11 menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Karena alasan inilah
produsen perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya Sumarwan, 2004. Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendidikan
formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berpikir yang lebih baik.
Jumlah pendapatan juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan dari konsumen itu sendiri. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk
konsumsi makanan mengidentifikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seseorang semakin sejahtera bila
persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan Hasibuan, 2011.
2.2.3 Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap
produk. Assael 1992 membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah mengendap dan
melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Preferensi konsumen merupakan suatu tindakan konsumen dalam memilih suatu
barang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Preferensi dapat terbentuk melalui pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain Bilson
Simamora, 2004 :
Universitas Sumatera Utara
12 a. Pengalaman yang diperolehnya
Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk dan merasakan kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya, maka konsumen akan
terus-menerus menggunakan produk tersebut. b. Kepercayaan turun-temurun
Kepercayaan ini dikarenakan kebiasaan dari keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena manfaat dalam
pemakaian produk tersebut, sehingga konsumen memperoleh kepuasan dan manfaat dari produk tersebut.
Menurut Sanjur 1982, preferensi terbentuk dari persepsi suatu produk. Preferensi adalah derajat kesukaan, pilihan, atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen.
Menurut Suhardjo 1989, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi selain dipengaruhi oleh hasil budaya setempat, juga dipengaruhi oleh preferensi terhadap
makanan tersebut. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai
relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk. Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat
mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan perilaku
konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen memiliki sikap berbeda-beda dalam menimbang atribut yang dianggap
penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat-manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering
Universitas Sumatera Utara
13 disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen
yang berbeda Kotler, 2000.
Setiap individu memiliki preferensi dalam menentukan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam melakukan pemenuhan kebutuhan, konsumen pasti
memiliki kendala-kendala yang dihadapinya seperti pendapatan yang dimiliki, waktu, selera, dan kendala lainnya Aryanti dan Yana, 2012 .
Preferensi pangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti pengalaman seseorang, pengaruh budaya, dan manfaat kesehatan yang dirasakan. Rasa dan
aroma tidak dapat dibantah menjadi penentu utama apakah makanan disukai atau tidak disukai. Perbedaan individu pada persepsi pahit, manis, asin, atau asam
dapat mempengaruhi kebiasaan makan, dimana dapat berpengaruh pada status gizi dan resiko penyakit kronis. Aroma juga penentu penting persepsi bermacam-
macam aroma, dan keanekaragaman penciuman dapat mempengaruhi preferensi pangan El-Sohemy 2009.
Penelitian Drewnowski Hann 1999 menyatakan bahwa variabel demografi memiliki pengaruh terhadap preferensi pangan termasuk umur, jenis kelamin,
status kesehatan, suku, pendidikan, dan pendapatan. Suhardjo 1989 menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi
preferensi terhadap makanan, yaitu karakteristik individu, makanan, dan lingkungan. Harga juga berpengaruh dalam pemilihan pangan, namun harga
sering dikesampingkan oleh pertimbangan prestice, rasa, dan kemudahan dalam penyiapannya sehingga harga bukanlah faktor utama dalam hal pemilihan pangan.
Universitas Sumatera Utara
14 Selain itu, faktor lingkungan yang mempengaruhi preferensi pangan termasuk
musim, lokasi geografis, suku, mobilitas, dan tingkat urbanisasi.
2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu