Kondisi Praktikum Rasionalitas Pemilihan Opinion Leader Dalam Kegiatan Praktikum (Studi Kasus Tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU)

49 Tabel IV.2 Data Informan dari Kelompok Tugas NO NAMA ANGGOTA JENIS KELAMIN UMUR JUMLAH SKS PRAKTIKUM 1 Iin Sidabutar Pulungan Sibuea Wanita Pria 21 tahun 21 tahun 22 SKS 22 SKS 4 5 2 Alex P. Risky Nena Daely Pria Wanita 21 tahun 21 tahun 21 SKS 21 SKS 5 5 3 Junaedi Siregar Rinda Unawi Pria Wanita 21 tahun 22 tahun 20 SKS 20 SKS 3 4 Tabel IV.3 Data Informan dari Kelompok sosial NO NAMA ANGGOTA JENIS KELAMIN UMUR JUMLAH SKS PRAKTIKUM 1 Nelly M. S Nena Daely Wanita Wanita 22 tahun 21 tahun 24 SKS 21 SKS 6 5 2 Isabella Rani Wanita Wanita 21 tahun 21 tahun 22 SKS 20 SKS 4 4

IV.2 Kondisi Praktikum

Secara umum kondisi praktikum di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan hampir sama di semua angkatan, baik itu angkatan 2007, 2006, 2005, Universitas Sumatera Utara 50 dan angkatan 2004. Setiap praktikum memiliki bobot satu SKS dan bisa dibawa oleh mahasiswa jika mata kuliah dari praktikum yang sama telah lulus atau minimal jika sedang membawa mata kuliah dari praktikum yang dibawa. Praktikum tersebut pada umumnya dilakukan pada hari Jumat atau Sabtu, sebab hari-hari lainnya diisi oleh mata kuliah. Hal tersebut telah disusun sedemikian rupa oleh pihak Departemen agar tidak bentrok dengan jadwal mata kuliah yang semuanya dijadwalkan dilakukan pada hari Senin sampai Kamis. Seperti lazimnya praktikum yang dilakukan oleh departemen lainnya di Fakultas Pertanian, praktikum yang merupakan praktek dari mata kuliah yang telah dipelajari yang dipimpin oleh satu atau beberapa dosen tiap praktikum biasanya diserahkan secara utuh kepada mahasiswa-mahasiswa senior yang sudah mengambil praktikum tersebut. Namun semester ini kondisi tersebut mengalami sedikit perubahan, kalau beberapa tahun sebelumnya dosen yang memimpin praktikum tidak pernah hadir dalam kegiatan praktikum, kecuali praktikum Pasca Panen dan Pengendalian Hayati yang dipegang oleh Ibu Cyccu Tobing, kini hampir semua dosen hadir untuk melihat, sekalipun cuma sesaat karena praktikum itu sendiri telah diserahkan kepada asisten laboratorium. Praktikum itu sendiri dilakukan di dua tempat, yaitu di laboratorim dan lahan, yang penempatannya didasarkan pada kebutuhan dari praktikum itu sendiri. Jika praktikum itu tidak perlu dilakukan di tempat terbuka atau lahan, maka praktikum itu akan dilakukan di laboratorium, sementara jika praktikum itu membutuhkan lahan untuk mempraktekkan mata kuliah tersebut, maka praktikum tersebut akan dilakukan di lahan setelah mendapat penjelasan singkat di ruangan. Universitas Sumatera Utara 51 Perbedaan tempat praktikum juga mempengaruhi lama waktu mahasiswa dalam melakukan praktek itu sendiri. Kalau praktek yang dilakukan di laboratorium biasanya dilakukan selama dua jam, maka praktek yang dilakukan di lahan membutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu sekitar dua sampai tiga jam. Praktikum yang dilakukan di lahan lebih lama; selain karena kondisinya yang dilakukan di luar ruangan sehingga memungkinkan untuk dilakukan dengan lebih santai dan fleksibel, juga karena dalam praktikum itu sendiri banyak hal yang harus dilakukan berkaitan dengan pemeliharaan tanaman namun dengan peralatan yang terbata, sehingga memakan lebih banyak waktu daripada praktek yang hanya dilakukan di ruangan laboratorium. Tugas yang diberikan dalam praktikum hampir semua dari lima praktikum yang ditawarkan semester ini tugas mingguan diberikan dalam bentuk tugas pribadi, di mana setiap mahasiswa harus mengerjakan tugas itu sendiri- sendiri bukan per kelompok. Pada umumnya tugas itu adalah mencari literatur dari penyakit atau hama dari komoditas tertentu. Tugas yang diberikan oleh dosen yang memimpin praktikum atau asisten laboratorium pada umumnya berbentuk penyusunan literatur dari setiap komoditi yang sedang dipelajari, mencari bahan serangga atau penyakit-penyakit yang sedang dipelajari. Kedua hal ini adalah tugas rutin dari hampir semua praktikum yang ditawarkan. Sekalipun pada umumnya tugas-tugas itu