belum aman dan takut basi, kami belum berani kirim ke luar kota”. wawancara pada 7 mei 2016
Dengan adanya akun line dan bbm kini maccaronirin dapat menerima orderan kapan saja. Konsumen yang ingin memesan dapat menghubungi via chat line atau
bbm dan akan di kerjakan keesokan harinya. Untuk memudahkan distribusi pesanan
dan menjaga kualitas produk tetap baik, maccaronirin juga bekerjasama dengan agen delivery
medan untuk mengantar pesanan konsumen sampai di tujuan.
4.2.7 061 Store Gambar 4.6
Logo 061 Store
Sumber : 061 Store 2016
Universitas Sumatera Utara
061 Store merupakan salah satu toko yang menjual kebutuhan sandang pria. Didirikan pada awal tahun 2015 dengan konsep toko sederhana yang terletak persis di
halaman rumah pemilik. Produk yang ditawarkan bervariasi, mulai dari baju, kemeja, tas, sepatu, hingga kebutuhan pria yang popular saat ini, pomade.
Letak toko yang terletak di dalam komplek perumahan dan kurang strategis di pahami pemilik sebagai hambatan dalam menjual produk. Konsumen yang datang
hanya berasal dari sekitar area toko. Untuk itu, pemilik segera beralih membuat toko online di instagram atau dengan kata lain pemilik mulai menerapkan e-commerce
dalam menjalankan usahanya. Instagram dianggap bisa mempromosikan produk 061 store, karena menurut pemilik instagram dapat menampilkan foto-foto produk secara
jelas lengkap dengan informasi produk tersebut.
Tabel 4.8 Jenis-jenis Produk dan Harga di 061 Store
Produk Harga
Sepatu Rp 195.000
Kemeja Rp 125.000
Celana Rp 140.000
Tas Rp 70.000
Pomade Rp 70.000
Kaos Rp 80.000
Sumber : 061 Store 2016
Universitas Sumatera Utara
Melalui instagram, pemilik secara rutin mengupload foto yang terlebih dahulu diedit pencahayaannya agar terlihat lebih menarik. Juga disertai dengan informasi
mengenai produk, seperti harga, ukuran, warna dan lain-lain. Pemilik juga menginformasikan format pemesanan untuk memudahkan konsumen dalam memesan
barang. Pemesanan barang di lakukan melalui line dan bbm. Dalam wawancara, pemilik mengakui bahwa manfaat terbesar e-commerce
bagi 061 Store adalah konsumen dapat membeli produk tanpa harus mendatangi toko secara langsung. Hanya dengan melihat produk saja konsumen dapat melakukan
pembelian dengan mudah. Dalam segi persaingan dengan usaha sejenis, pemilik mengaku dapat lebih menunjukan keberadaan tokonya.
4.2.8 Molen Arab Gambar 4.7
Logo Molen Arab
Sumber : Molen Arab 2016
Universitas Sumatera Utara
Usaha molen arab mulai dirintis sejak tahun 2013, dengan modal 2,5 juta. Usaha ini berawal dari kesulitan pemilik untuk membayar uang kontrakan rumah
kemudian berfikir untuk mencari penghasilan sendiri walaupun saat itu pemilik masih berstatus sebagai mahasiswa. Moleh arab merupakan olahan pisang modern yang
diselimuti adonan tepung. Resep yang digunakan didapat dari internet yang kemudian dimodifikasi oleh
pemilik. Pemilik mengakui sempat gagal sampai 5 kali tapi karena usaha pantang menyerah akhirnya jadilah resep molen arab seperti sekarang ini. Rasanya sama
seperti molen pisang biasanya yang membedakan hanyalah ukurannya yang lebih besar dan rasa yang bevariasi.
Awalnya pemilik hanya membawa 50 potong molen yang rencananya akan dijual kepada teman-teman kampus. Ternyata respon konsumen sangat bagus, hanay
dalam satu jam molen arab telah habis terjual. Dari hanya 50 potong molen diproduksi setiap harinya, kemudian berkembang menjadi 400 potong. Hingga saat
ini kapasitas produksi mencapai 2000 potong perharinya.
Tabel 4.9 Jenis-jenis Produk dan Harga Molen Arab
Produk Harga
Molen Arab original Rp. 4.000
Molen Arab coklat Rp. 5.000
Molen Arab keju Rp. 6.000
Molen Arab coklat keju Rp. 6.000
Universitas Sumatera Utara
Molen Arab durian Rp. 6.000
Molen Arab kacang Rp. 6.000
Sumber : Molen Arab 2016 Target pasar utama molen arab pada awalnya adalah mahasiswa USU.
Penjualan dilakukan dengan system reseller. Molen arab di jual di beberapa fakultas di USU dengan ciri khas penjualnya membawa keranjang dengan logo molen arab.
Pada awal kemunculannya pemilik memang sudah berfikir untuk menerapkan e-commerce
dengan membuat akun web, facebook, instagram dan twitter, tetapi hanya sebagai identitas saja. kemudian pada tahun 2015, ketika krisis ekonomi mulai
mempengaruhi daya beli mahasiswa, pemilik mulai berfikir cara baru untuk mengembangkan usahanya.
“Pas tahun 2015 itu omset kami menurun drastis, bisa dibilang sampai minus karena mahasiswa lebih milih beli makan nasi daripada beli snack.
Disitulah kami berfikir untuk serius menggunakan e-commerce. Dan ga sampe 3 bulan, usaha kami mulai naik lagi dan kerugian tertutupi”
wawancara pada 9 juni 2016
Pemilik mengakui setelah menerapkan e-commerce omset yang diperoleh meningkat hingga 100. Tampilan web diperbaharui, Instagram, twitter dan
facebook dikelola secara rutin, akun bbm dan line kini sudah dikelola oleh admin
yang sengaja direkrut untuk menerima pesanan. Kini pesanan molen arab tidak hanya
Universitas Sumatera Utara
datang dari kalangan mahasiswa USU saja, tetapi juga warga kota medan. Bahkan, orang-orang dari luar kota yang berkunjung ke medan menyempatkan diri untuk
membeli molen arab sebagai buah tangan.
“Ada orderan dari luar medan tapi kami gak berani kirim karena molen arab ini kan gorengan. Memang gak basi tapi rasanya udah pasti berubah, jadi
kami batasi pemesanan cuma dari daerah medan aja untuk sekarang ini.” wawancara pada 9 juni 2016
4.2.9 Rittykett_ Gambar 4.8