mudah dalam memahami konsep Fisika. Penelitian lain yang dilakukan terkait dengan pembelajaran Fisika tipe TGT dan STAD adalah penelitian oleh Rosindah
Nurmita. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosindah, pembelajaran tipe TGT lebih efektif dibandingkan dengan tipe STAD dengan keaktifan siswa yang
berbeda.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan kognitif Fisika siswa dipengaruhi oleh
penggunaan model pembelajaran yang digunakan, motivasi belajar siswa, dan interaksi diantara keduanya. Untuk memperjelas kerangka pemikiran penelitian
akan diuraikan sebagai berikut.
1. Pengaruh penggunaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan TGT terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa
Proses belajar mengajar dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan menghendaki hasil belajar yang optimal. Siswa tidak hanya menguasai ilmu yang
disampaikan guru, tetapi juga mampu mengembangkan konsep yang diterimanya. Oleh karena itu perlu suatu pendekatan pengetahuan yang tepat dimana mampu
mengembangkan potensi dan kemampuan mendasar pada anak didik dalam suatu kerja maksimal sesuai taraf perkembangan pikirannya. Kemampuan penguasaan
konsep bagi siswa dan kemampuan siswa dalam mengembangkan pikiranya dapat dilihat dari pembelajaran kooperatif yang melibatkan kerja sama dari semua
siswa, diantaranya adalah dengan metode STAD dan TGT. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan TGT ini keduanya
memfokuskan pada kerja sama antar siswa dalam menguasai suatu konsep. Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD merupakan pembelajaran yang
menggunakan sistem kelompok bagi siswa yang anggotanya heterogen. Pembelajarannya diawali dengan presentasi kelas oleh guru yang kemudian
adanya pembentukan kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggota akan belajar sehingga secara individual akan mampu mengerjakan kuis secara mandiri.
Sedangkan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT, pembelajaran
dilakukan dengan diskusi kelompok yang diikuti pertandinganturnamen. Dalam
Teams Games Tournament
TGT, setelah siswa belajar secara diskusi kelompok, setiap
siswa dalam
masing-masing kelompok
diharuskan mengikuti
pertandingantournamen dengan permainan yang telah dibuat guru. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belejar
mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.
Dengan demikian prestasi belajar siswa dalam hal ini adalah menjadi tanggung jawab bersama dalam setiap anggota tim. Hal ini akan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua siswa dalam memperoleh hasil kuis yang baik. Kemampuan kognitif siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tipe
TGT diharapkan akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tipe STAD. Hal ini disebabkan dalam
pembelajaran TGT selain dapat bekerja secara kelompok, siswa juga dapat termotivasi dalam belajarnya karena adanya persaingan yang sehat antar
kelompok serta siswa lebih mudah memahami suatu konsep melalui permainan sehingga tidak cepat bosan.
2. Pengaruh motivasi belajar siswa kategori tinggi dan rendah terhadap