58 Berdasarkan hasil perhitungan Durbin – Watson sebesar 2,156; sedangkan
dalam tabel DW untuk “k”= 4 dan N = 86 besarnya DW-tabel; dL batas luar =; dU batas dalam =; 4-dU =; dan 4-dL =. Hasil perhitungannya disusun dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Pengujian Durbin Watson
Nilai dL Nilai dU
Nilai DW Nilai 4-dU
Nilai 4-dL 1,5536
1,7478 2,156
2,2522 2,4464
Sumber: Data Olahan Pada tabel 4.5 diketahui bahwa nilai DW terdapat diantara dU dan 4-dU,
yaitu 1,748 2,156 2,252. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa H
diterima tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.4. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil yang didapat dari pengujian asumsi klasik, maka dapat disimpulkan bahwa, model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah
memenuhi syarat dan layak untuk dilakukan analisis regresi berganda.
4.4.1. Persamaan Regresi
Dalam melakukan pengolahan data dengan model regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen, melalui pengaruh LN_ITR, LN_APCOGS, LN_NWCTA, LN_DR terhadap GPM. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
59
Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi
a. Dependent Variable: GPM
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015
Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi logaritma natural, sehingga beta
dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan matematis regresi data panel yaitu:
Y = 0,257 + 0,033 X
1
+ 0,124 X
2
+ 0,047 X
3
– 0,205 X
4
Berdasarkan persamaan regresi data panel tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
• Nilai B Constant
α = 0,257; nilai konstan ini menunjukkan bahwa jika variabel X
1
ITR, X
2
APCOGS, X
3
NWCTA dan X
4
DR diabaikan variabel independen = 0 maka nilai Y GPM gross profit margin
adalah sebesar 0,257.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
1 Constant
.257 .072
3.555 .001
LN_ITR .033
.026 .129
1.246 .216
.783 LN_APCOGS
.124 .034
.402 3.714
.000 .711
LN_NWCTA .047
.024 .240
1.987 .050
.570 LN_DR
-.205 .046
-.532 -4.472
.000 .588
60 •
Koefisien X
1
yaitu ITR β
1
sebesar 0,033 menunjukkan bahwa setiap kenaikan inventory turnover ratio satu satuan, maka Y GPM gross
profit margin akan meningkat sebesar 0.033 atau 3,3 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• Koefisien X
2
APCOGS β
2
sebesar 0,124 menunjukkan bahwa setiap kenaikan account payable to cost of goods sold ratio satu satuan, maka Y
GPM gross profit margin akan meningkat sebesar 0,124 atau 12,4 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• Koefisien X
3
NWCTA β
3
sebesar 0,033 menunjukkan bahwa setiap kenaikan net working capital to total asset ratio satu satuan, maka Y
GPM gross profit margin akan meningkat sebesar 0.047 atau 4,7 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• Koefisien X
3
DR β
4
sebesar -0,205 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt ratio satu satuan, maka Y GPM gross profit margin akan menurun
sebesar 0,205 atau 20,5 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4.4.2. Analisis Koefisien Determinasi