Jenis Kelamin Responden Tabel 3 Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Responden

dianggap belum cukup umur untuk menentukan pilihannya sesuai dengan Undang – Undang perkawinan dalam pasal 6 ayat 2 UU no 11974 dan Kompilasi Hukum Islam Indonesia pasal 15 ayat 2.

2. Jenis Kelamin Responden Tabel 3

Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f 1 Laki –laki 20 50.0 2 Perempuan 20 50.0 Total 40 100 Sumber : P.4FC.5 Dari 40 orang anggotanya setengah diantaranya yakni 20 orang 50 berjenis kelamin perempuan dan 50 lagi berjenis kelamin laki – laki. Seperti yang terlihat pada tabel 3. Hubungan perkawinan dalam masyarakat tradisional dipandang sebagai salah satu cara untuk melakukan transaksi dan membangun hubungan baik dengan keluarga lain. Posisi anak dalam keluarga dipandang sebagai hak milik dan asset sehingga anak tidak memiliki hak untuk menentukan kehendaknya sendiri tanpa persetujuan orangtua. Dalam hubungan perkawinan kehendak anak tidaklah menjadi pertimbangan serius dibandingkan pertimbangan motif ekonomi, politik, dan sosial. Pada pola seperti ini posisi anak perempuanlah yang paling rentan karena keadaan fisik dan psikologisnya anak perempuan seringkali dalam posisi tidak bisa melawan dan harus mengalah terhadap kehendak orang tua. Meskipun hak perkawinan adalah hak individu yang salah satu bagian darinya ialah hak menentukan pasangan hidup. Jumlah perempuan yang lebih banyak Syarifah dari pada laki – laki Sayid juga menjadi tanda tanya tersendiri apalagi sistem patrilineal yaitu keturunan melalui garis ayah menjadikan seorang Sayid masih dapat memilih pasangan yang Universitas Sumatera Utara bukan Syarifah dan masih dapat mewariskan gelar tersebut Sayid dan Syarifah pada anak – anakny tetapi, seorang Syarifah tidak dapat melakukan hal yang sama. Hal ini pada sejumlah pihak menimbulkan kesan ketidakadilan pada bagi perempuan.

3. Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Responden

Pada tabel 4 dan 5 dapat dilihat tingkat pendidikan dan pekerjaan yang bervariasi dengan sebagian besar yakni 14 orang 35 berstatus sebagai pelajar Status inilah yang menjadikan anggota HIRA belum terlalu memikirkan secara detail kriteria menyangkut pasangan hidup. Komunikasi tentang nilai keluarga sebagian besar masih dimulai oleh orang tua. Namun dimasa – masa ini ada yang telah mulai bertanya – tanya kenapa nilai seperti ini ada dalam keluarganya, lalu membandingkan dengan teman – teman yang lain. Tabel 4 Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan f 1 Tamat SMP 14 35 2 Tamat SMA 18 45 3 Diploma 5 12.5 4 Sarjana 3 7.5 Total 40 100 Sumber : P.5FC.6 Dari pengakuan salah satu responden ia menyatakan bahwa pernah merasa nilai ini sebagai bentuk pembatasan yang tidak wajar. Ia sempat menayakan “ kok kuno kali, kenapa harus kayak gitu? Kok sombong sekali? mesti ya?” Ada pula responden yang mulai bertanya – tanya pada diri sendiri ketika telah mengenal cinta yang kemudian merasa nilai keluarga ini mengekang kebebasannya dalam memilih pasangan. Pertanyaan – pertanyaan itu jarang disampaikan kepada orang tua karena ia Universitas Sumatera Utara beranggapan orangtua tidak akan mau mengerti dan takut akan menimbulkan konflik sehingga didiamkan saja. Tabel 5 Pekerjaan Responden No Pekerjaan f 1 Pegawai Negeri 1 2.5 2 Pegawai Swasta 2 5 3 Wiraswasta 8 20 4 Pelajar 14 35 5 Mahasiswa 11 27.5 6 Lain – lain 4 10 Total 40 100 Sumber : P.6FC.7 Ada 27,5 anggota HIRA yang berstatus mahasiswa. Rata – rata mereka sudah mulai berani untuk memulai komunikasi tentang pasangan hidup atau meminta penjelasan lebih banyak pada orang tuanya tentang nilai keluarga untuk memilih Sayid atau Syarifah. Beberapa dari mereka mengaku telah memikirkan tentang pasangan hidup kedepannya. Bagi anak yang keigintahuannya kuat namun tidak mendapatkan jawaban yang pas menurutnya dari orang tua mulai mencari tahu sendiri baik melalui media seperti internet atau pada teman – teman dan saudara yang dianggap paham tentang niali keluarga ini. Ada juga yang sama sekali tidak pernah mencari tahu karena menurutnya merupakan sesuatu yang tidak terlalu penting dan tanpa dicari nanti juga diberitahukan oleh orang tua.

4. Latar Belakang Keluarga Responden

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah.

5 37 92

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Antar Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan

0 20 130

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA Peran Orang Tua Dalam Menanamkan Nilai Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Di Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali).

0 3 16

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA Peran Orang Tua Dalam Menanamkan Nilai Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Di Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali).

0 8 20

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI.

2 22 31

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Keluarga Dengan Motivasi Belajar Anak Di Sekolah.

0 2 14

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK.

0 0 1

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA DENGA

0 0 11

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13