Tabel 12 Sikap Orang Tua Saat Membicarakan tentang Pilihan Pasangan Hidup
No Sikap orang tua saat membicarakan
tentang pilihan pasangan hidup f
1 Tidak bersedia membuka diri
1 2.5
2 Kurang bersedia membuka diri
7 17.5
3 Bersedia membuka diri
15 37.5
4 Sangat bersedia membuka diri
17 42.5
5 Total
40 100
Sumber : P.13FC.14
Menurut hasil wawancara keterbukaan orang tua ini ditunjukkan dengan kesediaan menjawab pertayaan anak dan kesediaan memberikan penjelasan.
Meskipun ada responden yang mengakui bahwa penjelasan dari orang tuanya tidak bagus dan tidak dapat memuaskan keigintahuannya tetapi kesediaan orang tua
bercerita dan mau berbagi kisah – kisah yang dialami maupun diketahui oleh orang tuanya sudah membuatnya senang.
8. Kriteria Pasangan yang Diinginkan Orang Tua
Salah satu kriteria yang disyaratkan orang tua dalam pemilihan pasangan ialah soal keturunan atau nasab. Kriteria ini salah satunya merupakan bagian dari
kriteria kafaah yang berarti sama atau setara. Namun tidak adanya dalil yang spesifik tentang persoalan kafaah dalam hal nasab atau keturunan ini maka terdapat perbedaan
pandangan ulama baik dalam hal kedudukannya sebagai syarat sahnya perkawinan maupun kriteria kafaah itu sendiri. Masalah kafaah sama sekali tidak disinggung
dalam UU Perkawinan dan disinggung sekilas dalam KHI yaitu pada pasal 61 yang merupakan kesepakatan para ulama dimana kriteria kafaah yang diakui adalah
kualitas agama. Ini berarti masalah keturunan atau nasab tidak menjadi kriteria yang diakui Undang – Undang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 Kriteria Pasangan yang Diinginkan Orang Tua Menurut Anak
No Kriteria yang diinginkan
orang tua menurut anak Ya
Tidak Total
f f
f
1 Pasangan hidup harus
seketurunan 30
75 10
25 40
100 2
Pasangan hidup harus seagama
40 100
- -
40 100
3 Pasangan hidup harus
berpendidikan 29
72,5 11
27,5 40
100 4
Pasangan hidup harus mapan
20 50
20 50
40 100
Sumber : P.14FC.15 - 18
Alasan lain yang berkaitan tentang keturunan ialah soal pewarisan akhlak, karakter dan sifat. Para ilmuwan juga mengakui hal ini dengan dua alasan yaitu
karakteristik dan anggota utama badan mempunyai pengaruh besar terhadap bentuk akhlak dan kejiwaan seseorang dan faktor keturunan merupakan faktor yang sangat
penting dan berpengaruh pada bentuk susunan tubuh anak. Kesimpulan alasan ini ialah sebagian karakteristik ayah dan ibu akan berpindah pada anak melalui faktor
turunan walaupun ilmuwan juga tidak memungkiri bahwa akhlak atau perangai dapat dirubah.
Keluarga alawiyin yang digolongkan dalam keturunan Nabi Muhammad ini dipercaya mempunyai akhlak, karakter dan sifat serta segala karakteristik baik dan
gen sempurna menjadikan pewarisan melalui genetika yang memiliki kemampuan mewarisi sifat fisik dan tabiat manusia sebagai jalan agar kelestarian genetika rasul
terjaga. Alasan ini juga menjadi salah satu pelengkap dari orang tua mengapa harus ada kriteria memilih pasangan hidup yang seketurunan yakni masih dalam golongan
alawiyin atau Sayid dan Syarifah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut teori pemilihan pasangan dalam Families and Intimate Relationship memilih pasangan yang seketurunan atau Sayid dan Syarifah termasuk dalam teori
cultural barriers Endogamy. Cultural barriers yaitu norma dan harapan masyarakat yang dapat mempengaruhi atau membatasi pemilihan pasangan berkaitan dengan
demografis dan karakteristik personal. Endogamy yaitu kecenderungan memilih pasangan yang berasal dari kelompok sosial yang sama contohnya wanita bangsawan
menikah dengan lelaki bangsawan juga, biasanya terjadi dalam budaya tradisional.
Pada tabel 13 sebanyak 30 orang 75 remaja HIRA berpendapat bahwa orang tua mereka menghendaki dan menekankan agar anaknya memilih pasangan
yang seketurunan yakni Sayid atau Syarifah. Sedangkan pasangan yang seagama sebanyak 100 atau seluruhnya berpendapat bahwa dikehendaki orang tua mereka.
Ini menunjukkan bahwa orangtua masih sangat memegang teguh agama. Dan 29 orang 72,5 berpendapat orang tua menginginkan pasangan harus berpendidikan
dan 50 nya atau 20 orang berpendapat bahwa orang tua ingin pasangan anaknya nanti harus mapan.
Azas bibit, bebet, bobot masih sangat mempengaruhi orang tua dalam memilih dan merestui pasangan hidup anaknya. Hal ini menurut Duvall dalam
Marriage and Family Development sesuai dengan teori Social exchange atau equity model yang menyatakan proses pemilihan pasangan ditandai dengan usaha seseorang
untuk memaksimalkan keuntungannya dan membuat interaksi sosialnya dengan pasangan sebagai suatu yang menguntungkan dengan cara menukar aset-aset yang
dimilikinya kecantikann, tingkah laku kesehatan, inteligensi dengan atribut-atribut yang ia harapkan pada pasangannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian dari Pamela Regan baik laki-laki maupun perempuan tidak akan memutuskan untuk menikah sebelum mendapat pasangan yang memiliki lebih
dari 50 persen kriteria yang mendekati. Laki-laki dapat menerima perempuan yang karakteristiknya minimal berada pada persentil 56, sedangkan perempuan dapat
menerima laki-laki yang memiliki kriteria minimal pada persentil 60.
Walaupun tetap harus memilih pasangan Sayid tetapi saat ini orang tua masih menginginkan kriteria pelengkap lainnya. Hal ini sudah berubah seiring berjalannya
waktu. Dahulu seorang Sayid akan diterima dengan senang hati oleh orang tuanya meskipun tidak berpendidikan dan tidak memiliki pekerjaan.
9. Saat Pertama Orang tua Mengkomunikasikan Nilai Keluarga