65 d.
Debt Ratio DR mempunyai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti nilai ini lebih kecil daripada 0.05 0,000 0,05, sedangkan nilai t hitung
diperoleh sebesar -4,472. Nilai t hitung ini lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,98793 4,472 1,988. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa debt ratio berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin.
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, hasil penelitian ini akan
diuraikan lebih lanjut sesuai dengan aspek-aspek finansial yang mendasarinya.
4.5.1. Inventory Turnover Ratio
Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan sebelumnya pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa inventory turnover ratio secara parsial tidak berpengaruh
terhadap gross profit margin pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. Hal ini berdasarkan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 1,246 dan untuk nilai t
tabel menunjukkan nilai sebesar 1,98793 1,246 1,98793, demikian juga dengan tingkat signifikansi sebesar 0.216 yang berarti nilai ini lebih besar
daripada 0.05 0,216 0,05. Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel inventory turnover ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap
gross profit margin. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leahy
2012 dan Meriewaty dan Setyani 2005 yang menyatakan bahwa inventory turnover ratio tidak berpengaruh secara determinant terhadap gross profit margin.
66 Tidak adanya pengaruh variabel inventory turnover ratio terhadap gross
profit margin dikarenakan inventory turnover ratio hanya menunjukkan seberapa cepat perputaran yang terjadi pada persediaan perusahaan, tanpa sepenuhnya
dapat dipastikan apakah setiap perputaran persediaan dapat diartikan sebagai penjualan atau tidak, sedangkan naik turunnya gross profit margin juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti harga dan kuantitas penjualan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bashar dan Islam 2014 dan Enekwe, Okwo dan Ordu 2013 yang menyatakan bahwa inventory turnover ratio tidak berpengaruh terhadap gross
profit margin.
4.5.2. Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio
Account payable to cost of goods sold ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin. Hal ini mengindikasikan bahwa
perubahan yang ditunjukkan oleh account payable to cost of goods sold ratio akan diikuti oleh peningkatan gross profit margin. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil
regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung account payable to cost of goods sold ratio sebesar 3.714 yang lebih besar dari t tabelnya yaitu sebesar 1,988
3,174 1,988 dan berada pada nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05 yang berarti variabel account payable to cost of goods sold
ratio berpengaruh secara parsial terhadap gross profit margin. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bashar
dan Islam 2013 yang menyatakan bahwa account payable to cost of goods sold ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap gross profit margin. Hal ini sejalan
dengan yang dikatakan oleh Leahy dalam penelitiannya 2012 : 38 “bahwa rasio
67 ini digunakan untuk menunjukkan efek pinjaman terhadap profitabilitas
perusahaan”. Adanya pengaruh yang signifikan variabel account payable to cost of
goods sold ratio terhadap gross profit margin dapat dikarenakan account payable to cost of goods sold ratio yang rendah menunjukkan beban pokok penjualan yang
tinggi sehingga membuat laba perusahaan rendah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leahy 2012 dan Enekwe, Okwo
dan Ordu 2013. Berdasarkan persamaan regresi bahwa setiap kenaikan APCOGS satu
satuan, maka GPM akan meningkat sebesar 0,124 atau 12,4 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Pengaruh yang dihasilkan dari penelitian ini berbeda
dengan penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bashar dan Islam 2014 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat koefisien
bertanda negatif antara APCOGS dengan gross profit margin. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan perusahaan yang digunakan, dimana penelitian Bashar
dan Islam 2014 menggunakan perusahaan industri farmasi di Bangladesh sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI.
4.5.3. Net Working Capital to Total Asset Ratio