commit to user 42
mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Akuntabilitas didefinisikan seberapa besar kebijakan
dan kegiatan organisasi tersebut konsisten dengan norma dan nilai dalam masyarakat ukuran eksternal.
2. Tinjauan Tentang Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali merupakan penyelenggara urusan pemerintah Kabupaten Boyolali bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
kesehatan. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali adalah meningkatkan pemerataan dan mutu upaya
kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif,
meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, swasta, organisasi profesi dan dunia usaha guna memenuhi ketersediaan sumber daya, meningkatkan penatalaksanaan
commit to user 43
pembangunan kesehatan yang efektif, efisien dan akuntabel, dan memelihara kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
Program-program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali antara lain yakni Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat,
Pemberdayaan Masyarakat, Program Peningkatan Kesehatan Keluarga, Anak, Remaja dan Lansia, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan,
Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Sumber Daya Masyarakat, Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya, Program Kebijakan, Manajemen
dan Pelayanan Serta Sumber Daya Kesehatan.
3. Tinjauan Tentang Program Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue DBD
Program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD merupakan program nasional yang memuat Keputusan Menteri No. 581 Menkes SK VII
1992 bersifat lintas sektoral yang dilaksanakan hampir diseluruh pelosok tanah air, kecuali didaerah yang berketinggian diatas 1000 meter diatas permukaan air
laut. Daerah ini merupakan daerah bebas DBD, karena pada ketinggian diatas 1000 meter dari permukaan air laut ini, nyamuk Aedes Aegipty tidak dapat
bertahan hidup dan berkembang biak. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegipty, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab
yang jelas lemahlesu, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa
commit to user 44
bintik pendarahan petechiae, lebam ecchymosis atau ruam purpura. Kadang- kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan
shock. KepMenKes No. 581MenKesSKVII1992 tentang Pemberantasan Penyakit DBD
Tanda-tanda penyakit
DBD dalam
KepMenKes No.581
MenKesSKVII1992 tentang Pemberantasan Penyakit DBD antara lain: 1
Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemahlesu. Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain.
2 Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam atau ruam pada
kulit di muka, dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip dengan
bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakanya kulit diregangkan, bila hilang bukan tanda penyakit DBD.
3 Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba. Kemungkinan
yang selanjutnya: a
Penderita sembuh, atau b
Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, terjadi
renjatan lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tak teraba, kadang- kadang kesadaranya menurun.
Penyakit DBD umunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegipty. Nyamuk ini mendapat virus dengue pada waktu menghisap darah penderita
commit to user 45
penyakit DBD atau orang tanpa gejala sakit yang membawa virus itu dalam darahnya. Virus dengue memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh tubuh
nyamuk, termasuk ke kelenjar liurnya. Jika nyamuk ini menggigit orang lain, maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam waktu
kurang dari 7 hari orang tersebut dapat menderita sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan akan berada dalam
darah selama seminggu. Orang yang kemasukan virus dengue tidak semuanya akan sakit DBD. Ada yang demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya,
atau bahkan bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi semuanya merupakan pembawa virus dengue selama seminggu, sehingga dapat menularkan
kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya. KepMenKes No. 581MenKesSKVII1992 tentang Pemberantasan Penyakit
DBD Penyakit DBD harus diberantas dan ditanggulangi dengan alasan antara
lain: 1
Penyakit DBD sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada orang banyak dalam waktu yang singkat.
2 Penyakit DBD semakin menyebar luas di Indonesia sehingga Indonesia
dikatakan sebagai wilayah endemis DBD karena selalu ada kasus penyakit DBD setiap tahunnya.
3 Semua Desa atau Kelurahan di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD karena nyamuk penularnya Aedes Aegipty tersebar luas di
commit to user 46
pelosok tanah air kecuali yang ketinggianya lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Program pemberantasan Demam Berdarah Dengue ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi sudah menjadi tanggung
jawab antara pemerintah dan masyarakat. Didalam kaitannya dengan pemberantasan Demam Berdarah Dengue, pemerintah Indonesia telah membuat
sejumlah strategi guna memberantas dan menanggulangi penyakit tersebut. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri
No. 581 Menkes SK VII 1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue yang bertujuan Pemerintah beserta masyarakat mampu saling
bekerja sama dalam pemberantasan penyakit DBD di Indonesia yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman PPMPLP No. 914.1 PD.03.04.PB1992 tentang Petunjuk Teknis Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue, yang
berisi : 1
Tujuan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue Terdapat dua hal yang merupakan tujuan dari pelaksana program
pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD, yaitu: a
Menurunkan angka Insident Rate IR atau jumlah kejadian penderita penyakit DBD kurang dari 3 orang penderita tiap 10000 penduduk IR
310000 dan menurunkan angka kematian penderita penyakit Demam
commit to user 47
Berdarah Dengue sebesar kurang dari 2,5 dari jumlah penderita Demam Berdarah Dengue CFR 2,5.
b Mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa KLB dan mencegah perluasan
daerah endemis daerah yang selama tiga tahun terakhir berturut-turut terjadi kasus DBD.
2 Sasaran program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD
Sasaran program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD ini berbeda-beda tergantung pada fokus kegiatannya, yaitu :
a Tindakan kewaspadaan dini
Pada tindakan kewaspadaan dini ini meliputi : 1
Penemuan penderita, sasarannya adalah kasus atau penderita penyakit Demam Berdarah Dengue.
2 Fogging Fokus penyemprotan, sasarannya adalah tempat terjadinya
kasus DBD berdasarkan hasil PE Penyelidikan Epidemiologi, adapun pengertian penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pelacakan
penderita tersangka lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita tersangka dan
rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran
penyakit lebih lanjut. Dengan dua siklus penyemprotan interval 1 minggu.
commit to user 48
b Pemberantasan vektor intensif
Pemberantasan vektor intensif, meliputi : 1
Gerakan bulan bakti 3M, sasaran khusus didaerah endemis sebelum musim penularan.
