Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Tempat dan Waktu Penelitian Deskripsi Data Penelitian Statistik Deskriptif

37 Tabel 3.2 Sampel Penelitian No. Kode Emiten Nama Perusahaan 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 4 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 5 ICBP PT. Indofood CBP Sukes Makmur Tbk 6 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 9 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 10 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 11 STTP PT. Siantar Top Tbk 12 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 13 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 15 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 16 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 17 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 18 MERK PT. Merck Tbk 19 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 20 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 21 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 22 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 23 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 24 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa catatan- catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian pengumpulan data dilanjutkan dengan cara mengunduh ringkasan kinerja dari situs www.idx.co.id. 38 3.6. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.6.1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Inventory Turnover Ratio Inventory turnover menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 217 adalah “memberitahu kita seberapa banyak persediaan berputar menjadi piutang melalui penjualan selama tahun terkait”. Rumus untuk menghitung inventory turnover menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 221: 2. Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio Rasio ini menunjukkan hubungan antara rata-rata utang usaha dengan harga pokok penjualan. Leahy 2012:38 mengatakan “bahwa rasio ini digunakan untu menunjukkan efek pinjaman terhadap profitabilitas perusahaan”. Rasio ini juga bisa disebut dengan creditor’s velocity. Creditor’s velocity dapat dirumuskan: 3. Net Working Capital to Total Asset Ratio Rasio NWCTA menunjukkan jumlah likuiditas jangka pendek yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu. NWCTA dapat dirumuskan sebagai berikut: 39 4. Debt Ratio Debt Ratio menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva atau juga bisa dibaca berapa bagian utang terhadap total aktiva, atau dapat dikatakan bahwa debt ratio adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Debt ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.6.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah gross profit margin. Gross profit margin merupakan hubungan antara laba kotor terhadap total penjualan. Laba kotor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel X Y Variabel Definisi Rumus Skala X 1 Inventory Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal Rasio 40 X 2 Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio Menunjukkan hubungan antara rata- rata utang usaha dengan harga pokok penjualan. Rasio X 3 Net Working Capital to Total Asset Ratio Menunjukkan jumlah likuiditas jangka pendek terhadap total aset yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu Rasio X 4 Debt Ratio Perbandingan antara total hutang dengan total aktiva yang mencerminkan struktur modal perusahaan. Rasio Y Gross Profit Margin Gross Profit Margin yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor Rasio

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis statistik, yaitu model analisis regresi berganda. Dalam melakukan analisis data peneliti menggunakan program SPSS Statistical Package Social Science versi 22.00. Peneliti melakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan hipotesis 41

3.8. Uji Asumsi Klasik

Model analisis regresi berganda disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.8.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2006 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov- Smirnov terhadap nilai signifikansi atau probabilitas 0.05, menunjukkan data terdistribusi dengan normal. Sedngkan bila nilai signifiknasi atau probabilitas 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik histogram dan normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali 2006 sebagai berikut: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 42

3.8.2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen, Ghozali 2006. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Sarjono 2011 salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dapat dlihat dari nilai VIF variance – infliating factor, dasar dalam mengambil keputusan adalah: a. Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi gejala multikolonieritas di antara variabel bebas, b. Jika nilai VIF 10 maka terjadi gejala multikolonieritas di antara variabel bebas.

3.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2006 “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen. Menurut Ghozali 2006 dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 43

3.8.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya, Ghozali 2006. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du d 4 - du Sumber : Ghozali 2006 : 96 44

3.8.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε Dimana: Y = Gross Profit Margin α = Konstanta β 1 , β 2, β 3 , β 4 = Koefisien Regresi X 1 = Inventory Turnover Ratio X 2 = Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio X 3 = Net Working Capital to Total Asset Ratio X 4 = Debt Ratio ε = Faktor penganggu error Untuk menguji hipotesis dalam penilitian ini maka dapat dilakukan dengan: a. Uji Determinasi R 2 Menurut Ghozali 2006 : 83 pengujian determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji R 2 berkisar antara nol sampai dengan 1 0 ≤ Adjusted R 2 ≤ 1. Hal ini berarti bila R 2 = 0 maka ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R 2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen 45 terhadap variabel dependen, dan bila R 2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. b. Uji Signifikansi Parsial t Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali 2006 : 84 “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan: • Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka H i ditolak dan • Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka H i diterima. c. Uji Signifikansi Simultan F Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali 2006 : 84 “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan: • Jika F hitung F tabel pada α 0.05, maka H 1 ditolak dan • Jika F hitung F tabel pada α 0.05, maka H 1 diterima. 46

3.9. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.com dan website masing-masing perusahaan sampel. Periode penelitian dapat dilihat di Lampiran I. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id . Data yang digunakan merupakan data ringkasan kinerja keuangan publikasi pada perusahaan manufaktur yang merupakan ringkasan dari laporan keuangan yang sudah diaudit selama periode 2010 – 2013. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 24 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini.

