Metode Pengumpulan Data Karakteristik Umum Sampel Preferensi Konsumen Beras di Kecamatan Medan Johor

21 n = 99,66 → 100 sampel Pada awalnya dilakukan accidental sampling yaitu sampel yang ditemui akan diwawancara, dan diketahui tingkat pendapatannya. Setelah jumlah sampel untuk kategori pendapatan tertentu terpenuhi, maka akan dicari sampel untuk kategori pendapatan yang lain. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan kategori pendapatannya masing-masing sebanyak 20 orang. Jumlah sampel berdasarkan kategori pendapatannya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Sampel Menurut Kategori Pendapatan No Kategori Pendapatan Jumlah Sampel RT 1 Rp 2.500.000 20 2 Rp 2.500.000 – Rp 6.000.000 20 3 Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 20 4 Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 20 5 Rp 15.000.000 20 Total 100 Sumber : Data Primer, Diolah

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada konsumen beras menggunakan kuesioner terstruktur structured questionnare sedangkan untuk data sekunder didapat dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan mengintrepetasikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 22 Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh akan ditabulasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif, Analisis Customer Satisfaction Index dan analisis regresi linier berganda. Secara rinci metode analisis data yang digunakan disajikan pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian No Tujuan Penelitian Metode Analisis 1 Menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras Analisis Deskriptif 2 Menganalisis preferensi konsumen beras Analisis Customer Satisfaction Index 3 Menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras Analisis Regresi Linier Berganda Sumber : Data Primer, Diolah

3.4.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 2005. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji karakteristik konsumen beras berdasarkan kondisi sosial ekonominya.

3.4.2 Customer Satisfaction Index CSI

Preferensi pelanggan diukur dengan Customer Satisfaction Index dengan mempertimbangkan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut beras. Metode pengukuran CSI ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut Stratford 2007 : Universitas Sumatera Utara 23

1. Menghitung weighting factors WF

Perhitungan weighting factors dilakukan dengan mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan atau mean important score MIS masing-masing atribut menjadi angka persentase dari total nilai rata-rata tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji. Rumus yang digunakan adalah: WF = Keterangan : WF = Weighting factors MIS = Mean important score I = Atribut ke-i

2. Menghitung Weigted Score WS

Perhitungan weigted score dilakukan dengan perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja atau kepuasan atau mean satisfaction score MSS masing-masing atribut dengan weighting factors masing-masing atribut. Rumus yang digunakan adalah: WS = MSS x WF Keterangan : WS = Weighted score WF = Weighting factors MSS = Mean satisfaction score Universitas Sumatera Utara 24

3. Menghitung Weighted Average total WAT

Perhitungan weighted average total dilakukan dengan menjumlahkan weigted score dari semua atribut. Rumus yang digunakan adalah: WAT = WS1 + WS2 +….+ WS5 Keterangan : WAT = Weighted average total WS = Weigted score

4. Menghitung Customer Satisfaction Index CSI

Perhitungan customer satisfaction index dilakukan dengan cara membagi weighted average total WAT dengan highest scale HS atau skala maksimal yang digunakan kemudian dikali 100 . Rumus yang digunakan adalah: Keterangan : CSI = Customer satisfaction index WAT = Weighted average total HS = Highest scale Kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan angka 100 . Rentang kepuasan berkisar dari 0 – 100 . Universitas Sumatera Utara 25

3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah model regresi yang digunakan untuk menganalsis pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Untuk pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen yaitu umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan terhadap preferensi konsumen beras dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 D +e Dimana: Y = Preferensi Konsumen Beras a = Nilai konstanta b1-b6 = Koefisien regresi X1 = Umur Tahun X2 = Pendidikan Tahun X3 = Jumlah Anggota Keluarga Jiwa X4 = Jumlah Konsumsi Kgbulan X5 = Pendapatan Rumah Tangga Rptahun D = Tingkat Kepulenan Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit 1. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 merupakan suatu nilai statistik yang dihitung dari data sampel. Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas explanatory variables. Universitas Sumatera Utara 26 Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana variabel bebas dapat merubah variabel terikat dalam suatu hubungan Supriana, 2013. Nilai koefisien determinasi R 2 berkisar antara 0 R 2 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R 2 yang semakin tinggi mendekati 1 menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Serempak Uji F - Statistik

Uji F adalah uji secara serempak simultan signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya semua variabel X secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak. Kriteria pengujian: Jika sig. F ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Jika sig. F 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika H diterima artinya semua variabel X secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Jika H 1 diterima artinya semua variabel X secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y.

