Santri Pondok Pesantren Hubungan antara Secure Attachment dan Dukungan Sosial dengan Self

commit to user a. Pemberi dukungan sosial, dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan memilki arti daripada yang berasal dari sumber yang berbeda b. Jenis dukungan. Jenis dukungan yang diterima akan memberikan arti berbeda, dukungan itu bermanfaat dan sesuai, atau tepat dengan situasi yang ada. c. Penerima dukungan, karakteristik penerima dukungan akan menentukan keefektifan dukungan. Karakteristik ini seperti kepribadian, kebisaaan dan peran sosial. Proses yang terjadi dalam dukungan ini dipengaruhi oleh kemampuan penerima dukungan untuk mencari dan mempertahankan dukungan. d. Permasalahan yang dihadapi, dukungan sosial yang tepat dipengaruhi oleh kesesuaian antara jenis dukungan yang diberikan dan masalah yang ada. e. Waktu pemberian dukungan, dukungan sosial akan optimal di satu situasi, tetapi akan menjadi tidak optimal dalam situasi lain. f. Lama pemberian dukungan, lama atau singkatnya penberian dukungan tergantung pada kapasitasnya. Kapasitas adalah kemampuan dari pemberi dukungan untuk memberi dukungan yang ditawarkan selama satu periode tertentu.

D. Santri Pondok Pesantren

Santri pondok pesantren yaitu peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pondok pesantren Ghazali, 2003. Sedangkan menurut Dhofier 1982 santri adalah siswa commit to user yang biasanya hidup mondok di asrama-asrama yang berada di lingkungan pondok pesantren. Ada dua tipe santri yang belajar di pondok pesantren yaitu: 1. Santri mukim Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang kyai. 2. Santri kalong Santri kalong yaitu seorang murid yang berasal dari sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam pondok pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah belajar di pesantren.