4.2. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, maka didalam tabel 4.1 berikut akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel n, rata-rata sampel mean, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation GPM 96 .099 .719 .3613 .17352 ITR 96 1.318 34.606 5.9129 6.05116 APCOGS 96 .999 2.179 .4973 .31051 NWCTA 96 -.290 .729 .3063 .22424 DR 96 .094 .714 .3931 .15638 Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015 48 Tabel 4.1 memberikan penjelasan statistik deskriptif variabel-variabel penelitian setelah data ditransformasikan ke dalam logaritma natural. Berikut adalah perincian data deskriptif yang telah diolah : 1. Perusahaan sektor industri barang konsumsi Variabel GPM Y memiliki nilai minimum sebesar 0.099 adalah PT Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2013 yang menunjukkan margin laba kotor perusahaan yang cuman 9, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio gross profit margin tertinggi maksimum sebesar 0.719 dimiliki oleh perusahaan PT Delta Djakarta Tbk, hal tersebut berarti perusahaan memiliki laba kotor yang besar sebesar 71. Standar deviasi gross profit margin sebesar 0.17352 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata mean gross profit margin sebesar 0.3613. Dengan rendahnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel gross profit margin. Jumlah observasi 96 yang berarti jumlah sampel perusahaan sebesar 24 dikali dengan periode penelitian selama 4 tahun. 2. Variabel ITR X 1 terendah minimum selama periode penelitian ini adalah 1.318 yaitu pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2011 yang menunjukkan selama setahun perusahaan cuman sekali seluruh persediaan berubah menjadi piutang, sedangkan nilai maksimum sebesar 34.606 pada perusahaan PT Nippon Indosari Corporindo Tbk menunjukkan 34 kali persediaan berubah menjadi piutang. Standar deviasi inventory turnover ratio adalah sebesar 6.05116 lebih besar dibandingkan nilai rata-rata mean inventory turnover ratio sebesar 5.9129. Dengan besarnya simpangan data, 49 menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel inventory turnover ratio. Jumlah obesrevasi dalam penelitian ini adalah 96 perusahaan. 3. Variabel APCOGS X 2 terendah selama periode penelitian adalah sebesar 0.999 yaitu pada PT Mandom Indonesia Tbk tahun 2011. Sedangkan nilai tertinggi selama periode penelitian adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2010 yaitu sebesar 2.179. Standar deviasi account payable to cost of goods sold ratio standar 0.31051 lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata mean 0.4973. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel account payable to cost of goods sold ratio. 4. Variabel NWCTA X 3 terendah minimum selama periode penelitian ini adalah sebesar -0.290 yaitu pada perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2012, yang berarti perusahaan tersebut memiliki net working capital yang terendah terhadap aset. Net working capital to Total Asset Ratio tertinggi maksimum adalah PT Merek Tbk pada tahun 2011 sebesar 0.729, ini menunjukkan perusahaan tersebut memiliki modal kerja bersih terbayak dibanding sampel perusahaan lainnya yaitu 72 dari total asset perusahaan tersebut. Standar deviasi adalah sebesar 0.22424 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata mean sebesar 0.3063. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel net working capital to total asset. 5. Variabel DR X 4 terendah selama periode penelitian adalah sebesar 0.094 yaitu PT Mandon Indonesia Tbk tahun 2010. Sedangkan yang tertinggi selama periode penelitian adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada 50 tahun 2012 yaitu sebesar nilai maksimum sebesar 0.714 menunjukkan perusahaan tersbeut memiliki total utang lebih banyak terhadap asset dibandingkan perusahaan yang lain. Standar deviasi debt ratio sebesar 0.15638 lebih kecil dibandingkan dengan mean sebesar 0.3931. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel debt ratio.

4.3. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 0 8

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

1 2 2

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 1 8

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 0 12