3. Uji Parsial Uji t Statistik

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi α yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5 Kriteria Pengujian: Jika sig. t ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Universitas Sumatera Utara 27 Jika sig. t 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika H diterima artinya semua variabel X secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Jika H 1 diterima artinya semua variabel X secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square OLS. Pada prinsipnya model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE Best, Linier, Unbiased, dan Estimator. Ada empat uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi. Sig.KS 0,05 = Data berdistribusi normal Sig.KS ≤ 0,05 = Data tidak berdistribusi normal Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji nul hipotesis suatu sampel atas suatu distribusi tertentu. Universitas Sumatera Utara 28

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesuungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier korelasi yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Data yang digunakan adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan. Model regresi Universitas Sumatera Utara 29 yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF Variance Inlaction Factor. Kriteria nilai uji yang digunakan yakni: 1. Jika nilai VIF 10, dan tolerance 0,1 maka model tidak mengalami multikolinieritas 2. Jika nilai VIF ≥ 10, dan tolerance ≤ 0,1 maka model mengalami multikolinieritas

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi ialah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan melihat pola hubungan antara residual dan variabel bebas . metode yang digunakan adalah uji Durbin – Watson Uji dw. Kriteria nilai uji yang digunakan yakni: 1. d dL : ada autokorelasi positif. 2. dL ≤ d ≤ du : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa. 3. du ≤ d ≤ 4 – du : tidak ada autokorelasi. 4. – du ≤ d ≤ 4 – du : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa. 5. d 4 – dL : ada autokorelasi negatif.

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional. Universitas Sumatera Utara 30

3.5.1 Defenisi

1. Beras adalah makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat di daerah penelitian. 2. Konsumen beras adalah populasi dari sampelresponden yang akan diteliti. 3. Karakteristik sosial ekonomi konsumen adalah variabel data responden tentang umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan. 4. Umur adalah umur responden pada saat diwawancarai yang dihitung dengan satuan tahun. 5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan responden yang dihitung dengan dalam satuan tahun. 6. Jumlah anggota keluarga adalah banyanya jumlah anggota keluarga dengan rumah tangga responden yang dihitung dalam satuan jiwa. 7. Jumlah konsumsi adalah banyaknya beras atau nasi yang dikonsumsi responden yang dihitung dalam satuan kilogram. 8. Pendapatan adalah seluruh jumlah pendapatan dalam rumah tangga responden yang dihitung dengan satuan rupiah. 9. Tingkat Kepulenan adalah kepulenan beras yang dikonsumsi responden. 10. Preferensi konsumen dalam membeli beras adalah acuan atau pertimbangan konsumen dalam membeli beras. Universitas Sumatera Utara 31

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. 2. Sampel penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Johor. 3. Penelitian dilakukan pada Tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 32 BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Luas dan Letak Geografis Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan yang secara administratif berada di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Johor memiliki luas 16,96 km² atau sekitar 6,39 dari luas total Kota Medan. Secara umum tofografi wilayah Kecamatan Medan Johor adalah dataran dan tidak ada yang berbatasan dengan laut dimana ketinggian wilayahnya berada pada ketinggian 34 – 49 meter diatas permukaan laut. Secara Geografis, Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, Kecamatan Medan Amplas disebelah timur dan berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan di sebelah barat. Kecamatan Medan Johor terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kwala Berkala, Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Suka Maju dan Kelurahan Pangkalan Masyhur. Kelurahan Kwala Berkala memiliki wilayah terluas yaitu 5,5 km 2 sedangkan Kelurahan Kedai Durian adalah kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu 0,98 km 2 .

4.1.2 Keadaan Penduduk

Pada tahun 2014, penduduk Kecamatan Medan Johor berjumlah 130.414 jiwa yang terdiri dari 64.387 jiwa laki-laki dan 66.027 jiwa perempuan. Jumlah Universitas Sumatera Utara 33 penduduk paling banyak berada di Kelurahan Kwala Berkala yaitu sebanyak 34.210 jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di Kelurahan Kedai Durian yaitu sebanyak 6.989 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015. Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Laki-Laki Jiwa Perempuan Jiwa Kwala Berkala 16.489 17.721 34.210 Gedung Johor 11.915 12.306 24.221 Kedai Durian 3.547 3.442 6.989 Suka Maju 5.018 5.142 10.160 Titi Kuning 10.933 11.084 22.017 Pangkalan Masyhur 16.485 16.332 32.817 Jumlah 64.387 66.027 130.414 Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2016 Jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Medan Johor terdiri dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, TNIPOLRI, petani, pedagang, pensiunan dan wiraswasta. Tabel 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 Pekerjaan Jumlah Penduduk Jiwa Persentase Pegawai Negeri Sipil 3.868 8,18 Pegawai Swasta 13.213 27,94 TNI POLRI 630 1,33 Petani 1.323 2,79 Pedagang 8.845 18,71 Pensiunan 2.157 4,56 Wiraswasta 17.243 36,47 Jumlah 47.279 100,00 Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2015 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak di Kecamatan Medan Johor yaitu wiraswasta dengan jumlah sebesar 17.243 dengan persentase 36.47 persen, sedangkan untuk jenis pekerjaan paling sedikit di Kecamatan Medan Johor yaitu TNIPOLRI yaitu sebesar 630 1,33 . Universitas Sumatera Utara 34