dikerjakan dalam bentuk tugas pribadi perorangan, namun tidak semua dari mereka sanggup mengerjakannya sendiri-sendiri, secara khusus tugas untuk mencari bahan-bahan tersebut. Acapkali untuk mencari bahan tersebut mereka harus pergi ke luar kota jika bahan itu tidak Universitas Sumatera Utara 52 didapatkan di Kota Medan. Pada umumnya untuk bahan-bahan yang mudah didapatkan, mereka mencarinya di Kampung Susuk. Untuk bahan-bahan yang mudah untuk diperoleh, mereka biasanya mencarinya beramai-ramai. Namun jika komoditi tersebut harus dicari ke luar kota seperti kabanjahe, Brastagi, Sidamanik, Pematangsiantar, maka biasanya mereka berupaya untuk membagi tugas. Bahkan dari beberapa kali wawancara dengan para informan, hampir semua mereka mengatakan “bunuh diri namanya kalau ngerjakan tugas sendirian”. “Karena pada umumnya tugas yang diberikan adalah untuk menuliskan literatur tentang hama atau penyakit dari komoditas tertentu, ditambah contoh dari komoditas tersebut, dan karena tugas itu diberikan hampir tiap minggu sebagai syarat masuk praktikum, atau sebagai hukuman karena tidak disiplin, biasanya kami melakukan bagi-bagi tugas. Pria mencari bahan sedangkan wanita mencari bahan literatur dari internet“ itulah yang dikatakan oleh Nena. Pernyataan itu diperkuat oleh Almanah “banyaknya tugas yang harus kami selesaikan dalam waktu yang hampir bersamaan membuat kami harus bekerja sama, bahkan kami tidak pernah mengerjakan tugas sendiri-sendiri, karena kami memang tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.”, sedangkan Gloria menyatakan “ karena kami memang tidak bisa kerja sendiri, seperti mencari bahan yang sulit.” Pada umumnya secara tidak langsung terjadi pembagian tugas dalam komunitas ini berkaitan dua bentuk tugas rutin mereka yang cukup berbeda, yaitu mencari bahan dan mencari literatur. Untuk mencari bahan yang cukup sulit biasanya dikerjakan oleh para pria, sekalipun tidak semua pria yang melakukannya, sebagian dengan alasan karena mencari bahan yang cukup jauh, Universitas Sumatera Utara 53 namun seperti yang diungkapkan oleh Ressi, alasan sesungguhnya adalah karena tidak peduli dengan tugas praktikum. Sementara itu untuk tugas praktikum dalam bentuk mencari literatur lebih banyak dikerjakan oleh para wanita. Ressi menjelaskan lebih dalam lagi “mungkin kami bisa mengerjakan tugas dari satu praktikum seorang diri, tapi ketika kami mengerjakan tugas yang banyak sementara topiknya sama atau saling berkaitan, kami biasanya membagi tugas; yang seorang mengerjakan tugas dari praktikum yang satu, sementara yang lain mengerjakan tugas dari praktikum lainnya. Demikian selanjutnya kalau tugasnya banyak, jadi kami saling menukar informasi sehingga tidak ada seorang pun yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen atau asisten laboratorium. Sekalipun bentuk tugas pribadi lebih sering selama praktikum, namun pada akhir semester pada umumnya seluruh tugas diberikan dalam bentuk tugas kelompok, yaitu untuk membuat laporan dari apa yang sudah dipraktekkan selama satu semester. Beberapa dosen atau asisten laboratorium memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih siapa-siapa saja yang akan menjadi teman kelompoknya, namun yang paling sering terjadi adalah dosen atau asisten laboratoriumlah yang menentukan siapa saja yang menjadi anggota kelompok dari tugas tersebut. Dari lima praktikum yang ditawarkan oleh pihak Departemen untuk mahasiswa semester lima yaitu Penyakit Hortikultura, Hama Hortikultura, Pengendalian Hayati, Epidemiologi, dan pasca Panen, ada dua praktikum yang sudah membagi mahasiswa dalam kelompok kelompok tugas, yaitu praktikum Universitas Sumatera Utara 54 Epidemiologi dan praktikum Pasca Panen. Dua praktikum ini berbeda, karena keduanya dilakukan di lahan, dan praktek yang mereka lakukan sepanjang semester adalah menanam komoditi yang berbeda-beda, merawatnya sesuai dengan materi yang mereka telah pelajari dan melihat bagaimana perkembangannya sampai akhir semester sehingga harus dibagi dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari dua orang sejak awal.

IV.3 Hasil Penelitian 1.