Pemeriksaan terhadap semen manusia dilakukan terhadap plasma semen dan spermatozoanya. Apabila plasma semen dan spermatozoanya baik dikatakan
semen tersebut normal. Kalau plasma semen dan spermatozoanya tidak baik dikatakan semen tersebut tidak normal. Namun dari kesimpulan interprestasi Hasil
Analisa Sperma biasanya dilakukan berdasarkan hasil analisa spermatozoanya. Sehingga kesimpulan interprestasi Hasil Analisa Sperma dapat berupa:
konsentrasi sperma 20 jutaml disebut oligozoospermia; motilitas sperma 50 disebut astenozoospermia; morfologi sperma normal 30 disebut
teratozoospermia; tidak ada sperma dalam ejakulat disebut azoospermia; ekombinasi gangguan lebih daripada 1 parameter spermatozoa, misalnya
konsentrasi sperma 20 jutaml dan motilitas sperma 50 disebut oligoastenozoospermia Nukman, 2005.
2.7 Pengaruh ROS Terhadap Spermatozoa
Ada dugaan bahwa stres oksidatif akibat dari ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, adalah salah satu penyebab dari infertilitas
Dahlan, 2002. Dalam kondisi fisiologis, spermatozoa memproduksi ROS dalam jumlah yang kecil. Dalam jumlah yang kecil, ROS dibutuhkan untuk regulasi
fungsi sperma, kapasitasi sperma dan reaksi akrosom. Sedangkan dalam jumlah yang besar ROS toxic terhadap sel normal dan menurunkan potensi fertilitas dari
sperma melalui kerusakan DNA dan apoptosis. Peningkatan ROS dapat menyebabkan gangguan pada proses spermatogenesis sehingga dapat
menyebabkan adanya kelainan pada morfologi dari sel spermatozoa
Widodo, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Stres oksidatif pada spermatozoa merupakan penyebab utama disfungsi spermatozoa dengan menghambat proses oksidasi fosforilasi. Oksidasi fosforilasi
yang terganggu menyebabkan peningkatan reactive oxygen species ROS spermatozoa. Kadar ROS yang tinggi dalam sel dapat mengoksidasi lipid, protein,
dan DNA. Lipid membran plasma spermatozoa memiliki fosfolipid dengan kadar yang tinggi sehingga menyebabkan spermatozoa sangat rentan terhadap ROS. Hal
ini menunjukkan bahwa membran spermatozoa adalah target utama ROS dan lipid merupakan sasaran yang potensial oksidasi lipid lipid peroksidase pada
membran spermatozoa menghasilkan senyawa malondialdehyde MDA, yang bersifat toksik pada sel sehingga menyebabkan kerusakan membran spermatozoa.
Membran spermatozoa yang rusak akan menyebabkan penurunan integritas membran spermatozoa, sehingga pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas
sperma Lamarinde, 1997.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Experimental research. Metode eksperimental dengan maksud mengetahui pengaruh atau
hubungan antara variabel bebas X yang disebut faktor perlakuan dengan variabel terikat Y yang disebut faktor pengamatan Hanafiah, 1995. Dalam penelitian ini
yang termasuk variabel bebas adalah monosodium glutamat, vitamin C dan vitamin E. Sedangkan variabel terikat adalah mutu sperma yaitu jumlah sperma,
persentase morfologi sperma normal dan gambaran histologis dari tubulus seminiferus mencit.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Perkembangan Struktur Hewan Departemen Biologi Fakultas MIPA USU dan Bagian Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran USU. Penelitian dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan Universitas Sumatera Utara Lampiran 1.
Waktu penelitian dilakukan selama 3 tiga bulan.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah jarum gavege, bak bedah dan dissecting set, kaca arloji, cawan petri, timbangan digital Preset Counter, objek glass, cover
glass, spuit 1 ml, kamar hitung Improved Neubaur, mikroskop cahaya Griffin, mikrotom Reichert Jung, oven Jouan, holder blok kayu ukuran 2x2 cm,
frezzer, bunsen, camera digital Canon, pisau silet, botol organ, pipet tetes.
Universitas Sumatera Utara