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Di Kecamatan Medan Johor terdapat beberapa sarana dan prasarana yang meliputi sekolah, fasilitas kesehatan, tempat perbelanjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 Sarana dan Prasarana Jumlah Unit Sekolah a. PAUD b. TK c. SD d. SMP e. SMA f. SMK 27 27 53 23 13 6 Fasilitas Kesehatan a. Rumah Sakit b. Puskesma s c. Klinik 2 5 24 Tempat Perbelanjaan a. Pasar b. Swalayan c. Pertokoan 7 45 141 Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2015 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Medan Johor dapat dikatakan cukup lengkap. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya sekolah, fasilitas kesehatan dan tempat perbelanjaan di Kecamatan Medan Johor.

4.2 Karakteristik Umum Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang terbagi dalam lima kategori, yaitu kategori pertama dengan pendapatan Rp 2500000 sejumlah 20 orang, kategori kedua dengan pendapatan Rp 2500000 – Rp 6000000 sejumlah 20 orang, kategori ketiga dengan pendapatan Rp 6000000 – Rp 10000000 sejumlah 20 orang, kategori keempat dengan pendapatan Rp 10000000 – Rp 15000000 sejumlah 20 orang, dan kategori kelima dengan pendapatan Rp 15000000. Universitas Sumatera Utara 35 Karakteristik sosial ekonomi responden dilihat dari umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan. 4.3 Deskripsi Variabel 4.3.1 Umur Dalam penelitian ini umur responden dibagi dalam beberapa range, yaitu umur 20 – 29 tahun, umur 30 – 39 tahun, umur 40 – 49 tahun, umur 50 – 59 tahun, umur 60 – 69 tahun dan umur 70 – 79 tahun.

4.3.2 Pendidikan

Dalam penelitian ini variabel pendidikan responden dibagi dalam beberapa kelompok pendidikan yaitu SMP 9 tahun, SMA 12 tahun, D2 14 Tahun, D3 15 Tahun, S1 16 Tahun, S2 18 Tahun, S3 21 Tahun. 4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga Dalam penelitian ini variabel jumlah anggota keluarga responden dibagi dalam beberapa range, yaitu jumlah anggota keluarga 1-3 jiwa, 4-6 jiwa dan 7-9 jiwa. 4.3.4 Jumlah Konsumsi Dalam penelitian ini variabel jumlah konsumsi responden dibagi dalam beberapa range, yaitu jumlah konsumsi 1-15 kgbulan, 16-30 kgbulan dan 31-45 kgbulan. Universitas Sumatera Utara 36

4.3.5 Pendapatan Rumah Tangga

Dalam penelitian ini yang dilihat adalah jumlah pendapatan rumah tangga yang paling besar, pendapatan rumah tangga paling sedikit dan pendapataan rata-rata dari seluruh responden.

4.3.6 Tingkat Kepulenan

Dalam penelitian ini variabel tingkat kepulenan adalah sebagai dummy, dan dibagi dalam 2 kategori yaitu pulen dan tidak pulen. Universitas Sumatera Utara 37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Konsumen Beras di Kecamatan Medan Johor

Dari 100 kuesioner yang disebar dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor. Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang dianalisis meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan.

5.1.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umur konsumen berkisar antara 20-79 tahun, kemudian dibagi berdasarkan jenjang usia responden sebagai berikut: Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur Umur Tahun Jumlah Jiwa Persentase 20 – 29 5 5,00 30 – 39 7 7,00 40 – 49 29 29,00 50 – 59 50 50,00 60 – 69 8 8,00 70 – 79 1 1,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumen beras paling banyak berumur antara 50-59 tahun dengan jumlah konsumen sebanyak 50 orang atau 50.00 dari total konsumen.

5.1.2. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masa pendidikan responden paling tinggi yaitu 21 tahun dan untuk pendidikan paling rendah yaitu 9 tahun. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Umur Tahun Jumlah KK Persentase 9 7 7,00 12 35 35,00 14 1 1,00 15 5 5,00 16 46 46,00 18 4 4,00 21 2 2,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah Hasil penelitian menunjukan bahwa masa pendidikan konsumen beras paling banyak yaitu selama 16 tahun S1 dengan jumlah konsumen sebanyak 46 orang atau 46,00 dari total konsumen.

