pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa dari pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. b. Komparansi Rerata Antar Kolom
F
B
= 1,1256
F
0.05; 1.86
= 3,95, maka H diterima. Hal ini menunjukkan
tidak ada perbedaan rerata antar kolom yang signifikan antara kolom B
1
motivasi belajar siswa kategori tinggi dan kolom B
2
motivasi belajar siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan
Hukum Kirchoff. Rerata kemampuan kognitif Fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar Fisika kategori tinggi adalah
X
B1
= 50,1818 dan siswa yang mempunyai motivasi belajar Fisika kategori rendah adalah
X
B2
=.46,8571 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar
kategori tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif Fisika dari pada siswa yang mempunyai motivasi belajar kategori
rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Harga
F
A
= 0,15843 lebih kecil dari F
0.05; 1.86
= 3,95 sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak, maka tidak ada perbedaan pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Hukum Kirchoff di
SMA kelas X. Dari tabel 4.8 terlihat bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai rerata
yang lebih kecil dibanding dengan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Perbedaan ini disebabkan
karena kelas X
C
kemampuan kognitifnya di bawah kelas X
A
dan keaktifan siswa kurang bila dibandingkan kelas X
A
. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang digunakan
ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih aktif dan dengan adanya pertandingan dapat memberikan motivasi lebih untuk belajar Fisika sehingga dapat menumbuhkan sikap positif
terhadap mata pelajaran Fisika sehingga prestasi siswa dapat ditingkatkan..
2. Hipotesis Kedua
Harga
F
B
= 14,2661 lebih besar dari
F
0.05; 1.
86
= 3,95, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar
siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Hukum Kirchoff di SMA kelas X. Dari tabel 4.8 terlihat
bahwa kemampuan kognitif Fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar siswa kategori tinggi mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang
mempunyai motivasi belajar kategori rendah. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar kategori tinggi akan memberikan pengaruh
yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Siswa dengan motivasi tinggi berarti
siswa tersebut akan lebih menunjukan sikap positif terhadap mata pelajaran Fisika seperti aktif dalam pembelajaran, lebih kreatif, kritis dan semangat
3. Hipotesis Ketiga