2.3 Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan
perusahaan Keown, Arthur J 2008: 74. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: financial leverage, Current Ratio, dan Return On Assets
ROA. a.
Financial Leverage Perlu diketahui bahwa leveragedalam pengertian bisnis mengacu pada
penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan, dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban
tetap. Penggunaan asset aktiva tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham.
Menurut Weston, 2001, financial leverage adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivitasnya. Konsep financial leverage adalah rasio
antara nilai buku seluruh hutang debt: D, terhadap total aktiva total aset: TA. Bila kita membahas total aktiva TA yang kita maksudkan adalah total nilai buku
dari aktiva menurut catatan akuntansi. Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang
timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil daripada beban tetap yang timbul akibat
penggunaan utang tersebut. Rasio yang digunakan untuk financial leverage yaitu debt ratio.Debt ratioSartono, 2001: 121dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Hubungan financial leverage dengan earning per share yaitu apabila labanya naik maka earning per share EPS juga akan naik. Earning per share EPS
merupakan hasil yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang beredar. Earning per share merupakan hal yang diperhatikan oleh
para calon investor, sebab para calon investor dapat mengetahui seberapa banyak laba yang bisa diperoleh atas kepemilikan sahamnya pada perusahaan tersebut.
Pihak manajemen perusahaan menggunakan financial leverage dengan tujuan agar labanya menjadi meningkat, dengan meningkatnya laba maka earning per
share juga akan meningkat. Apabila pihak manajemen bisa mengelola dengan baik financial leverage
agar dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan sehingga return yang diterima per lembar sahamnya menjadi meningkat maka akan menjadi suatu bahan untuk
pengambilan keputusan bagi para calon investor agar bersedia menginvestasikan dana pada perusahaan tersebut.
b. Current Ratio
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi
dicairkan menjadi uang kas Anaroga, 2001: 79. Menurut Wachhowic dan Van Horne, 2005: 205 rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang bisa dicari dengan current ratio,quick ratio, dan net working ratio. Dalam penelitian ini likuiditas
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan adalah dengan menggunakan current ratio sebagai salah satu variabel bebas yang dapat dicari dengan rumus Sartono 2001: 116 :
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar- benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan hutang lancar
menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua hutang lancar benar- benar harus dibayar. Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas
perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan karena adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan
yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar hutang. Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan maka perusahaan itu mulai
membayar tagihannya dengan lebih lambat dan meminjam dari bank. Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan dengan aktiva
lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal ini bisa menimbulkan permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor
jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas yang relatif lebih cepat. Likuiditas perusahaan merupakan
pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas
perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai investasinya,
Universitas Sumatera Utara
oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen.
c. Return On Assets ROA
Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur
dengan beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pengukuran yang dilakukan Return On Assets ROA. Dari pengertian tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan membandingkan aset, penjualan, dan investasi serta aspek- aspek lainnya, akan menunjukkan kualitas dan efektivitas
perusahaan. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi umunya
akan semakin meningkatkan tingkat efektivitas perusahaan. Pada penelitian ini tolak ukur yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tingkat profitabilitas
perusahaan dari sisi asetnya. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar dividen yang dibayarkan. Jadi profitabilitas berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Return On Assets Brigham dan Houston, 2001: 90, dapat dihitung dengan rumus:
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran
modal di masa mendatang. Serangkaian informasi yang didapat dihasilkan untuk sebuah proposal investasi adalah distribusi probabilitas dari nilai sekarang yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin akan terjadi. Ketika perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang stabil sepanjang waktu dan perusahaan tersebut meningkatkan rasio ini, para
investor akan yakin bahwa pihak manajemen mengumumkan perubahan positif dalam profitabilitas masa depan yang diharapkan untuk perusahaan tersebut.
Sinyal bagi para investor adalah pihak manajemen dan dewan komisaris benar- benar yakin bahwa segala sesuatu lebih baik daripada yang dicerminkan harga
saham. Harga saham akan bereaksi positif terhadap kenaikan dividen ini.
Pemikirannya adalah bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan mungkin bukan merupakan cermin yang tepat atas laba ekonomi perusahaan tersebut.
Selama dividen memberikan informasi mengenai laba ekonomi yang tidak disebutkan dalam laba yang dilaporkan, harga saham akan terpengaruh. Dividen
dikatakan akan digunakan oleh para investor untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Dividen merupakan harapan pihak manajemen untuk
masa yang akan datang.
2.4 Keputusan Investasi