Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik Komunikasi Verbal

Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Sikap Komunikasi Terapeutik Egan dalam Keliat, 1992 dikutip Damaiyanti 2008 : 14, mengidentifikasikan lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik, yaitu: a. Berhadapan; Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda b. Mempertahankan kontak mata; Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi c. Membungkuk kearah klien; Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu d. Memperlihatkan sikap terbuka; Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu e. Tetap rileks; Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan

2.2.5 Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik

Beberapa teknik komunikasi terapeutik menurut Wilson dan Kneist 1992 serta Stuart dan Sundeen 1998 dalam Damaiyanti 2008 : 14 antara lain: 1. Mendengarkan dengan perlu perhatian Perawat berusaha mengerti pasien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan. 2. Menunjukkan penerimaan Bersedia mendengarkan tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan Tujuan perawat bertanya untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan pasien. Contoh : “Tadi anda katakan anda memiliki 3 orang saudara, siapa yang anda rasakan paling dekat dengan anda?” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas dan bukan pertanyaan yang memiliki jawaban “ya” dan “tidak” sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya, dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberikan informasi yang diperlukan. 5. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata sendiri Pengulangan kata pasien menunjukkan umpan balik perawat terhadap apa yang disampaikan oleh pasien. Umpan balik bahwa perawat mengerti pesan pasien dan berharap kelanjutan komunikasi. 6. Mengklarifikasi Untuk menyamakan pengertian dengan pasien, perawat melakukan klarifikasi dengan kata yang tidak jelas disampaikan oleh pasien dengan berusaha menjelaskan dalam kata, ide,atau pikiran . 7. Memfokuskan Tujuannya untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti. Dengan cara berusaha untuk tidak memutus pembicaraan ketika pasien menyampaikan masalah yang penting. 8. Menyatakan hasil observasi Perawat harus memberikan umpan balik dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat mengetahui pesannya diterima dengan benar atau tidak. 9. Menawarkan informasi Memberikan tambahan informasi berupa tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien dengan tujuan memfasilitasi pasien untuk mengambil keputusan. 10. Diam Sikap diam perawat yang digunakan perawat terhadap pasien yaitu untuk mengorganisir pikiran dengan kata lain memberikan kesempatan pada pasien sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu agar tidak menimbulkan perasaan tidak enak. Diam juga berfungsi pada saat pasien dan keluarga mengambil keputusan untuk dirinya. 11. Meringkas Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yaitu pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaatnya untuk mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan percakapan selanjutnya. 12. Memberikan Penghargaan Pasien juga perlu penghargaan dan pujian, tetapi penghargaan jangan sampai menjadi beban untuk pasien. Dengan kata lain jangan sampai pasien berusaha keras dan melakukan segala sesuatu demi mendapatkan penghargaan, pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Teknik ini tidak pula dimaksudkan untuk menyatakan bahwa yang ini bagus dan yang sebaliknya buruk. 13. Menawarkan diri Bukan tidak mungkin pasien belum siap berkomunikasi dengan perawat, tetapi tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sering juga perawat hanya menawarkan kehadirannya. Sebaiknya komunikasi ini dilakukan tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan terhadap pasien. Perawat cukup menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respons yang diharapkan. 14. Memberikan kesempatan pada pasien untuk memulai pembicaraan Perawat harus memberikan kesempatan pada pasien berinisiatif memilih topik yang ingin dibicarakan bersama. Buat pasien merasakan bahwa ia diharapkan membuka pembicaraan. 15. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Berikan kesempatan kepada pasien mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Teknik ini juga mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat berusaha menafsirkan dan mengarahkan diskusi pembicaraan. 16. Menempatkan kejadian secara berurutan Mengurutkan kejadian membantu perawat dan pasien melihat dalam suatu perspektif. Dan kelanjutan dari suatu kejadian menuntun perawat dan pasien melihat kejadiaan berikutnya yang merupakan akibat dari kejadian sebelumnya dan menemukan pola kesukaran dalam hubungan interpersonal. 17. Memberikan kesempatan pada pasien menguraikan persepsinya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif pasien jika igin mengerti pasien. Pasien harus bebas menguraikan persepsinya pada perawat. 18. Refleksi Perawat mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan kepada klien. Metode ini menganjurkan pasien untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dirinya sendiri. 19. Asertif Asertif adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. 20. Humor Untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stress dan meningkatkan keberhasilan dalam asuhan keperawatan dalam menangani pasien jiwa, perawat perlu menggunakan humor dalam berkomunikasi dengan pasien.

2.2.6 Teknik Komunikasi Yang Kurang Tepat

Dokumen yang terkait

Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Kepada Pasien Halusinasi Dalam Proses Penyembuhan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

0 5 1

Tahapan Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar (Suatu Studi Deskriptif tentang Penyembuhan Jiwa Pasien Melalui Tahapan Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

5 107 139

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat (Studi Deksriptif Mengenai Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Dalam Proses Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat )

0 2 1

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 15

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 2

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 7

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 1 18

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 4

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 36

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PENANGANAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

0 0 28