Uji Barlett Correlation matrix Matriks Korelasi

e. Faktor Loadings Faktor Muatan

Faktor muatan adalah korelasi sederhana antara variabel dengan faktor

f. Faktor Loading Plot Plot Faktor Muatan

Plot faktor muatan adalah suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan factor loading sebagai koordinat.

g. Faktor Matrix Faktor Matriks

Matriks faktor mengandung factor loading dari seluruh variabel dalam seluruh faktor yang dikembangkan.

h. Kaiser

– Meyer – Olkin KMO measure of sampling adequency Kaiser – Meyer – Olkin KMO merupakan suatu indeks yang digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi antara 0,5 – 1,0 mengidentifikasi analisis faktor tepat. Apabila dibawah 0,5 menunjukkan bahwa analisis faktor tidak tepat untuk diaplikasikan. KMO = 2.7 Keterangan : r ik = koefsien korelasi sederhana antara variabel ke-I dan ke-k a ik = koefsien korelasi parsial antara variabel ke-i dan ke-k Measure of sampling adequacy MSA yaitu suatu indeks perbandingan antara koefsien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk mengukur kecukupan sampel.

i. Percentage of variance Persentase Varians

Persentase varians adalah persentase total varians yang disumbangkan oleh setiap faktor.

j. Residuals

Residuals adalah selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari matriks faktor.

k. Scree Plot

Scree Plot adalah sebuah plot dari eigenvalue untuk menentukan banyaknya faktor.

2.10 Langkah –langkah Analisis Faktor

Langkah-langkah dalam analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah meliputi beberapa kegiatan. Pertama, tujuan analisis faktor harus diidentifikasi. Variabel yang akan digunakan dalam analisis faktor harus dispesifikasi berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan ratio. Besarnya sampel harus tepat, sebagai petunjuk umum besarnya sampel paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel.

2. Membentuk matriks korelasi

Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang dikumpulkan harus berkorelasi, dilakukan perhitungan matriks korelasi ∑ pxp . Matriks korelasi digunakan sebagai input analisis faktor. Table 2.1 Korelasi antar variabel X 1 X 2 X 3 … X p X 1 1 X 2 1 X 3 1 … … … … 1 X p … 1