2 Abatisasi, sasarannya adalah rumah, daerah endemis, sekolah dan
kecamatan endemis. 3
Pemantauan Jentik Berkala PJB, sasarannya adalah daerah sporadik daerah yang tiga tahun terakhir terjadi kasus DBD dan daerah
potensial daerah yang tiga tahun tidak pernah terjadi kasus DBD. c
Pemantapan dan peningkatan Pemberantasan Sarang Nyamuk penyakit Demam Berdarah Dengue PSN-DBD
1 Pertemuan Pokjanal DBD, sasarannya adalah Pokjanal DBD tingkat
kecamatan dan Pokja DBD tingkat kelurahan. 2
Penggerakan PSN, sasarannya adalah masyarakat keseluruhan melalui penyuluhan dan peningkatan serta masyarakat.
3 Bentuk Kegiatan dalam Program Pemberantasan dan Penanggulangan
Penyakit Demam Berdarah Dengue Dalam petunjuk teknis pemberantasan penyakit DBD disebutkan
bahwa upaya pemberantasan penyakit DBD dilakukan berbagai macam kegiatan yang meliputi tindakan kewaspadaan dini penemuan penderita,
fogging fokus, pemberantasan vektor intensif gerakan bulan bakti 3M,
commit to user 49
abatisasi, pemantauan jentik berkala dan pemantapan PSN-DBD pertemuan Pokjanal DBD dan penggerakan PSN.
4 Tugas dan tanggung jawab Program Pemberantasan dan Penanggulangan
Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Pemberantasan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah
Dengue merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pelaksanaan program pemberantasan dan penanggulangan
penyakit DBD ini dilaksanakan secara koordinatif dan bekerja sama secara terpadu dengan berbagai pihak yang terkait, seperti Departemen Kesehatan RI
melalui Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dirjen PPM PLP, Dinas kesehatan propinsi tingkat I, Dinas
kesehatan kabupaten DKK tingkat kabupaten, Puskesmas, tim penggerak PKK kalurahan, LKMD, dan kepala kelurahan. Didalam pelaksanaannya,
Keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman PPMPLP No. 914.1 PD.03.04.PB 1992 Tentang
Petunjuk Teknis Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue telah membentuk Kelompok Kerja Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
Dengue Pokja DBD ditingkat kelurahandesa yang bertujuan menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha pemberantasan penyakit DBD terutama
dalam memberantas jentik nyamuk penularannya sehingga penularan penyakit DBD ditingkat desakelurahan dapat diberantas. Selain itu juga dibentuk
Pokjanal Kelompok Kerja Operasional DBD yang bertujuan untuk membina
commit to user 50
pelaksanaan berbagai upayakegiatan yang berkaitan dengan pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD yang secara operasional dilaksanakan
oleh Pokja DBD ditingkat desakelurahan dan Pokjanal DBD pada setiap tingkat pemerintahan setingkat dibawahnya secara berjenjang dan
berkesinambungan. 5
Pendanaan Program Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pendanaan dalam program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD ini bersumber pada APBD tingkat I dan APBD tingkat II
Kabupaten. 6
Pembinaan, pengawasan dan pelaporan program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD
a Pembinaan
Dalam rangka peningkatan pelaksanaan program pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD perlu dilaksanakan pemantauan
secara rutin dan diteruskan dengan pembinaan secara berjenjang mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kalurahan dan tingkat pelaksana
melalui bimbingan dan penyuluhan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan program pemberantasan penyakit DBD.
b Pengawasan
Pengawasan program
pemberantasan dan
penanggulangan penyakit DBD di Kabupaten Boyolali dilakukan oleh Dinas Kesehatan
commit to user 51
Kabupaten DKK Boyolali sedangkan untuk pengawasan fungsional dilakukan oleh aparat pengawas fungsional pemerintah sesuai dengan
peraturan yang berlaku. c
Pelaporan Pelaporan program pemberantasan dan penanggulangan penyakit
DBD dilakukan secara berjenjang yang meliputi pelaporan dari masyarakatkeluarga penderita DBD yang diteruskan kepala kalurahan
atau unit pelayanan kesehatan. Setelah menerima laporan dari penderita DBD dan unit pelayanan kesehatan kemudian kalurahan meneruskannya
kepada puskesmas. Puskesmas melanjutkan pelaporan penderita DBD kepada DKK tingkat II. Hasil pelaporan puskesmas ke DKK ini diteruskan
kepada DKK tingkat I Propinsi Kanwil Depkes Propinsi. Dinas kesehatan propinsi melaporkan kepada tingkat pusat yaitu Dirjen PPM
PLP. Pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD dilakukan dengan
melaksanakan Pembertantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN- DBD yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
melakukan Gerakan 3M Plus yaitu; menguras tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, menutup
rapat penampungan air, sedangkan plusnya adalah menaburkan bubuk abate, memelihara ikan pemakan jentik di tempat penampungan air, pemasangan kawat
commit to user 52
kasa pada ventilasi, memakai kelambu, memakai obat anti nyamuk semprot, oles, dan bakar, dan cara lain yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Untuk mencegah mewabahnya penyakit DBD maka pemerintah menetapakan KepMenKes No: 581MenKesSKVII1992 tentang Pemberantasan
DBD dengan tujuan agar pemerintah dan masyarakat mampu bekerja sama dalam pemberantasan dan penanggulangan penyakit DBD di Indonesia.
4. Tinjauan Tentang Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam