3.4 Prosedur
Setelah 30 hari perlakuan, masing-masing hewan coba dikorbankan dengan cara dislokasi leher dan selanjutnya dibedah, selanjutnya dilakukan
pengamatan sebagai berikut:
3.4.1. Pengambilan Sekresi Cauda Epididimis
Untuk mendapatkan sperma didalam sekresi cauda epididimis dilakukan sebagai berikut: Setelah 30 hari perlakuan, masing-masing hewan percobaan
dikorbankan dengan cara dislokasi leher dan selanjutnya dibedah. Kemudian organ testis beserta epididimis sebelah kanan dan kiri diambil dan diletakkan
kedalam cawan petri yang berisi NaCl 0,9. Dibawah mikroskop cahaya bedah dengan perbesaran 400 kali cauda epididimis dengan cara memotong bagian
proximal corpus epididimis dan bagian distal vas deferens. Selanjutnya epididimis dimasukkan kedalam gelas arloji yang berisi 1 ml NaCl 0,9, kemudian bagian
proximal cauda dipotong sedikit dengan gunting lalu cauda ditekan dengan perlahan hingga sekresi cairan epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl
0,9. Suspensi sperma dari cauda epididimis yang telah diperoleh dapat digunakan untuk pengamatan yang meliputi jumlah sperma dan morfologi sperma.
Suparni, 2009.
3.4.2 Pengamatan Jumlah Sperma
Pengamatan jumlah sperma dilakukan sebagai berikut: Suspensi sperma yang telah diperoleh terlebih dahulu dihomogenkan.
Selanjutnya diambil sebanyak 10 µl sampel dan dimasukkan ke dalam kotak- kotak hemositometer Improved Neubauer serta ditutup dengan kaca penutup.
Dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali, hemositometer
Universitas Sumatera Utara
diletakkan dan hitung jumlah sperma pada kotakbidang A, B, C, D dan E. Hasil perhitungan jumlah sperma kemudian dimasukkan kedalam rumus penentuan
jumlah spermaml suspensi sekresi cauda epididimis sebagai berikut:
Jumlah sperma = N2 x 10
5
dimana N = jumlah sperma yang dihitung pada kotak A, B, C, D dan E.
spermaml
Kamar hitung Improved Neubauer dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.4.3 Pengamatan Morfologi Sperma
Untuk menentukan morfologi sperma diambil sperma dari cauda epididimis tersebut diatas dan dibuat sediaan hapus pada kaca objek, dikeringkan.
Kemudian diberi alkohol 70 selama 15 menit, dikeringkan dan diberi pewarnaan Giemsa selama 15 menit. Setelah itu dibilas dengan air kran dan dikeringkan.
Kemudiaan dengan mikroskop cahaya cahaya dihitung jumlah 100 sperma, ditentukan persentase sperma yang normal dan yang abnormal. Untuk
mendapatkan hasil akhirnya, jumlah persentase sperma yang normal kiri dan kanan pada cauda epididimis dijumlahkan dan diambil rata-ratanya. Ciri sperma
normal yaitu mempunyai bentuk kepala seperti kait pancing dan ekor panjang lurus, sedangkan sperma abnormal mempunyai bentuk kepala tidak beraturan,
dapat berbentuk seperti pisang, tidak beraturan, atau terlalu bengkok, dan ekornya tidak lurus bahkan tidak berekor atau terdapat ekornya saja tanpa kepala Suparni,
2009.
3.4.4 Pengamatan Histologis Testis