E. Hubungan antara Secure Attachment dan Dukungan Sosial dengan Self

Disclosure pada Santri Pondok Pesantren Self disclosure adalah aspek yang sangat penting yang digunakan untuk mengetahui orang lain dan bisa digunakan untuk membangun persahabatan di lingkungan baru. Self disclosure atau pengungkapan diri merupakan salah satu aspek penting dalam hubungan sosial yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial santri. Menurut Jourard dalam Tubbs, 2001 self disclosure merupakan gejala pribadi yang sehat, orang yang menampakkan banyak sifat dirinya yang mencerminkan kepribadian yang sehat akan menunjukkan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara terbuka kepada orang lain. Pembentukan mental yang sehat harus diawali dari usia kanak-kanak antara lain dengan memunculkan situasi-situasi yang mendukung terbentuknya mental commit to user yang sehat seperti adanya perhatian yang cukup, rasa kasih sayang, rasa aman, solidaritas, dan loyalitas terhadap keluarga sehingga anak merasa dirinya aman dan mendapat rangsangan yang cukup untuk mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya Kartono, 1983. Situasi seperti ini dapat membuat anak bahagia dan mampu menyesuaikan diri dengan mental yang stabil, tanpa banyak konflik dan frustrasi dan hal tersebut dapat menjadi landasan kokoh bagi sikap hidup positif pada masa dewasa. Attachment mempunyai kontribusi penting dalam pembentukan kemampuan sosial santri. Menurut Santrock 2002 keterikatan sejak dini dengan pengasuh berkaitan dengan perilaku sosial anak dikemudian hari dalam perkembangannya, secure attachment pada masa remaja dapat membantu mengatasi perasaan cemas dan kemungkinan perasaan gagal selama masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Secure attachment menghasilkan hubungan dengan teman sebaya yang positif dan dekat di luar keluarga. Individu yang memiliki pola secure attachment lebih mampu menjalin relasi pertemanan dibandingkan yang memiliki pola anxious resistant attachment dan pola anxious avoidant attachment Yessy, 2003. Remaja dengan pola secure attachment mempunyai tingkat kooperatif tinggi, konformitas tinggi, tidak mengasingkan diri, dan memperhatikan kepentingan orang lain. Allen dan Bell Santrock, 2002 menjelaskan bahwa attachment remaja dengan orang tuanya dapat memiliki fungsi adaptif untuk menyediakan rasa aman dimana remaja dapat mengeksplorasi dan menguasai lingkungan baru serta dunia sosial yang semakin luas dalam kondisi yang sehat secara psikologis. commit to user Penelitian yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver dalam Mikulincer dan Orbach, 1995 menyebutkan bahwa individu yang memiliki pola secure attachment mendeskripsikan hubungan mereka sebagai hubungan yang hangat, lebih stabil, dan lebih memuaskan daripada orang yang memiliki pola insecure attachment . Lebih lanjut Mikulincer dan Nachshon 1991 meneliti bahwa individu dengan secure attachment menunjukkan self disclosure yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan insecure attachment. Santri dengan secure attachment akan mengutamakan keintiman dan keakraban dalam hubungan dengan orang lain karena tujuan mereka berinteraksi adalah menjadi lebih intim dan dekat secara emosional dengan orang lain. Mereka cenderung mudah untuk membuka diri kepada orang lain dan responsif terhadap pembukaan diri orang lain. Self disclosure merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang pelaksanaannya melibatkan orang lain. Kehadiran orang lain di dalam kehidupan pribadi santri begitu diperlukan untuk saling memberi perhatian, membantu, mendukung, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bantuan sekelompok individu terhadap individu atau kelompok disebut dukungan sosial. Individu membutuhkan dukungan sosial baik yang berasal dari teman maupun keluarga. Dukungan sosial diartikan sebagai ketersediaan untuk membantu orang lain yang memiliki hubungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hubungan itu Leavy, dalam Ganster dkk., 1986 Dukungan sosial dapat memfasilitasi santri agar memiliki kompetensi sosial yang tinggi. Individu dengan kompetensi sosial yang tinggi akan mampu commit to user mengatasi stress dan menghadapi masalahnya Cohen dkk., 1986. Melalui dukungan sosial individu merasakan adanya kedekatan, perasaan memiliki, penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang dapat memberikan bantuan dalam berbagai keadaan Ruwaida dkk., 2006. Individu yang mendapatkan banyak dukungan akan merasa bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dan dihargai Hartanti, 2002 sehingga mereka akan mudah membuka diri kepada orang lain, sehingga semakin besar dukungan sosial yang diperoleh individu akan membuatnya lebih mudah untuk melakukan self disclosure. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa santri dengan secure attachment dan dukungan sosial dari lingkungan akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan self disclosure. Santri yang memiliki secure attachment dan dengan dukungan sosial yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan self disclosure. commit to user

F. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Self Eficacy Dengan Kecemasan Berbahasa Asing Pada Santri Baru Pondok Pesantren Nahdhatul Muslimat Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SANTRI PROGRAM TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN AL- Hubungan Antara Self Esteem dengan Optimisme Masa Depan Pada Siswa Santri Program Tahfidz di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Ibnu

0 7 16

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SANTRI PROGRAM TAHFIDZ DI PONDOK Hubungan Antara Self Esteem dengan Optimisme Masa Depan Pada Siswa Santri Program Tahfidz di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Ibnu Abbas Klaten

0 3 18

BAB 1 Hubungan Antara Self Esteem dengan Optimisme Masa Depan Pada Siswa Santri Program Tahfidz di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Ibnu Abbas Klaten.

0 4 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Self Esteem dengan Optimisme Masa Depan Pada Siswa Santri Program Tahfidz di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Ibnu Abbas Klaten.

0 13 4

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI DI PONDOK Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI KELAS X PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA YANG PERTAMA KALI TINGGAL DI PONDOK PESANTREN.

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SANTRI PROGRAM TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA DAN IBNU ABBAS KLATEN

0 0 8