
0112 4
Sumber: Hasil Analisis Expert Choice, 2011
Tabel 5.4. Hasil Pendapat Stakeholder Pertimbangan Faktor Berpengaruh Konflik-1
Faktor Penggunaan Lahan
Industri Permukiman
Bobot Prioritas
Bobot Prioritas
Pendapatan
0.156
3
0.126
4 Eksploitasi Sumberdaya
0.137
4
0.072
7 Sektor Informal
0.185
1
0.245
1 Pencemaran
0.094
6
0.129
3 Ketersediaan Lahan
0.132
5
0.186
2 Tenaga Kerja
0.177
2
0.109
5 Tradisi dan Kebiasaan yang
turun temurun
0.054
8
0.076
6 Transfer teknologi
0.066
7
0.056
8
Nilai CR 0.07
0.09
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari kedua Tabel 5.3 dan 5.4 di atas menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk:
1. Industri, pertimbangan aspek ekonomi yang paling berperan dengan bobot
sebesar 0,432 dan faktor yang sangat mempengaruhi aspek tersebut dalam kaitan penggunaan lahan untuk industri secara berurutan adalah Sektor
Informal merupakan Prioritas Ke-1 dengan bobot 0.185, hal ini disebabkan perkembangan industri memicu tumbuhnya sektor informal sebagai sektor
penunjang, yaitu : dengan tumbuhnya sektor-sektor jasa, baik jasa perdagangan maupun jasa transportasi. Prioritas Ke-2 adalah Tenaga Kerja
dengan bobot sebesar 0.177, hal ini dimungkinkan karena industri dapat menyerap tenaga kerja di wilayah tersebut. Sedangkan Peningkatan
Pendapatan merupakan Prioritas Ke-3 dengan bobot 0.156, hal ini dimungkinkan dengan adanya industri di wilayah tersebut dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah dan masyarakat setempat. Sedangkan, masing-masing Prioritas Ke-4 adalah Eksploitasi Sumberdaya. Prioritas Ke-5
adalah Ketersediaan lahan dan Prioritas Ke-6 adalah Pencemaran. 2.
Permukiman, menunjukkan bahwa pertimbangan aspek ekonomi masih
merupakan prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,370 sedangkan faktor yang sangat mempengaruhi aspek tersebut secara berurutan Prioritas Ke-1
adalah meningkatkan Sektor Informal dengan bobot sebesar 0.245, hal ini dikarenakan dengan adanya permukiman maka mendorong tumbuhnya sektor
perdagangan. Ketersediaan Lahan merupakan Prioritas Ke-2 dengan bobot 0.186, hal ini dimungkinkan tumbuhnya permukiman karena tersedianya
Universitas Sumatera Utara
lahan. Sedangkan Prioritas Ke-3 adalah Pencemaran dengan bobot sebesar 0,129 faktor ini dimungkinkan karena kurangnya sarana tempat pembuangan
limbah rumah tangga, sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan disekitarnya. Sedangkan, masing-masing Prioritas Ke-4 adalah Pendapatan ,
Prioritas Ke-5 adalah Tenaga Kerja dan Prioritas Ke-6 adalah Tradisi dan Kebiasaan yang turun temurun.
b. Analisa Pendapat Penentuan Prioritas Penggunaan Lahan