16
BAB II URAIAN TEORITIS
1. Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang
berkomunikasi Sendjaja,1994:41 . Dari pengertian komunikasi yang demikian, terdapat sejumlah karakter
khusus yang dimiliki oleh komunikasi antarpribadi, yaitu : a.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, hal ini mengacu pada proses dari komunikasi antarpribadi yang saling bertukar pesan, di mana
kedua belah pihak saling berperan; dan bertukar peran, baik itu sebagai pemberi pesan atau penerima pesan, atau sebagai keduanya.
b. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek isi-isi pesan dan hubungan antar
pribadi; maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya menyangkut isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner kita dan
bagaimana hubungan kita dengan partner kita tersebut. c.
Komunikasi antarpribadi
mensyaratkan adanya
kedekatan fisik
proksimitas antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan kata lain komunikasi antarpribadi menuntut setiap orang yang berkomunikasi
setidaknya pernah bertemu.
Universitas Sumatera Utara
17
d. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diulang atau diubah. Jika kita salah
mengatakan sesuatu, mungkin bisa minta maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan.
Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan antarpribadi dengan orang lain, namun demikian Devito mengemukakan beberapa
tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antarpribadi dengan orang lain Devito, 1986:14-15.
1. Untuk mengenal diri sendiri.
Ketika kita membangun sebuah hubungan antarpribadi dengan orang lain kita belajar banyak hal tentang diri kita sendiri. Faktanya, sebagian besar
persepsi kita tentang diri kita pribadi sering dibentuk dari hubungan antarpribadi tersebut.
2. Untuk menemukan dunia luar.
Sama seperti kita belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri melalui hubungan antarpribadi, kita juga belajar tentang dunia luar, objek-objek,
peristiwa, dan orang lain. Sekalipun kita juga belajar tentang semua itu dari media massa, tetapi kita seringkali mendiskusikan dan memahami
semua itu melalui interaksi antarpribadi. 3.
Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sungguh-sungguh. Salah satu kebutuhan terbesar kita adalah membangun dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Kita ingin merasa disukai dan dicintai, dan sebaliknya kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain.
Universitas Sumatera Utara
18
Hubungan antarpribadi yang kita jalin dengan orang lain, membuat kita merasa positif tentang diri kita sendiri.
4. Untuk merubah sikap dan perilaku. Seringkali kita berusaha merubah sikap dan perilaku orang lain dalam
hubungan antarpribadi. Kita menginginkan mereka untuk memilih cara tertentu, bidang tertentu, kursus tertentu, berpikir dengan cara tertentu, dan
lain-lain. Kita menghabiskan waktu-waktu terbaik kita dalam hubungan antarpribadi yang persuasif karena memang itulah tujuan dari komunikasi
yang sesungguhnya, yaitu merubah perilaku orang lain. 5.
Untuk bermain dan menghibur. Bermain mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk menimbulkan
kesenangan. Berbicara kepada teman tentang aktivitas kita selama seminggu, mendiskusikan olahraga atau kencan, menceritakan sebuah
cerita atau humor adalah beberapa contoh. Jauh dari sekadar tidak berarti atau tidak serius, tujuan kegiatan ini sangat penting bagi kita semua. Hal
ini memberikan keseimbangan bagi kita dan memberikan penyegaran dari segala keseriusan yang kita alami.
6. Untuk mendapatkan pertolongan. Kita sering memperoleh hal ini dari interaksi kita dengan orang lain setiap
hari; kita memberikan penghiburan kepada teman yang baru saja patah hati, kita memberikan saran kepada anak-anak tentang studi yang akan
diambil, kita menenangkan anak kecil yang menangis, dan berhasil atau
Universitas Sumatera Utara
19
tidaknya seseorang melakukan hal ini tergantung dari kecakapannya dalam berkomunikasi secara pribadi.
Untuk membangun sebuah hubungan antarpribadi yang baik dengan orang lain diperlukan beberapa hal, antara lain Devito,1986:70 :
1. Keterbukaan.
Keterbukaan dalam hubungan antarpribadi mencakup tiga hal; yang pertama seorang individu haruslah terbuka kepada orang yang berinteraksi
dengannya, yang kedua; seseorang harus jujur terhadap stimulus yang dialaminya-hal ini berarti jujur untuk respon dari stimulus yang
diterimanya, yang ketiga; seseorang harus mengakui keberadaan dari perasaan dan pikirannya.
2. Empati.
Empati sekalipun hal yang paling sering kita dengar, juga adalah hal yang paling sulit untuk kita lakukan. Dan hal ini adalah hal yang terpenting
yang harus kita miliki ketika kita membangun hubungan dengan orang lain. Ketika kita mampu berempati kepada orang lain, kita berada pada
posisi yang lebih baik untuk mengerti orang lain. 3.
Dukungan. Hubungan yang efektif adalah hubungan yang didalamnya ada dukungan.
Keterbukaan dan empati saja tidak cukup untuk membangun sebuah hubungan tanpa adanya dukungan. Dukungan ditunjukkan dan
dikembangkan dengan sikap kita yang lebih menjelaskan daripada
Universitas Sumatera Utara
20
mengkritik, spontan daripada hati-hati, dan lebih siap untuk berubah daripada tidak menerima masukan dari orang lain.
4. Sikap positif.
Kita menunjukkan sikap positif dalam hubungan antarpribadi dengan paling sedikitnya dua cara: membangun perilaku yang positif, dan bersikap
lembut kepada orang yang berinteraksi dengan kita.
5. Kesamaan.
Kesamaan adalah karakter yang khusus. Karena tidak dalam semua hal kita bisa pada level yang sama dengan orang lain seperti kecerdasan,
penampilan, materi, dll. Dan ini juga bukan berarti kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda dengan kita. Maksudnya
adalah kita harus memiliki pemahaman yang sama bahwa kita adalah sederajat dalam keberadaan kita sebagai manusia dan masing-masing
pribadi punya hal yang berbeda yang bisa saling mendukung. Lima hal yang disebutkan di atas adalah aspek-aspek penting dari sebuah
hubungan yang harus diperhatikan oleh setiap orang ketika ingin membangun sebuah hubungan antarpribadi dengan orang lain. Devito tidak menyimpulkan
bahwa ketika kita memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas kita akan berhasil membangun hubungan yang baik, tetapi Devito menyatakan bahwa hal hal
tersebut jika kita perhatikan akan membantu kita membangun sebuah hubungan yang efektif dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Kelompok dan Dinamika Kelompok