5.1.3 Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah terbanyak anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 7 orang, sedangkan jumlah terendah anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 1 orang, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 3 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Anggota Keluarga Jiwa Jumlah KK Persentase 1 – 3 35 35,00 4 – 6 64 64,00 7 – 9 1 1,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah Terdapat 35 rumah tangga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah sebanyak 1 – 3 jiwa, 64 rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah sebanyak 4 – 6 jiwa, dan 1 rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah sebanyak 7 – 9 jiwa. Universitas Sumatera Utara 39

5.1.5. Jumlah Konsumsi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah konsumsi responden paling tinggi yaitu 45 kg bulan dan untuk jumlah konsumsi paling rendah yaitu 5 kgbulan. Tabel 13. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Konsumsi Jumlah Konsumsi KgBulan Jumlah KK Persentase 1 – 15 34 34,00 16 - 30 56 56,00 31 – 45 10 10,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar konsumen beras mengkonsumsi beras antara 16-30 Kgbulan dengan jumlah konsumen sebanyak 56 orang atau 56,00 dari total konsumen. 5.1.5 Pendapatan Rumah Tangga Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendapatan rumah tangga responden menurut kategori pendapatan yang telah dibuat. Kemudian diketahuilah pendapatan tertinggi, pendapatan terendah dan rata-rata pendapatan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 14. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga Kategori Pendapatan Jumlah Rp Pendapatan Terendah 1.150.000 Pendapatan Tertinggi 47.000.000 Pendapatan Rata-Rata 9.541.700 Sumber : Data Primer, Diolah Hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan rumah tangga konsumen paling tinggi yaitu sebesar Rp 47.000.000 sedangkan untuk pendapatan paling rendah yaitu sebesar Rp 1.150.000. Adapun rata rata pendapatan rumah tangga konsumen beras berdasarkan hasil penelitian adalah Rp 9.541.700. Universitas Sumatera Utara 40 5.1.6. Tingkat Kepulenan Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat kepulenan beras yang dipilih responden.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 15. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepulenan Tingkat Kepulenan Jumlah KK Persentase Pulen 61 61,00 Tidak Pulen 39 39,00 Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 61 responden memilih beras yang pulen dan sebanyak 39 responden memilih beras yang tidak pulen.

5.2 Preferensi Konsumen Beras di Kecamatan Medan Johor

Berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai atribut-atribut beras menggunakan metode Customer Satisfaction Index. Tabel 16. Perhitungan Nilai CSI Atribut Ʃ Yi MIS WF WS Bentuk Beras 463 4,630 0,068 0,289 Derajat Putih 444 4,440 0,065 0,277 Beras Kepala 415 4,150 0,061 0,259 Beras Pecah 327 3,270 0,048 0,204 Menir 312 3,120 0,046 0,195 Panjang 358 3,580 0,052 0,224 Bulat Lonjong 368 3,680 0,054 0,230 Kepulenan 519 5,190 0,076 0,324 Aroma Nasi 488 4,880 0,071 0,305 Daya Tahan 511 5,110 0,075 0,319 Harga 514 5,140 0,075 0,321 Mudah Didapat 507 5,070 0,074 0,317 Kebiasaan 469 4,690 0,069 0,293 Prestise 248 2,480 0,036 0,155 Lebih Mengenyangkan 431 4,310 0,063 0,269 Mudah Diolah 463 4,630 0,068 0,289 ƩMIS = 68,370 ƩWS = 4,273 Rata-rata MIS = 4,273 CSI = 4,2736 x 100 = 71,216 Sumber : Data Primer, Diolah Universitas Sumatera Utara 41 Atribut yang mendapatkan angka terbesar merupakan atribut yang sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih beras yang akan dikonsumsi.. Nilai rata- rata tingkat penilaian kinerja atribut beras menggambarkan kepuasan konsumen. Dalam penelitian ini, preferensi konsumen terhadap beras ditinjau dari tingkat kepentingan 16 atribut beras. Berdasarkan perhitungan Customer Satisfaction Index CSI pada Tabel 16, dari kepulenan menjadi preferensi konsumen beras dalam membeli beras karena mendapat nilai paling besar dibandingkan dengan atribu-atribut lain dan kepuasan total konsumen yang telah terpenuhi oleh atribut-atribut beras yang berada dalam penelitian ini sebesar 71,216 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh kinerja atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi.

5.3 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras